tugas1

15
Nama : M.Syamsul Hadi NIM : 121624017 Kelas : 4-DIV T. Pendingin dan Tata Udara Hujan Asam Pengertian Hujan Asam Pengertian hujan asam adalah hujan yang memiliki kadar keasaman (pH) yang rendah pada tiap tetesan airnya. Normalnya hujan pada umumnya memiliki pH 5,6 sehingga kita bisa sebut bahwa hujan dengan tingkat pH < 5,6 berarti itu hujan asam. Penelitian terbaru menunjukan bahwa pH hujan telah berubah dari 6 hingga ke 4 dikarenakan banyaknya gas buangan yang menyebabkan terjadinya hujan asam. Gas-gas penyebab hujan asam ini umumnya dihasilkan oleh bencana alam (letusan gunung berapi) dan ulah atau dari tangan manusia (seperti asap kendaraan bermotor dan industri) Penyebab Terjadinya Hujan Asam Terjadinya hujan asam tentu bukan tanpa sebab, ada sebab tertentu dibalik itu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penyebab terbesar terjadinya hujan asam adalah dari bencana alam (letusan gunung berapi) dan ulah tangan manusia (asap kendaraan bermotor dan industri-industri). Untuk itu diperlukan peran aktif semua pihak agar bahaya hujan asam ini bisa segera ditanggulangi misalnya manusia menggunakan alat- alat (mesin atau kendaraan yang ramah lingkungan), pemerintah mensosialisasikan gerakan untuk cinta lingkungan, dan lain sebagainya. Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut: Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisis es kutub. Terlihat turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang

Upload: hadimsyamsul

Post on 02-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asd

TRANSCRIPT

Page 1: tugas1

Nama : M.Syamsul HadiNIM : 121624017Kelas : 4-DIV T. Pendingin dan Tata Udara

Hujan Asam

Pengertian Hujan Asam

Pengertian hujan asam adalah hujan yang memiliki kadar keasaman (pH) yang rendah pada tiap tetesan airnya. Normalnya hujan pada umumnya memiliki pH 5,6 sehingga kita bisa sebut bahwa hujan dengan tingkat pH < 5,6 berarti itu hujan asam. Penelitian terbaru menunjukan bahwa pH hujan telah berubah dari 6 hingga ke 4 dikarenakan banyaknya gas buangan yang menyebabkan terjadinya hujan asam. Gas-gas penyebab hujan asam ini umumnya dihasilkan oleh bencana alam (letusan gunung berapi) dan ulah atau dari tangan manusia (seperti asap kendaraan bermotor dan industri)

Penyebab Terjadinya Hujan Asam

Terjadinya hujan asam tentu bukan tanpa sebab, ada sebab tertentu dibalik itu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penyebab terbesar terjadinya hujan asam adalah dari bencana alam (letusan gunung berapi) dan ulah tangan manusia (asap kendaraan bermotor dan industri-industri). Untuk itu diperlukan peran aktif semua pihak agar bahaya hujan asam ini bisa segera ditanggulangi misalnya manusia menggunakan alat-alat (mesin atau kendaraan yang ramah lingkungan), pemerintah mensosialisasikan gerakan untuk cinta lingkungan, dan lain sebagainya. Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:

Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisis es kutub. Terlihat turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masing-masing lapisan tersebut.

Dampak Hujan Asam

Hujan asam memiliki dampak yang negatif terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Oleh sebab itu kita harus segera berperan aktif dalam menanggulangi terjadinya hujan asam yang berkepanjangan. Dan inilah beberapa dampak hujan asam:

Hujan asam mempengaruhi kesehatan manusia, bisa menyababkan panas. Hujan asam dapat merusak dan mengganggu pertumbuhan tanaman. Hujan asam bisa merusak bangunan-bangunan yang ada dibumi (karatan).

Page 2: tugas1

Hujan asam dapat membunuh berbagai macam organisme air. Hujan asam bisa meningkatkan konsentrasi logam dalam air.

Metode Pencegahan

Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah wet scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Wet scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke dalam tower sehingga bercampur dengan gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang ada, Kalsium karbonat dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH netral yang secara fisik dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi menjadi sulfat industri.Di beberapa area, sulfat tersebut dijual ke pabrik kimia sebagai gipsum bila kadar kalsium sulfatnya tinggi. Di tempat lain, sulfat tersebut ditempatkan di land-fill.

