tujuh konsep modern tentang birokrasi

4
 TUJUH KONSEP MODERN TENTANG BIROKRASI 1. BIROKRASI SE BAGAI ORGANI SAS I RASI ONAL Masalah ter ber at ya ng dih ada pi ole h par a koment ator Max Weber adalah dalam hal memahami hubungan antara gagasan rasionalitas dan ciri-ciri khusus yang weber lekatk an pad a bir okrasi tip e ideal. Hub ung an ant ara cir i-ci ri khusus dan rasionalitas tersebut tidak harus ada. Pe te r Bl au me ny at akan “We be r me ma nd ang bi rokr asi se ba ga i suat u mekanisme sosial yan g mema ksimumkan efisien si dan uga sebagai suatu bentuk organisasi sosial yang memiliki ciri-ciri khas. !edua kriteria ini bukan merupakan  bagian bagian dari sebuah defenisi" karena hubungan antara atribut-atribut suatu lembaga sosial dan akibat-akibatnya merupakan suatu masalah bagi #erifikasi empirik dan bukan defenisi$. Blau menyarankan bahwa lebih baik mendefenisikan birokrasi sebagai organisasi yang memaksimumkan efisiensi dalam administrasi. Peter %eonard meny atakan penge rtian birok rasi sekeda r diacu hkan pada susunan kegia tan-ke giatan yang rasional yang diarahkan untuk pencapaian tuuan-tuuan organisasi. Perbed aan besar yang harus diperhat ikan antara birokrasi yang didefe nisik an sebagai organisasi rasional dan birokrasi sebagai organisasi yang didalamnya manusia menerapkan kriteria rasionalitas terhadap tindakan mereka. !onsep birokrasi harus dilihat sebagaimana mestinya dalam suatu kategori logika yang serupa dengan konsep ya ng uga ditolak ol eh keba ny akan orang ya kni bi rokr asi sebagai inef isi ensi organisasi. 2. BIROKRASI SEB AGAI INEFIENSI ORGANI SAS I &alam mengemban gkan kons ep birok rasi sebaga i inefisiensi org anisasi tidak membutuhkan tradisi dari para akademis. Para sarana yang membenarkan konsep ini mengacu pada penggunaannya secara umum ketimbang pada usaha otoritas akademik. 'agasan tentang inefisiansi tidak meluas sampai pada pengertian tentang perebutan kekuasaan oleh peabat" suatu konsep yang menadi muara dari seluruh tradisi teori  politik" akibatnya konsep inefisiensi organisasi meski sering digunakan menadi tersisihkan di dalam literatur ilmu sosial. Mer ton men un ukk an bah wa pro ses- pro ses inf ormal dan tak did uga ya ng dihasilkan oleh organisasi yang nampaknya rasional" dapat menyebabkan kelambatan admi ni st rat if da n keluhan umum. Hal ini sama sa a de ngan me nampik kons ep  birokrasi sebagai organisasi rasional" sekaligus secara tidak langsung menafikan orientasi normatif yang tercakup dalam konsep rasionalitas. !esepakatan antara Blau

Upload: lia-eldest-r

Post on 08-Oct-2015

507 views

Category:

Documents


86 download

DESCRIPTION

Konsep Birokrasi di Indonesia

TRANSCRIPT

TUJUH KONSEP MODERN TENTANG BIROKRASI1. BIROKRASI SEBAGAI ORGANISASI RASIONALMasalah terberat yang dihadapi oleh para komentator Max Weber adalah dalam hal memahami hubungan antara gagasan rasionalitas dan ciri-ciri khusus yang weber lekatkan pada birokrasi tipe ideal. Hubungan antara ciri-ciri khusus dan rasionalitas tersebut tidak harus ada. Peter Blau menyatakan Weber memandang birokrasi sebagai suatu mekanisme sosial yang memaksimumkan efisiensi dan juga sebagai suatu bentuk organisasi sosial yang memiliki ciri-ciri khas. Kedua kriteria ini bukan merupakan bagian bagian dari sebuah defenisi, karena hubungan antara atribut-atribut suatu lembaga sosial dan akibat-akibatnya merupakan suatu masalah bagi verifikasi empirik dan bukan defenisi. Blau menyarankan bahwa lebih baik mendefenisikan birokrasi sebagai organisasi yang memaksimumkan efisiensi dalam administrasi. Peter Leonard menyatakan pengertian birokrasi sekedar diacuhkan pada susunan kegiatan-kegiatan yang rasional yang diarahkan untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Perbedaan besar yang harus diperhatikan antara birokrasi yang didefenisikan sebagai organisasi rasional dan birokrasi sebagai organisasi yang didalamnya manusia menerapkan kriteria rasionalitas terhadap tindakan mereka. Konsep birokrasi harus dilihat sebagaimana mestinya dalam suatu kategori logika yang serupa dengan konsep yang juga ditolak oleh kebanyakan orang yakni birokrasi sebagai inefisiensi organisasi.2. BIROKRASI SEBAGAI INEFIENSI ORGANISASI

