tugas sanitasi dan pengolahan limbah

Upload: aykzir

Post on 10-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sanitasi

TRANSCRIPT

TUGAS SANITASI DAN PENGOLAHAN LIMBAHLimbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda dapat dimungkinkan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda. Pengolahan limbah cair ini ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan). Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. (Sugiharto,2007).

Gambar 1. Tahapan pengolahan limbah cairPengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini merupakan kelanjutan dari pengolahan sekunder (Secondary Treatment) . Pada system ini pengolahan limbah dengan kosentrasi bahan pencemar tinggi atau limbah dengan parameter yang bervariasi banyak dengan volume yang relative banyak . Sistim operasinya dikenal dengan operasi biologi yaitu metode pengolahan dengan menghilangkan senyawa pencemar melalui aktivitas biological yang dilakukan pada peralatan unit proses biologi . Metode ini dipakai terutama untuk menghilangkan bahan organic biodegaradable dalam limbah cair. Senyawa-senyawa organic tersebut dikonversikan menjadi gas dan air yang kemudian dilepaskan di atmosfir. Zat- zat organic dengan rantai korban panjang diubah menjadi rantai ikatan karbon sederhana dan air yang berbentuk gas. Pengolahan ini juga meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik. Selain itu, pengolahan terrier limbah cair dapat dilakukan dengan prose koagulasi dan flokulasi baik dengan penambahan bahan kimia maupun dengan perlakuan elektrik seperti elektrokoagulasi menggunakan elektroda. Perlakuan terhadap limbah dengan metode tertiary treatment adalah menggunakan organisme perombak limbah. Karena metode ini sering juga disebut metode biologi yaitu memanfaatkan kehidupan bakteri dalam merombok limbah . Pengolahan limbah dengan cara biologis dapat dilakukan dengan dua cara , yaitu , (1) Aerobic treatment dan (2) Anaerobic treatment . Kedua metode ini mempunyai proses yang berbeda, karena proses aerobic membutuhkan oksigen dalam prosesnya, sedangkan proses anerobic harus memimumkan oksigen,agar proses perombokan limbah dapat berlangsung secara sempurna (Metcalf,2003).Sebagai contoh pengolahan limbah secara tersier adalah :

a) Penghilangan ion Besi dan Mangan Melalui BioreaktorAnaerobikPengolahan anaerobic ini bisa mengoptimalkan kinerjaSulphate Reducing Bacteria(SRB) yang menghasilkan sulfat yanga akan bereksi dengan Fe dan Mn sebagai sulfide danMethane Producing Bacteria(MPB). Sulphate Reducing Bacteria(SRB) adalah sekoelompok bakteri anaerob yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa sulfur seperti sulfat, sulfit, tiosulfat, dan sulfur itu sendiri menjadi bentuk sulfide, dan mampu ber-respirasi dengan ion Fe3+atau oksigen dengan hidrogen berperan sebagai donor electron. Contoh bakterinya:Desulfovibrio alaskensis.SRB melakukan serangkaian mekanisme pengendapan Fe dan Mn sebagai sulfida. Endapan ini dapat dideteksi dari bagian bawah reaktor serat sabut kelapa, serta dalam bentuk agregat. SedangkanMethane Producing Bacteria(MPB) adalah bakteri anaerobik yang memilki kemampuan mendegradasi asam lemak sederhana, alkohol, CO2 dan hidrogen menghasilkan gas methane. Reaksi yang terjadi adalah : (CH4) (Ahmad,2003).SO4+ 8HS-+ 4H2O

8H2O8OH-1+ 8H+12 H+1+ S-2H2S

Fe+2+ S-2 FeS

3Fe+2+ 6(OH)-13Fe(OH)2

Gambar 2. BioreaktorTeknis percobaan :

COD ditentukan dengan rentang 500600 mg/L.

Rasio COD:SO42-diatur dengan penambahan MgSO4ke dalam umpan limbah

Fe dan Mn ditambahkan dalam bentuk FeSO4.7H2O dan MnSO4.7H2O

Dilakukan analisis hasil percobaan dengan standar baku yang ditetapkan

b) Chlorinasi dan Penghilang Chlor

Adanya bakteri phatogen dapat dihancurkan dengan chlorinasi. Baik tidaknya hasil reaksi ditentukan temperatur, pH, waktu kontak turbidity dan konsentrasi chlorine. Cholorine yang dilarutkan dalam air menghasilkan : (Benefild,2002).Cl2 + H2O HOCl + HCl

NOCl H+ + OCl- Karbon aktif akan mengadsorbsi chlorine bebas :

C + 2Cl2 + 2H2O 4HCl + CO2

Reaksi dengan Chloriamine :

C + 2NH2Cl + 2H2O CO2 + 2NH4+ + 2Cl-

Dalam air limbah yang telah dichlorinasi masih terdapat sisa-sisa clhor yang membahayakan manusia maupun biota dalam air, karena mempunyai sifat racun .Sisa- sisa chlor yang masih tertinggal perlu diambil dengan metode menggunakan karbon aktif atau sodium sulfat . Umumnya sisa chlor diambil pada akhir proses pengolahan limbah setelah selesai pengendapan dan suasananya dalam keadaan netral. Pengunaan karbon aktif lebih murah dan gampang cara pengoperasiannya (Benefild,2002).DAFTAR PUSTAKAAhmad, A, Setiadi,T. 2003. Bioreaktor Membran Anaerob untuk Pengolahan Limbah Cair. ITB. Bandung

Benefild, L.D.2002. Process Chemistry for Water and Wastewater Treatment. Prentice-Hall.New Jersey

Metcalf and Eddy., 2003. Wastewater Engineering: Treatment, Disposal and Reuse, 3rd Eddition. McGraw-Hill Book Co. SingaporeSugiharto.2007.Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta