strategi pengelolaan air limbah domestik dengan … · fakultas teknik sipil dan perencanaan ......

18
1 PROGRAM MAGISTER TPLP ANGKATAN VIII JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTEM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR Oleh : Alfi Nurhidayat NRP. 3307 202 713 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES, Ph.D

Upload: ngohuong

Post on 02-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PROGRAM MAGISTER TPLP ANGKATAN VIIIJURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTEM SANITASI SKALA

LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR

Oleh : Alfi Nurhidayat

NRP. 3307 202 713

Dosen Pembimbing :Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES, Ph.D

2

Latar Belakang :Kota Batu merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang sangat potensial untuk pengembangan di sektor pariwisata dan pertanian, jumlah penduduk Kota Batu sampai tahun 2008 sebesar 187.753 jiwa (RTRW Kota Batu, 2003).

Kebiasaan masyarakat memanfaatkan Kebiasaan masyarakat memanfaatkan saluran ataupun sungai sebagai media saluran ataupun sungai sebagai media pembuangan air limbah pembuangan air limbah domestikdomestik/ / permukiman, minimnya ketersediaan MCK permukiman, minimnya ketersediaan MCK karena keterbatasan lahan atau karena keterbatasan lahan atau ketidaktahuan warga masyarakatketidaktahuan warga masyarakat..

3

Rumusan Masalah :

Mengapa pengelolaan air limbah domestik di Kota Batu belum optimal?

Bagaimana strategi dalam pengelolaan air limbah domestik di Kota Batu?

4

Tujuan :

Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang menyebabkan pengelolaan air limbah domestik di Kota Batu belum optimal.

Menyusun strategi pengelolaan air limbah domestik berdasarkan hasil identifikasi dan analisis aspek teknis, pembiayaan, kelembagaan dan peran serta masyarakat.

5

Metodologi Penelitian :Latar Belakang PenelitianKondisi Eksisting

Rumusan Permasalahan

Pengumpulan DataKajian Pustaka

Data Primer:1. Survey Lapangan2. Kuesioner3. Dokumentasi

Data Sekunder:1.Peraturan, SNI, NSPM,RTRW2.Profil Kesehatan3.Pustaka

Pengolahan dan Analisa Data

Tinjauan Aspek

Aspek Teknis Aspek Peranserta MasyarakatAspek KelembagaanAspek Pembiayaan

Konsep dan Rumusan Strategi

Kesimpulan dan Rekomendasi

6

Pengumpulan Data Primer

Diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan dengan melakukan observasi/pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan serta wawancara langsung kepada masyarakat dan petugas dari instansi terkait meliputi data responden, kondisi eksisting, kemauan dan kemampuan membiayai, dll. Dilakukan di wilayah Kota Batu antara bulan September - Desember tahun 2008

7

Pengumpulan Data Sekunder

Kondisi Fisik Wilayah(Geografis, Penggunaanlahan, Luas Wilayah)Peta Kota BatuData Kependudukan (Jumlah Penduduk, Kepadatan & Pertumbuhan Penduduk)Peraturan, SNI, NSPM, Kebijakan Pemerintah Daerah, RTRW, Batu Dalam Angka, Profil Kesehatan Kota Batu

Sumber :Bapeda Kota BatuDinas Kesehatan kota BatuDinas Kehutanan danLingkungan Hidup Kota BatuDinas Permukiman danBina Marga Kota BatuDinas Sumber Daya Air danEnergi Kota Batu

8

Hasil dan Pembahasan

Aspek TeknisPada tahun 2008 jumlah penduduk Kota Batu sebesar187.753 jiwa (RTRW 2003). Debit lumpur tinja sebesar4.506 m3/hari. Terdapat penggunaan jamban dengan tangkiindividu/bersama yg layak sebesar 21%, jika akses tersebut dianggap tetap, maka dari jumlah debit lumpur tinja pada tahun 2008 sebanyak 4.506 m3/hari tersebut, hanya sebesar 21% atau sebesar 946,26 m3/hari saja yang dapat tertangani, sedangkan sisanya 79% atau sebesar 3.559 m3/hari tentunya akan masuk kedalam tanah dan berkontribusi mencemari sumber air tanah.

9

Lanjutan………Dengan mempertimbangkan Kepadatan Penduduk, SumberAir yang ada, Kedalaman muka air tanah, kemampuankemauan membiayai dipilih sistem pengolahan terpusat(offsite system).Dengan pertimbangan kualitas kuantitas air limbahdomestik yang akan diolah, Kemudahan Pengoperasian, Kebutuhan lahan, Biaya Pengoperasian dipilih sistemkomunal dengan penggunaan jamban + tangki septikkomunal

10

Lanjutan………

Tahun Jumlah Penduduk Keb. Penanganan Target Penanganan Rencana Penanganan

(Jiwa) (KK) (Jiwa) (KK) (Jiwa) (Unit) Rehab TSI (Unit)

Pemb. TSI (Unit)

Pemb. MCK + TSK (Unit)

