tutyyyyyy

18
PEMBELAJARAN DI PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH A. PENDAHULUAN Keberadaan perpustakaan sekolah saat ini menjadi sangat penting dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Ibarat tubuh manusia, perpustakaan adalah organ jantung yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Bahkan karena pentingnya perpustakaan, pemerintah bahkan telah mencanangkan bulan September sebagai bulan gemar membaca dan hari kunjung perpustakaan. Diharapkan perpustakaan sekolah dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu peran perpustakaan sekolah perlu dioptimalkan sehingga bisa berfungsi sebagai sumber belajar bagi warga sekolah. Tulisan ini mengemukakan konsep perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dengan fokus pembahasan pada kelembagaan perpustakaan sekolah, strategi dan peluang pengembangan pepustakaan sekolah, pengembangan paramater sekolah yang ideal, dan pembinaan minat dan kebiasaan membaca di lingkungan sekolah untuk mendukung keberadaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. B. PERMASALAHAN Keberadaan perpustakaan sekolah di lingkungan sekolah masih kurang mendapat perhatian. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya pertumbuhan perpustakaan pada lembaga pendidikan, khususnya pada tingkat Pendidikan Menengah dan Pendidikan Dasar. Dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa dari 50 sekolah yang diteliti, ternyata 8 sekolah diantaranya tidak mempunyai perpustakaan. bagaimana siswa dapat menghasilkan karya dan mengukir prestasi jika di sekolahnya tidak tersedia perpustakaan? Kondisi ini menyiratkan bahwa perhatian penentu kebijakan di lingkungan sekolah belum memprioritaskan perpustakaan sekolah sebagai program sekolah yang perlu diperhatikan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Sementara itu dalam kurikulum tahun 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyiratkan perlunya peningkatan peran perpustakaan sekolah sebagai penunjang kegiatan belajar siswa dan guru. Kurikulum tingkat satuan pendidikan menuntut guru untuk lebih aktif dalam mengembangkan pembelajaran khususnya dalam mengembangkan indikator pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk itu pada setiap satuan unit sekolah perlu didukung adanya perpustakaan yang mampu berfungsi dengan baik.

Upload: abi-haura

Post on 13-Jan-2015

932 views

Category:

News & Politics


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Tutyyyyyy

PEMBELAJARAN DI PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH

A. PENDAHULUAN

Keberadaan perpustakaan sekolah saat ini menjadi sangat penting dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Ibarat tubuh manusia, perpustakaan adalah organ jantung yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Bahkan karena pentingnya perpustakaan, pemerintah bahkan telah mencanangkan bulan September sebagai bulan gemar membaca dan hari kunjung perpustakaan.  Diharapkan perpustakaan sekolah dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu peran perpustakaan sekolah perlu dioptimalkan sehingga bisa berfungsi sebagai sumber belajar bagi warga sekolah. Tulisan ini mengemukakan konsep perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dengan fokus pembahasan pada kelembagaan perpustakaan sekolah, strategi dan peluang pengembangan pepustakaan sekolah, pengembangan paramater sekolah yang ideal, dan pembinaan minat dan kebiasaan membaca di lingkungan sekolah untuk mendukung keberadaan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

B.     PERMASALAHAN

Keberadaan perpustakaan sekolah di lingkungan sekolah masih kurang mendapat perhatian. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya pertumbuhan perpustakaan pada lembaga pendidikan, khususnya pada tingkat Pendidikan Menengah dan Pendidikan Dasar. Dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa dari 50 sekolah yang diteliti, ternyata 8 sekolah diantaranya tidak mempunyai perpustakaan. bagaimana siswa dapat menghasilkan karya dan mengukir prestasi jika di sekolahnya tidak tersedia perpustakaan? Kondisi ini menyiratkan bahwa perhatian penentu kebijakan di lingkungan sekolah belum memprioritaskan perpustakaan sekolah sebagai program sekolah yang perlu diperhatikan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

Sementara itu dalam kurikulum tahun 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyiratkan perlunya peningkatan peran perpustakaan sekolah sebagai penunjang kegiatan belajar siswa dan guru. Kurikulum tingkat satuan pendidikan menuntut guru untuk lebih aktif dalam mengembangkan pembelajaran khususnya dalam mengembangkan indikator pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk itu pada setiap satuan unit sekolah perlu didukung adanya perpustakaan yang mampu berfungsi dengan baik.

C.     TUJUAN

1.    Tujuan Perpustakaan

Perpustakaan merupakan pusat sumber belajar yang membantu meningkatkan

proses belajar mengajar yang memiliki tujuan sebagai berikut

1. Merupakan rasa cinta kesadaran dan kebiasaan membaca.2. Memperluas pengetahuan para siswa.

Page 2: Tutyyyyyy

3. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menjadikan bahan bacaan yang bermutu.

4. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksanaan program kurikulum di sekolah.

2. Peminjaman Buku

Perpustakaan sekolah tidak dapat dilepaskan dari buku. Adanya buku tidak akan

memberikan manfaat apabila tidak di baca oleh siswa. Oleh karena itu salah satu

sasaran pengguna buku perpustakaan adalah siswa. Tanfa adanaya pemanfaatan

bahan pustakan oleh siswa maka perpustakaan sekolah tidak dapat memberi arti

sebagai sumber belajar.

3. Fungsi Perpustakaan

Menurut keputusan Mendikbud no. 0103/0/1981,  tgl. 2 Maret 1981 mempunyai

fungsi sebagai berikut:

1. Pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti yang tercantum dalam kurikulum sekolah.

2. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.

3. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekriatif dan mengisi waktu luang ( buku-buku hiburan)

Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk memberi sumbangan pemikiran/wacana yang aplikatif tentang perpustakaan agar perpustakaan yang telah dimiliki sekolah dapat dikembangkan secara optimal sebagai pusat sumber belajar.  Karena perpustakaan merupakan salah satu di antara sarana dan sumber belajar yang efektif untuk menambah pengetahuan melalui beraneka bacaan yang disediakan.

D.     LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

Secara sederhana pengertian perpustakaan adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun berbagai informasi dalam bentuk buku dan bukan buku yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai (guru, siswa, dan masyarakat) dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kecakapannya. Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007, perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan sistem baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Dari pengertian tersebut, hakikat perpustakaan adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya

Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan

Page 3: Tutyyyyyy

aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar. Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran. Melalui perpustakaan siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan. Secara umum perpustakaan sekolah sangat diperlukan keberadaanya dengan pertimbangan bahwa:

1. perpustakaan merupakan sumber belajar,2. merupakan salah satu komponen sistem instruksional,3. sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran,4. sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan siswa dapat mempertajam

dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir dan berkomunikasi.

Jika dikaitkan dengan pengertian sumber belajar, maka perpustakaan merupakan salah satu dari berbagai macam sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah.

Mengacu pada definisi sumber belajar yang diberikan oleh Association for EducationCommunication Technology (AECT) maka pengertian sumber belajar adalah berbagai sumber baik itu berupa data, orang atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik yang digunakan secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Ditinjau dari segi pendayagunaan, AECT membedakan sumber belajar menjadi dua macam yaitu:

1. sumber belajar yang dirancang atau sengaja dibuat untuk digunakan dalam kegiatan belajar  untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Sumber belajar yang dirancang tersebut dapat berupa buku teks, buku paket, slide, film, video dan sebagainya yang memang dirancang untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran tertentu,

2. sumber belajar yang tidak dirancang atau tidak sengaja dibuat untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran. Jenis ini banyak terdapat disekeliling kita dan jika suatu saat kita membutuhkan, maka kita tinggal memanfaatkannya. Contoh sumber belajar jenis ini adalah tokoh masyarakat, toko, pasar, museum.

Mengacu pada definisi AECT tentang sumber belajar, maka sumber belajar jenis pertama yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat untuk membantu pencapaian tujuan belajar perlu disimpan untuk didayagunakan secara maksimal. Penyimpanan berbagai sumber belajar tadi ditempatkan dan diorganisasikan di perpustakaan. Dengan demikian maka perpustakaan merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan di lingkungan berbagai lembaga, termasuk sekolah guna membantu tercapainya setiap upaya pembelajaran.

Page 4: Tutyyyyyy

a. Kelembagaan Perpustakaan Sekolah

Sebenarnya yang paling hakiki dari perpustakaan adalah bagaimana menciptakan kondisi di sekolah melalui perpustakaan agar dapat membantu warga sekolah dalam proses belajar mengajar. Lebih jauh diharapkan perpustakaan sekolah dapat menciptakan atmosfir sekolah yang kondusif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Melalui perpustakaan sekolah dapat mendorong tumbuhnya daya kreasi dan imajinasi anak melalui berbagai bacaan yang tersedia di perpustakaan. Untuk bisa menciptakan kondisi tersebut kelembagaaan perpustakaan sekolah haruslah dapat mendukung peran dan tugas yang harus diembannya. Secara umum kelembagaan perpustakaan sekolah masih mengalami kendala yang disebabkan berbagai faktor sebagai berikut:

1. Belum dipikirkannya posisi perpustakaan sekolah sebagai unit yang strategis dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah.