Global Warming

Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi.

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1]

Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2]

serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga

Page 3: tugas1

saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

Penyebab Pemanasan Global

1.Efek Rumah Kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

2.Efek Umpan Balik

Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer. Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan

Dampak pemanasan global

Berikut dibawah ini beberapa dampak global warming atau pemanasan global:

1. Kenaikan permukaan air laut seluruh dunia – Para ilmuwan memprediksi peningkatan tinggi air laut di seluruh dunia disebabkan mencairnya 2 (dua) lapisan es raksasa yaitu di Antartika dan di Greenland. Negara di seluruh dunia akan mengalami dampak yang

Page 4: tugas1

berbahaya dari kenaikan air laut ini. Banyak pulau-pulau yang akan tenggelam karena naiknya permukaan air laut.

2. Peningkatan intensitas terjadinya badai – Tingkat terjadinya badai semakin meningkat, di dukung dengan bukti-bukti yang sudah ditemukan oleh para ilmuwan bahwa pemanasan global secara signifikan akan menyebabkan terjadinya kenaikan temperature suhu udara dan lautan. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin yang dapat memicu terjadinya badai yang kuat.

3. Menurunnya produksi bidang pertanian akibat gagal panen – Menurunnya produksi pangan pertanian akibat kegagalan panen, disebabkan oleh pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan iklim dan cuaca yang kurang kondusif bagi tanaman.

4. Ekosistem Hancur – Akibat dari perubahan iklim yang terjadi akibat global warming akan menghancurkan ekosistem yang telah ada. Setelah sebagian mahkluk hidup di permukaan bumi musnah akibat bencana seperti kekeringan, badai, banjir ataupun ditenggelamkan air laut, mahkluk hidup yang tersisa akan mengalami kesulitan untuk bertahan hidup. Penyebabnya yaitu berkurangnya sumber air, udara bersih, bahan bakar, bahan makanan, sumber energi dan lain sebagainya.

Pencegah pemanasan global

Berikut ini beberapa cara mencegah atau cara mengatasi global warming, diantaranya seperti berikut ini:

1. Jangan menebang hutan sembarangan – Kita sudah mengetahui bahwa hutan merupakan penghasil oksigen terbesar atau paru-paru dunia dan untuk mendaur ulang karbondioksida., jika hutan banyak ditebangi sembarangan, lantas siapa lagi yang akan mendaur ulang karbon dioksida dan yang menghasilkan kita oksigen? jika oksigen semakin sedikit atau bahkan tidak ada maka bumi akan dipenuhi dengan CO2, gas jenis ini bersifat akan menaikkan suhu bumi. Makhluk hidup juga bernafas membutuhkan oksigen tanpa oksigen makhluk hidup akan mati. Jadi jagalah hutan dan jangan menebang pohon sembarangan.

2. Kurangi penggunaan kendaraan bermotor – Gas CO2 semakin banyak akan mengakibatkan bumi semakin panas, sedangkan kendaraan bermotor akan membuang hasil pembakaran yang berupa gas CO2. Jika semakin sedikit kendaraan bermotor yang dioperasikan makan akan semakin sedikit juga gas CO2 yang dihasilkan. Jadi kurangipenggunaaan kendaraan bermotor dan pakailah secara bijak.

3. Mengurangi atau jangan menyalakan lampu di siang hari – Tanpa kita disadari ternyata lampu akan membuat suhu menjadi panas, jika kamu tidak percaya coba saja dengan menaruh telur ayam di dekat lampu selama beberapa hari dan lihatlah telur ayam tersebut akan menetas. Jadi menyalakan lampu di siang hari jika tidak diperlukan.

4. Peningkatan Penggunaan atau Usahakan menggunakan Transportasi Umum – Sebagian besar emisi CO2 berasal dari pembakaran bahan bakar minyak. Hal ini berlaku di seluruh belahan dunia, di mana kendaraan bermotor merupakan sumber utama transportasi bagi sebagian besar manusia di zaman ini. Dengan membangun lebih baik sistem transportasi umum dan penggunaanya, dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi, dapat mengurangi emisi gas, dan dapat mencegah pemanasan global.

