tugas2
DESCRIPTION
tohTRANSCRIPT
1. Metode ekstraksi untuk tanaman Curcumae domesticae (kunyit) termasuk metode
ekstraksi exhaustive atau kesetimbangan? Mengapa?
Metode ekstraksi exhaustive (sampai habis) meliputi perkolasi dan soxhletasi, sedangkan
metode ekstraksi sampai kesetimbangan meliputi maserasi dan perebusan. Kedua metode
tersebut sebenarnya dapat digunakan dalam proses ekstraksi tanaman Curcumae domesticae
(kunyit). Namun metode ekstraksi exhaustive lebih efektif, karena pada metode ekstraksi
kesetimbangan yang meliputi maserasi proses penyaringannya tidak sempurna, karena zat
aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50% saja, membutuhkan waktu yang lebih lama dan
memerlukan pelarut dalam jumlah yang banyak. Hanya saja pada proses maserasi dapat
menggunakan alat yang sederhana, yaitu bejana perendam. Sedangkan pada metode ekstraksi
exhaustive yang meliputi perkolasi penetesan pelarut serta penampungan perkolatnya
mencapai volume 1 sampai 5 kali jumlah bahan. Jadi hasil ekstraksi pada metode ekstraksi
exhaustive lebih banyak daripada metode kesetimbangan. Proses keberhasilan ekstraksi
dengan cara perkolasi dipengaruhi selektifitas pelarut, kecepatan alir pelarut dan suhu, ukuran
simplisia tidak boleh terlalu halus, karena dapat menyumbat pori-pori saringan perkolator.
2. Bagaimana pengaruh variabel ekstraksi terhadap hasil ekstraksi ?
1. Ukuran Bahan
Laju ekstraksi juga meningkat apabila ukuran partikel bahan baku semakin kecil. Dalam
arti lain, rendemen ekstrak akan semakin besar bila ukuran partikel semain kecil.
Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan bahan sehingga mempercepat
penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak dan mempercepat waktu ekstraksi.
Sebenarnya semakin kecil ukuran bahan semakin luas pula permukaan bahan sehingga
semakin banyak oleoresin yang dapat diekstrak. Tetapi ukuran bahan yang terlalu kecil
juga menyebabkan banyak minyak yang menguap selama penghancuran.
2. Suhu Ekstraksi
Secara umum, kenaikan suhu akan meningkatkan jumlah zat terlarut ke dalam pelarut.
Suhu pada proses ekstraksi memang terbatas hingga suhu titik didih pelarut yang
digunakan. Karena jika suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan beberapa komponen yang
terdapat dalam rempah akan mengalami kerusakan.
3. Jenis Pelarut
Jenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting dalam ekstraksi. Hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah : daya melarutkan, titik didih, toksisitas (daya atau sifat racun),
mudah tidaknya terbakar dan sifat korosif. Jenis pelarut mempengaruhi senyawa yang
tersari, jumlah solut yang terekstrak dan kecepatan ekstraksi. Dalam dunia farmasi dan
produk bahan obat alam, pelarut etanol, air dan campuran keduanya lebih sering dipilih
karena merupakan pelarut yang biasanya cocok dengan bahan alam.
Dalam pemilihan pelarut harus memperhatikan beberapa faktor diantaranya adalah
pemilihan pelarut pada umumnyadipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
1. Selektifitas pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
2. Kelarutan pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak
yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).
3. Kemampuan untuk tidak saling bercampur. Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak
boleh atau hanya secara terbatas larut dalam bahan ekstraksi.
4. Kerapatan terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan
kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi.
5. Reaktifitas pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara
kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi.
6. Titik didih karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan
cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu
tidak boleh terlalu dekat.
4. Rasio pelarut dan bahan baku
Jika rasio pelarut-bahan baku besar maka akan memperbesar pula jumlah senyawa yang
terlarut. Akibatnya laju ekstraksi akan semakin meningkat. Akan tetapi semakin banyak
pelarut, proses ekstraksi juga semakin mahal.