2. Minimnya dana operasional pengelolaan dan pembinaan perpustakaan sekolah,3. Terbatasnya sumber daya manusia, dan bahkan amat terbatasnya sumber

daya manusia yang mampu mengelola perpustakaan serta mengembangkannnya sebagai sumber belajara bagi siswa dan guru,

4. Lemahnya koleksi perpustakaan sekolah. Pada umumnya perpustakaan sekolah terdiri dari buku pelajaran yang merupakan droping dari pemerintah,

5. Minat baca siswa yang masih belum menggembirakan, walaupun pemerintah telah mencanangkan berbagai program seperti bulan buku nasional, hari aksara, wakaf buku dan sebagainya,

6. Kepedulian penentu kebijakan terhadap perpustakaan masih kurang, bahkan keberadaan perpustakaan hanya sebagai pelengkap,

7. Masih kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan termasuk dalam hal ini adalah ruangperpustakaan sekolah.

8. Belum adanya jam perpustakaan sekolah yang terintegrasi dengan kurikulum,9. Kegiatan belajar mengajar belum memanfaatkan perpustakaan secara

maksimal dalam arti guru “tidak terlalu sering” memberikan tugas-tugas kepada siswa yang terkait dengan pemanfaatan perpustakaan sekolah.

Untuk mengatasi masalah tersebut perpustakaan memang perlu mendapat perhatian. Sekolah perlu melakukan berbagai upaya agar perpustakaan dapat berjalan paling tidak sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah. Standar yang telah dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional perlu dijadikan acuan. Namun itu semua perlu disesuaikan dengan kondisi sekolah. Ada beberapa cara mengatasi atau boleh dikatakan menyiasati dari kondisi yang kurang mendukung. Misalnya masalah ruangan perpustakaan dan tenaga pengelola. Dengan segala keterbatasanya, banyak sekolah yang telah memiliki fasilitas ruang perpustakaan, namun juga banyak sekolah yang belum memiliki ruangan perpustakaan. Untuk mengatasi masalah belum adanya ruang perpustakaan, koleksi di pindahkan ke kelas yang mencerminkan kebutuhan kelas dan dibawah pengawasan wali kelas. Pada kondisi ini diperlukan kedisiplinan administrasi agar buku dapat dikontrol setiap saat. Siapa yang meminjam dan kapan harus kembali. Konsep perpustakaan kelas sudah diterapkan di beberapa sekolah yang tidak memiliki ruangan perpustakaan. Masalah dana misalnya, dapat diatasi dengan mengadakan kerjasama dengan Komite Sekolah. Perlu adanya  pendekatan dengan Komite Sekolah dan menyampaikan program-program sekolah termasuk didalamnya

Page 5: Tutyyyyyy

adalah program pengembangan perpustakaan. Perpustakaan perlu mendapat dukungan dana tetap dari Komite Sekolah sehingga koleksinya dapat ditambah setiap periode tertentu. Tanpa ada penyegaran koleksi perpustakaan menjadi kering dan kurang menarik minat siswa untuk datang dan memanfaatkannya.

Beberapa pakar bidang perpustakaan mengatakan mendirikan perpustaakaan itu mudah, tetapi untuk menjaga kelangsunganya diperlukan kerja serius dengan program yang jelas dan terarah. Karena dalam pelaksanannya banyak tantangan dan itu harus diatasi agar perpustakaan terus dapat berfungsi sebagai sumber belajar.

Semua fungsi tersebut akan tergambar dalam koleksi perpustakan bersangkutan.

1.Kelembagaan  Sumber Belajar2.Kepala perpustakan  (unsur pimpinan)3.Petugas tata usaha perpustakaan (unsur pembantu pimpinan)4.Unsur pelaksana yang terdiri dari :5.Petugas pengadaan/pengelolaan bahan pustaka6.Petugas pelayanan (sirkulasi dan refrensi)7.Petugas penyuluhan atau pemasyarakatan8.Petugas penelitian dan pengembangan

b. Strategi Pengembangan Perpustakaan Sekolah

Melihat fungsi perpustakaan yang demikian penting dan adanya  kenyatan bahwa pengelolaan perpustakaan sekolah belum berjalan dengan baik, untuk itu diperlukan srategi pengembangan perpustakaan sekolah dengan baik. Tentunya pengembangan perpustakaan sekolah harus berangkat dari inisiatif sekolah itu sendiri. Adapun optimalisasi peran perpustakaan melalui pengembangan perpustakaan sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Status organisasi, perlu ada pemantapam status organisasi perpustakaan sekolah,

2. Pembiayaan, perlu adanya anggaran yang memadahi yang dapat digunakan untuk operasional perpustakaan sekolah,

3. Gedung dan atau ruang perpustakaan, perlu ada ruangan yang representatif sehingga keberadaan perpustakaan sekolah mampu menunjang kegiatan KBM di sekolah,

4. Koleksi bahan pustaka,  perlu disesuaikan dengan kebutuhan minimun sekolah yang mengacu pada kurikulum dan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah.