5. Penanaman atau menanam Pohon – Penanaman pohon adalah cara yang sangat baik untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan untuk mencagah atau mengatasi pemanasan global. Pohon akan menyerap karbon dioksida dari atmosfer serta

Page 5: tugas1

menghasilkan lingkungan yang kaya akan oksigen dan akan mensejukan lingkungan. Makan-makanan vegetarian juga akan membantu mengurangi pemanasan global. Jadi menanam pohon adalah langkah yang sangat baik untuk mencegah dan mengatasi pemanasan global.

Penipisan lapisan OZON (Ozone Depletion)

PengertianOzon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari matahari. Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan kita semua. Ozon juga diproduksi manusia untuk dipergunakan sebagai bahan pemurni air, pemutih, dan salah satu unsur pembentuk plastik. Lapisan OZON Lapisan ozon mulai dikenal oleh seorang ilmuwan dari Jerman, Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1839. Ia berwarna biru pucat yang terbentuk dari tiga atom oksigen (O3).

Ozon adalah gas yang tidak berwarna dan ditemui di lapisan stratosfer yaitu lapisan awan yang terletak antara 15 hingga 35 kilometer dari permukaan bumi. Istilah ‘ozon’ atau lebih tepat lagi ‘lapisan ozon’ mulai mendapat perhatian sekitar tahun 1980an ketika para ilmuwan menemukan adanya ‘lubang’ di lapisan ozon di Antartika. Lubang tersebut merupakan hasil dari tenaga matahari yang mengeluarkan radiasi ultra yang tinggi. Radiasi itu berpecah menjadi molekul oksigen sekaligus melepaskan atom bebas di mana setengahnya diikat dengan molekul oksigen yang lain untuk membentuk ozon.

Kira-kira 90% daripada ozon di atmosfera terbentuk dengan cara ini yaitu meliputi di antara 15 sehingga 55 kilometer di atas permukaan bumi. Bagian ini disebut dengan stratosfer. Walaupun begitu, ozon yang ada itu didapati terdapat dalam jumlah yang sedikit yaitu maksimum hanya di antara 20 hingga 25 kilometer. Banyaknya ozon di atmosfer tergantung pada keseimbangan dinamis di antara sejauh mana ia terbentuk dan bagaimana ia musnah.

Manfaat lapisan ozon Lapisan ozon sangat penting karena ia menyerap radiasi ultra violet (UV) dari matahari untuk melindungi radiasi yang tinggi sampai ke permukaan bumi. Radiasi dalam bentuk UV spektrum mempunyai jarak gelombang yang lebih pendek daripada cahaya. Radiasi UV dengan jarak gelombang adalah di antara 280 hingga 315 nanometer yang dikenali UV-B dan ia merusak hampir semua kehidupan. Dengan menyerap radiasi UV-B sebelum ia sampai ke permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi dari efek radiasi yang merusak kehidupan. Ozon stratospheric juga memberi efek pada suhu atmosfer yang menentukan suhu dunia. Berdasar hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dari radiasi UV-B ini semakin menipis. Para ilmuwan sebenarnya sudah membuat teori dan ramalan mengenai penipisan lapisan ozon ini tahun 1970an. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar radiasi ultra ungu memasuki bumi. Radiasi ultra ungu ini dapat membuat efek pada kesehatan manusia, memusnahkan kehidupan laut, ekosistem, mengurangi hasil pertanian dan hutan. Efek utama pada manusia adalah peningkatan penyakit kanker kulit karena selain itu dapat merusak mata termasuk kataraks dan juga mungkin akan melemahkan sistem imunisasi badan.

Page 6: tugas1

Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat memusnahkan hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil tanaman seperti ‘barli’ dan ‘oat’ menunjukkan penurunan karena penerimaan sinar radiasi yang semakin tinggi. Tanaman diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan, bahkan akan cenderung kerdil, sehingga merusak hasil panen dan hutan-hutan yang ada.Radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan hewan-hewan laut. Kerusakan lapisan ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan bumi yang sering disebut sebagai “efek rumah kaca”. Usaha-usaha untuk mencegah penipisan ozon menjadi mulai dilakukan bersama oleh semua negara di dunia.

