tutor 1anastesi lokal

19
Vital Sign adalah tanda-tanda vital yang sangat menentukan kondisi dari seseorang. pemeriksaan tanda vital (vital sign) meliputi pengukuran suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah, dan pernapasan. Normal vital sign dipengaruhi oleh : umur, sex (jenis kelamin), berat badan, aktivitas, dan kondisi (sehat/sakit). PEMERIKSAAN VITAL SIGN 1. Denyut Nadi Nadi adalah sensasi denyutan seperti gelombang yang dapat dirasakan/dipalpasi di arteri perifer, terjadi karena gerakan atau aliran darah ketika kontraksi jantung. 2. Tekanan Darah Tekanan darah pada arteri bervariasia sesuai dengan siklus jantung, yaitu memuncak pada waktu sistole dan sedikit menurun pada waktu diastole. Pada saat ventrikel berkontraksi, darah akan dipompa ke seluruh tubuh, hal ini disebut tekanan darah sistole, dan pada saat ventrikel rileks darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada waktu ventrikel sedang rileks tersebut disebut tekanan darah diastole. Tingginya tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya aktivitas fisik, keadaan emosi, rasa sakit, suhu sekitar, pengunaan kopi, tembakau, dll. 3. Pernapasan Normal : 16-24 kali/menit (tetapi ada juga referensi yang menyatakan 12-20 kali/menit). 4. Suhu Tubuh Suhu tubuh diperiksa dengan termometer badan, dan dapat berupa termometer air raksa atau termometer elektrik. pemeriksaan dapat dilakukan pada mulut, aksila atau rektum. pengukuran suhu melalui mulutbiasanya lebih mudah dan hasilnya lebih tepat dibandingkan melalui rectum. Suhu aksila 0,5˚C lebih rendah dari suu mulut Suhu tubuh normal : 36,6 derajat celcius - 37,2 derajat celcius. Pada cuaca yang panas dapat meningkatkan hingga 0,5 derajat celcius suhu normal. Suhu aksila 0,5 derajat celcius lebih rendah dari suhu mulut. EKSODONSI

Upload: dian-fajariani

Post on 26-Oct-2015

75 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tutor 1anastesi Lokal

Vital Sign adalah tanda-tanda vital yang sangat menentukan kondisi dari seseorang. pemeriksaan tanda vital (vital sign) meliputi pengukuran suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah, dan pernapasan. Normal vital sign dipengaruhi oleh : umur, sex (jenis kelamin), berat badan, aktivitas, dan kondisi (sehat/sakit).

PEMERIKSAAN VITAL SIGN1. Denyut NadiNadi adalah   sensasi   denyutan   seperti   gelombang   yang   dapat   dirasakan/dipalpasi   di arteri perifer, terjadi karena gerakan atau aliran darah ketika kontraksi jantung.2. Tekanan DarahTekanan darah pada arteri bervariasia sesuai dengan siklus jantung, yaitu memuncak pada waktu sistole dan sedikit menurun pada waktu diastole. Pada saat ventrikel berkontraksi, darah akan dipompa ke seluruh tubuh, hal ini disebut tekanan darah sistole, dan pada saat ventrikel rileks darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan aliran darah pada waktu ventrikel sedang rileks tersebut disebut tekanan darah diastole. Tingginya tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya aktivitas fisik, keadaan emosi, rasa sakit, suhu sekitar, pengunaan kopi, tembakau, dll.

3. Pernapasan Normal : 16-24 kali/menit (tetapi ada juga referensi yang menyatakan 12-20 kali/menit).4. Suhu TubuhSuhu tubuh diperiksa  dengan termometer  badan,  dan dapat  berupa termometer  air raksa atau termometer elektrik. pemeriksaan dapat dilakukan pada mulut, aksila atau rektum. pengukuran suhu melalui mulutbiasanya lebih mudah dan hasilnya lebih tepat dibandingkan melalui rectum. Suhu aksila 0,5˚C lebih rendah dari suu mulutSuhu tubuh normal : 36,6 derajat celcius - 37,2 derajat celcius. Pada cuaca yang panas dapat  meningkatkan  hingga  0,5  derajat  celcius  suhu normal.  Suhu aksila  0,5  derajat celcius lebih rendah dari suhu mulut.

EKSODONSI

A Eksodonsia : Adalah salah satu cabang ilmu bedah mulut yang bertujuan untuk mengeluarkan seluruh bagian gigi bersama jaringan pathologisnya dari dalam socket gigi serta menanggulangi komplikasi yang mungkin timbul.

             Eksodonsia yang sempurna menunjukan bahwa bagian gigi dan jaringan pathologisnya yang melekat seluruhnya harus ikut terambil keluar dari dalam socket. Sisa akar gigi granuloma apikalis dan serpihan jaringan gigi serta tulang alveolar harus diangkat keluar socket.             Eksodonsia merupakan suatu tindakan bedah dan oleh karena itu segala langkah yang dilakukan harus berdasarkan prinsip yang sama dengan prinsip tindakan bedah pada umumnya.             Perkembangan ilmu bedah mulut diawali dengan eksodonsia ini. Perkembangan selanjutnya adalah bahwa bedah mulut saat ini telah berkembang menjadi ilmu bedah oromaksilofacial.

Page 2: Tutor 1anastesi Lokal

             Pada eksodonsia dipelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan pencabutan gigi, yaitu :1.      Alat – alat yang dipergunakan2.      Teknik dan Manipulasi3.      Anestesi ( lokal dan umum )4.      Perawatan pasca bedah5.      Komplikasi yang mungkin timbulExodontia merupakan ilmu yang mempelajari tentang pencabutan gigi yang baik dan benar, yakni aman, higienis, dan tanpa rasa sakit disertai penanggulangankomplikasi baik sebelum, saat, dan setelah tindakan.Exodontia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang bagaimana caramengeluarkan (ekstraksi) gigi secara efektif dan segala perawatan yangmenyertainya (Inneke, 1998)

Eksodonsia ( Pencabutan Gigi )Cabang ilmu bedah mulut yangmempelajari hal-hal yang berhubungandengan tindakan bedah gigi.dilakukan untuk mengeluarkan seluruhbagian gigi bersama jaringanpatologisnya dari dalam soket serta menanggulangi komplikasi yang mungkinterjadi

Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari tulang alveolar, dimanan pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi.  Pencabutan gigi juga adalah operasi bedah yang melibatkan jaringan bergerak dan jaringan lunak dari rongga mulut, akses yang dibatasi oleh bibir dan pipi, dan selanjutnya dihubungkan/disatukan oleh gerakan lidah dan rahang.

Definisi pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan tanpa rasa sakit satu gigi utuh atau akar gigi dengan trauma minimal terhadap jaringan pendukung gigi, sehingga bekas pencabutan dapat sembuh dengan sempurna dan tidak terdapat masalah prostetik di masa mendatang. extraksi gigi, pencabutan gigi, merupakan suatu tindakan pembedahan yang melibatkan jaringan tulang dan jaringan lunak dari rongga mulut, tindakan tersebut dibatasi oleh bibir dan pipi dan terdapat faktor yang dapat mempersulit dengan adanya gerakan dari lidah. Terdapat pula hal yang dapat membahayakan tindakan tersebut yaitu adanya hubungan antara rongga mulut dengan pharynk, larynx dan oeshophagus. Lebih lanjut daerah mulut selalu dibasahi oleh saliva dimana terdapat berbagai macam jenis mikroorganisme yang terdapat pada tubuh manusia. Tindakan pencabutan gigi merupakan tindakan yang dapat menimbulkan bahaya bagi penderita, dasar pembedahan harus dipahami, walaupun sebagian besar tindakan pencabutan gigi dapat dilakukan ditempat praktek.·      Indikasi :1. Gigi yang sudah karies dan tidak dapat diselamatkan dengan perawatan apapun.2. Pulpitis atau gigi dengan pulpa non-vital yang harus dicabut jika perawatan endodontic tidak dapat dilakukan.3. Periodontitis apical. Gigi posterior non-vital dengan penyakit periapikal sering harus dilakukan pencabutan.

Page 3: Tutor 1anastesi Lokal

4. Penyakit periodontal. Sebagai panduan, kehilangan setengah dari kedalaman tulang alveolar yang normal atau ekstensi poket ke bifurkasi akar gigi bagian posterior atau mobilitas yang jelas berarti pencabutan gigi tidak bias dihindari lagi.5. Gigi pecah atau patah. Dimana garis pecah setengah mahkota dari akar.6. Rahang pecah. Jika garis gigi peca mungkin harus dilakukan pencabutan untuk mencegah infeksi tulang.7. Untuk perawatan ortodonsi8. Supernumerary teeth9. Gigi yang merusak jaringan lunak, jika pengobatan atau terapi lainnya tidak mecegah trauma atau kerusakan.10. Salah tempat dan dampaknya. Harus dilakukan pencabutan ketika gigi menjadi karies, menyebabkan nyeri, atau kerusakan batas gigi.11. Gigi yang tidak dapat disembuhkan dengan ilmu konservasi12. Gigi impaksi dan gigi non erupsi (tidak semua gigi impaksi dan non erupsi dicabut)13. Gigi utama yang tertahan apabila gigi permanen telah ada dan dalam posisi normal.14. Persiapan radioterapi. Sebelum radiasi tumor oral, gigi yang tidak sehat membutuhkan pencabutan, atau pengangkatan untuk mereduksi paparan radiasi yang berhubungan dengan osteomelitis.·            Kontraindikasi :1. Apabila pasien tidak menghendaki giginya dicabut2. Pendarahan yang tidak diinginkan3. Alergi pada anastesi local4. Hipertensi jika pendarahan tidak terkontrol5. Diabetes yang tidak terkontrol sangat mempengaruhi penyembuhan luka6. Gigi yang masih dapat dirawat/dipertahnkan dengan perawatan konservasi, endodontic dan sebagainya.

INSTRUMEN UNTUK EKSODONSIA1. Peralatan diagnostik

Alat-alat dasar yang digunakan pada waktu pemeriksaan ialah :a. Pinset KG dengan atau tanpa permukaan yang bergores pada ujung penjepit. 

Digunkan untuk mengambil atau menjepit kapas atau tampon.b. Sonde   (dental   Probe)   lurus   dan   bengkok   digunakan   untuk   pemeriksaan 

kedalam karies dan mengetahui vitalitas gigi.c. Kaca mulut dalam beberapa ukuran (mm) digunkan untuk melihat objek di 

rongga mulut.d. Eksavatore. Neirbeken

2. Peralatan pencabutan gigia. Forcep (tang pencabutan) mendorong atau menarik

Tang Rahang Atas Bentuk   Lurus  untuk  pencabutan   gigi   anterior   bermahkota  dan   sisa 

akar.

Page 4: Tutor 1anastesi Lokal

Bentuk   S   untuk  pencabutan   gigi   yang   letaknya  ditengah   (premolar atau molar) bermahkota atau sisa akar.