5. Peralatan dan perlengkapan, perlu disesuiakan dengan kebutuhan perpustakaan sekolah sehingga perpustakaan dapat berjalan dengan baik

6. Tenaga perpustakaan, mempunyai kualifikasi yang memadahi untuk pengelolaan perpustakaan sekolah.

7. Layanan perpustakaan, disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Jika mungkin ada layanan diluar jam-jam belajar siswa, sehingga siswa dapat memanfaaatkan perpustakaan dengan baik.

8. Promosi, perlu dilakukan dengan berbagai cara agar perpustakaan menarik bagi siswa.

Page 6: Tutyyyyyy

c. Peluang Pengembangan Perpustakaan Sekolah

Dari berbagai jenis perpustakaan,  perpustakaan sekolahlah yang  paling banyak mendapat sorotan, karena dinilai oleh banyak pihak masih perlu mendapat perhatian. Hal  senada pernah dinyatakan oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI bahwa perpustakaan sekolah perlu mendapat perhatian dari pihak yang berkompeten, karena secara umum keberadaanya belum berfungsi sebagaimana mestinya.

Jika perpustakaan sekolah akan difungsikan sebagai penunjang proses belajar siswa, maka perlu ada upaya untuk lebih mendayagunakan perpustakaan tersebut. Berikut ini beberapa cara untuk lebih memberdayakan keberadaan perpustakaan di lingkungan sekolah:

1. perlu upaya untuk menciptakan “penguatan kelembagaan” terhadap perpustakaan sekolah,

2. perlunya diciptakan pengajaran yang terkait dengan pemanfaatan fasilitas yang tersedia di perpustakaan,

3. perlu upaya melibatkan guru dalam pemilihan koleksi perpustakaan yang akan dibeli, sehingga guru tahu koleksi yang demiliki perpustakaan,

4. promosi dan pemasyarakatan perpustakaan dengan mengambil even-even khusus seperti pada hari peringatan nasional,

5. perlu diupayakan adanya jam belajar di perpustakaan, sehingga siswa terbiasa memanfaatkan perpustakaan,

6. perlunya pemberian rangsangan kepada siswa agar termotivasi untuk memanfaatkan perpustakaan, misalnya penghargaan terhadap siswa yang meminjam buku paling banyak dalam kurun waktu tertentu.

d. Pengembangan Kebiasaan Membaca melalui Perpustakaan Sekolah

Untuk mengembangkan perpustakaan sebagai sumber belajar perlu diciptakaan atmosfir sekolah yang menunjang. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah adanya pengembangan program kebiasaan membaca untuk menumbuhkan minat membaca siswa. Diharapkan penyediaan sarana untuk peningkatan kegemaran membaca siswa akan berpengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan membaca. Keterampilan membaca dan dan kegemaran membaca memiliki hubungan yang saling mendukung. Upaya-upaya peningkatan minat membaca perlu dilakukan baik oleh guru dengan tujuan agar siswa mempunyai kemauan untuk melakukan kegiatan membaca sesering mungkin di luar kelas.

Pada lingkungan sekolah perpustakaan mempunyai peran yang sangat strategis dalam hal penyediaan fasilitas untuk meningktkan minat baca siswa. Minat dan kegemaran membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seseorang, termasuk anak-anak dalam usia sekolah. Minat baca dapat tumbuh dan berkembang dengan cara dibentuk. Oleh sebab itu upaya untuk mengangkat program peningkatan minat dan kegemaran membaca perlu melibatkan unsur-unsur berikut ini: anak didik, guru sekolah, kepala sekolah, pengawas sekolah, sekolah dengan berbagai program kegiatan yang dapat menunjang pengkondisian   tumbuhnya minat dan kegemaran

Page 7: Tutyyyyyy

membaca, orang tua di rumah, lingkungan masyarakat di luar sekolah dan rumah, lembaga-lembaga masyarakat yang berminat terhadap pengembangan minat dan kegemaran membaca, misalnya dengan mendirikan pondok baca,serta pemerintah melalui berbagai program yang dikembangkan, seperti adanya kegiatan bulan buku nasional pada setiap bulan Mei, hari Aksara Internasional pada setiap bulan  September, hari kunjung perpustakaan yang jatuh pada bulan September, kegiatan tersebut bisa dikaitkan dengan pembinaan minat dan kegemaran membaca.Sebagai contohnya Perpusda bantul selalu mengadakan lomba minat baca untuk siswa SD, SMP, SMA untuk buku-buku yang mendukung pembelajaran di sekolah.