Usaha itu pun telah di galakkan secara serius melalui UNEP (United Nation Environment Programme) salah satu organisasi PBB yang bergerak dibidang program perlindungan lingkungan dan alam. Pada tahun 1977 lagi, UNEP telah mengambil tindakan Perancangan Dunia terhadap lapisan ozon dan dalam tahun 1987, dibuat satu kesepakatan dunia mengenai pengurangan pengeluaran bahan yang menyebabkan lapisan ozon telah ditandatangani yaitu ‘Protokol Montreal’. Protokol ini di antaranya menghasilkan tindakan-tindakan dalam mengawal penghasilan dan pembebasan CFC ke dalam alam sekitar. Oleh karena itu, kita semua harus memandang serius masalah ini dan berupaya untuk mencegah atau meminimalkan penipisan lapisan ozon di alam ini dengan cara meminimalkan penggunaan bahan-bahan yang dapat mempertipis ozon agar generasi yang akan datang dapat mewarisi alam sekitar yang masih baik.Pada tanggal 16 September yang merupakan hari ozon internasional, isu tentang ozon dan kerusakannya adalah salah satu isu yang terus menerus menjadi bahan kajian di beberapa negara. Kerusakan ozon tidak terlepas dari perilaku kita terhadap alam. Efek rumah kaca (ERK) yang menjadi salah satu penyebab dari kerusakan ozon. Ini terjadi antara lain karena penggundulan hutan, polusi, dan pencemaran udara lainnya.

ERK (Efek Rumah Kaca) adalah salah satu fenomena dimana gelombang pendek radiasi matahari menembus atmosfer dan berubah menjadi gelombang panjang mencapai permukaan bumi. Setelah mencapai permukaan bumi, sebagian gelombang tersebut dipantulkan kembali ke atmosfer. Namun tidak seluruh gelombang yang dipantulkan itu dilepaskan ke angkasa luar. Sebagian gelombang panjang dipantulkan kembali oleh lapisan gas rumah kaca di atmosfer ke permukaan bumi.Proses ini dapat berlangsung berulang kali, sementara gelombang yang masuk juga terus menerus bertambah. Akibatnya, terjadi akumulasi panas di atmosfer.

Penyebab

Perdagangan karbon

Emisi (buangan) industri merupakan sumber kerusakan utama terbentuhya karbon di atmosfir yang menyebabkan terjadinya pemanasan bumi (”global warming”) dan perubahan iklim. “Kyoto Protokol 1997″ dengan United Nation Framework Convention on Climate Change-nya membuat suatu mckanisme baru dimana negara-negara industri dan negara penghasil polutan terbesar diberi kesempatan untuk

Page 7: tugas1

melakukan kompensasi dengan cara membayar negara-negara berkembang untuk mencadangkan hutan tropis yang mereka miliki sehingga tedadi “sequestration” atau penyimpanan sejumlah besar karbon.

Gas CFC.

Gas CFC disebut juga sebagai gas yang menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon ini. CFC digunakan oleh masyarakat modern seperti lemari es, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan buih dan bahan pelarut terutamanya bagi kilang-kilang elektronik.

Pengaruh ODS dan CFC Bagi Ozon.

BERBAGAI negara di dunia cukup khawatir dengan semakin menipisnya lapisan ozon akibat senyawa-senyawa yang tergolong dalam Ozone Depleting Substances (ODS), Carbon tetra chloride, Metil chloroform, dan Halon , yaitu gas CO2, CH4, O3 dan N2O yang dikenal sebagai gas rumah kaca. ODS adalah senyawa yang mengonsumsi ozon yang berupa senyawa-senyawa Chlor dan Fluor yang terikat pada rantai karbon dalam senyawa organik yang biasanya disingkat menjadi CFC.

Lapisan ozon terletak di stratosfer dengan jarak 20-40 km di atas permukaan bumi. Ozon merupakan suatu lapisan yang melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet berenergi tinggi yang sifatnya merusak. Gas-gas rumah juga dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Penggunaan CFC secara besar-besaran antara lain pada alat pendingin (lemari es, AC) sebagai aerosol, pembersih dan bahan pembuat busa.