Bentuk Bayonet untuk pencabutan M3 atau sisa akar.Tang  untuk  pencabutan  gigi  molar   rahang  atas  bermahkota  dibedakan atas  kiri  dan kanan sesuai dengan bentuk paruh. Sedang untuk gigi I, C, dan P tidak dibedakan.Tang Rahang BawahTang yang digunakan untuk  gigi-gigi  RB mempunyai  ciri  antara  paruh dan pegangan membentuk sudut 90 derajat atau dimodifikasi lebih dari 90 derajat (untuk gigi yang letaknya di sudut mulut).Tang rahang bawah umumnya tidak dibedakan antara kanan dan kiri, tapi ada juga yang dibedakan.   Untuk   gigi   I,   C,   dan   P   bentuk   beak   pada   umumnya   tumpul,   yang membedakannya terletak pada  lebar paruh (beak)  dalam ukuran mesio-distal.  Untuk tang  molar  ditandai  yaitu  pada  beaknya  ada  ujung  yang   tajam pada  kedua  sisi  dan tengah.

Tang Trismus yaitu tang rahang bawah dengan pembukaan horizontal biasanya  dipakai  untuk  pencabutan  gigi  pada  penderita  yang   sukar membuka mulut.

Tang Tanduk / Cow Horn yaitu yang dipergunakan untuk mencabut gigi yang tidak bermahkota dimana bifurkasi masih baik.

Tang modifikasi yaitu bentuk beak dan handle tidak membentuk sudut 90 derajat.

Tang Split / separasi yang digunkan untuk memecah bifurkasi.b. Elevator (pengungkit)

Alat   ini   digunakan   untuk  mengungkit   gigi   dari   alvoelaris.   Pergerakan   dapat   berupa mendorong atau menarik untuk mengeluarkan objek ke arah atas.Menurut bentuknya :

Straight (lurus) Elevator   Lecluse   dengan   bentuk   blade   yang   data/rata.   Digunakan 

untuk rahang bawah. Elevator   Barry   dengan   bentuk   handle   dan   shank   lebih   90   derajat. 

Untuk sisa akar RB. Elevator  Cryer-White  dengan  blade  dan  shank   lebih   luas.  Digunkan 

untuk sisa akar RB.Menurut penggunaannnya :

Elevator yang didesain untuk menyingkirkan segala gigi. Elevator yang didesain untuk akar gigi setinggi gingiva line. Elevator yang didesain untuk akar yang fraktur 1/3 panjang akar. Elevator yang didesain untuk menyingkirkan mjukoperiosteal sebelum 

penggunaan tang ekstrtaksi.Indikasi penggunaan :

Menggoyangkan dan menyingkirkan gigi yang tidak tercakup dengan forcep seperti gigi malposis atau impaksi

Menyingkirkan akar gigi yang disebabkan oleh fraktur atau karies.

Page 5: Tutor 1anastesi Lokal

Melepaskan  gigi  dari   jaringan  periodontal   sebelum dicakup  dengan forcep.

Beberapa tang khusus :1.      Tang trismus2.      Tang M3 Rahang Atas3.      Tang cow horn

KONTRA INDIKASI EKSOKONTRA INDIKASI SISTEMIKPasien dengan kontra indikasi yang bersifat sistemik memerlukan pertimbangan khusus untuk dilakukan eksodonsi. Bukan kontra indikasi mutlak dari eksodonsi. Faktor-faktor ini   meliputi   pasien-pasien   yang   memiliki   riwayat   penyakit   khusus.   Dengan   kondisi riwayat penyakit tersebut, eksodonsi bisa dilakukan dengan persyaratan bahwa pasien sudah  berada  dalam  pengawasan  dokter   ahli   dan  penyakit   yang  menyertainya  bisa dikontrol  dengan baik. Hal tersebut penting untuk menghindari  terjadinya komplikasi sebelum pencabutan, saat pencabutan, maupun setelah pencabutan gigi. 

1. DIABETES MELLITUSMalfungsi  utama dari  diabetes  melitus  adalah penurunan absolute  atau relative 

kadar insulin yang mengakibatkan kegagalan metabolisme glukosa. Penderita diabetes melitus digolongkan menjadi:

1. Diabetes Melitus ketergantungan insulin (IDDM, tipe 1, juvenile,ketotik, britlle).Terjadi   setelah   infeksi   virus   dan   produksi   antibodi   autoimun   pada   orang   yang predisposisi antigen HLA. Biasanya terjadi pada pasien yang berumur di bawah 40 tahun.2. Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (NDDM, tipe 2, diabetes dewasa stabil).Diturunkan  melalui   gen  dominan  dan  biasanya  dikaitkan  dengan   kegemukan.   Lebih sering terjadi pada umur di atas 40 tahun.

Pembedahan  dentoalveolar  yang  dilakukan  pada pasien  diabetes  tipe  2  dengan menggunakan   anestesi   local   biasanya   tidak   memerlukan   tambahan   insulin   atau hipoglikemik oral.  Pasien diabetes tipe 1 yang terkontrol  harus mendapat pemberian insulin seperti biasanya sebelum dilakukan pembedahan; dan makan karbohidrat dalam jumlah yang cukup. Perawatan yang terbaik untuk pasien ini adalah pagi hari sesudah makan pagi. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, yang sering disebabkan oleh karena   sulit  mendapatkan   insulin,   harus   dijadikan   terkontorl   lebih   dahulu   sebelum dilakukan   pembedahan.   Ini   biasanya  memerlukan   rujukan   dan   kemungkinan   pasien harus rawat inap.