Dalam mengembangkan konsep birokrasi sebagai inefisiensi organisasi tidak membutuhkan tradisi dari para akademis. Para sarjana yang membenarkan konsep ini mengacu pada penggunaannya secara umum ketimbang pada usaha otoritas akademik. Gagasan tentang inefisiansi tidak meluas sampai pada pengertian tentang perebutan kekuasaan oleh pejabat, suatu konsep yang menjadi muara dari seluruh tradisi teori politik, akibatnya konsep inefisiensi organisasi meski sering digunakan menjadi tersisihkan di dalam literatur ilmu sosial.Merton menunjukkan bahwa proses-proses informal dan tak diduga yang dihasilkan oleh organisasi yang nampaknya rasional, dapat menyebabkan kelambatan administratif dan keluhan umum. Hal ini sama saja dengan menampik konsep birokrasi sebagai organisasi rasional, sekaligus secara tidak langsung menafikan orientasi normatif yang tercakup dalam konsep rasionalitas. Kesepakatan antara Blau dan Crozier terhadap konsep rasionalitas organisasi yaitu pada kedudukannya masing-masing keduanya menilai beta tingginya aspek fleksibilitas dan adaptabilitas.3. BIROKRASI SEBAGAI KEKUASAAN YANG DIJALANKAN OLEH PEJABAT

Birokrasi dalam pengertian seperti ini digunakan de Gournay dan Mill dan merupakan suatu elaborasi yang disengaja dari kerangka berpikir klasik tentang tipe-tipe pemerintahan. Alur pemikiran yang mempertahankan gagasan birokrasi sebagai kekuasaan yang dijalankan oleh pejabat bersifat sangat lemah. Hal ini disebabkan oleh besarnya pengaruh gagasan birokrasi sebagai organisasi rasional. Harold Laski mengatakan Birokrasi adalah suatu istilah yang biasanya dipakai pada suatu sistem kontrol pemerintahan yang sepenuhnya dengan kekuasaan mereka itu kebebasan dari warga negara biasa menjadi terancam.Herman Finer menegaskan arti birokrasi sebagai pemerintahan yang dijalankan oleh pejabat. Daniel Warnotte mengulas konsep birokrasi yang bermunculan saat itu dan menyimpulkan bahwa meningkatnya pengaruh pejabat merupakan gejala sosiologis yang cukup penting yang darinya kemudian dikenal dengan istilahBirokrasi. Sementara W.R.Sharp dengan tegas menyebutkan birokrasi sebagai pelaksanaan kekuasaan oleh para administrator yang profesional.Ada pengakuan umum bahwa pertama masalahnya bukanlah tentang apakah para pejabat memiliki kekuasaan atau tidak, tetapi tentang seberapa luas kekuasaan yang mereka miliki. Kedua sebagai akibatnya suatu tipologi pemerintahan cenderung didasarkan pada kekuasaan relatif dari kelompok-kelompok yang berbeda. Dengan cara ini maka beberapa masyarakat sangat mungkin menjadi bersifat lebih birokratis dibandingkan masyarakat yang lain. Penggunaan konsep birokrasi sebagai bagian dari suatu kerangka analitis dalam studi kekuasaan terdapat kaitan yang cukup jelas antara gagasan birokrasi dengan teori yang menyatakan bahwa semua pejabat administrasi ternyata menunjukkan birokrasi.

Dengan demikian administrasi negara sering dirujuk sebagai birokrasi, walaupun itu tidak berkenaan sama sekali dengan pemilikan kekuasaan yang dicakupnya.