2008 187.753 37.550 178.365 35.673 17.836 3.567 469 588 70

2013 213.261 42.652 202.598 40.519 17.836 3.567 469 588 70

2015 223.463 44.692 212.289 42.457 5.307 1.061 100 401 85

Keterangan: TSI = Tangki Septik IndividuTSK = Tangki Septik Komunal

1 KK = 5 jiwa.1 Unit Jamban/Tangki septik individual = 1 KK= 5 jiwa.

1 Unit MCK Umum = 24 KK x 5 jiwa = 120 jiwa.1 Unit Tangki Septik Komunal = 10 KK x 5 jiwa = 50 jiwa.

11

Aspek Pembiayaan :

Biaya Investasi periode perencanaan :Rp 16.891.875.000,-

Biaya Operasional dan PemeliharaanRp. 2.643.750.000,-

Potensi PendapatanRp 3.402.000.000,- (Tahun 2010)

12

Kelayakan InvestasiNPV, i = 14% didapatkan nilai (+) Rp 2.892.936, -Investasi dilakukan bertahap mulai awal tahun perencanaan 2010, 2013 dan akhir periode rencana 2015Perhitungan dilakukan hingga tahun 2015 sesuai target pemenuhanMDGsBiaya operasional dan pemeliharaan diasumsikan naik 10% setiaptahunBiaya listrik dan air naik 5% setiap 2 tahunBiaya gaji naik 5% setiap 2 tahun

Internal Rate Return, tingkat suku bunga awal 12%, didapatkan nilai IRR = 13,98Benefit/Cost Ratio = 2,25

Investasi LAYAK

13

Aspek Kelembagaan :Pengelolaan dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan LingkunganHidup beserta masyarakat (mandiri).Bentuk-bentuk kelembagaan tergantung pada kondisi dan situasi kebutuhan yang ada di masyarakat. Struktur organisasi pengelola yang ada di masyarakat sifatnya fungsional dan teknis operasional, bukan struktural, walaupun bersatu dengan organisasi kepengurusan RT/RW dan kelurahan/desa. Baik seluruhnya atas inisiatif warga dari pembangunan sampai pengelolaan maupun yang dibangun oleh pihak pemerintah/swasta, namun pengelolaannya tetap dilakukan oleh masyarakat, keputusan tertinggi ada pada hasil musyawarah warga masyarakat.

14

Aspek Peran Serta Masyarakat :

Tahap AwalPerumusan KebutuhanPerumusan Program Perumusan Sumber DanaPembentukan Panitia Pembangunan

Tahap Pembangunan, kemitraan dg lembaga pemerintahmaupun swasta

Mobilisasi sumberdaya yg ada; baik dana maupun SDMPelaksanaan

Tahap Pengembangan, pemantauan dan evaluasi thdpelaksanaan

15

Analisis Strategi:

Analisis Faktor Internal

Didapatkan bobot nilai Kekuatan – Kelemahan ( 33-23)/2 = 5

Analisis Faktor Eksternal

Didapatkan bobot nilai peluang – ancaman (33-29)/2=2

Konsep Strategi

16

Kesimpulan dan Saran :Kesimpulan :

Hingga tahun 2015 dibutuhkan prasarana sanitasi berupa MCK + Tangki Septik Komunal sebesar ± 225 unit.

Analisis SWOT yang dilakukan pada aspek kelembagaan, dihasilkan suatu konsep strategi lembaga yaitu meningkatkan kapasitas manajemen kelembagaan dengan membuat kebijakan dan prioritas program pembangunan yang lebih terarah.Analisis Pembiayaan diperoleh :

Total Biaya investasi Rp 16.891.875.000,-Biaya Operasional dan Pemeliharaan Rp 2.643.750.000,-Potensi pendapatan Rp 17.010.000.000,-

Nilai NPV bernilai positif sebesar Rp 2.892.936,- IRR = 13,98 dan rasio B/C = 2,25 sehingga dikatakan layak untuk dilaksanakan.

17

Kesimpulan:Akses masyarakat terhadap informasi dan persepsi terhadap air limbah, maupun kesediaan untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan prasarana air limbah domestik perlu ditingkatkan. Peningkatan ini dilakukan dengan cara :

Mengubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah domestik.Mendorong partisipasi dunia usaha/ swasta dalam penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan air limbah permukiman.

18

Saran :Mengembangkan sistem pengelolaan prasarana air limbahdomestik permukiman berbasis masyarakat (comunnity based development) sebagai tindaklanjut.

Meningkatkan pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana air limbahdomestik dengan mobilisasi dana dari berbagai sumber pendanaan. Dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah asing, lembaga donor maupun pihak swasta.Memasukkan sektor air limbah sebagai salah satu prioritas pembangunan daerah dalam setiap dokumen perencanaan pembangunan, Meningkatkan koordinasi rutin antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan air limbah domestik.Penelitian ini masih dapat dikembangkan lagi sehingga nantinya bisadidapatkan strategi pengelolaan air limbah bagi masyarakat di Kota Batuyang lebih baik khususnya dan bagi masyarakat lain umumnya.