Diabetes dan Infeksi

Diabetes   yang   terkontrol  dengan  baik  tidak  memerlukan   terapi   antibiotik  profilaktik untuk pembedahan rongga mulut. Pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol akan mengalami   penyembuhan   lebih   lambat   dan   cenderung  mengalami   infeksi,   sehingga memerlukan pemberian antibiotik profilaksis. Sebaliknya, infeksi orofasial menyebabkan kendala   dalam   pengaturan   dan   pengontrolan   diabetes,   misalnya   meningkatnya kebutuhan insulin. Pasien dengan riwayat kehilangan berat badan yang penyebabnya 

Page 6: Tutor 1anastesi Lokal

tidak diketahui, yang terjadi bersamaan dengan kegagalan penyembuhan infeksi dengan terapi yang biasa dilakukan, bisa dicurigai menderita diabetes.

2. KEHAMILANPregnancy bukan kontraindikasi terhadap pembersihan kalkulus ataupun ekstraksi gigi, karena tidak ada hubungan antara pregnancy dengan pembekuan darah. Perdarahan pada gusi mungkin merupakan manifestasi dari pregnancy gingivitis yang disebabkan pergolakan hormon selama pregnancy. 

Yang perlu diwaspadai adalah sering terjadinya kondisi hipertensi dan diabetes mellitus yang meskipun sifatnya hanya temporer, akan lenyap setelah melahirkan, namun cukup dapat menimbulkan masalah saat dilakukan tindakan perawatan gigi yang melibatkan perusakan jaringan dan pembuluh darah. Jadi, bila ada pasien dalam keadaan pregnant bermaksud untuk scaling kalkulus atau ekstraksi, sebaiknya di-refer dulu untuk pemeriksaan darah lengkap, laju endap darah, dan kadar gula darahnya. Jangan lupa sebelum dilakukan tindakan apapun, pasien dilakukan tensi dulu. 

Kalau memang ada gigi yang perlu diekstraksi (dimana hal itu tidak bisa dihindari lagi, pencabutan gigi (dan juga tindakan surgery akut lainnya seperti abses,dll) bukanlah suatu kontraindikasi waktu hamil. Hati-hati bila pada 3 bulan pertama. rontgen harus dihindari saja kecuali kasus akut (politrauma, fraktur ,dll). Hati-hati bila menggunakan obat bius dan antibiotic, (ada daftarnya mana yang boleh dan mana yang tidak boleh (FDA) sedative (nitrous oxide, dormicum itu tidak dianjurkan). Kalau memang harus dicabut giginya atau scalling pada ibu hamil, waspada dengan posisi tidurnya jangan terlalu baring, karena bisa bikin kompresi vena cafa inferior. 

Kalau memang riskan, dan perawatan gigi-mulut tidak dapat ditunda sampai post-partus, maka sebaiknya tindakan dilakukan di kamar operasi dengan bekerja sama dengan tim code blue, atau tim resusitasi. Ekstraksi gigi pada pasien hamil yang ’sehat’ bisa dilakukan dengan baik dan aman di praktek, clinic biasa, atau rumah sakit. 

Kesulitan yang sering timbul pada ekstraksi gigi pada ibu hamil adalah keadaan psikologisnya yang biasanya tegang, dll. Seandainya status umum pasien yang kurang jelas sebaiknya di konsulkan dulu ke dokter obsgin-nya.

3. PENYAKIT KARDIOVASKULERSebelum menangani  pasien   ketika  berada  di   klinik,   kita  memang  harus  mengetahui riwayat   kesehatan   pasien   baik   melalui   rekam   medisnya   atau   wawancara   langsung dengan   pasien.   Jika   ditemukan   pasien   dengan   tanda-tanda   sesak   napas,   kelelahan kronis,  palpitasi,  sukar tidur dan vertigo maka perlu dicurigai  bahwa pasien tersebut menderita penyakit jantung. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan lanjut yang teliti dan   akurat,   misalnya   pemeriksaan   tekanan   darah.   Hal   ini   dimaksudkan   untuk mendukung diagnosa sehingga kita dapat menyusun rencana perawatan yang tepat dan tidak menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. 

Page 7: Tutor 1anastesi Lokal

Pada penyakit kardiovaskuler, denyut nadi pasien meningkat, tekanan darah pasien naik menyebabkan   bekuan   darah   yang   sudah   terbentuk   terdorong   sehingga   terjadi perdarahan.

Pasien  dengan  penyakit   jantung   termasuk  kontra   indikasi  eksodonsi.  Kontra   indikasi eksodonsi  di  sini  bukan berarti kita  tidak boleh melakukan tindakan eksodonsi  pada pasien ini, namun dalam penangannannya perlu konsultasi pada para ahli, dalam hal ini dokter   spesialis   jantung.  Dengan  berkonsultasi,   kita  bisa  mendapatkan   rekomendasi atau izin dari dokter spesialis mengenai waktu yang tepat bagi pasien untuk menerima tindakan eksodonsi tanpa terjadi komplikasi yang membahayakan bagi jiwa pasien serta tindakan   pendamping   yang   diperlukan   sebelum   atau   sesudah   dilakukan   eksodonsi, misalnya   saja   penderita   jantung   rema   harus   diberi   penicillin   sebelum  dan   sesudah eksodonsi dilakukan.

4. KELAINAN DARAHc. Anemia

Ciri-ciri   anemia   yaitu   rendahnya   jumlah   hemoglobin   dalam   darah   sehingga kemampuan   darah   untuk   mengangkut   oksigen   menjadi   berkurang.   Selain   itu, penderita   anemia   memiliki   kecenderungan   adanya   kerusakan   mekanisme pertahanan seluler.

d. HemofiliaSetelah  tindakan  ekstraksi  gigi   yang  menimbulkan   trauma pada  pembuluh  darah, hemostasis primer yang terjadi adalah pembentukan platelet plug (gumpalan darah) yang  meliputi   luka,  disebabkan  karena  adanya   interaksi   antara   trombosit,   faktor-faktor   koagulasi   dan  dinding  pembuluh  darah.   Selain   itu   juga   ada   vasokonstriksi pembuluh   darah.   Luka   ekstraksi   juga   memicu   clotting   cascade   dengan   aktivasi thromboplastin,   konversi   dari   prothrombin   menjadi   thrombin,   dan   akhirnya membentuk deposisi fibrin.

Pada   pasien   hemofilli   A   (hemofilli   klasik)   ditemukan   defisiensi   factor   VIII.   Pada hemofilli  B (penyakit Christmas) terdapat defisiensi faktor IX. Sedangkan pada von Willebrand’s   disease   terjadi   kegagalan   pembentukan   platelet,   tetapi   penyakit   ini jarang ditemukan.

Agar  tidak   terjadi   komplikasi  pasca  eksodonsia  perlu  ditanyakan  adakah  kelainan perdarahan seperti waktu perdarahan dan waktu penjendalan darah yg tdk normal pada penderita

5. HIPERTENSIBila  anestesi   lokal  yang kita  gunakan mengandung vasokonstriktor,  pembuluh  darah akan menyempit menyebabkan tekanan darah meningkat, pembuluh darah kecil akan pecah, sehingga terjadi perdarahan. Apabila kita menggunakan anestesi lokal yang tidak mengandung vasokonstriktor, darah dapat tetap mengalir sehingga terjadi perdarahan pasca   ekstraksi.Penting juga ditanyakan kepada pasien apakah dia mengkonsumsi obat-obat tertentu 

Page 8: Tutor 1anastesi Lokal

seperti obat antihipertensi,  obat-obat pengencer darah,  dan obat-obatan lain karena juga dapat menyebabkan perdarahan. 6. JAUNDICETanda-tandanya adalah ( Archer, 1961 ) ialah kulit berwarna kekuning-kuningan disebut bronzed  skin,   conjuntiva  berwarna  kekuning-kuningan,  membrana  mukosa  berwarna kuning,   juga   terlihat   pada   cairan   tubuh   (   bila   pigmen   yang   menyebabakan   warna menjadi kuning ).

Tindakan eksodonsi pada penderita ini dapat menyebabkan “prolonged hemorrahage” yaitu perdarahan yang terjadi berlangsung lama sehingga bila penderita akan menerima pencabutan gigi sebaiknya dikirimkan dulu kepada dokter ahli yang merawatnya atau sebelum eksodonsi lakukan premediksi dahulu dengan vitamin K.

7. AIDSLesi oral sering muncul sebagai tanda awal infeksi HIV. Tanpa pemeriksaan secara hati-hati, sering lesi oral tersebut tidak terpikirkan, karena lesi oral sering tidak terasa nyeri. Macam-macam manifestasi   infeksi  HIV pada oral  dapat  berupa  infeksi   jamur,   infeksi bakteri, infeksi virus dan neoplasma.

Pada penderita  AIDS terjadi  penghancuran  limfosit  sehingga sistem kekebalan tubuh menjadi   berkurang.   Pada   tindakan   eksodonsi   dimana   tindakan   tersebut  melakukan perlukaan pada jaringan mulut, maka akan lebih mudah mengalami infeksi yang lebih parah.Bila pasien sudah terinfeksi dan memerlukan premedikasi, maka upayakan untuk mendapatkan perawatan medis dulu. Tetapi bila belum terinfeksi bisa langsung cabut gigi. 

Dengan demikian,  apabila dokter  gigi  sudah menemui gejala penyakit  mematikan  ini pada pasiennya, maka dokter bisa langsung memperoteksi diri sesuai standar universal precautaion (waspada unievrsal). Perlindungan ini bisa memakai sarung tangan, masker, kacamata,  penutup wajah,  bahkan  juga sepatu.  Karena hingga kini  belum ditemukan vaksin HIV.

8. SIFILISSifilis  adalah  penyakit   infeksi   yang  diakibatkan  Treponema pallidum.  Pada  penderita sifilis,   daya   tahan   tubuhnya   rendah,   sehingga   mudah   terjadi   infeksi   sehingga penyembuhan luka terhambat.

11. HIPERSENSITIVITASBagi   pasien   dengan   alergi   pada   beberapa   jenis   obat,   dapat   mengakibatkan   shock anafilaksis apabila diberi obat-obatan pemicu alergi tersebut. Oleh karena itu, seorang dokter   gigi   perlu   melakukan   anamnesis   untuk   mengetahui   riwayat   kesehatan   dan menghindari obat-obatan pemicu alergi.

KONTRA INDIKASI LOKALKontraindikasi  eksodonsi yang bersifat  setempat umumnya menyangkut suatu  infeksi akut jaringan di sekitar gigi.