4. BIROKRASI SEBAGAI ADMINISTARSI NEGARA (PUBLIK)

Identifikasi birokrasi dengan administrasi negara biasanya mewujud pada upaya menempatkan administrasi negara sebagai suatu unit analisis dalam studi perbandingan yang luas dan dalam pendekatan sistem terhadap kehidupan politik yang umum. Ternyata lebih terpusat pada birokrasi sebagai suatu kelompo penekan dan pengaruh yang ada menurut nilai-nilai kemasyarakatan daripada proses-proses administrasi. Riggs menemukan gagasan tentang administrasi sebagai penerapan kebijakan yang diletakkan oleh pembuat undang-undang. Ia juga mengakui bahwa konsepsinya tentang birokrasi masih tumpang tindih. Masalah yang tetap muncul adalah ketidakpastian dari konsep administrasi negara itu sendiri dan sejumlah besar kesulitan yang mengiringnya tatkala digunakan dalam analisis komparatif.Almond dan Coleman memposisikan birokrasi sebagai salah satu di antara berbagai kelompok kepentingan yang ada dalam mayarakat. Jika ingin sekedar menemukan suatu konsep yang dapat menjelaskan kegiatan yang tercakup dalam adminintrasi negara dan bukan untuk mngarahkan perhatian pada kelompok-kelompok penekan maka harus kembali pada gagasan birokrasi yang telah maju, yakni sebagai suatu teori admintrasi dalam organisasi apapun. 5. BIROKRASI SEBAGAI ADMINISTARSI YANG DIJALANKAN OLEH PEJABATDalam struktur organisasi terdapat staf administratif yang menjalankan otoritas keseharian yang menjadi bagian penting, orang-orang inilah yang disebut Birokrasi-birokrasi. Sedangkan fungsi yang dikhusukan bagi mereka merupakan inti dari birokrasi weber yang dalam organisasi-organisasi dikenal sebagai administrasi.Bahrdt menelaah pertumbuhan birokrasi di dalam industri dan mempertanyakan seberapa jauh otornasi kerutinan kantor akan mengubah konsep-konsep organisasi administratif. H.Sultan menyatakan bahwa pertumbuhan birokrasi secara sederhana merupakan fungsi dari organisasi. Friedrich membuat kesimpulan bahwa birokrasi dapat ditemukan baik diluar pemerintahan maupun di dalam pemerintahan agar bisa mencakup semua jenis administrasi. Unsur struktural dan tingkah laku menurut Friedrich dianggap membentuk birokrasi ternyata ditemukan di setiap organisasi yang luas sedangkan organisasi itu tersusun lebih dari sekadar administrasi. 6. BIROKRASI SEBAGAI SUATU ORGANISASI

Pandangan trikonomi tentang organisasi sebagaimana dikatakan Weber yang berkaitan dengan citra hirarkis dari masyarakat. Weber mengakui bahwa pemegang kekuasaan untuk menentukan kebujakan adalah para administrator. Weber menyatakan administrasi sebagai penyelenggaraan wewenang (otoritas).Indikator-indikator tentang perubahan realitas sosial yakni bahwa setiap organisasi besar adalah suatu birokrasi. Seperti yang dikatakan Parson bahwa ciri struktural paling penting tentang masyarakat terletak pada menonjolnya organisasi berskala besar dengan funsi khusus yang longgar bisa disebut Birokrasi. Begitu juga dengan hyneman dan Simon berpendapat bahwa organisasi berskala besar dapat diabstraksikan sebagai birokrasi. Friedrich juga menyatakan birokrasi sebagai organisasi yaitu sebagai suatu keseluruhan yang mendukung penelitian bagi penetapan dimensi yang menandai organisasi. Ferel Heady menyatakan birokrasi merupakan suatu bentuk organisasi, dimana organisasi tersebut merupakan birokrasi atu bukan tergantung pada ciri-ciri yang dimilikinya seperti spesialisai, hirarki, otoritas, status, oligarkhi dan lain-lain. 7. BIROKRASI SEBAGAI MASYARAKAT MODERN

Mosca dan Burnham menyatakan bahwa kebanyakan masyarakat Birokratik adalah masyarakat yang diperintah oleh birokrasi daripada sebagai masyarakat yang telah berubah menjadi birokrasi itu sendiri. Karl Wittfogel menyebutkan bahwa sebutan masyarakat birokratik hanya ditujukan pada masyrakat petani yang tidak terdiferensiasi yang 95% penduduknya mendukung kelas birokratik yang berkuasa.

Konsep negara dan masyarakat merupakan sebutan yang telah lama dipakai. Dualisme ini biasanya menyamakan negara dengan birokrasi dan juga menyamakan masyarakat dengan persengkongkolan organisasi-organisasi yang hebat dengan mengklaim julukan sebagai bebas dan swasta. Presthus memandang organisasi besar dan struktur birokratis sebagai dua hal yang sinonim, maka dapat disimpulakn bahwa tidak layak menganggap birokrasi sebagai suatu tipe masyarakat. Dari istilah tersebut secara verbal dan substansi dari birokratisasi dinyatakan mencakup suatu unit dimana kelompok atau masyarakat yang ada didalamnya terbirokrasikan.

Pertumbuhan birokrasi dihasilakn dari penggabungan unsur-unsur baru kedalam birokrasi dan unsur tersbut berkembang menjadi bagian utama. Pertumbuhan organisasi mencakup pula birokratisasi masyarakat. Ini berarti masyarakat telah menjadi Birokrasi.