Motivasi yang berasal dari anak merupakan dorongan yang bersifat internal, sedangkan dorongan dari pihak lainnya bersifat eksternal. Dengan kata lain bila akan merumuskan strategi peningkatan minat dan kegemaran membaca anak didik maka dua model strategi tersebut patut dipertimbangkan, yaitu model strategi yang didasarkan pada motivasi internal dan model yang digerakkan oleh motivasi eksternal.

Peran perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca. Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan tersedianya bahan bacaan yang memadai baik dalam segi jumlah maupun dalam kualitas bacaan. Pada aspek lain minat baca senantiasa perlu dikembangkan. Di lingkungan anak usia sekolah usaha pengembangan minat baca dapat dilakukan dengan prinsip jenjang dan pikat. Prinsip pertama perlu adanya usaha untuk memikat pengguna untuk mulai menyenangi kegiatan membaca. Prinsip kedua perlu ada upaya untuk mengkondisikan perlunya penyediaan meteri bacaan yang sesuai dengan perkembangan anak yang dapat memperkuat minat baca anak, yang senantiasa terus mendorong anak untuk maju menuju pada kegiatan membaca yang berkualitas. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kegemaran membaca

siswa melalui perpustakaan adalah:

1. Menyediakan bahan bacaan yang diminati siswa, yang sesuai dengan keragaman tingkat perkembangan anak.

2. Menjadikan perpustakaan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan bagi siswa melalui penataan yang bagus, dengan pelayanan yang ramah,

3. Membuat promosi dan kegiatan pengembangan minat dan kegemaran membaca dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah,

4. Memberikan tugas tambahan kepada siswa di luar kelas. Pemberian tugas tambahan ini tentunya berkaitan dengan terbatasnya jam pelajaran di dalam kelas. Oleh sebab itu guru sebaiknya senantiasa mendorong siswa untuk lebih banyak membaca di luar jam-jam sekolah (di rumah). Tugas membaca dapat dipantau dengan membuat laporan, resensi buku, atau membuat laporan garis besar isi buku yang telah dibacanya (sinopsis) dengan memanfaatkan bacaan yang tersedia di perpustakaan,

5. Tersedianya waktu bagi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan baik secara perseorangan maupun klasikal yang sekaligus merupakan jam belajar di perpustakaan.

6. Mengintegrasikan perpustakaan dalam kegiatan belajar mengajar.

Page 8: Tutyyyyyy

E. KEADAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

1. Kunjungan Siswa di Perpustakaan

Kunjungan siswa ke perpustakaan merupakan indikator tercapainya tujuan

didirikannya perpustakaan. Sebagai perpustakaan sekolah, kunjungan siswa ke

perpustakaan menjadi tolak ukur pemanfaatan perpustakaan oleh peserta didik.

Dari hasil pengamatan, kunjungan siswa ke perpustakaan  yaitu pada saat jam

istirahat setiap hari sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara kami kepada petugas perpustakaan rata-rata ada 75

siswa setiap hari berkunjung ke perpustakaan, dan 55 % meminjam buku.

2. Koleksi Perpustakaan

Menurut standar koleksi buku yang ditetapkan pemerintah, koleksi buku

perpustakaan yang dimiliki perpustakaan hendaknya sebanding dengan jumlah

siswa (Sudibyo,1999:128) hal itu dimaksudkan agar perpustakaan sekolah dapat

memenuhi kebutuhan siswa dalam memanfaatkan  perpustakaan sebagai sumber

belajar sehingga siswa dengan leluasa memanfaatkan koleksi tanfa harus

menunggu pengembalian dari siswa lain.

3. Fasilitas perpustakaan

Pemanfaatan perpustakaan tidak dapat berlangsung dengan baik apabila tidak

didukung adanya fasilitas yang memadai. Fasilitas ini akan berpengaruh besar

tehadap terhadap kegiatan pelayanan perpustakaan sebagai sumber belajar.

Semakin baik fasilitas yang dimiliki perpustakaan akan semakin mudah pengelolaan

memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan.

Berdasarkan hasil penelitian, fasilitas perpustakaan adalah sbb.