Page 9: Tutor 1anastesi Lokal

1. Infeksi gingival akutInfeksi gingival akut biasa juga disebut dengan acute necrotizing ulcerative gingivitis (ANUG) atau fusospirochetal  gingivitis.  Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri fusospirochaetal atau streptococcus. Ciri-ciri penderita infeksi gingival akut adalah :

a. memiliki OH yg jelekb. perdarahan pada gusi c. radang pada gusid. sakite. nafas tidak sedap (adanya akumulasi plak)

2. Infeksi perikoronal akutMerupakan  infeksi  yang terjadi  pada  jaringan  lunak di  sekitar  mahkota gigi  molar yang   terpendam   (gigi   impaksi).   Perikoronitis   dapat   terjadi   ketika   gigi   molar   3 bererupsi   sebagian   (hanya   muncul   sedikit   pada   permukaan   gusi).   Keadaan   ini menyebabkan bakteri  dapat masuk ke sekitar gigi  dan menyebabkan infeksi.  Pada perikoronitis,  makanan /  plak  dapat   tersangkut  di  bawah flap gusi  di   sekitar  gigi sehingga dapat mengiritasi gusi, pembengkakan dan infeksi dapat meluas di sekitar pipi,   leher,   dan   rahang.   Selain   itu,   faktor-faktor   yang   juga  menyebabkan   infeksi adalah   trauma  dari   gigi   di   sebelahnya,  merokok   dan   infeksi   saluran   pernapasan bagian atas.

Alasan   melarang   eksodonsi   dengan   keadaan   seperti   tersebut   diatas   adalah   bahwa infeksi akut yang berada di sekitar gigi, akan menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh dan terjadi  keadaan septikemia.  Septikemia  adalah suatu keadaan klinis  yang disebabkan   oleh   infeksi   dengan   tanda-tanda   respon   sistemik,   septikimia   juga   biasa diartikan   dengan   infeksi   berat   pada   darah.   Infeksi   dalam   rongga   mulut   bila   tidak ditangani   secara   adekuat   dapat  menjadi   suatu   induksi   untuk   terjadinya   sepsis.   Bila pasien telah mengalami sepsis dan tidak segera ditangani maka keadaan sepsis ini akan berlanjut menjadi syok septic dan dapat mengakibatkan kematian pasien. Tanda-tanda respon sistemik sepsis :

a. Takhipne (respirasi > 20 kali/menitb. Takhikardi (denyut nadi > 90 kali/menit)c. Hipertermi (suhu badan rektal > 38,3)

PERSIAPAN EXONDONSIA DAN ANASTESITahap-tahap preoperasi meliputi beberapa persiapan yang harus dilakukan, antara lain persiapan pasien, persiapan alat-alat dan ruangan serta persiapan operator.a. Persiapan pasien Evaluasi dan seleksi pasien yang akan dilakukan tindakan. Persiapan   fisik   dan   mental   pasien.   Dokter   gigi   akan   mengomunikasikan   dengan 

pasien   perawatan   yang   akan   dilakukan   dan   segala   komplikasinya.   Hal   tersebut tertuang dalam perjanjian perawatan yang disebut Informed Conseent.

Riwayat medis pasien (anamnesa)

Page 10: Tutor 1anastesi Lokal

Pre-operative Laboratory sebagai penunjang keberhasilan perawatan. Bisa meliputi pemeriksaan darah, RO dan tes sensitivitas obat.

Physical Examination yang meliputi vutak sign, TD, pulse nadi, respirasi, suhu badan. Serta pemeriksaan extra oral yang meliputi wajah-leher, kelenjar getah bening dan TMJ. Untuk intra oral juga perlu diperiksa.

Kontrol   infeksi   dan   rasa   sakit.   Dokter   gigi   harus   memutusakan   apakah   harus dilakukan kontrol infelsi, prophilaksis dengan antibiotika ataupun rasa sakit dengan pemberian obat penghilang rasa sakit.

b. Persiapan alat dan ruanganPersiapan   alat-alat   dan   ruangan   operasi   dilakukan   sebellum  penderita  masuk   ke ruangan   operasi.   Alat-alat   yang   diperlukan   untuk   tindakan   operasi   harus   sudah ditentukan dengan benar, steril dan tertutup. Begitu juga kamar operasi, kebersihan, penerangan dan pengatur suhu ruangan serta ketenangan dan kenyamanan sudah ditata dengan baik sehingga pasien dapat rileks dan nyaman masuk ruang operrasi.

c. Persiapan operatorOperator dan asop harus memahami sepsis dan asepsis. Sepsis adalah segala mikroba dan produknya yang dapat masuk kedalam tubuh penderita pada saat operasi yang dapat   menimbulkan   komplikasi   pada   penderita   ataupun   kematian.   Untuk   itu operator  dan asop harus  melakukan asepsis,  yaitu  menghilangkan seluruh  faktor-faktor   yang   dapat  menyebabkan   sepsis   seperti   sterilisasi   alat   dan  menggunakan bahan disinfektan. Selain itu harus menggunakan masker, baju operasi yang steril dan hanscond. Ruangan juga harus disterilkan dengan bahan disinfektan.

TEKNIK EKSODONSIASurgical method

Semua  operasi  bedah  minor  mulut    mengikuti  urutan   tahap  yang   sama,   yang merupakan dasar sistematis . Kepatuhan terhadap   rencana keseluruhan   merupakan bantuan   besar   ketika   kesulitan   muncul.   Tahapan   dalam   pencabutan   secara   bedah adalah sebagai berikut. 1. Retraksi

Prosedur pertama adalah penempatan retraktor yang cocok sehingga daerah operasi dapat dilihat tanpa halangan oleh bibir, pipi dan lidah. Retractor pipi Kilner akan mengontrol  kedua bibir  dan pipi,   jika diletakkan di  sudut yang tepat.  Ketika retraktor  penempatannya   sudah   tepat,     pemeriksaan  akhir   yang  harus  dilakukan adalah posisi pasien, operator, asisten, dan cahaya.

