tutorial singkat molecular docking · di sana juga dijelaskan interaksi yang terjadi antara protein...

15
1 Tutorial Singkat Molecular Docking Ihsanul Arief Viny Alfiyah 1. Penyiapan Protein dan Ligan Standar a. Download protein target dan ligan standarnya (dalam format PDB) di web rscb.org (sebagai contoh, enzim protease HIV dan ligan standar Darunavir, DRV) b. Lihat di web tersebut (bagian agak bawah), ada spesi apa saja selain protein. Dalam contoh, hanya ada ligan standar Darunavir dengan kode 017. Di sana juga dijelaskan interaksi yang terjadi antara protein dan ligan. Klik ini

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    Tutorial Singkat Molecular Docking

    Ihsanul Arief Viny Alfiyah

    1. Penyiapan Protein dan Ligan Standar

    a. Download protein target dan ligan standarnya (dalam format PDB) di

    web rscb.org (sebagai contoh, enzim protease HIV dan ligan standar

    Darunavir, DRV)

    b. Lihat di web tersebut (bagian agak bawah), ada spesi apa saja selain

    protein. Dalam contoh, hanya ada ligan standar Darunavir dengan

    kode 017. Di sana juga dijelaskan interaksi yang terjadi antara protein

    dan ligan.

    Klik ini

  • 2

    c. Setelah di-download, buka file PDB tersebut dengan Chimera.

    d. Pertama, pisahkan dan simpan protein target saja.

    Klik Select > Residue > all nonstandard. Maka selain protein akan

    menjadi berwarna hijau.

    Klik Actions > Atom/Bonds > delete. Akan muncul hanya struktur

    protein.

    Kemudian siapkan protein dengan klik Tools > Structure Editing > Dock

    Prep.

    Hilangkan tanda centang di bagian Write Mol2 file, lalu klik OK.

    Tunggu hingga proses selesai.

    Lalu simpan dengan klik File > Save PDB.

    e. Kedua, memisahkan dan menyimpan struktur ligan standar (kasus ini,

    dengan kode 017).

    Buka kembali file PDB yang didownload dari web.

    Klik Select > Residue > Pilih 017. Ligan standar akan berwarna hijau.

    Lalu klik Select > Invert (selected models). Maka selain ligan standar

    akan berwarna hijau.

    Klik Actions > Atom/Bonds > delete. Akan muncul hanya struktur ligan

    standar.

    Kemudian siapkan ligan dengan klik Tools > Structure Editing > Dock

    Prep. Lalu klik OK.

    Tunggu hingga proses selesai.

    Lalu simpan file mol2 yang dihasilkan.

  • 3

    2. Penyiapan Sistem Docking

    a. Buka software AutoDock Tools.

    Klik File > Read Molecules, lalu pilih file protein yang sudah dipisahkan

    pada tahap 1.d di atas.

    Di tampilan akan muncul struktur protein.

    b. Masukkan ligan dengan klik Ligand > Input > Open, lalu ganti tipe file

    ke (Mol2) dan pilih file ligan yang sudah dipisahkan pada tahap 1.e di

    atas.

    Klik Ligand > Output > Save as PDBQT.

    Simpan nama file pdbqt dari ligan.

    c. Klik Grid > Macromolecules > Choose, pilih nama protein yang kita

    simpan > Select Molecule.

    Kemudian klik Grid > Set Map Types > Choose ligand, pilih nama ligan

    > Select Ligand.

    Klik Grid > Grid Box > Center > Center on ligand. Sesuaikan ukuran

    kotak dengan ukuran ligan, jangan sampai terlalu kecil atau terlalu

    besar. Pengaturan dilakukan dengan menggeser number of point in

    (x/y/z) direction.

    Ligan

    Protein

  • 4

    Jika kotak sudah diatur, klik File > Close saving current.

    Klik Grid > Output > Save GPF. Simpan nama file pengaturan grid box

    dengan menambahkan ekstensi .gpf di akhir nama file.

    d. Klik Docking > Macromolecules > Set Rigid Filename, pilih file protein

    yang sidah disimpan dengan ekstensi .pdbqt.

    Klik Docking > Ligand > Choose, pilih nama ligand > Select Ligand.

    Klik Docking > Search Parameter > Genetic Algorithm. Akan muncul

    dialog box berikut. Di baris paling atas, ditunjukkan jumlah GA Runs

    (default-nya 10) yang berarti akan dihasilkan 10 konformasi ligan hasil

    dosking. Angka ini bisa diatur sesuai keperluan. Kemudian klik Accept.