No Nama Barang jumlah Keterangan123

4

5

Ruang perpustakaanRak bukuRak majalah

Rak surat kabar

Rak peta

Page 9: Tutyyyyyy

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Almari katalog

Meja pengunjung

Meja sirkulasi

Kursi pengunjung

Papan display

Komputer

Denah peminjaman

Daftar katalog

Meja pustakawan

Papan pengumuman

Mesin ketik

Alat tulis

Gambar

Struktur organisasi

AC/kipas angin

4. Tata Tertib Dan Peraturan di Perpustakaan

Peraturan yang harus diperhatikan;1. Setiap siswa harus memiliki kartu perpustakaan, kegunaannya untuk

prosedur peminjaman buku. Jika tidak memiliki kartu perpustakaan petugas perpustakaan tidak membolehkan meminjam buku. Jika kartu perpustakaan  Siswa hilang atau rusak, yang bersangkutan harus melapor kepada petugas perpustakaan.

2. Siswa, guru, karyawan atau pengunjung lainnya yang memasuki ruang perpustakaan harus melapor kepada petugas perpustakaan dengan mengisi buku daftar pengunjung yang telah disiapkan petugas.

3. Setiap peminjaman buku harus mengembaliakn sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

Page 10: Tutyyyyyy

Larangan yang Harus Diperhatikan

1. Pengunjung perpustakaan tidak dibolehkan ribut atau bermain yang dapat

mengganggu orang lain yang sedang membaca.

2. Pengunjung tidak boleh memakai topi, jaket serta membawa tas ke dalam

ruang perpustakaan.

3. Dilarang membawa makanan dan minuman serta benda lain yang tidak

berhubungan dengan perpustakaan.

4.   Dilarang menyobek dan mencoret buku.

5. Sanksi Pelanggaran

1. Setiap pengunjung yang tidak mematuhi ketentuan peraturan ketertiban perpustakaan diatas akan dikenakan sanksi.

2. Bku, majalah, serta barang lainnya milik perpustakaan yang rusak akibat kelalaian peminjam harus bertanggungjawab sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan yang berlaku diperpustakaa

Adanya Undang-undang tentang Perpustakaan yang meliputi :

1)      Kepala Perpustakaan (unsur pimpinan)

2)      Petugas tata usaha perpustakaan (unsur pembantu pimpinan)

3)      Unsur pelaksana yang terdiri atas :

-          Petugas pengadaan?pengolahan bahan pustaka.

-          Petugas pelayanan(sirkulasi dan referensi),

-          Petugas penyuluhan/pemasyarakatan, dan

-          Petugas penelitian dan  pengembangan.

1. Strategi dan teknis pengelolaan Pusat Sumber Belajar

Pengelolaan Pusat Sumber Belajar adalah kegiatan yang berkaitan dengan

pengadaan, pengembangan/produksi, pemanfaatan sumber belajar (terutama

bahan dan alat) untuk kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Kegiatan

pengelolaan sumber  belajar tersebut dilaksanakan oleh suatu bagian dalam

lembaga pendidikan/sekolah yang disebut Pusat Sumber Belajar.

Page 11: Tutyyyyyy

Kegiatan Pusat Sumber Belajar yang perlu dikelola dalammenunjang kegiatan

pembelajaran adalah :

1)      Kegiatan pengadaan bahan belajar, misalnya buku,film,slid, dan sebagainya.

2)      Kegiatan produksi/pengembangan bahan belajar.

3)      Kegiatan pelayanan bahan belajar

4)      Kegiatan pelatihan pengembangan media pembelajaran.

6. Kegiatan pengadaan bahan belajar.

Kegiatan pengadaan adalah upaya untuk memperoleh bahanbelajar, berupa bahan

cetakan (buku, modul), bahan audio(kaset audio, CD, tape, dan lain-lain), bahan

video (kaset video, VCD) yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Misalnya 

menurut UU No 43 Th 2007 tentang perpustakaan  pasal 8 nomor 1 jumlah koleksi

pada setiap perpustakaan umum dan perpustakaan khusus paling sedikit 1000

judul.  Bahan-bahan tersebut dapat dibeli di toko buku atau lembaga produksi

media yang bersifat swasta yang memproduksi media  dan menjual ke umum untuk

memperoleh profit atau keuntungan. Dapat juga bahan belajar diperoleh dari hibah

(pemberian/sumbangan) dari individu atau lembaga-lembaga yang berminat

membantu lembaga pendidikan dengan menyerahkan secara Cuma-Cuma bahan

belajar yang bermanfaat untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di lembaga

pendidikan tersebut. Bisa juga diperoleh dari perencanaan pimpinan  sekolah

(kepala sekolah)dari komite sekolah, dana operasional sekolah (rutin dan BOS)

bahkan bantuan pribadi dari siswa-siswi.

