tugasirba2-131220015642-phpapp02

28
M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL) UNTAG SEMARANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG TUGAS IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II Pada suatu daerah pengairan yang potensional, dibutuhkan sebuah bangunan penangkap air disungai berupa bangunan bendung tetap. Berdasarkan keadaan fisik lapangan dan hasil analisis data hidrologi, didapatkan informasi seperti berikut ini : 1. Debit banjir rencana = 300 m 3 2. Kemiringan memanjang dasar sungai = 2,1 x 10 /dt 3. Luas daerah irigasi sebelah kanan = 1000 Ha -4 4. Lebar sungai pada as bendung = 60 m 5. Ketinggian dasar sungai pada as bendung = + 120 m 6. Elevasi sawah tertinggi = + 123,5 m 7. Kebutuhan air untuk tanaman padi di sawah = 1,18 l/dt/Ha Rencanakan bangunan bendung tetap tersebut dengan berdasarkan pada : a. Kriteria perencanaan irigasi KP – 02 b. Ketentuan USBR untuk bentuk kolam ola bangunan c. Ketentuan gambar teknik d. Data yang belum tercantum hendaknya direncanakan sendiri dengan wajar sesuai dengan ketentuan, dengan menyebut sumbernya. Diberikan kepada : Semarang, januari 2010 Rian Rendika Irmansyah Dosen, M.Afif Salim

Upload: moch-imam-muflih

Post on 26-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas bangunan air

TRANSCRIPT

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

    UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

    TUGAS IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II

    Pada suatu daerah pengairan yang potensional, dibutuhkan sebuah bangunan penangkap air

    disungai berupa bangunan bendung tetap.

    Berdasarkan keadaan fisik lapangan dan hasil analisis data hidrologi, didapatkan informasi

    seperti berikut ini :

    1. Debit banjir rencana = 300 m3

    2. Kemiringan memanjang dasar sungai = 2,1 x 10

    /dt

    3. Luas daerah irigasi sebelah kanan = 1000 Ha

    -4

    4. Lebar sungai pada as bendung = 60 m

    5. Ketinggian dasar sungai pada as bendung = + 120 m

    6. Elevasi sawah tertinggi = + 123,5 m

    7. Kebutuhan air untuk tanaman padi di sawah = 1,18 l/dt/Ha

    Rencanakan bangunan bendung tetap tersebut dengan berdasarkan pada :

    a. Kriteria perencanaan irigasi KP 02

    b. Ketentuan USBR untuk bentuk kolam ola bangunan

    c. Ketentuan gambar teknik

    d. Data yang belum tercantum hendaknya direncanakan sendiri dengan wajar sesuai dengan

    ketentuan, dengan menyebut sumbernya.

    Diberikan kepada : Semarang, januari 2010

    Rian Rendika Irmansyah Dosen,

    M.Afif Salim

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    Ir.Rudjito, MT

    1 Elevasi sawah tertinggi = 123,50

    Menentukan Tinggi Mercu Bendung

    Tinggi Mercu = Elevasi Mercu Elevasi dasar sungai

    Faktor factor yang mempengaruhi peil mercu bendung :

    2 Peil muka air sawah tertinggi = 0,15

    3 Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 0,10

    4 Kehilangan tekanan dari sekunder ke tersier = 0,10

    5 Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 0,10

    6 Kehilangan tekanan karena turning saluran = 0,15

    7 Kehilangan tekanan dari alat ukur = 0,40

    8 Kehilangan tekanan karena eksploitasi = 0,10

    9 Persediaan untuk lain-lain bangunan = 0,25

    10 Kehilangan tekanan dari sungai ke primer = 0,20

    Elevasi Mercu Bendung = 125,05

    Menentukan Lebar efektif Bendung

    Disini direncanakan baha seluruh debit banjir hanya melewati mercu dan tidak melalui pintu

    pembilas, maka :

    Beff = Bmercu 2 (n.Kp + Ka1 + Ka2) . H1

    Bmercu = Bsungai Bpintu pembilas n . Bpilar

    BPembilas = Bpintu + Bpilar

    = 1/6 . Bs 1/10 . Bs Untuk sungai < 100 m

    Dimana :

    n = jumlah pilar

    Kp = Koefisien konstruksi pada pilar

    Ka = Koefisien Konstruksi pada Abuttment

    H1 = Tinggi energi dihilir

    Bpembilas = 1/6 . Bs 1/10 . Bs diambil 7 meter dengan I rencana

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    Dimana :

    Lebar 3 pintu pada pembilas @2m = 6m

    Lebar 2 pintu pada pembilas @1m = 2m

    Lebar 1 pilar pada mercu @1,5 m = 1,5 m

    Bmercu = Bsungai - Bpembilas

    = 60 9,5

    = 50,5 m

    Beff = Bmercu (2 . n . Kp + Ka1 + Ka2) . H1 KP 02 Hal.38 Dimana berdasarkan KP-02 hal.40 :

    Kp = 0,01 (Pilar berujung bulat)

    Ka = 0,10 (pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 90 kearah aliran dengan 0,5 . H1

    > r > 0,15 H1)

    5,11...32

    32. HBeffgCd

    Tinggi Energi diatas Mercu Bendung

    Berdasarkan KP-02 hal,42 digunakan rumus :

    Q =

    Dimana :

    Q = debit rencana (m/dt)

    Cd = Koefisien debit (Cd = C0 + C1 + C2)

    G = Percepatan gravitasi

    Beff = lebar efektif

    H1 = Tinggi energi dihilir

    Untuk mendapatkan harga H1 yang sesuai dengan Qrencana dicoba dengan mengambil harga Cd =

    1,3

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    H1 Beef G Cd Q

    1,25 57,30 9,8 1,4 191,03

    1,35 57,2840 9,8 1,4 214,357

    1,45 57,2680 9,8 1,4 238,5438

    1,55 57,2520 9,8 1,4 263,5678

    1,65 57,2360 9,8 1,4 289,4006

    1,75 57,220 9,8 1,4 316,0160

    1,783122 57,2147 9,8 1,4 325,000

    Perhitungan angka korelasi Cd

    Menurut buku KP penunjangan hal 80 83 koefisien debit (Cd) adalah hasil dari :

    P = Elevasi mercu bendung - ketinggian dasar sungai pada as bendung

    = 125,05 120

    = 5,05 m

    C1 merupakan fungsi dari r/H1

    C2 merupakan fungsi dari p/H1

    Mercu yang direncanakan adalah mercu bulat dari beton dengan 1 jari-jari. Mercu diambil 0,8 m.

    H1/r = 1,783122 / 0,8 = 2,22

    Dari grafik didapat harga C0 = 1,32

    P/H1 = 5,05 / 1,783122 = 2,832

    Dari grafik didapat harga C1= 1

    Dari grafik didapat harga C2 = 1,002

    Cd = C0.C1.C2

    = 1,32 x 1 x 1,002

    = 1,32 - diambil 1,3 Cd berbeda dari nilai 1,4 jadi rumus diatas dikoreksi menjadi :

    Q = Cd x 2/3 x (2/3g) / 0,5 x Beef x H11,5

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    H1 Beef g Cd Q

    1,25 57,3 9,8 1,3 177,3941

    1,55 27,2520 9,8 1,3 44,7416

    1,65 57,2360 9,8 1,3 268,7291

    1,75 57,220 9,8 1,3 293,435

    1,85 57,2040 9,8 1,3 318,8625

    1,865 57,2016 9,8 1,3 322,739

    1,8737465 57,2002 9,8 1,3 325,000

    Dari hasil coba-coba didapat pembacaan grafik maka H1 = 1,8737465 m

    Menghitung Tinggi Air Banjir Hilir Bendung

    Rumus yang digunakan adalah rumus STRICKER

    Q = V . A

    V = K . R2/3 I1/2

    Dimana :

    Q = Debit (Q200 = 300 m3/dt)

    V = Kecepatan aliran (m/dt)

    A = Luas penampang basah A = H (b + m . H) P = Keliling basah P = b + 2H (1 + m2). R = jari jari Hidrolis

    K = Koefisien kekasaran (diambil 45)

    I = Kemiringan dasar sungai (1,9 x 10-4)

    Untuk mendapatkan harga H yang sesuai dengan debit banjir dicari dengan cara coba coba ,

    kemudian dihimpun dalam tabel :

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    H A P R V Q

    1,00 69,00 71,472 0,965 0,2501 17,256

    2,500 180,00 78,180 2,3024 1,4224 256,031

    2,650 191,595 78,851 2,4298 1,5842 303,533

    2,6885 195,363 79,068 2,4708 1,6383 320,035

    2,7125 196,453 79,130 2,4626 1,6539 324,904

    2,7127750 196,474 79,132 2,4829 1,6542 325,000

    Harga H = 2,7127750 m

    Menghitung tinggi jagaan di hilir

    Dihitung dengan rumus Chasey

    W = 0,2 x 0,15 x Q2/3

    = 0,2 x 0,15 x 300

    1. Menentukan kecepatan awal loncatan

    2/3

    = 1,4 m

    Perencanaan Kolam Olakan

    Berdasarkan KP-02 hal 56 untuk menentukan kecepatan awal loncatan digunakan

    persamaan sebagai berikut :

    ).5,0(.2 11 ZHgV += Dimana :

    V1 = kecepatan awal loncatan (m/dt)

    g = Percepatan gravitasi (9,8 m/dt)

    H1 = Tinggi energi diatas ambang (1,8737465 m)

    Z = Tinggi jatuh, m = 4,81 ; m = P + nmin

    V1 )65,58737465,15,0(8,92 =

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    = 11,362 m/dt

    Debit persatuan luas (q)

    Q = V1 x Y

    BeffQ

    u

    Dimana :

    q = Yu 1Vq

    =

    = 2002,57300

    = 362,1124,5

    = 5,24 m = 0,46 m

    2. Mencari FR (Froude Number)

    FR = uYgV

    .1

    Dimana :

    FR = Bilangan Froude

    V1 = Kecepatan awal loncatan (m/dt)

    g = Percepatan gravitasi (9,8 m/dt2)

    Yu

    4,08,9362,11

    = Kedalaman air diawal loncatan air (m)

    FR =

    = 2,898

    Syarat penelitian Kolam olak USBR berdasarkan (Fr)

    Fr > 1,7 type I

    1,7 > Fr > 2,5 type II

    2,5 < Fr < 4,5 type III

    Fr > 4,5 type IV

    3. Mencari kedalaman konfigurasi

    Maka dipakai Kolam Olak USBR type III

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    1).81((21 22 = FR

    YY

    u Dimana :

    Y2 = Kedalaman air diatas ambang ujung

    Yu

    5,0).1))141,5.(81((21 22 =

    uYY

    = Kedalaman air diawal loncatan air

    FR = Bilangan Froude

    Y2 = 3,39 m

    Y2 = 3,39 < H2 = 2,7130 maka bagian Hilir tidak aman. FR = 5,141 < 4,5

    Maka memakai kolam USBR type III KP-02 hal 59

    Menentukan UP lift Preassure

    Keadaan yang paling berbahaya digunakan sebagai dasar menghitung tebal lantai belakang

    adalah apabila ruang belakang tidak ada airnya sehingga Up Lift Preassure hanya ditahan oleh

    lantai belakang. Aturan untuk Up lift Preassure dihitung :

    Px = Hx . Lx/L . H

    Dimana :

    Px = gaya angkat pada x (kg/m2)

    L = panjang total bidang kontak dan bendung sampai x (m)

    H = Beban tinggi energi (m)

    Hx = Tinggi energi diatas bendung (m)

    Panjang n pemberat maksimum dan yoniciro untuk Up Lift

    M = 2,74 x q0,61

    Dimana :

    M = dalamnya penggerusan

    q = debit aliran m lebar (m3/dt)

    panjang Cut Off (m)

    M = 2,74 x 5,240,61

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    = 7,5256 m

    Gaya angkat ( Up Lift )

    Lx = 5,05 x tg 45 L = H1 + h

    = 5,05 x 1 = 1,875 + 2,712

    = 5,05 m = 4,58 m

    Px

    = 5,05 x 5,05/5,58 x 1,873

    = 2,987 kg/m

    Panjang lantai muka dihitung dengan metode lone, yaitu bidang kemiringan g lebih curam dari

    45 derajat dianggap vertikal, dan yang kurang dari 45 derajat dianggap horizontal, jalur vertikal

    dianggap memiliki daya tahan aliran 3 kali lebih kuat dari pada jalur horizontal, maka dipakai

    rumus :

    CL x H = Lv + 1/3 Lh

    Dimana :

    CL = Angka embesan Lone ( kerikil halus a,d)

    Lv = Jumlah panjang vertikal (m)

    Lh = Jumlah panjang Horizontal (m)

    H = Beda tinggi muka air (m)

    CL x H = 4 x 5,05 m = 20,2 m

    Lv = 3,50 + 1,677 + 1,5 + 1,5 + 1,5 + 1,5 + 1,5 + 1,677 + 4

    = 18,354 m

    Lh = 1,5 + 4,25 + 2,5 + 1,5 + 5 + 1,5 + 4,75 + 1,5

    = 22,50 m

    Lv + 1/3 Lh = 18,354 + 1/3 . 22,50

    = 25,83 m

    Jadi CL x H < Lv + 1/3 Lh

    20,2 m < 25,85 m

    Karena jumlah panjang vertikal ditambah 1/3 jumlah panjang horizontal lebih besar harganya

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    daripada hasil kali dengan rembesan lone dengan beda tinggi muka air, maka kita bisa menahan

    lantai muka air dahulu.

    1 Data luas daerah irigasi yang dialiri pada sebelah kanan dan kiri = 1000 Ha

    Menentukan Debit Saluran

    2 Kebutuhan air untuk tanaman padi = 1,18 l/dt/ha

    3 Debit pengambilan = 0,383 m3

    Untuk mendimensi saluran ada beberapa unsur, disini dipakai Rumus Striky

    q = V x F

    V = K x R

    /dt

    2/3 x I1/2

    Dimana :

    q = Debit saluran (m3/dt)

    v = Kecepatan aliran (m/dt)

    I = Kemiringan dasar saluran

    R = jari-jari Hidrolis (m), dimana R = A/O

    O = Keliling basah (m)

    Perhitungan :

    O = 0,383 m3

    140. 2fQ

    /dt

    Berdasarkan tabel KP-02 hal 125 didapat:

    m = 1,0

    n = 1,0

    K = 35

    Menurut Lacey dalam teori and Design of Irigation Structure kecepatan pengaliran pada suatu

    saluran dengan jenis arah tertentu.

    V =

    Dimana :

    Q = Debit rencana saluran (m2/dt)

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    f = Silf Fouster (untuk clay F = 0,4)

    Maka dapat dihitung :

    F = b . h + m . h +2 = h2 (m + n)

    = h2 (1,0 + 1,0)

    = 2h

    21 m+

    2

    O = b + 2 .h = h (n + 221 m+ )

    = h ( 1 + 2211+ )

    = 3,82 h

    hh

    OFR

    82,32 2

    == = 0,52 h

    V =

    140. 2fQ

    =

    140

    4,0.383,0 2

    = 0,275 m/dt

    V = fQ

    0,275 = 22383,0h

    H2 = 0,696

    H = 0,834 0,8 m Maka :

    H = 0,8 m

    b = n . h = 1,0 . 0,8 = 0,8 m

    F = 2h2 = 2 . (0,8)2 = 1,28 m

    R = 0,52 h = 0,52 x 0,8 = 0,416 m

    Rumus Manning :

    V = K x R2/3 x I1/2

    0,275 = 35 x 0,4162/3 x 11/2

    11/23/2416,0.35

    275,0

    =

    1= 0,0001

    Tinggi jagaan (w) = 0,2 x 0,15 x Q1/2

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    = 0,2 x 0,15 x 0,3831/2

    = 0,308 m

    Perhitungan pintu Pengambilan kanan

    Diketahui Q pengambilan = 0,383 m3

    zgab ..2..

    /dt

    Tinggi ambang diambil im dari elevasi dasar bendung karena sungai mengangkut pasir dan

    kerikil.

    Dengan kecepatan air v = 1,00 m/dt ditetapkan butir-butir berdiameter 0,01 s/d 0,04m dapat

    masuk, untuk itu diambil rumus :

    Q =

    Dimana :

    Q = Debit (m3/dt)

    = Koefisien debit untuk bukaan dibawah permukaan air dengan

    kehilangan energi kecil = 0,80

    b = lebar bukaan, n

    a = tinggi bukaan, m

    g = percepatan gravitasi (g=9,8 m/dt)

    z = kehilangan tinggi energi pada bukaan (0,15 m)

    maka :

    Ap=0,796

    b = 0,517

    b = 0,8 a

    Q = 1,2 Qp = 1,2 x 0,383 = 0,459 m3

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    a.b = gzQ2

    a.0,8.a = 15,0.8,9.28,0459,0

    0,8 a2 = 0,3346 a = 0,646 Bp = (b + 0,15)(0,517 + 2. 0,15)

    = 0,817 m

    ap = (a + 0,15) = (0,646 + 0,15) = 0,796 m

    b = 0,8 a

    = 0,8 x 0,646

    = 0,517

    Jadi digunakan pintu pengambilan dengan lebar = 0,817 m dan tinggi = 0,796 m, Untuk lebar

    pengambilan utama (w) = lebar pembilas/0,6

    = 5/0,6 = 8,33 m

    101

    61=

    Perhitungan pintu pembilas

    Dalam rencana pintu pembilas direncanakan 3 buah terletak disebelah kanan mercu, sedangkan

    untuk lebar bangunan pembilas diambil dengan harga :

    dari lebar sungai pada as bendung

    Lpbl = 1/6 . 60 = 10 m

    Maka : 10/3 = 3,33 m

    Lebar pintu pembilas

    Dipergunakan pintu pembilas dengan lebar masing masing 1 pintu = 2,5 m dengan

    menggunakan 2 pilar a = 1 m. Untuk tinggi pintu pembilas sama dengan tinggi bendung

    ditambah dengan 0,5 m

    Jadi elevasi dinding pemisah (Edp)