  • 5

    Klik Docking > Docking Parameter > Accept.

    Klik Docking > Other Options > AutoDock4.2 Parameters > Accept.

    Klik Docking > Output > Save DPF.

    Simpan file pengaturan kondisi docking dengan menambahkan

    ekstensi .dpf di akhir nama file.

    3. Menjalankan Proses Docking

    a. Buka folder di directory: C\Program Files (x86)\The Scripps Research

    Institute\Autodock\4.2.6 dan copy file-file berikut: autodock4.exe,

    autogrid4.exe, AD4.1_bound, AD4_parameters, paste-kan di folder

    tempat menyimpan file pdbqt (protein dan ligan) serta file .gpf dan .dpf.

    b. Di folder tersebut, tekan Alt + D, lalu ketik cmd, kemudian Enter.

    Akan muncul tampilan Comman Prompt.

    c. Ketik Lalu Enter

    d. Tunggu hingga selesai (bisa mengetik kembali)

    e. Ketik Lalu Enter

    f. Tunggu hingga selesai (bisa mengetik kembali)

    4. Analisis Hasil Docking

    a. Pada Autodock Tools, klik Analyze > Dockings > Open. Pilih file .dlg

    hasil docking.

    b. Klik Analyze > Macromolecule > Choose, pilih protein > Select

    Macromolecule.

    c. Klik Analyze > Conformation > Play.

  • 6

    d. Klik di tanda &, centang di Show Info dan Build H-bonds.

    e. Tampilkan konformasi hasil docking dengan menekan ►.

    f. Analisis nilai refRMS (RMSD), binding_energy, dan jumlah ikatan

    hidrogen yang terbentuk pada setiap konformasi.

    g. Pada konformasi yang dianggap terbaik berdasarkan parameter-

    parameter di atas, klik Write Current untuk menyimpan konformasi

    ligan terbaik saja, atau klik Write Complex untuk menyimpan

    konformasi ligan terbaik beserta proteinnya. Jangan lupa

    menambahkan ekstensi .pdbqt di akhir nama file.

    h. Kompleks yang terbentuk, dapat diamati interaksinya dengan software

    lain seperti LigPlus atau Discovery Studio Visualizer.

    5. Mengatur Koordinat Ligan Baru

    a. Gambar struktur ligan dan lakukan proses preparasi dengan Chimera.

    Buka (Open) file ligan (bisa dalam bentuk pdb atau mol2), klik Tools >

    Structure Editing > Dock Prep. Lalu klik OK.

    Tunggu hingga proses selesai.

    Lalu simpan file mol2 yang dihasilkan.

    b. Buka AutoDock Tools, klik Ligand > Input > Open, pilih ligan standar.

    c. Klik Ligand > Input > Open, pilih ligan baru yang akan diatur

    koordinatnya.

    Akan muncul dua ligan di tampilan.

  • 7

    d. Pilih fitur DejaVu GUI.

    e. Klik tanda + di Root, pilih ligan baru yang akan diatur sehingga di-

    highlite berwarna kuning (dalam contoh ligan D1-mutan).

    f. Hilangkan tanda centang pada tulisan mouse transforms apply to “root”

    object only.

  • 8

    g. Atur posisi dan orientasi ligan baru dengan menggeser (klik kanan

    pada mouse) dan memutar (klik kiri pada mouse) sehingga semirip

    mungkin dengan ligan standar.

    h. Jika konformasi dianggap sudah mirip dengan ligan standar, hapus

    ligan standar dengan klik kanan dan pilih Delete seperti pada

    gambar.

    i. Jika hanya tersisa ligan baru di tampilan, maka simpan dengan klik

    File > Save > Write PDBQT, pilih lokasi tempat menyimpan dengan

    meng-klik Browse. Centang pada tulisan Sort Nodes dan Save

    Transformed Coords, lalu klik OK.

    j. Ligan baru siap di-docking sebagaimana proses docking ligan

    standar.

  • 9

    Catatan:

    Perangkat lunak minimal yang diperlukan:

    1. UCSF Chimera (memisahkan, merapikan/membersihkan struktur

    protein/substrat target)

    2. Autodock (untuk docking)

    3. Discovery Studios Visualizer atau PyMol atau LigPlus (visualisasi hasil interaksi)

    Perangkat lunak tambahan (tidak harus ada):

    1. Notepad++ (agar dapat menampilkan ‘tailing’ seperti di OS berbaasis Linux dan

    membaca data .dlg hasil docking)

    2. OpenBabel (agar mudah menkonversi data koordinat suatu struktur dalam file

    dari jenis ekstensi tertentu ke jenis ekstensi yang lain).