2. IncisionBentuk sayatan harus direncanakan dengantepat,  dimana perlu diperhatikan 

sayatan  tersebut  dapat  memisahkan mukosa dan periosteum dan nantinya dapat ditutup   kembali.   Sebuah   sayatan   yang   panjang   penyembuhannya   semudah   yang pendek,   sehingga  penyayatan  tidak  hendaknya  tidak   terlalu   sedikit.   saraf  mental adalah satu-satunya struktur yang berisiko terganggu, oleh karena itu penempatan bijaksana sayatan dapat mengurangi perdarahan. kebanyakan sayatan dapat dibuat ke tulang di bawahnya, dan ini memastikan pemisahan baik mukosa dan periosteal. 

Page 11: Tutor 1anastesi Lokal

Pisau bedah dipegang dengan teknik pengrasp dan Sayatan kadang-kadang dengan mudah dapat diperpanjang dengan gunting bedah.

3. RefleksiFlap   mucoperiosteal   dicerminkan   ke   mukosa   dibawahnya   dengan   elevator 

periosteal.  dua  elevator  dapat  digunakan  untuk  keuntungan  pada   tahap   ini,   satu bekerja dan yang lain membantu retraksi di pesawat  subperiosteal. Penyayatan yang baik  pada  tepi  margin   luka  dapat  digunakan untuk  memobilisasi  flap.  Refleksi   ini dapat mengurangi trauma dan luka lebih lanjut.

4. Bone removal Penyingkiran tulang biasanya diperlukan dalam kepentingan untuk mengurangi 

trauma pengangkatan dengan kekuatan berlebihan, pengurangan tulang hendaknya disesuaikan   dan   tidak   terlalu   sedikit.   Hal   ini   paling   mudah   dicapai   dengan menggunakan  handpiece     kecepatan   lambat   sampai   sedang.  penghapusan   tulang harus dihitung dan tidak merusak membabi buta. Tujuan utama harus menjadi akses untuk   pencabutan,   pendirian   dari   titik   aplikasi   untuk   bein   (atau   tang),   dan penghapusan halangan untuk gerakan gigi atau akar. semua tujuan-tujuan ini dapat dicapai  secara  bersamaan,   tetapi  semua tujuan tersebut  harus  dikerjakan dengan tertib. Slot atau selokan sekitar gigi atau akar harus dalam dan sempit sehingga untuk mempertahankan titik tumpu untuk  leverage.  Selain  itu bentuk gigi  harus diingat, baik   ketika   kliring   kardinal   poin   dari   mahkota   dan   memungkinkan   untuk kelengkungan dan angulasi dari akar.

5. Seksi  gigipemotongan gigi menjadi beberapa segmen dapat menyelesaikan konflik jalan 

pencabutan,  atau menghilangkan  impaksi.  Hal   ini  paling  baik  dicapai  dengan cara mengebur    permukaan  dengan  bur  bulat,   yang  kemudian  diteruskan  dengan  bur fissure.   Pemotongan   yang   lebih   efisien   dengan   menggunakan   tungsten   karbid. Kedalaman   semua   potongan   harus   diperkirakan   sehingga   mempertahankan substansi   gigi,   dan   untuk   menghindari   kerusakan   pada   struktur   tetangga.   Akhir pemisahan ini dicapai dengan Levering dalam slot dengan elevator rata sampai gigi retak   terpisah.   untuk  menghindari   retak  merambat   ke   tulang,   lebih   aman  untuk mendapatkan  gerakan terbatas dari gigi dalam soket sebelum di seksi.

6. PencabutanKetika   pennyingkiran   tulang  dan   seksi     gigi   selesai,   gigi   atau   akar   dicabut, 

biasanya oleh leverage dengan elevator. Ketika bentuk akar rumit, penarikan dengan forsep  mungkin   lebih  mudah,  asalkan  dapat  diterapkan.  Pencabutan  yang   sukses merupakan  penyebab   kepuasan  pasien,   namun   ini  tidak  mewakili   akhir   operasi!, masih ada tahap untuk memastikan tidak ada gangguan penyembuhan.

7. PembersihanSoket, atau cacat tulang lainnya, harus diperiksa adanya debris puing enamel, 

amalgam, kalkulus atau potongan tulang. Hal tersebut dapat menunda penyembuhan 

Page 12: Tutor 1anastesi Lokal

sampai   diangkat   semuanya..   Irigasi   yang  berlebihan  tidak  perlu  dilakukan,  hanya irigasi ini harus mampu menyapu darah beku. perdarahan mungkin perlu dijepit tapi, untungnya,  perdarahan berlebihan sangat  langka.  Ketika perdarahan dikendalikan, dan luka bersih, siap untuk penutupan.

8. Penutupanflap yang dibentuk kemudian dilakukan penjahitan kembali. Tujuannya adalah 

untuk tidak membuat segel yang terlalu ketat, melainkan untuk mendukung mereka dalam posisi dan mencegah perpindahan pada fase awal penyembuhan. Mengurangi ternganga   cacat   juga   berfungsi   untuk   mengurangi   kemungkinan   masuknya   sisa makanan, dan traksi lembut pada jaringan akan memegang mereka teguh permukaan tulang   dan   menghentikan   perdarahan.   Semakin   minimal   jumlah   jahitan   yang digunakan untuk menghasilkan hasil yang diinginkan, semakin baik. Penyisipan terlalu banyak   jahitan   tidak   perlu,   karena   akan  mengakibatkan   benang   jahit   kusut   dan cenderung  plak  menumpuk  dan  mengakibatkan  peradangan.  Bagian  akhir   Jahitan tidak harus dipotong terlalu pendek, meninggalkan sedikit sisa untuk pengambilan kembali   jahitan.   Bahan   jahit   resorbable   lebih   disukai   oleh   banyak  operator,   dan bahan-bahan seperti softgut dan polyglactin 910 yang cocok untuk tujuan tersebut.

