tugas teori akuntansi makalahhhhh

22
TUGAS TEORI AKUNTANSI “IFRS Conceptual Framework” Disusun oleh : Armi Sulthon Fauzi (12F013011) Taufikurrahman (12F013050) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MATARAM 2014

Upload: armi-sulthon-fauzi

Post on 30-Sep-2015

247 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

sadw

TRANSCRIPT

TUGASTEORI AKUNTANSIIFRS Conceptual Framework

Disusun oleh :

Armi Sulthon Fauzi (12F013011)Taufikurrahman (12F013050)

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MATARAM 2014

BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Laporan keuangan yang sering disajikan adalah (1) neraca, (2) laporan laba-rugi, (3) laporan arus kas, (4) laporan ekuitas pemilik, (5) catatan atas laporan keuangan. Dalam membuat laporan keuangan terdapat kerangka kerja konseptual yang mendasari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Kerangka kerja konseptual adalah sebuah sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yag menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat,fungsi sertabatas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikan komparabilitas antar laporan keuangan. Dalam kerangka kerja konseptual akan membahas karakteristik kualitatif, unsur-unsur dasar, asumsi-asumsi, prinsip-prinsip dan kendala-kendala yang ditemui dalam penyusunan laporan keuangan.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Kerangka Kerja Konseptual (Conceptual Framework)kerangka konseptual menetapkan konsep yang mendasari pelaporan keuangan. kerangka konseptual adalah sistem yang koheren konsep yang terdiri dari tujuan. dengan tujuan mengidentifikasi pelaporan keuangan, konsep lain memberikan arahan mengenai identifikasi batas-batas pelaporan keuangan, memilih transaksi, peristiwa lain, dan keadaan diwakili, bagaimana mereka harus diakui dan diukur, dan bagaimana mereka harus dirangkum dan dilaporkan.

Kebutuhan akan kerangka konseptual Manfaat membuat kerangka kerja konseptual. Pertama, Agar manfaat, maka penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep serta tujuan fundamental. Kedua masalah-masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada.

Ilustrasi Kerangka Kerja Konseptual untuk Pelaporan Keuangan

Konsep-konsep Pengakuan dan pengukuran Ilustrasi diatas merupakan tinjauan atas kerangka kerja konseptual pada level pertama, tujuan (objectives) mengidentifikasi tujuan dan sasaran dari akuntansi serta merupakan bagian inti dari kerangka kerja konseptual. Pada tingkat kedua disajikan karakteristik kualitatif (qualitative characteristic) yang membuat siklus informasi akuntansi berguna dan unsur-unsur (elements) laporan keuangan. Pada tingkat yang ketiga disajikan konsep-konsep pengukuran dan pengakuan (measurement and recognition concept) yang akan digunakan dalam menetapkan dan mengaplikasikan standar-standar akuntansi. Konsep-konsep ini meliputi asumsi, prinsip, dan kendala yang menjelaskan lingkungan pelaporan berjalan.

Perkembangan Kerangka Kerja KonseptualBaik IASB (International Accounting Standarts Board) dan FASB (Financial Accounting Standarts Board) memiliki kerangka konseptual. kerangka konseptual FASB dijelaskan dalam dokumen, "kerangka kerja untuk persiapan dan Penyajian laporan keuangan," Kerangka kerja konseptual FASB dikembangkan dalam serangkaian pernyataan konsep, yang umumnya disebut sebagai kerangka konseptual. IASB dan FASB sekarang bekerja pada sebuah proyek bersama untuk mengembangkan kerangka konseptual umum baik yang memberikan dasar yang kuat untuk mengembangkan standar akuntansi di masa depan. kerangka tersebut sangat penting untuk memenuhi tujuan mengembangkan standar yang berbasis prinsip, konsisten secara internal, dan terkonvergensi internasional, dan yang mengarah pada pelaporan keuangan yang menyediakan informasi investor harus membuat keputusan yang sehat dan efektif.[endnoteRef:1] [1: ]

B. Tingkat Pertama : Tujuan Dasar

Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk menyediakan informasi: Berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit; untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan; dan tentang sumberdaya ekonomi, klaim terhadap sumberdaya tersebut, dan perubahan didalamnya;[endnoteRef:2] [2: ]

Tujuan (objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi tentang menilai prospek arah arus kas yang berguna bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Hal yang mendasari tujuan ini adalah konsep bahwa pemakai membutuhkan pengetahuan yang memadai tentang persoalan bisnis dan akuntansi keuangan untuk memahami informasi tang terkandung dalam laporan keuangan.