    Edp = +125,05 + 0,5 = 125,55 m

    Sedangkan untuk elevasi dasar pintu direncanakan 0,5 m dari mercu

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    Jadi elevasi dasar pintu pembilas (Epp)

    Epp = + 120,00 0,5 = 119,5 m

    Kecepatan aliran yang digunakan untuk menghanyutkan semua sedimen yang terbawa air sungai

    mengendap didepan pintu pengambilan diambil dengan rumus :

    Vc = 1,5. C.d1/2

    Dimana :

    Vc = kecepatan kritis yang diperlukan untuk pembilasan (m/dt)

    C = Koefisien yang tergantung dari bentuk sedimen (5,5)

    d = diameter maksimum butir (0,10 m)

    maka:

    Vc = 1,5 . 5,5 (0,10)1/2

    = 2,609 m/dt

    Jadi debit yang diperlukan untuk pembilasan

    Qmin812,1

    8,9)609,2( 33

    ==g

    Vc

    = m3

    gz2

    /dt

    Pintu terbuka penuh

    Kecepatan aliran adalah :

    V = c.

    Dimana :

    V = kecepatan aliran (m/dt)

    P = Tinggi muka air (125,05 119,5) = 5,55 m

    C = koefisien (0,75)

    Z = 1/3.P = 1/3. 5,55 = 1,85 m

    Maka :

    V = 0,75 . 85,1.8,9.2 = 4,275 m/dt

    Vc = v

    2,609 = 4,275 m/dt

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    1. Pembilasan dilaksanakan secara hidrolis

    PERHITUNGAN KANTONG LUMPUR

    Tujuan : pengendapan pasir atau lumpur agar tidak masuk kehilangan energi dalam saluran,

    sebab bila pasir atau lumpur terbawa masuk dalam saluran akan mengakibatkan terjadinya

    pengendapan.sehingga mengurangi kapasitasnya. Kriteria dan bentuk Hidrolis :

    2. Perhitungan kemiringan dasar kantong lumpur dan besar debit pembilas ditentukan

    dengan memperhatikan bahwa kecepatan rata-rata dapat menimbukan tumbuhnya

    vegetasi atau pengendapan partikel-partikel lempung.

    3. Besarnya kecepatan hendaknya selalu dibawah kecepatan kritis, karena kecepatan super

    kritis akan mengurangi efektifitas proses pengambilan.

    4. Panjang kantong lumpur ditetapkan sedemikian rupa sehingga cukup waktu untuk

    mengendapkan butiran.

    Gambar potongan memanjang kantong lumpur

    Diasumsikan ukuran butiran sedimen = 0,67 mm

    Direncanakan pembilasan dilakukan 1x seminggu (T)

    T = 7 hari

    = 7 x 24 x 3600

    = 604800

    Kebutuhan pengambilan (Qn) = 5,120 m3

    wQn

    /dt

    Volume kantong lumpur (V) = 0,0005 x Qn x T

    = 0,0005 x 5,120 x 604800

    = 1548,288

    Luas permukaan rata-rata (Lb) =

    Dimana :

    Qn = Kebutuhan pengambilan (m3

    Berdasarkan buku petunjuk perencanaan irigasi bagian penunjang halaman 64 kecepatan

    /dt)

    W = kecepatan endapan partikel sedimen (m/det)

    partikel = 0,007 mm

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    endapan w dapat dibaca pada gambar 3.5, karena di indonesia dipakai suhu air sebesar 200

    wQn

    C

    dengan diameter 0,07 mm, kecepatan endap w menjadi 0,004 m/dt. Maka :

    Lb = Lb = 004,0383,0

    = 95,75 m2

    Dari KP-02 hal 141 diperoleh :

    L/B > 8 maka, dapat dihitung B dan L

    Lb = 95,75 m2

    Lb > 8

    L>8b Lb= 95,75 8b2

    875,95

    = 95,75

    b<

    b< 3,459

    b dipakai 3,46 L>8b L>8. 3,46

    L>27,68 m

    Jadi b 27,68 m

    ghz

    Menentukan tinggi P

    Dari grafik 3.8 hal 68 Kp penunjang, untuk d = 0,007 m diambil kecepatan kritis Vcr didaerah

    bergerak = 0,015 m/dt.