Semakin menipisnya lapisan ozon dapat mengakibatkan peningkatan infeksi sejalan dengan penurunan kekebalan tubuh, kanker kulit, penyakit katarak pada mata, juga masalah kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan mulai dari putusnya rantai makanan pada ekosistem akuatik di laut sampai menurunnya produktivitas tanaman, selain kerusakan material pada bangunan dan benda-benda lainnya yang terbakar sinar matahari.Akhir-akhir ini, manusia mulai memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya lingkungan untuk kelangsungan lingkungan hidup. Dari begitu banyak masalah lingkungan, penipisan ozon adalah kasus yang paling banyak dibahas dalam pertemuan internasional. Penipisan lapisan ozon akibat senyawa-senyawa yang mengonsumsi ozon yaitu ODS (S. Hariyanto, 1993). Untuk itu, senyawa ini perlu dihindari secara bertahap, agar kehidupan di bumi terhindar dari dampak negatif yang lebih parah lagi.

Pemantauan terhadap keadaan lapisan ozon di stratosfer telah lama dilakukan negara maju sejak 1957. Para ahli pada awal 1970-an menduga, gas nitrogen oksida dari pesawat supersonik menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon. Gas tersebut di lapisan stratosfer bersama senyawa hidrokarbon dan sinar ultra violet akan membentuk kabut foto kimia yang beracun dan berbahaya bagi kesehatan. Sedangkan gas nitrogen oksida di stratosfer akan merusak lapisan ozon, tapi ditinjau dari aktivitasnya diperkirakan dampaknya kecil.

Page 8: tugas1

Namun, pada tahun 1974 perhatian para ahli beralih pada gas CFC dan Halon yang 'teremisi' ke atmosfer yang kemudian mencapai lapisan stratosfer dan akan tinggal di lapisan tersebut sampai puluhun tahun. Gas-gas inilah yang semula diduga sebagai penyebab terjadinya kerusakan pada lapisan ozon stratosfer.Para ahli dari Inggris pada tahun 1985 menemukan, total ozon di stratosfer benua Antartika pada musim semi telah berkurang. Sementara di stasiun Halley Ball, Antartika pada 1987 tercatat penurunan jumlah total menjadi kurang dari setengah jumlah ozon yang diukur pada 1970. Penurunan secara drastis ini telah menyebabkan terjadinya lubang ozon.

Selain di benua Antartika, lapisan ozon juga ditemukan di berbagai tempat lainnya seperti Australia, Selandia Baru, Afrika dan di atas daerah khatulistiwa. Data terakhir yang tercatat NASA sejak 1978 sampai 1990, penipisan lapisan ozon terjadi dua kali lebih cepat dari yang diduga semula yaitu sekira 3-5%.

Di daerah terjadinya perusakan ozon ditemukan adanya hubungan antara ozon dan ClO, yaitu bila kadar ozon tinggi maka kadar ClO rendah, dan sebaliknya. Sedangkan ClO terbentuk dari klor yang berasal dari perombakan CFC, sehingga dapat dikatakan CFC-lah yang menjadi biang keladi kerusakan ozon. Selain dari dari gas CFC, nitrogen oksida dan gas rumah kaca lainnya, letusan gedung berapi juga dapat merusak lapisan ozon stratosfer.

Penggunaan di Indonesia

Indonesia masih mengimpor CFC, karena belum ada pabrik yang memproduksinya. Pada kenyataannya kebutuhan barang-barang seperti lemari es, AC, kosmetika, kasur busa, makin meningkat tiap tahun, sehingga memberikan indikasi makin meningkatnya konsumsi CFC di lingkungan masyarakat kita.

Menurut penelitian Yayasan Konsumen Indonesia, pada tahun 1991, misalnya, penggunaan CFC di Indonesia antara lain untuk kasur busa, kosmetika, pestisida rumah tangga, pelarut dan pembersih, AC, lemari es dan pendingin.

Ada kecenderungan peningkatan penggunaan CFC yaitu rata-rata sebesar 16,6% setiap tahunnya. Kecuali pada kasur busa dan produk aerosol mengalami penurunan, walaupun produksinya terus meningkat. Penurunan penggunaan CFC pada pembuatan kasur busa digantikan metil klorida, sementara pada produk aerosol diganti dengan metil dan LPG.