C. Tingkat Kedua : Konsep Fundamental Dalam tingkat kedua, terdapat tiang-tiang konseptual untuk menjelaskan karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi dan mendefinisikan unsur-unsur laporan keuangan. Tiang konseptual ini akan menjembatani antara mengapa akuntansi (tujuan) dengan bagaimana akuntansi (pengakuan dan pengukuran).

Karakteristik Kualitatif Dari Informasi Akuntansi Pemilihan metode akuntansi yang tepat, jumlah dan jenis informasi yang harus diungkapkan, serta format penyajiannya melibatkan penentuan alternatif mana yang menyediakan informasi yang paling bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan. IASB (international accounting Standars Board) mengidentifikasi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi membedakan informasi yang lebih baik dengan informasi yang inferior (kurang berguna) bagi tujuan pelaporan keuangan, selain itu, IASB juga telah mengidentifikasi kendala-kendala (biaya-manfaat dan materialitas) sebagai bagian dari kerangka kinerja konseptual.[endnoteRef:3] [3: ]

Kualitas Fundamental : RelevansiRelevansi adalah salahsatu kualitas fundamental untuk membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan. Agar menjadi relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan tidak relevan terhadap keputusan yang diambil.

Hirarki Kualitas Akuntansi[endnoteRef:4] [4: ]

Pengambil Keputusan dan KarakteristiknyaPemakai Informasi

Kemampuan pemahamanKetepatan WaktuKomparabilitasKelengkapanNetralitasBebas dari kesalahanFeed-back valuePredictive valueDaya- UjiRelevansiKetepatanKegunaan Keputusanakuntansi

Biaya< manfaatMaterialitasKendala

Kriteria pervasif

Kualitas fundamental

Kandungan Kualitasfundamental

kualitas peningkat

Informasi yang relevan akan membantu pemakai membuat prediksi tentang hasil akhir dari nilai masa lalu, sekarang dan masa depan; yaitu, memiliki nilai prediktif. Informasi yang relevan juga membantu pemakai menjastifikasi atau mengkoreksi ekspektasi atau harapan masa lalu; yaitu, memiliki nilai umpan balik. Agar relevan, informasi harus memiliki nilai prediktif atau nilai umpan-balik, dan harus disajikan tepat waktu.[endnoteRef:5] [5: ]

Kualitas fundamental : Ketepatan PenyajianKetepatan penyajian (representational faithfulness) berarti bahwa angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul-betul ada dan terjadi. Yaitu, angka-angka dan penjelasan akuntansi sesuai dengan sumber daya atau kejadian yang diklaim oleh angka-angka serta penjelasan tersebut. Jika laba-rugi General Motor melaporkan penjualan sebesar $ 150 miliar sementara penjualan sebenarnya hanya $ 138,3 miliar, maka laporan laba-rugi tersebut dikatakan tidak disajikan secara tepat.

Kelengkapan (completness). Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi. (Zaki Baridwan, 2004 : 7)Netralitas (Neutrality). Netralitas berarti bahwa informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Informasi yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai.[endnoteRef:6] [6: ]

Free from Error. Sebuah informasi harus bebas dari kesalahan. Informasi yang akurat sangat diperlukan untuk penyajian informasi. Bagaimanapun ketepatan penyajian informasi tidak bebas dari kesalahan, karena dalam laporan keuangan melibatkan banyak jenis estmasi keputusan manajemen.[endnoteRef:7] [7: ]

Kualitas PeningkatanKomparabilitas. Informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki komparabilitas jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas akan memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan rill dalam fenomena ekonomi karena perbedaan rill dan persamaan tersebut tidak dikaburkan oleh pemakaian metode akuntansi yang tidak dapat diperbandingkan. Selain itu konsistensi, apabila sebuah entitas mengaplikasikan perlakuan akuntansi yang sama untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari periode ke periode, maka entitas tersebut dianggap konsisten dalam menggunakan standar akuntansi. perusahaan dapat mengganti satu metode dengan metode lainnya, tetapi penggantian tersebut dibatasi oleh situasi dimana perusahaan harus dapat menunjukan bahwa metode yang baru lebih baik daripada metode sebelumnya. Kesimpulannya, laporan akuntansi untuk tahun tertentu akan lebih berguna jika dapat diperbandingkan dengan laporan perusahaan lain dari tahun yang sama dan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan sebelumnya.Daya uji (verifiability) ditunjukkan ketika pengukur independen,dengan menggunakan metode pengukuran yang sama,mendapatkan hasil yang serupa. Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu, dan taksiran umur ekonomis.Ketepatan waktu (timeliness) adalah ketepatan waktu berarti memiliki informasi yang tersedia kepada pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan.[endnoteRef:8] memiliki informasi yang relevan tersedia lebih cepat dapat meningkatkan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan, dan kurangnya ketepatan waktu dapat menghambat penggunaan informasi. Dapat dipahami (understandability). Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dengan mudah dan segera dapat dipahami oleh pemakainya. Pemakai informasi di asumsikan mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan wajar. (Zaki Baridwan, 2004: 7) [8: ]

Unsur-unsur dasar Laporan keuangan. Unsur pembentuk laporan keuangan yaitu, 1) Aktiva2) Kewajiban3) Ekuitas4) Pendapatan5) Beban

Keterangan :1. AktivaManfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.2. KewajibanPengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu-kewajiban yang ditimbulkan oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa depan. 3. EkuitasKepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.

4. PendapatanArus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.5. BebanArus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.

D. Tingkat Ketiga : Konsep Pengakuan, Pengukuran dan PengungkapanTingkat ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.[endnoteRef:9] [9: ]

Asumsi-Asumsi Dasar Asumsi Entitas EkonomiAsumsi entitas ekonomi (economic entity assumption) berarti aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit pertanggungjawaban tertentu. Dengan kata lain, aktivitas entitas bisnis dapat dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas pemiliknya dan dengan setiap unit bisnis lainnya. Konsep entitas tidak selalu mengacu pada entitas legal. Perusahaan induk dan anak perusahaannya merupakan entitas legal yang terpisah, tetapi penggabungan aktivitas-aktivitas maerka untuk tujuan akuntansi dan pelaporan tidak melanggar asumsi entitas ekonomi. Asumsi Kelangsungan HidupSebagian besar metode akuntansi didasarkan atas asumsi kelangsungan hidup (going concern assumption) yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang. Asumsi Unit MoneterMengandung arti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi. Asumsi ini menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang peubahan modal serta pertukaran barang dan jasa. Unit moneter adalah unit yang relevan, sederhana, tersedia secara universal, dapat dipahami, dan berguna. Asumsi PeriodisitasMenyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan ke dalam periode waktu artifisial. Periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum adalah secara bulanan, kuartalan, dan tahunan. Asumsi Pencatatan Akrual Perusahaan menyusun laporan keuangan dengan menggunakan akuntansi berbasis akrual. Akrual akuntansi dasar berarti bahwa transaksi yang mengubah laporan keuangan perusahaan dicatat pada periode di mana acara tersebut terjadi. Misalnya, dengan menggunakan basis akrual berarti bahwa perusahaan mengakui pendapatan apabila kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan pengukuran yang dapat diandalkan adalah mungkin (prinsip pengakuan pendapatan). Hal ini dipertegas bentuknya pengakuan berdasarkan penerimaan kas. Seperti-bijaksana, dengan dasar akrual, perusahaan mengakui beban pada saat terjadinya (prinsip pengakuan beban) bukan saat dibayar. Sebuah alternatif untuk basis akrual adalah basis kas. Dalam kas akuntansi dasar, perusahaan mencatat pendapatan hanya ketika kas diterima. Mereka mencatat pengeluaran hanya ketika kas dibayarkan.

Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi[endnoteRef:10] [10: ]

Prinsip Pengukuransaat ini memiliki sistem campuran-atribut di mana salah satu dari dua prinsip pengukuran yang digunakan. kedua prinsip adalah prinsip-prinsip biaya dan prinsip-prinsip nilai wajar. pemilihan prinsip umumnya mencerminkan trade-off antara relevansi dan ketepatan.Prinsip biaya. IFRS (international financial reporting standard) mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Hal ini disebut dengan prinsip biaya historis . biaya memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya : yaitu, dapat diandalkan. Dewasa ini kita memiliki sistem atribut-campuran yang membolehkan biaya historis, nilai wajar, yang terendah antara biaya atau harga pasar, dan dasar penilaian lainnya. Prinsip nilai wajar. Nilai wajar didefinisikan sebagai "jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan, kewajiban diselesaikan, atau instrumen ekuitas yang diberikan dapat dipertukarkan, antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk transaksi lengan panjang". Oleh karena itu nilai wajar adalah ukuran berbasis pasar. IFRS telah semakin menyerukan penggunaan pengukuran nilai wajar dalam laporan keuangan. ini sering disebut sebagai prinsip-prinsip nilai wajar. Informasi nilai wajar mungkin lebih berguna daripada biaya historis untuk beberapa jenis aktiva dan kewajiban di industri tertentu.

Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle )Pendapatan adalah aliran masuk aktiva yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekiuvalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas. Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam pendapatan termasuk juga pendapatan bunga, sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain. Pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa, yaitu pada saat ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan sehingga timbul beberapa ketentuan lain mengenai saat untuk mengakui pendapatan. Pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai, selama masa produksi dan pada saat produksi dan pada saat kas diterima.