9. Check-upPada saat penyelesaian penjahitan, benang yang terlalu ketat harus dilepaskan dan penjahitan   diulang   luka   yang   masih   menganga.   Pasien   diinstruksikan   menggigit lembut pada kapas lembab, yang akan memastikan penghentian akhir perdarahan. Selama  waktu   ini,   instruksi  pascaoperasi  dapat  dibahas.  Pasien  harus  memahami bagaimana menjaga luka bersih, dengan sering berkumur larutan garam, dan tahu bagaimana untuk berlebihan. Analgesik yang sesuai harus diberikan, atau diresepkan, pembatasan aktivitas dan istirahat di rumah semalam disarankan.

10. KontrolKontrol   biasanya   dilakukan   seminggu   setelah   ekstraksi   dilakukan.   Biasanya 

pada saat ini dilakukan pengambilan benang jahit, dan pemeriksaan penyembuhan daerah operatif. 

11. PencacatanSingkat,   tapi  akurat,  catatan operasi  harus  dibuat  untuk  mencatat  prosedur 

yang digunakan, dan untuk dicatat variasi dari teknik biasa. keterlibatan pembuluh darah atau saraf, kerusakan apeks dan jumlah jahitan, semua sangat penting. Sebuah deskripsi  dramatis tidak perlu dan yang terbaik adalah  lebih untuk berkonsentrasi pada faktor-faktor yang paling penting untuk menjadi signifikan dalam tindak lanjut jangka  panjang.   Semua  catatan   tersebut  harus,  mencantumkan   tanggal  dan   jelas ditandatangani, karena mereka merupakan hukum serta catatan klinis operasi.

TEKNIK PENCABUTAN GIGI SULUNG

Page 13: Tutor 1anastesi Lokal

Teknik pencabutan tidak berbeda dengan orang dewasa. Karena pada anak ukuran gigi dan mulut lebih kecil dan tidak memerlukan tenaga yang besar, maka bentuk tang ekstraksi   lebih   kecil   ukurannya.   Harus   diingat   juga   bentuk   akar   gigi   sulung   yang menyebar   dan   kadang-kadang   resorpsinya   tidak   beraturan   dan   adanya   benih   gigi permanen yang ada di bawah akar gigi sulung. Seperti juga orang dewasa, pada waktu melakukan pencabutan perlu dilakukan fiksasi rahang dengan tangan kiri. Jika resorpsi akar telah banyak, pencabutan sangat mudah, tetapi jika resorpsi sedikit terutama gigi molar pencabutan mungkin sulit dilakukan, apalagi bila terhalang benih gigi permanen di bawahnya.

Untuk gigi sulung berakar tunggal :Gerakan rotasi dengan satu jurusan diikuti dengan gerakan ekstraksi (penarikan).

Untuk gigi berakar ganda :Gerakan untuk melakukan pencabutan adalah gerakan luksasi pelan-pelan juga. Gerakan luksasi ini ke arah bukal dan ke arah palatal, diulang dan juga harus hati-hati serta tidak dengan kekuatan yang besar. Gerakan luksasi diikuti dengan gerakan ekstraksi.

Bila pada gambaran roentgen terlihat benih gigi tetap berada pada akar gigi sulung sebaiknya pencabutan dilakukan dengan membagi  mahkota menjadi  dua bagian dan mencabutnya satu demi satu. Hal ini dilakukan untuk menghindari terangkatnya benih gigi tetap dibawahnya.

Komplikasi EksodonsiaBeberapa   komplikasi   yang   sering   terjadi   pasca   pencabutan   gigi:1. Oedema (dibaca: "udem"), pembengkakan yang tidak wajar, keadaan ini merupakan kondisi bengkak pada bagian tempat gigi yang dicabut. Ini bisa terjadi karena bermacam hal, seperti; trauma pada luka pencabutan, infeksi sekunder, proses inflamasi yang tidak terkontrol.2. Perdarahan (hemorragie), keadaan ini merupakan terjadinya perdarahan yang hebat saat pencabutan gigi. Ini terjadi karena bermacam hal, seperti; kelainan sistemik pada pasien   (misalnya   hipertensi   yang   tidak   terkontrol).3.   Dry   socket,   kondisi   ini   merupakan   kondisi   soket   bekas   pencabutan   gigi   tidak mengeluarkan darah, bisa disertai dengan bau, sakit hebat. Ini terjadi karena bermacam hal,   seperti;   adanya   infeksi   sekunder,   penggunaan   obat   tertentu   diluar   ketentuan dokter/dokter   gigi.4.  Patah tulang mandibula  atau maksila,  kondisi   ini   terjadinya  fraktur   (patah tulang) yang tidak diharapkan dari bagian soket gigi, atau bahkan tulang mandibula atau maksila tempat melekatnya tulang alveolar berada. Paling umum terjadi dikarenakan kesalahan tehnik operator saat melakukan pencabutan gigi. Oleh karena itu operator diharuskan memiliki   tehnik  yang  benar  dan  bisa  memperhitungkan  seberapa  besar  penggunaan tenaga saat mencabut gigi dan cara menggunakan alat dengan tepat.5. Bila masih terjadi infeksi akut ditakutkan terjadinya septikemi karena bakteri masuk ke dalam saluran darah