Penelitian substansi-substansi penyebab penipisan lapisan ozon (ODS) menyatakan, dari 122 perusahaan yang menggunakan substansi-substansi tersebut, hanya 48 perusahaan yang disurvei (40%), meliputi delapan jenis industri yaitu industri-industri kosmetika, insektisida, kasur busa, pendingin, AC, pemadam kebakaran, pengawetan makanan dan industri minuman.

Dampak ratifikasi

Ratifikasi Protokol Montreal akan mengakibatkan dampak, baik di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), ekonomi maupun lingkungan pada umumnya.

Page 9: tugas1

Protokol Montreal ikut berperan dalam upaya menghindari terjadinya kerusakan lapisan ozon stratosfer. Meskipun masih sulit dinilai secara ekonomis, tapi akan memberi dampak positif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Pengurangan dan penghapusan produksi dan konsumsi CFC, Halon dan zat-zat sejenis dapat menimbulkan perubahan-perubahan dalam penggunaan teknologi bagi industri pemakai bahan-bahan tersebut.

Ada kekhawatiran, diberlakukannya protokol tersebut akan menimbulkan banyak masalah di kalangan industri. Negara-negara sedang berkembang yang saat ini memprioritaskan kebutuhan sandang, pangan dan papan, di samping terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya. Kesulitan yang timbul dalam mencari bahan alternatif dan pengembangan teknologi baru, biaya yang harus dikeluarkan untuk mengurangi atau menggantikan CFC, Halon dan bahan-bahan sejenis sangat tergantung pada faktor modal, biaya operasi dan risiko lainnya. Perlu dilakukan evaluasi terhadap bahan pengganti yang umumnya pada tahap awal harga bahan pengganti biasanya lebih mahal.

Walaupun sampai kini belum ditemukan bahan pengganti yang sebaik CFC dalam penggunaannya di industri. Sebetulnya upaya yang mengantisipasi bahan pengganti CFC telah dilakukan berbagai perusahaan industri, di antaranya berbagai cabang industri kimia, di Ditjen Industri Kimia Dasar (IKD), Ditjen Aneka Industri terutama industri kosmetik dengan penggunaan LPG, pompa mekanik (untuk komoditas parfum) dan hidrokarbon impor.

Namun bahan-bahan tersebut masih menimbulkan masalah, antara lain LPG menimbulkan bau yang khas sehingga tidak disukai konsumen, pompa mekanik tidak tahan terhadap kadar alkohol dan bau parfum yang tinggi, demikian juga untuk pengisian parfum apabila menggunakan pompa mekanik harus penuh, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi harga. Penggunaan hidrokarbon impor, maka agar mencapai skala ekonomis, jumlah impor harus banyak dan diperlakukan transportasi khusus, karena termasuk bahan berbahaya.

Inilah sebenarnya yang harus mendapat perhatian dan dicari solusinya agar ODS dan CFC tidak semakin menggoroti lapisan ozon dan dapat mengurangi dampak kesehatan bagi masyarakat dalam penggunaannya. Mudah-mudahan dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi hal-hal seperti ini bisa diantisipasi sedini mungkin.

SolusiAdanya penemuan lubang ozon tersebut mendorong disusunnya suatu perjanjian internasional para ahli yang dikenal dengan 'Konvensi Vienna 1985' yang bertujuan melindungi lingkungan dan kesehatan manusia akibat perubahan lapisan ozon. Selanjutnya ditetapkan 'Protokol Montreal' pada 1987. Dalam protokol tersebut disetujui pembekuan produksi CFC pada 1986 dan penurunan produksi secara bertahap sampai tahun 2000.

Masyarakat dunia perlu diingatkan secara terus-menerus akan pentingnya mengurangi atau menghindari pemakaian zat-zat yang dapat memusnahkan lapisan ozon. Masyarakat dapat berpartisipasi aktif memulihkan kerusakan lapisan ozon dengan tidak memakai peralatan yang menggunakan zat-zat penghancur lapisan ozon, misalnya freon. Juga perlu adanya undang-undang khusus mengenai pelarangan

Page 10: tugas1

berbagai produk seperti lemari es dan penyejuk ruangan (AC) yang masih menggunakan chlorofluorocarbons (CFCs). Selain itu juga, metil bromida dan bahan bakar hidrogen ternyata berpotensi merusak lapisan ozon.