tugas2

3
1. Metode ekstraksi untuk tanaman Curcumae domesticae (kunyit) termasuk metode ekstraksi exhaustive atau kesetimbangan? Mengapa? Metode ekstraksi exhaustive (sampai habis) meliputi perkolasi dan soxhletasi, sedangkan metode ekstraksi sampai kesetimbangan meliputi maserasi dan perebusan. Kedua metode tersebut sebenarnya dapat digunakan dalam proses ekstraksi tanaman Curcumae domesticae (kunyit). Namun metode ekstraksi exhaustive lebih efektif, karena pada metode ekstraksi kesetimbangan yang meliputi maserasi proses penyaringannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50% saja, membutuhkan waktu yang lebih lama dan memerlukan pelarut dalam jumlah yang banyak. Hanya saja pada proses maserasi dapat menggunakan alat yang sederhana, yaitu bejana perendam. Sedangkan pada metode ekstraksi exhaustive yang meliputi perkolasi penetesan pelarut serta penampungan perkolatnya mencapai volume 1 sampai 5 kali jumlah bahan. Jadi hasil ekstraksi pada metode ekstraksi exhaustive lebih banyak daripada metode kesetimbangan. Proses keberhasilan ekstraksi dengan cara perkolasi dipengaruhi selektifitas pelarut, kecepatan alir pelarut dan suhu, ukuran simplisia tidak boleh terlalu halus, karena dapat menyumbat pori-pori saringan perkolator. 2. Bagaimana pengaruh variabel ekstraksi terhadap hasil ekstraksi ? 1. Ukuran Bahan

Upload: dini-kartika

Post on 06-Feb-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

toh

TRANSCRIPT

Page 1: tugas2

1. Metode ekstraksi untuk tanaman Curcumae domesticae (kunyit) termasuk metode

ekstraksi exhaustive atau kesetimbangan? Mengapa?

Metode ekstraksi exhaustive (sampai habis) meliputi perkolasi dan soxhletasi, sedangkan

metode ekstraksi sampai kesetimbangan meliputi maserasi dan perebusan. Kedua metode

tersebut sebenarnya dapat digunakan dalam proses ekstraksi tanaman Curcumae domesticae

(kunyit). Namun metode ekstraksi exhaustive lebih efektif, karena pada metode ekstraksi

kesetimbangan yang meliputi maserasi proses penyaringannya tidak sempurna, karena zat

aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50% saja, membutuhkan waktu yang lebih lama dan

memerlukan pelarut dalam jumlah yang banyak. Hanya saja pada proses maserasi dapat

menggunakan alat yang sederhana, yaitu bejana perendam. Sedangkan pada metode ekstraksi

exhaustive yang meliputi perkolasi penetesan pelarut serta penampungan perkolatnya

mencapai volume 1 sampai 5 kali jumlah bahan. Jadi hasil ekstraksi pada metode ekstraksi

exhaustive lebih banyak daripada metode kesetimbangan. Proses keberhasilan ekstraksi

dengan cara perkolasi dipengaruhi selektifitas pelarut, kecepatan alir pelarut dan suhu, ukuran

simplisia tidak boleh terlalu halus, karena dapat menyumbat pori-pori saringan perkolator.

2. Bagaimana pengaruh variabel ekstraksi terhadap hasil ekstraksi ?

    1.      Ukuran Bahan

Laju ekstraksi juga meningkat apabila ukuran partikel bahan baku semakin kecil. Dalam

arti lain, rendemen ekstrak akan semakin besar bila ukuran partikel semain kecil.

Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan bahan sehingga mempercepat

penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak dan mempercepat waktu ekstraksi.

Sebenarnya semakin kecil ukuran bahan semakin luas pula permukaan bahan sehingga

semakin banyak oleoresin yang dapat diekstrak. Tetapi ukuran bahan yang terlalu kecil

juga menyebabkan banyak minyak yang menguap selama penghancuran.

    2.      Suhu Ekstraksi

Secara umum, kenaikan suhu akan meningkatkan jumlah zat terlarut ke dalam pelarut.

Suhu pada proses ekstraksi memang terbatas hingga suhu titik didih pelarut yang

digunakan. Karena jika suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan beberapa komponen yang

terdapat dalam rempah akan mengalami kerusakan.

    3.      Jenis Pelarut

Jenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting dalam ekstraksi. Hal-hal yang

perlu diperhatikan adalah : daya melarutkan, titik didih, toksisitas (daya atau sifat racun),

mudah tidaknya terbakar dan sifat korosif. Jenis pelarut mempengaruhi senyawa yang

tersari, jumlah solut yang terekstrak dan kecepatan ekstraksi. Dalam dunia farmasi dan

Page 2: tugas2

produk bahan obat alam, pelarut etanol, air dan campuran keduanya lebih sering dipilih

karena merupakan pelarut yang biasanya cocok dengan bahan alam.

Dalam pemilihan pelarut harus memperhatikan beberapa faktor diantaranya adalah

pemilihan pelarut pada umumnyadipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :

1. Selektifitas pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan

komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. 

2. Kelarutan pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak

yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).

3. Kemampuan untuk tidak saling bercampur. Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak

boleh atau hanya secara terbatas larut dalam bahan ekstraksi.

4. Kerapatan terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan

kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi.

5. Reaktifitas pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara

kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi.

6. Titik didih karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan

cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu

tidak  boleh terlalu dekat.

4. Rasio pelarut dan bahan baku

Jika rasio pelarut-bahan baku besar maka akan memperbesar pula jumlah senyawa yang

terlarut. Akibatnya laju ekstraksi akan semakin meningkat. Akan tetapi semakin banyak

pelarut, proses ekstraksi juga semakin mahal.