tugas sejarah hindia belanda

10
TUGAS SEJARAH OLEH : “ PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA MICHAEL OCTAVIANUS ANGGI P. BOB BILL DANIEL N. XI IPS 4

Upload: michael-octavianus-surbakti

Post on 04-Jul-2015

805 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS SEJARAH Hindia Belanda

TUGAS SEJARAH

OLEH :

“ PEMERINTAHAN HINDIABELANDA

MICHAEL OCTAVIANUS ANGGI P. BOB BILL DANIEL N.

XI IPS 4

Page 2: TUGAS SEJARAH Hindia Belanda

Pemerintahan Hindia-Belanda I1806 1808 1811

Daendels diangkat menjadi Gubernur

Jendral

Pembuatan Jalan Raya Pos

Belanda menyerah pada Inggris

Akibat Belanda jatuh ke tangan Perancis, menyebabkan pengaruh politik liberal Perancis meluas sampai ke Indonesia. Kemudian Napoleon Bonaparte mengangkat Herman Willwm Daendels sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda pada 1 Januari 1806. Ia di kenal sebagai tokoh revolusioner yang mendukung politik liberalisme.1. Kebijakan H . W . Daendels (1806 – 1811)

Ia memerintah dengan sangat radikal dan tegas. Sistem pemerintahan Indonesia di ubah menjadi modern. Pengadilan bagi penduduk pribumi di lakukan secra adat, tapi bagi kaum pedagang dan bangsawan secara undang-undang. Praktik-praktik kerja rodi di tingkatkan, salah satu hasil pemerintahan Daendels ialah pembangunan Jalan Raya Pos dari Anyer sampai Panarukan.

Paruh kedua abad ke 19 , pembangunan jalan mengalami kemajuan pesat karena banyak di bangun dengan menggunakan tenaga kerja-wajib.Pada 1900-an, pembangunan jaringan jalan di Jawa mencapai 20.000 km. Daendels juga menerapkan peraturan desentralisasi dari pemerintahan pusat. Tapi , daendels di panggil kembali ke Belanda karena memerintah secara keras, dan di gantikan oleh Jansens di Batavia.

Page 3: TUGAS SEJARAH Hindia Belanda

2. Perlawanan Rakyat terhadap Kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda IPerlawanan melawan hegemoni Hindia Belanda terjadi hampir di seluruh Nusantara :

a) Perlawanan Tidore : dipimpin Sultan Nuku pada tahun 1797-1885

b) Perlawanan Pattimura : di awali penyerangan benteng duurstede di Saparua tahun 1817

c) Perang Paderi : 1821-1837 oleh Tuanku Imam Bonjol, dimana akhirnya ia di tangkap Belanda di asingkan ke Cianjur

Di tengah pertempuran di Nusantara, Inggris memanfaatkan kesempatan untuk menyerang Belanda, dan akhirnya Belanda kalah, dan Thomas Stamford Raffles di angkat menjadi Gubernur Jendral Hindia Belanda Oleh Inggris

1811 1814 1816

Raffles menjadi Gubernur Jendral Hindia Belanda

Konvensi London Penyerahan kembali Hindia Belanda kepada Belanda

Page 4: TUGAS SEJARAH Hindia Belanda

Pemerintahan Hindia-Belanda II1830 1870 1900

Sistem Tanam Paksa Undang-Undang Agraria

Politik Pintu Terbuka dan Politik Etis

1. Sistem Tanam Paksa (1830-1870) Setelah kekuasaan Inggris berakhir pada 1816, Indonesia

kembali dikuasai Belanda. Sistem sewa tanah yang masih berhubungan dengan sistem yang di terapkan Inggris di hapuskan, tapi di ganti menjadi sistem tanam paksa (cultuur stelsel) oleh Gubernur Jendral Johanes van den Bosch. Sistem ini betul-betul menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan rakyat Indonesia.

Tujuan tanam paksa adalah mengeksploitasi SDA dan sumber daya manusia Indonesia guna mengisi kekosongan kas negara. Latar belakang di terapkannya sistem ini antara lain :

a. Utang VOC yang ditanggung Hindia-Belanda sebesar 136,7 juta gulden merupakan beban yang berat.

b. Cara pendapatan keuangan dengan cara lama, kurang memberikan hasil.

c. Perang dengan rakyat Indonesia mengakibatkan kerugian besar.d. Sebagai usaha memperoleh pemasukan keuangan yang banyak

tapi dalam waktu singkat.

Page 5: TUGAS SEJARAH Hindia Belanda

Adapun peraturan yang di terapkan dalam sistem tanam paksa adalah sbb.1. Penduduk di wajibkan menanam tumbuhan yang laku di pasaran Eropa2. Luas tanah yg di sediakan tidak boleh melebihi 1/5 dari tanah pertanian

yg dimiliki penduduk.3. Waktu untuk tanam paksa tidak boleh melebihi waktu yg di perlukan

menanam padi.4. Hasil bumi dan kegiatan tanam paksa wajib di serahkan kepada

pemerintah Belanda5. Melakukan pelayaran hongi

Pemerintahan kolonial Belanda memberi suatu kebijakan berupa cultuur procenten dalam pelaksanaan tanam paksa, yaitu digunakan sebagai perangsang finansial, berupa pendapatan di luar gaji bagi para pegawai pemerintahan agar menjalankan tugas mereka dengan baik.