    Vcr =

    I1/2 ghv

    =

    1 = 8,0.8,9015,0

    = 2,8 x 10

    P = 1 x 1 = 2,8 x 10

    -5 -5 . 27,68 = 7,7 . 10-4 = 0,7 m

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    Menentukan kolam pengendap

    V = 0,399 m/dt

    Q = 0,383 m2

    959,0399,0383,0

    ==vQ

    /dt

    A = m2

    A = (b + h).h

    0,959 = (0,8 b + 0,82

    398,08,0

    64,0959,0=

    )

    b = m

    o = b + 2h 21 m+

    = 0,398 + 2.0,8 211+

    = 2,66 m

    R = 360,0

    66,2959,0

    ==OA

    m

    11/24

    2 10.07,5360,0.35399,0

    .==

    Rkv

    =

    Sand Trap Kanan ( Cara II)

    Diketahui :

    Q pengambilan = 0,383 m3

    /dt

    bazin pasang batu = 0,46

    h = 0,8 m

    b = 0,398 m

    Ap = h ( b + m.b)

    = 0,8 ( 0,398 + 1.0,8)

    = 0,958 m

    Pp = b + 2h 22 1+m

    = 0,398 + 2.0,8 11+ = 2,66 m

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    Rp = 360,0

    00,2958,0

    ==ppAp

    C Bazin =

    +

    =

    +

    36,0

    46,01

    87

    1

    87

    pp

    Bazin

    V = 399,0

    958,0398,0

    ==ApQp

    V = c IR.

    I pengambilan =

    2/1.5.0

    Rcv

    =

    36,0.254,49

    399,05.0

    = 1,8 x 10-4

    Perhitungan Pembilasan

    Q pembilasan = 1,2 x Q pembilasan

    = 1,2 x 0,383

    = 0,459 m3

    166,075,2

    459,0==

    vAp

    /dt

    b = 0,398 m

    V pembilasan = 2,75 m/dt

    Ap =

    h pembilasan = 419,0

    398,0166,0

    ==b

    Ap

    m

    h kritis =

    +)(

    .2(32

    kr

    kr

    hghmbQ

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    Tembok tegak = m = 0 -------------- = 3

    2

    bb

    gR

    =

    Cheek untuk = 1.1

    h kritis = m530,0

    )398,0.(8,9398,0.)459,0.(1,13

    2

    =

    h kritis = 0,530 m

    h pembilasan = 0,419 m

    Jadi pengaliran dalam keadaan meluncur

    P = b + 2.h pembilas

    = 0,398 + 2.0,419

    = 1,236 m

    Perhitungan Pintu Pembilas ( 3 pintu )

    Perhitungan satu pintu

    Daun pintu dibuat dari balok kayu Mutu A dengan kelas kuat I

    TK = 100 kg/cm2 , lumpur dianggap setinggi mercu bendung dengan = 1,8 t

    0 = 300

    Ka = tg2 (450-0/2) = tg2 (45o- 30/2) = 0,333

    Tekanan balok bawah :

    Akibat air = 0,15 (1,873 + 5,05 )1000 = 1038,45 kg/m

    Akibat lumpur = 0,15 (1800 1000) x 2 x 0,333 = 79,91 kg/m

    q = 1118,36 kg/m

    f = b + (2.t/2) = 1,5 + (2 x 0,25/2) = 1,75 m

    m = 1/8 q l2 = 1/8 x 1118,36 22 = 559,18 kg/m

    w = 1/6 . b . h2 = 1/6 x 15 x 252 = 1562,5 cm

    3

    > wM

    100 = 5,156255918

    100 = 35,7648 kg/cm2 ( aman )

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    A = m

    vq 166,0

    75,2459,0

    ==

    R = m

    pA 134,0

    236,1166,0

    ==

    C = [ ]553,38

    134,0/46,0187

    =+

    1 pembilas = 0379,0

    134,0.553,3875,2

    2

    2

    2

    2

    ==Rc

    v

    Hitungan diameter stang pengangkat pintu

    Daun pintu terbuat dari kayu kelas kuat II dengan berat kayu b = 0,75 t/m3

    Besar pintu :

    Balok kayu = 4,2 x 0,25 x 750 = 1500 kg

    Plat besi = 0,1 x 0,015 x 2 x 5,11 x 7800 = 119,574 kg

    = 0,07 x 0,015 x 2 x 4 = 65,52 kg

    Perkiraan stang ulir = 500 kg

    g----------- = 2185,095 kg

    1. Akibat berat sendiri

    Stabilitas bendung

    Gaya gaya yang bekerja pada bendung

    Gaya = Tinggi x lebar x berat jenis beton

    (Untuk bendung segitiga dikalikan )

    Momen = Gaya x lengan

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    Kode Tinggi(m) Lebar(m) Berat

    Jenis

    Gaya

    (ton)

    Lengan

    (m)