Terdapat satu unit kerja di Departemen Pendidkan Nasional   yang bernama  Pusat

Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan Nasional Departemen Pendidkan

Nasional (dulu bernama Pustekom Depdikbud singkatan Pusat Teknologi Pendidikan

dan Kebudayaan Departemen  Pendidikan dan Kebudayaan) yang mempunyai

fungsi untuk  memproduksi dan mengembangkan berbagai media pembelajaran.

Media yang diproduksi dan dikembangkan Pustekkom  sebenarnya merupakan

sumber belajar yang dirancang (by design), karena dikembangkan berdasarkan

kurikulum sekolah yang berlaku saat itu, namun saat ini tercantum dalam standar

Page 12: Tutyyyyyy

isi sebagai dasar untuk mengembangkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan).

Dengan demikian Pustekom mempunyai peranan untuk membantu meningkatkan

kualitas pendidikan di Indonesia melalui penggunaan media pembelajaran oleh para

guru dalam proses belajar dan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena media

pembelajaran merupakan sumber belajar yang memang dirancang untuk kegiatan

pembelajaran. Materi pembelajaran yang terdapat  dalam media pembelajaran

dapat memberikan kejelasan kepada murid atas materi pelajaran. Guru dengan

demikian tidak lagi sibuk hanya bertindak sebagai sumber belajar utama

untukmenyampaikan materi pelajaran kepada siswa, yang sering sulit dipahami

oleh siswa karena sangat bersifat abstrak, dan akibatnya guru kurang mempunyai

waktu untuk memberikan bimbingan secara individual kepada murid  yang

memerlukan.

Karena itu media pembelajaran yang dikembangkan dan diproduksi Pustekkom

dapat dijadikan salah satu alternatif atau pilihan untuk dikoleksi Pusat Sumber

Belajar dengan cara “membeli” atau lebih tepat “mengganti ongkos produksi”

dengan mengkopi media yang diinginkan/diperlukan.

Kegiatan produksi (pengembangan) media pembelajaran

 

Kegiatan produksi amat penting dan sangat diperlukan dilakukan oleh Pusat

Sumber Belajar  karena harus  mempunyai koleksi bahan/media pembelajaran 

yang memadai untuk menunjang kegiatan diklat yang dilaksanakan, baik berupa

bahan cetak maupun non cetak seperti  video, bahan audio, bahan belajar 

berbantuan komputer, dan sebagainya.

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kegiatan produksi dan

pengembangan  bahan atau media pembelajaran  adalah walaupun kita sudah

dapat menggunakan komputer pribadi  untuk membuat transparansi maupun

gambar-gambar grafis yang menarik,  namun masih tetap diperlukan keterampilan

dalam membuat bahan-bahan belajar yang murah (inexpensive materials) melalui

penggunaan “letter guide” untuk menulis caption, membuat program animasi yang

menarik, menempelkan gambar visual (mounting), memotret (still pictures), dan

Page 13: Tutyyyyyy

sebagainya. Kegiatan produksi (pengembangan) media  amat penting untuk

dilakukan oleh Pusat Sumber Belajar karena seperti telah dijelaskan di atas Pusat

Sumber Belajar harus mempunyai koleksi bahan/media pembelajaran yang

memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran  yang dilaksanakan di sekolah.

Bahan cetakan seperti modul, pengajaran terprgram sebagai media pembelajaran

yang mampu berkomunikasi (berinteraksi) dengan peserta belajar, dan bahan-

bahan belajar lainnya yang bersifat non cetak seperti kaset (rekaman) audio, kaset

(rekaman) video, VCD, slide suara, filmstrip, film, bahan berbasis komputer, dan

sebagainya perlu dikembangkan atau diproduksi sendiri oleh Pusat Sumber Belajar,

sehingga bahan-bahan belajar yang ada di PSB dapat digunakan untuk menunjang

kegiatan pembelajaran secara optimal.

Agar mampu memproduksi bahan belajar yang diperlukan dalam melaksanakan 

kegiatan pembelajaran di sekolah, baik yang bersifat “instructor dependen

instruction” maupun “instructor independen instruction”  sudah pasti diperlukan

SDM yang mempunyai kemampuan di dalam merancang, memproduksi dan

mengembangkan media pembelajaran. Selain itu juga diperlukan seperangkat

sarana dan peralatan produksi yang memadai untuk memproduksi berbagai jenis

media pembelajaran yang diperlukan. Dan sudah barang tentu juga diperlukan dana

atau anggaran yang tidak kecil untuk melaksanakan kegiatan produksi media

pembelajaran yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.