Tapi banyak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan tanam paksa ini yaitu:

tanah pertanian digunakan lebih lama untuk tanam paksa daripada menanam tanaman pangan

tanah pertanian yg subur banyak digunakan untuk kepentingan tanam paksa, dan yang tandus untuk keperluan petani.

tanah yang digunakan dalam praktiknya melebihi 1/5 bagian keuntungan selisih harga tidak pernah di serahkan kepada petani, tapi

diambil petugas pengumpul panen yang gagal menjadi tanggung jawab petani

Page 6: TUGAS SEJARAH Hindia Belanda

Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa menyebabkan bangsa Indonesia menderita sehingga muncul reaksi berupa perlawanan. Di samping itu, orang-orang Belanda sendiri juga banyak yang menentangnya. Di Negeri Belanda, Sistem Tanam Paksa ditentang, baik secara perseorangan maupun melalui parlemen.cTokoh Belanda yang menentang pelaksanaan Sistem Tanam Paksa di Indonesia,antara lain sebagai berikut.

a. Eduard Douwes Dekker (1820–1887)Eduard Douwes Dekker atau Multatuli sebelumnya adalah

seorang residen di Lebak, (Serang, Jawa Barat). Ia sangat sedih menyaksikan betapa buruknya nasib bangsa Indonesia akibat Sistem Tanam Paksa dan berusaha membelanya. Eduard Douwes Dekker pulang ke Negeri Belanda dan mengarang sebuah buku yang berjudul Max Havelaar (lelang kopi perdagangan Belanda) dan terbit pada tahun 1860. Di dalam buku tersebut, ia melukiskan penderitaan rakyat di Indonesia akibat pelaksanaan Sistem Tanam Paksa. Di samping itu, ia jugamencela pemerintah Hindia Belanda atas segala kebijakannya di Indonesia.Eduard Douwes Dekker mendapat dukungan dari kaum liberal yang menghendaki kebebasan. Akibatnya, banyak orang Belanda yang mendukung penghapusan Sistem Tanam Paksa.

Page 7: TUGAS SEJARAH Hindia Belanda

b. Baron van Hoevell (1812–1870)Semula Baron van Hoevell tinggal di Batavia

(Jakarta), kemudian pulang ke Negeri Belanda dan menjadi anggota parlemen. Selama tinggal di Indonesia,Baron van Hoevell menyaksikan penderitaan bangsa Indonesia akibat Sistem Tanam Paksa. Baron van Hoevell bersama Fransen van de Putte menentang Sistem Tanam Paksa. Fransen van de Putte menulis sebuah buku yangterkenal dengan judul Suiker Contracten (Kontrak-Kontrak Gula). Kedua tokoh itu juga berjuang keras menghapuskan Sistem Tanam Paksa melalui parlemen Belanda.

c. Golongan PengusahaGolongan pengusaha menghendaki

kebebasan berusaha, dengan alasan bahwa Sistem Tanam Paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.

Page 8: TUGAS SEJARAH Hindia Belanda

2. Politik Pintu Terbuka dan Undang-undang AgrariaAtas desakan kaum liberalis, pemerintahan kolonial Belanda kemudian melaksanakan politik pintu terbuka, yaitu memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para pengusaha swasta asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.Pemerintah Hindia Belanda yang merasa tersaingi oleh pengusaha-pengusaha swasta asing berusaha membatasinya dengan mengeluarkan Undang-undang Agraria pada 1870, yaitu hutan-hutan yang merupakan tanah milik negara dan tanah milik pribumi, seperti sawah, kebun, dan ladang. Tanah-tanah tersebut hanya boleh di sewa oleh bangsa asing dalam jangka waktu 5 tahun.

3. Politik Etisyaitu politik Hindia Belanda yang belandaskan peraturan pendidikan , yang isinya:a) pendidikan barat di beri kepada penduduk pribumi dengan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantarb) pemberian pendidikan bagi masyrakat golongan rendah sesuai kebutuhan .Berdasarkan peraturan tsb, sistem pendidikan di tempuh melalui dua jalur, yaitu yang pertama di harapkan dapat memenuhi kbutuhan tenaga kerja bermutu tinggi untuk kepntingn industri. Dan yang kedua untuk menghasilkan tenaga ahli tingkat rendahan.

Page 9: TUGAS SEJARAH Hindia Belanda

Pelayaran Hongi

Peta Daerah Perkebunan Swasta Asing Di Jawa

Page 10: TUGAS SEJARAH Hindia Belanda

SEKIAN DAN TERIMA KASIH