    Momen

    (ton/m)

    G 8,55 1 1,50 2,20 28,215 7,8 220,077

    G 7,05 2 7,05 2,20 54,673 4,7 256,963

    G 1,50 3 0,75 2,20 1,238 6,81 8,415

    G 1,50 4 2,50 2,20 8,250 1,25 10,313

    92,376 495,768

    2. Akibat tekanan air

    a. Pada keadaan Air Normal

    Kode Tinggi(m) Lebar(m) Berat

    Jenis

    Gaya

    (ton)

    Lengan

    (m)

    Momen

    (ton/m)

    W 5,05 5,05 1,00 5,183 5,183 66,09

    b. Pada keadaan Air banjir

    Kode

    Gaya

    (ton)

    H V

    W 5,05 1 5,05 1 12,751 5,183 66,088

    W 5,05 2 1,00 1 5,050 6,025 30,426

    W 1,87 3 1,5 1 -2,805 7,485 -20,995

    W 2,71 4 2,71 1 -3,672 0,903 -3,316

    W 2,71 5 2,71 1 -3,672 1,807 -6,635

    14,129 -6,477 65,568

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    3. Akibat Gempa

    Gaya gempa = gaya x Koefisien Gempa

    Kode Koefisien

    Gempa(m)

    Gaya

    (ton)

    Gaya

    gempa(t/m3Lengan

    (m) )

    Momen

    (t/m)

    G 0,15 1 28,215 4,22 4,275 18,092

    G 0,15 1 54,673 8,201 3,850 31,573

    G 0,15 1 1,238 0,186 1,000 0,185

    G 0,15 1 8,250 1,238 0,750 0,928

    4. Akibat Endapan lumpur

    Endapan lumpur dianggap setinggu mercu bendung = 5,05 m

    W = 1000 kg/m3

    S = 1800 kg/m

    3

    = 300

    Ka = 0,333

    Gaya Horizontal = 0,5 x 5,052

    5. Gaya akibat tekanan Tanah aktif

    x (1800-1000) x 0,333

    = 3366,33 kg

    Lengan = 5,183 m

    Momen = Gaya horizontal x lengan

    = 3366,33 x 5,183

    = 17447,608 kg/m = 17,4476 ton/m

    Asumsi yang timbul sub = 1,599

    w = 1 t/m

    3

    = 10

    a. Pada keadaan Air Normal

    0

    C = 0,0300

    Ka = 0,704

    Beban diatasnya :

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    q = h x w = 5,05 x 1 = 5,05 t/m

    2

    a1 ka = q x Ka x 2c x

    = 5,05 x 0,704 2 x 0,03 704,0

    = 3,556 0,05

    = 3,505 t/m

    2

    a2 ( )wsub = x t x ka = (1,599 1) x 3,5 x 0,704

    = 1,476 t/m

    Kode

    2

    Uraian Gaya (t) Lengan (m) Momen (m)

    Pat 3,505x3x5 1 12,268 1,750 21,468

    Pat 0,5x1,476x3,5 2 2,583 1,167 3,015

    b. Pada keadaan Air Normal

    Beban diatasnya

    q = h x w = (5,05 x 1,87) x 1 = 6,92 t/m

    2

    a1 ka = q x Ka x 2c x

    = 6,92 x 0,704 2 x 0,03 704,0

    = 4,872 0,05

    = 1,476 t/m

    2

    a2 ( )wsub = x t x ka = (1,599 1) x 3,5 x 0,704

    = 1,476 t/m

    Kode

    2

    Uraian Gaya (t) Lengan (m) Momen (m)

    Pat 4,822x3x5 1 16,877 1,750 29,534

    Pat 0,5x1,476x3,5 2 2,583 1,167 3,015

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    6. Up Lift Pressure

    Px Hx Lx/L : H

    Dimana :

    Px = Gaya angkat pada x (kg/m2

    a. Pada Keadaan Air Normal

    )

    L = Panjang kotak bendung dan tanah bawah (m)

    Lx = jarak sepanjang bidang kontak dari hulu sampai x (m)

    Hx = Tinggi energi dihulu bendung (m)

    No Hx Lx L H Px

    A 5,05 0 28,55 2,712 5,05

    B 8,55 3,5 28,55 2,712 8,182

    C 8,55 4,66 28,55 2,712 8,130

    D 7,05 5,667 28,55 2,712 6,455

    E 7,05 7,094 28,55 2,712 6,306

    F 8,55 8,594 28,55 2,712 7,649

    G 8,55 9,427 28,55 2,712 7,561

    Momen Up Lift Pressure pada kondisi normal dititik x

    No

    Titik

    Uraian

    Gaya

    Gaya

    Vertikal

    Gaya

    Horizontal

    Lengan

    (m)

