tx text control words

1
Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun (UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 21 ayat (3) , 250/PMK.03/2008 ) Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi pegawai tetap ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp. 6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun atau Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sebulan Besarnya biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi pensiunan ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp. 2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah) setahun atau Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) sebula. Bagi pensiunan besarnya penghasilan yang dipotong pajak adalah jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pensiun dan Penghasilan Tidak Kena Pajak. Dalam pengertian pensiunan termasuk juga penerima tunjangan hari tua atau tabungan hari tua. Perlakuan biaya jabatan bagi wajib pajak yang berkerja pada dua pemberi kerja atau lebih (SE-15/PJ.41/1993 ) Biaya Jabatan untuk Wajib Pajak karyawan adalah sebagai berikut : 1. Biaya jabatan hanya boleh dikurangkan dari penghasilan bruto pegawai tetap karena dianggap sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan dari pekerjaan atau jabatan. 2. Apabila Wajib Pajak memperoleh penghasilan dari satu pemberi kerja, maka besarnya biaya jabatan sesuai dengan formulir 1721 A1/atau 1721 A2 dengan setinggi-tingginya Rp 6.000.000,00 per tahun atau Rp 500.000,00 per bulan. 3. Apabila Wajib Pajak memperoleh penghasilan dari dua pemberi kerja atau lebih, maka besarnya biaya jabatan merupakan penjumlahan dari masing-masing formulir 1721 A1 atau 1721 A2 yang menghasilkan biaya jabatan dapat lebih tinggi dari Rp 6.000.000,-. 4. Penerapan biaya jabatan : - Jika pada awal tahun sudah berstatus pegawai tetap, maka biaya jabatan dihitung dari bulan Januari sampai akhir tahun atau saat yang bersangkutan berhenti bekerja. - Jika seseorang baru diangkat sebagai pegawai tetap dalam tahun takwim, maka biaya jabatan dihitung sejak bulan pengangkatan sampai akhir tahun atau saat berhenti bekerja. - Jika seseorang berhenti bekerja dalam tahun takwim, maka biaya jabatan dihitung dari bulan Januari sampai dengan bulan saat yang bersangkutan berhenti bekerja.

Upload: mindori-yasha

Post on 10-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

TX Text Control Words

TRANSCRIPT

Page 1: TX Text Control Words

Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun(UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 21 ayat (3), 250/PMK.03/2008)

Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk penghitungan pemotonganPajak Penghasilan bagi pegawai tetap ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto,setinggi-tingginya Rp. 6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun atau Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)sebulan

Besarnya biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk penghitungan pemotonganPajak Penghasilan bagi pensiunan ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto,setinggi-tingginya Rp. 2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah) setahun atau Rp. 200.000,00 (duaratus ribu rupiah) sebula.

Bagi pensiunan besarnya penghasilan yang dipotong pajak adalah jumlah penghasilan bruto dikurangidengan biaya pensiun dan Penghasilan Tidak Kena Pajak. Dalam pengertian pensiunan termasuk jugapenerima tunjangan hari tua atau tabungan hari tua.

Perlakuan biaya jabatan bagi wajib pajak yang berkerja pada dua pemberi kerjaatau lebih(SE-15/PJ.41/1993)

Biaya Jabatan untuk Wajib Pajak karyawan adalah sebagai berikut :

1. Biaya jabatan hanya boleh dikurangkan dari penghasilan bruto pegawai tetap karena dianggapsebagai biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan dari pekerjaan ataujabatan.

2. Apabila Wajib Pajak memperoleh penghasilan dari satu pemberi kerja, maka besarnya biaya jabatansesuai dengan formulir 1721 A1/atau 1721 A2 dengan setinggi-tingginya Rp 6.000.000,00 per tahunatau Rp 500.000,00 per bulan.

3. Apabila Wajib Pajak memperoleh penghasilan dari dua pemberi kerja atau lebih, maka besarnyabiaya jabatan merupakan penjumlahan dari masing-masing formulir 1721 A1 atau 1721 A2 yangmenghasilkan biaya jabatan dapat lebih tinggi dari Rp 6.000.000,-.

4. Penerapan biaya jabatan : - Jika pada awal tahun sudah berstatus pegawai tetap, maka biaya jabatan dihitung dari bulan

Januari sampai akhir tahun atau saat yang bersangkutan berhenti bekerja. - Jika seseorang baru diangkat sebagai pegawai tetap dalam tahun takwim, maka biaya jabatan

dihitung sejak bulan pengangkatan sampai akhir tahun atau saat berhenti bekerja. - Jika seseorang berhenti bekerja dalam tahun takwim, maka biaya jabatan dihitung dari bulan

Januari sampai dengan bulan saat yang bersangkutan berhenti bekerja.