7. Kegiatan pelayanan media pembelajaran.

Kegiatan pelayanan adalah fungsi yang langsung berhubungan dengan kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan oleh Pusat Sumber Belajar karena keberadaan

PSB  dengan semua personel dan sarana serta peralatan adalah dimaksudkan untuk

memberikan pelayanan berupa pemanfaatan berbagai jenis bahan dan media 

belajar untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Pelayanan

yang diberikan dalam kaitan ini sesungguhnya sama dengan pelayanan yang

diberikan oleh perpustakaan di dalam membantu guru dan peserta belajar/siswa

berupa peminjaman bahan-bahan cetakan      untuk memudahkan kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan. Bahan-bahan yang dikoleksi Pusat Sumber Belajar

yang dimanfaatkan baik oleh guru maupun peserta belajar dapat dibeli di tempat-

tempat yang menjual bahan atau media yang sesuai dengan kebutuhan

Page 14: Tutyyyyyy

pembelajaran di sekolah misalnya toko buku, toko VCD dan atau kaset rekaman

audio/video, atau dapat diperoleh melalui hibah dari lembaga-lembaga yang ada

hubungannya dengan pendidikan sekolah seperti departemen, kedutaan luar

negeri, dan sebagainya

Untuk memudahkan pelaksanaan sirkulasi pelayanan bahan dan media belajar yang

diperlukan dalam kegiatan pembelajaran tertentu, perlu mengklasifikasi bahan-

bahan yang sudah berhasil diproduksi dan kemudian memberikan”entry number”

untuk setiap bahan yang disimpan.

Bila Pusat Suber Belajar sudah berkembang dengan pesat, di mana koleksi media

sudah cukup banyak jumlahnya dan jenisnya, pelayanan pemanfaatan     media ini

dapat diberikan juga kepada pihak-pihak lain di luar kepentingan sekolah sendiri,

misalnya sekolah lain.

8. Kegiatan pelatihan media pembelajaran.

Fungsi  pelatihan  adalah fungsi keempat Pusat Sumber Belajar yang ditujukan

untuk membantu pihak lain di luar sekolah sendiri yang memerlukan pengetahuan

dan keterampilan dalam memproduksi dan mengembangkan bahan belajar/media

pembelajaran. Fungsi ini tentu saja dapat dikerjakan bila PSB sudah bertumbuh dan

berkembang sedemikian rupa sehingga  memiliki SDM yang memadai dalam

produksi dan pengembangan media pembelajaran serta peralatan dan sarana yang 

memadai  untuk mendukung kegiatan produksi dan pengembangan berbagai media

pembelajaran.

PENUTUP

Dari uraian yang serba ringkas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam lingkungan sekolah, kegiatan belajar perlu didukung oleh sarana yang memadai, salah satunya adalah perpustakaan sekolah yang berfungsi sebagai sumber belajar siswa. Sebagai sumber belajar perpustakaan sekolah mengemban beberapa fungsi yang amat fital. Fungsi perpustakaan tersebut akan dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh beberapa hal seperti pengembangan koleksi yang sesuai, organisasi dan penguatan kelembagaan perpustakaan, pelayanan, penyediaan sarana dan prasarana, serta program promosi dan pengembangan perpustakaan. Keberadaan perpustakaan sekolah perlu ditangani secara optimal dan memadai. Untuk itu diperlukan kemauan dari berbagai pihak untuk mengembangkannya yaitu

Page 15: Tutyyyyyy

penentu kebijakan pada tingkat departemen, tingkat daerah, tingkat sekolah (kepala sekolah, guru, dan pengelola perpustakaan)..

1. Kesimpulan

-          Perpustakaan bukan hanya milik satu lembaga melainkan milik kita semua.

-          Setiap perpustakaan harus dapat memberikan pelayanan yang prima dan

terbaik.

-          Dalam pengelolaan dapat menjalin hubungan dengan semua pihak atau

institusi dengan melakukan kerja sama yang saling menguntungkan untuk

meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan. Membuat hubungan dengan

masyarakat yang ada di sekitar perpustakaan tersebut,.

1. Saran

-          Untuk meningkatkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar maka

perpustakaan harus dapat melaksanankan tugasnya sesuai dengan fungsi

perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.

-          Perpustakaan dapat mengikuti perkembangan zaman yang ada serta

memperbanyak sumber referensi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA

-          Johanes Sapri,2010.”Materi Perkuliahan Pengelolaan Program Magister

Teknologi Pendidikan, Universitas Bengkulu.

-          Johanes Sapri,2010.”Materi Perkuliahan Prgram Magister Teknologi

Pendidikan PSB (Pusat Sumber Belajar).