    Momen

    (kgm)

    A B 0,5x3,5x(5,05+8,182) 23,1566 1,458 33,762

    B C 0,5x1,5x(8,182+8,130) 12,2342 8,675 106,130

    C D 0,5x0,75x(8,130+6,455) 5,470 7,613 41,643

    D - E 0,5x3,8x(6,455+6,306) 24,246 5,083 123,242

    E F 0,5x2,0x(6,306+7,649) 13,955 0,75 10,466

    F G 0,5x1,5(7,679+7,561) 11,408 1,25 14,260

    53,357 37,111 329,503

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    b. Pada Keadaan Air Banjir

    No Hx Lx L H Px

    A 5,05 0 28,55 2,712 5,05

    B 8,55 3,5 28,55 2,712 8,182

    C 8,55 4,66 28,55 2,712 8,130

    D 7,05 5,667 28,55 2,712 6,455

    E 7,05 7,094 28,55 2,712 6,306

    F 8,55 8,594 28,55 2,712 7,649

    G 8,55 9,427 28,55 2,712 7,561

    Momen Up Lift Pressure pada kondisi normal dititik x

    No

    Titik

    Uraian

    Gaya

    Gaya

    Vertikal

    Gaya

    Horizontal

    Lengan

    (m)

    Momen

    (kgm)

    A B 0,5x3,5x(7,76+10,691) 32,290 1,458 47,08

    B C 0,5x1,5x(10,691+10,61) 15,976 8,675 138,592

    C D 0,5x0,75x(10,61+8,839) 7,293 7,613 55,522

    D - E 0,5x3,8x(8,839+8,609) 33,151 5,083 168,507

    E F 0,5x2,0x(8,609+9,644) 18,253 0,75 13,690

    F G 0,5x1,5(9,644+9,508) 14,364 1,25 17,955

    70,784 50,543 441,346

    1. Terhadap Guling

    Stabilitas Bendung Pada Keadaan Air Banjir

    a. Momen Tahanan

    Beban sendiri = 495,76 tm

    Up Lift Pressure = 0,380 tm +

    ----------------MG = 495,388 tm

    b. Momen Guling

    Tekanan Lumpur = 17,488 tm

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    Tekanan air = 89,879 tm

    Tekanan Tanah = 32,549 tm

    Up Lift = 0,060 tm

    Akibat Gempa = 50,780 tm +

    --------------------MG = 190,716 tm

    Syarat Keamanan = 5,1597,2

    716,190388,495

    >==MGMT

    OK

    2. Terhadap Geser

    a. Gaya Vertikal

    Berat sendiri = 92,376 ton

    Tekanan air = -

    Up Lift Vertikal = 0,053 ton -

    ------------------ v = 92,323 ton

    b. Gaya Horizontal

    Tekanan Lumpur = 3,36 ton

    Tekanan Air = 14,219 ton

    Tekanan tanah = 19,465 ton

    Up Lift Horizontal = 0,050 ton

    Akibat gempa = 13,847 ton +

    --------------- H = 50,846 ton

    Syarat Keamanan = 25,1361,1

    846,50323,92.75,0.

    >==HVF

    -Aman

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    1. Terhadap Guling

    Stabilitas Bendung Pada Keadaan Air Normal

    a. Momen Tahanan

    Beban sendiri = 495,768 tm

    Up Lift Pressure = 0,285 tm +

    ----------------MG = 495,485 tm

    b. Momen Guling

    Tekanan Lumpur = 17,488 tm

    Tekanan air = 66,09 tm

    Tekanan Tanah = 24,483 tm

    Up Lift = 0,044 tm

    Akibat Gempa = 56,780 tm +

    --------------------MG = 164,845 tm

    Syarat Keamanan = 5,1005,3

    845,164485,495

    >==MGMT

    OKE

    2. Terhadap Geser

    a. Gaya Vertikal

    Berat sendiri = 92,376 ton

    Tekanan air = -

    Up Lift Vertikal = 0,053 ton -

    ------------------ v = 92,323 ton

  • M.AFIF SALIM, ST (FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL)

    UNTAG SEMARANG

    b. Gaya Horizontal

    Tekanan Lumpur = 3,36 ton

    Tekanan Air = 12,751 ton

    Tekanan tanah = 14,851 ton

    Up Lift Horizontal = 0,037 ton

    Akibat gempa = 13,847 ton +

    --------------- H = 44,846 ton

    Syarat Keamanan = 25,1544,1

    846,44323,92.75,0.

    >==HVF

    -Aman