sanitasi industri dan kontrol limbah
DESCRIPTION
Sanitasi Industri Dan Kontrol LimbahTRANSCRIPT
Ni Ketut Sugiantarini, S.Si., M.Si
Sanitasi didefinisikan sebagai penciptaan atau pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah terjadinya kontaminasi atau terjadinya penyakit yang disebabkan oleh beberapa hal.
Sanitasi juga bisa disebut sebagai pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit.
Industri adalah tempat kerja yang memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan orang/pihak lain, dan umumnya berorientasi pada profit.
Sanitasi Industri adalah upaya kesehatan di suatu industri dengan menyediakan faslitas sanitasi untuk memelihara dan melindungi kebersuhan industri
Untuk kesejahteraan dan kesehatan manusia perlu dilakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kondisi lingkungan tempat kerja dengan tujuan aktifitas kerja akan nyaman, dan berkualitas sehingga kenerja kerja baik dan meningkat dengan hasil yang maksimal, sehingga segala hasil produktifitas meningkat.
Untuk megukur kondisi kesehatan lingkungan kerja masing-masing berbeda sesuai tempat kerjanya sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/Sk/Xi/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri
Penyediaan air Tempat kerja Sanitasi makanan Pencegahan dan pembasmian vektor Perlengkapan fasilitas sanitasi Pembuangan dan pengendalian limbah
Kualitas air bersih harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktif sesuai dengan peraturan dan perundang - undangan yang berlaku.
Bangunan kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan bersih.
Tiap orang yang bekerja dalam ruangan sedikitnya mendapat ruang udara 10 m3
Dinding bersih dan berwarna terang, permukaan dinding yang selalu terkena percikan air terbuat dari bahan yang kedap air.
Luas tempat kerja harus sedemikian rupa sehingga tiap pekerja dapat tempat yang cukup untuk bergerak bebas, paling sedikit 2m untuk pekerja.
Langit - langit kuat, bersih, berwarna terang, ketinggian minimal 2,50 m dari lantai.
Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 1/6 kali luas lantai.
Cara penyimpanan makanan Cara pengolahan dan tempat
pengolahan Tenaga pengelolaan makanan Cara pengangkutan makanan Cara penyajian makanan.
Menurut Soekarto (1990) sasaran sanitasi dalam menjaga mutu pangan meliputi : 1. Mencegah pencemaran oleh mikroba pembusuk2. Mencegah pencemaran oleh mikroba patogen3. Mencegah pencemaran oleh serangga atau benda asing
4. Mencegah agar bebas dari polutan dan mikroba yang menjadi indikator sanitasi5. Mempertahankan kondisi bersih
1. Lokasi PabrikLokasi pabrik atau industri mempunyai pengaruh langsung pada sanitasi, terutama dalam hubungannya dengan kebersihan lingkungan dan pelayanan pembuangan.
2. Bangunan Rancangan konstruksi dan tata letak bangunan memegang peranan penting dalam sanitasi terutama untuk menciptakan kondisi sanitasi dan memudahkan tindakan sanitasi.
3. PeralatanPeralatan pengolahan , wadah, atau peralatan lain yang kontak langsung dengan makanan biasanya menjadi sumber pencemaran, karenanya harus dipilih yang mudah dibersihkan dan terbuat dari bahan yang tahan karat.
4. Instalasi AirInstalasi air terdiri dari sumber air, pembersihan air, reservoir, sistem penyambung (pipa-pipa).
5. Sistem Pembuangan Sampah-sampah industri pangan terdiri
dari sampah padat yang berasal dari sisa-sisa bahan dan sampah cairan yang berasal dari pencucian.
Pekerja yang bekerja dibagian pembongkaran bahan baku harus memakai sepatu tahan air.
Pekerja yang bertugas dibagian pati basah, harus mencuci tangan bila mau mengecek kelembutan parutan, mengatur aliran ekstrak aci dan ampas dan pengontrolan yang lain.
Pekerja yang bekerja dibagian pengeringan diharuskan memakai masker atau penutup hidung, penutup kepala, kaos tangan dan sepatu plastik anti air.
Karyawan ikut bertanggungjawab terhadap kelancaran proses produksi dengan bekerja sesuai bidang pekerjaannya.
Ikut menjaga kebersihan tempat dan lingkungan pabrik.
Menggunakan peralatan sesuai fungsinya.
Hal ini dilakukan dengan cara membersihkan semua peralatan setelah proses produksi berlangsung.
Kebersihan peralatan dilakukan dengan mencuci setelah selesai operasi dilakukan oleh karyawan secara borongan dengan tanggung jawab diserahkan pada masing-masing mandor sanitasi terhadap peralatan, baik yang besar maupun yang kecil
Sanitasi ruangan harus dijaga dengan baik, hal ini dapat dilakukan dengan pembersihan terhadap semua kotoran yang berceceran dilantai maupun kotoran yang ada di dinding dan diatap karena adanya aktifitan serangga. Lantai disikat setiap seminggu sekali, sedangkan pembersihan dinding dapat dilakukan seperlunya yaitu apabila sudah terlihat kotor.
Limbah cair. Proses penanganan limbah cair adalah dengan menambahkan M-bio pada semua cairan sebelum di buang ke sungai. Cairan dari sisa pencucian mudah untuk dijernihkan dengan pengendapan dan penyaringan secara tepat sehingga setelah melalui penyaringan cairan sudah di anggap layak untuk di buang ke sungai.
Limbah padat. Sampah yg dihasilkan di press terlebih dahulu untuk mempercepat proses pengeringan setelah di jemur sehingga pembusukan akibat tumbuhnya jamur tidak sempat terjadi.
Limbah gas. Untuk meminimalkan gas buangan dari mesin sehingga tidak terhisap oleh makhluk hidup maka dibuat cerobong-cerobong asap yang tinggi. Sedangkan untuk bau yang kurang sedap akibat dari penjemuran, diantisipasi dengan melakukan penjemuran di tempat yang berjauhan dari pemukiman penduduk.