    Catatan:

    a. Penamaan Berkas yang Digunakan

    Sangat disarankan ketika memberikan nama suatu berkas hanya memuat 1 sampai

    2 kata saja serta menggunakan tanda dash (-) atau underscore (_) sebagai pengganti

    spasi antar kata.

    Untuk nama berkas ligan struktur 1 diikuti tanda titik dan jenis ekstensi berkas

    Contoh: ligan1.pdb ; ligan2.mol2 ; protein1.pdb ; ligan1-protein.dpf ;

    ligan2_protein.dlg

    Penamaan berkas yang lebih pendek cenderung lebih mudah diingat dan dituliskan.

    Pemberian spasi pada saat memberikan nama pada berkas dapat menyebabkan

    input yang tidak sesuai. Misalnya, jika hal ini terjadi pada saat input untuk

    menjalankan autogrid, maka akan terdapat berkas dengan ekstensi .fld tidak akan

    diproduksi setelah perintah dijalankan.

    b. Konversi format berkas struktur (ligan)

    Berkas input yang digunakan di UCSF Chimera memang bervariasi, namun belum

    memfasilitasi untuk input dengan ekstensi .log. Berkas dengan ekstensi .log pada

    umumnya merupakan luaran (output) dari optimasi geometri dengan Gaussian09.

    Konversi format berkas struktur .log menjadi mol2 atau pdb dapat dilakukan

    dengan perangkat lunak OpenBabel yang sifatnya freeware dan dapat dijalankan

    baik di OS Windows maupun Linux. Kita hanya perlu melakukan pengakuan berupa

    sitasi kepada pihak developer.

  • 10

    Gambar 1. Tampilan awal OpenBabel GUI

    1. Klik tanda panah ke bawah

    untuk pengaturan menjadi log

    2. Klik di sini untuk mencari (browse)

    berkas yang akan dikonversi formatnya

    3. Klik tanda panah ke bawah untuk

    pengaturan menjadi mol2 atau pdb

    4. Klik di sini untuk menempatkan

    berkas yang telah dikonversi formatnya

    5. Klik button CONVERT

    Gambar 2. Langkah-langkah konversi format

  • 11

    Gambar 3. Tampilan setelah konversi dilakukan

    c. Menjalankan Fungsi seperti Tailing saat Proses Docking Dilakukan

    Adakalanya kita ingin mengetahui sudah berapa banyak run yang dilakukan

    ketika menjalankan program Autodock. Apabila menggunakan komputer berbasis

    OS Linux (OpenSUSE, Ubuntu, dan sebagainya), hal ini dapat dilakukan dengan

    mudah menggunakan perintah tail

    Command: tail –f [nama berkas] > Enter

    Atau dengan cara melakukan scan pada berkas yang diproduksi tanpa harus

    membuka berkas yang bersangkutan dengan perintah

    Command: cat [nama berkas] > Enter

    Namun, apabila docking dijalankan pada OS Windows, dapat digunakan freeware

    Notepad++. Setelah di-install, maka berkas dengan ekstensi .dlg yang menjadi

    luaran docking dapat dibuka dengan aplikasi Notepad++.

    d. Alternatif Lokasi dalam Menjalankan Program Autodock dan Autogrid (sangat

    opsional, tidak begitu disarankan apabila belum familiar dengan perintah berbasis

    command line di OS Windows ataupun OS Linux)

    Salah satu keunggulan OS berbasis Linux adalah kemampuannya dalam

    menjalankan perintah dalam program yang sama dalam waktu yang bersamaan

  • 12

    namun pada terminal atau konsol yang berbeda. Sehingga apabila memiliki dua

    atau lebih struktur ligan, dapat dilakukan docking secara bersamaan namun di

    konsol yang berbeda. Istilah terminal atau konsol pada OS Linux mirip seperti fungsi

    Command Prompt pada OS Windows. Program di OS Linux dapat dijalankan ketika

    pengguna berada di direktori manapun (selama masih diberikan izin sebagai user

    atau pengguna). Namun, pada OS Windows, pengguna harus berpindah ke direktori

    di mana program disimpan di hard-drive. Misalkan, program yang kita simpan

    berada di hard-drive D:, maka kita harus berpindah dari default hard-drive awal C:

    ke hard-drive D:. Selain itu, pada OS Windows, kita hanya dapat menjalankan satu

    perintah pada waktu yang sama (tidak memungkinkan penggunaan (satu proses

    docking dalam suatu waktu).

    Walaupun default setting command prompt akan menempatkan kita melakukan

    docking di hard-drive C:., namun proses docking juga dapat dilakukan di folder atau

    lokasi lain selama pada folder tersebut terdapat ‘mesin’ dan berkas input yang

    diperlukan. Analoginya seperti ini, saya menyimpan sebuah teko di dapur agar saya

    dapat minum segelas air. Apabila saya sedang berada di ruang kerja, setidaknya

    saya harus membuka pintu ruang kerja, masuk ke ruang tengah, kemudian

    membuka pintu dapur dan baru mengambil teko, menuangkan air lalu minum.

    Setiap kali saya minum, saya harus beranjak membuka pintu ruang kerja, ke ruang

    tengah, membuka pintu dapur, lalu menuangkan air dan kembali ke ruang kerja

    saya.

    Namun, pendekatan lain dapat dilakukan, yaitu dengan membawa teko yang berisi

    beserta gelasnya ke ruang kerja saya. Hal ini dinyatakan dengan melakukan copy-

    paste dari berkas autodock4.exe; autogrid4.exe; AD4_parameters.dat; dan

    AD4.1_bound.dat ke folder di mana sudah terdapat berkas ligan dan protein yang

    akan digunakan, sehingga setiap kali melakukan docking, semua berkas yang

    dihasilkan telah berada di folder yang kita inginkan.

    Gambar 4. Direktori default command prompt di OS Windows

    Adapun beberapa perintah yang dapat digunakan adalah:

    Command: D: > Tekan Enter

  • 13

    Gambar 5. Setelah berpindah ke hard-drive D

    Untuk berpindah dari satu folder ke suatu sub-folder dapat dilakukan perintah cd

    [nama folder] > Tekan Enter

    Contoh: cd docking_files > Tekan Enter

    Maka posisi saat ini saya berada di hard-drive D folder docking_files.

    Jika masih terdapat sub-folder, maka dapat berpindah ke sub-folder selanjutnya,

    misalnya ke sub-folder docking, maka

    Command: cd docking > Tekan Enter

    Sehingga posisi saya saat ini sudah di hard-drive D folder docking_files sub-folder

    docking.

    Sub-folder ‘docking’ ini saya analogikan menjadi ruang kerja imajiner saya saat

    proses docking. Untuk melihat daftar berkas yang terdapat di sub-folder ini dapat

    dijalankan perintah dir > Tekan Enter

    Command: dir > Tekan Enter

    Berikut tampilan perpindahan dari hard-drive D: hingga listing berkas di sub-

    folder docking.

    Gambar 6. Setelah berpindah ke folder di mana 'mesin' dan berkas input berada

  • 14

    Karena mesin serta berkas input telah tersedia di folder yang sama, maka saya

    dapat menjalankan perintah autogrid maupun autodock dengan semua berkas

    output langsung berada di sub-folder docking.

    e. Mengubah Tampilan Command Prompt

    Tampilan default dari Command prompt baik pada OS Windows maupun pada OS

    Linux memiliki background hitam. Warna huruf pada OS Windows biasanya abu-

    abu, pada OS Linux dapat berwarna putih, hijau, atau biru (bergantung pada varian

    dan versi Linux apa yang digunakan). Namun, terdapat trik sederhana yang dapat

    dilakukan untuk mengubah tampilan background command prompt di OS Windows.

    Caranya adalah dengan melakukan klik-kanan di bagian taskbar Command Prompt

    > Properties

    Gambar 7. Tampilan default Command Prompt di OS Windows

    Klik kanan di bagian atas ini sehingga muncul menu pop-up

    Pada sub-menu Font dapat dipilih ukuran huruf yang diinginkan

  • 15

    *Untuk memperbesar ukuran huruf juga dapat menggunakan short-cut tekan Ctrl

    sambil memutar scroll ke atas atau ke bawah pada mouse.

    Setelah diatur sesuai keinginan, klik OK. Tutup kemudian buka kembali layar

    command prompt, maka tampilan sudah berubah sesuai yang kita inginkan.

    Pada sub-menu Colors dapat dipilih warna background dan/atau

    huruf yang diinginkan

    Misalnya warna screen background

    yang dipilih adalah putih Misalnya warna

    huruf cukup

    centang di pilihan

    ‘Screen text’ dan

    pilih warna yang

    diinginkan,

    misalnya abu-abu