Prinsip Pengakuan Beban (expense recognition principle)Biaya didefinisikan sebagai arus keluar atau lainnya aset atau menimbulkan kewajiban selama periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang dan / atau jasa yang diberikan. itu kemudian bahwa pengakuan beban yang berkaitan dengan perubahan bersih aktiva dan pendapatan produktif. dalam prakteknya, pendekatan untuk mengakui biaya tersebut "biarkan biaya mengikuti pendapatan." pendekatan ini adalah prinsip pengakuan beban. Untuk menggambarkan, perusahaan mengakui beban bukan ketika mereka membayar upah atau membuat produk tapi ketika pekerjaan (layanan) atau produk benar-benar memberikan kontribusi untuk pendapatan.

Prinsip Pengungkapan Penuh (full Disclosure Principle)Dalam memutuskan informasi apa yang akan dilaporkan, praktek yang umum adalah menyediakan informasi yang mencukupi untuk mempengaruhi penilaian dan keputusan pemakai. Prinsip ini sering disebut prinsip pengungkapan penuh, mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukan dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian trade-off penilaian. Trade-off ini terjadi antara 1) kebutuhan untuk mengungkapkan secara cukup terinci hal-hal yang akan mempengaruhi keputusan pemakai, dengan 2) kebutuhan untuk memadatkan penyajian agar informasi dapat dipahami. Disamping itu, penyusunan laporan keuangan juga memperhitungkan biaya pembuatan dan penggunaan laporan keuangan. Informasi tentang posisi keuangan, laba, arus kas, dan investasi dapat ditemui dalam salah satu tempat berikut: 1) dalam bagian utama laporan keuangan, 2) catatan atas laporan keuangan, atau 3) informasi suplementer.

Kendala (Constraints)Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar membuatnya menjadi berguna, dua kendala yang dominan harus diperhitungkan biaya dan materialitas.

Kendala biaya Seringkali, pemakai mengasumsikan bahwa informasi adalah komoditas bebas biaya. Namun para pembuat dan penyedia informasi akuntansi mengetahui bahwa hal itu salah. Karena itu, ada hubungan biaya-manfaat yang harus diperhitungkan: biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari pemakaian informasi itu. Analisis biaya-manfaat sulit dilakukan karena biaya dan terutama manfaatnya tidak selalu nyata dan dapat diukur. Manfaat yang diperoleh oleh pembuat laporan keuangan (dalam hal pengendalian manajemen dan akses terhadap modal yang besar) dan pemakai laporan keuangan (dalam hal alokasi sumber daya, penilaian pajak, dan regulasi tarif pajak). Namun manfaat secara umum lebih sulit dikuantifikasi dibandingkan biaya.Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa diperoleh dari pemakaian informasi itu. Badan-badan pembuat standar dan badan-badan pemerintah kini menggunakan analisis biaya-manfaat sebelum menetapkan persyaratan informasional. Dalam rangka menjustifikasi penerbitan suatu standar pengukuran dan pengungkapan tertentu, manfaat yang bisa didapat dari standar harus melampaui biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan.[endnoteRef:11] [11: ]

Kendala MaterialitasBerhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Singkatnya, suatu item harus membuat perbedaan atau, jika tidak, tidak perlu diungkapkan. Jadi aspek yang terlibat di sini adalah ukuran dan kepentingan relatif.

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulankerangka konseptual adalah sistem yang koheren konsep yang terdiri dari tujuan. dengan tujuan mengidentifikasi pelaporan keuangan, konsep lain memberikan arahan mengenai identifikasi batas-batas pelaporan keuangan, memilih transaksi, peristiwa lain, dan keadaan diwakili, bagaimana mereka harus diakui dan diukur, dan bagaimana mereka harus dirangkum dan dilaporkan. Tujuan membuat kerangka kerja konseptual. Pertama, Agar manfaat, maka penetapan standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep serta tujuan fundamental. Kedua masalah-masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada.Tinjauan atas kerangka kerja konseptual pada level pertama, tujuan (objectives) mengidentifikasi tujuan dan sasaran dari akuntansi serta merupakan bagian inti dari kerangka kerja konseptual. Pada tingkat kedua disajikan karakteristik kualitatif (qualitative characteristic) yang membuat siklus informasi akuntansi berguna dan unsur-unsur (elements) laporan keuangan. Pada tingkat yang ketiga disajikan konsep-konsep pengukuran dan pengakuan (measurement and recognition concept) yang akan digunakan dalam menetapkan dan mengaplikasikan standar-standar akuntansi. Konsep-konsep ini meliputi asumsi, prinsip, dan kendala yang menjelaskan lingkungan pelaporan berjalan.