evaluasi sistem pembuangan air limbah domestik di...

7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010 EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PESISIR KOTA BIMA Slamet Riadi 1 dan Sarwoko Mangkoedihardjo 2 1 Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman, Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 081-3534 03231, email: sla_bimanes @yahoo.co m 2 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 081-3311188118, email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi sistem pembuangan air limbah domestik di lingkungan permukiman pesisir Kota Bima. Dalam evaluasi ini digunakan metode penelitian deskriptif dan pengambilan data dengan metode stratified random sampling. Hasil survey untuk pembuangan blackwater, sebanyak 40% menggunakan Km/Wc pribadi, 13% menggunakan Km/Wc tetangga/bersama, 33% menggunakan MCK umum dan 14% belum terlayani. Untuk greywater, 60% dibuang ke sungai dan 40% dibuang ke saluran/got. Penyakit yang sering terjadi pada masyarakat antara lain diare sebanyak 47%, malaria sebanyak 40% dan demam berdarah sebanyak 13%. Untuk mengatasi permasalahan yang ada, dilakukan evaluasi terhadap sarana dan prasarana air limbah domestik bagi masyarakat yang tidak memiliki akses. Hasil dari evaluasi ini direncanakan pembangunan dan revitalisasi sarana dan prasarana pembuangan air limbah domestik, antara lain pembangunan 1 unit tangki septic komunal sebagai pilot projek, rehabilitasi 4 unit MCK umum dan pembangunan 9 unit MCK umum. Kata kunci: Air limbah domestik, sarana dan prasarana air limbah domestik, sistem pembuangan, permukiman pesisir, evaluasi. PENDAHULUAN Sanitasi dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting, karena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat dalam suatu permukiman. Kondisi sanitasi juga sangat mendukung kelestarian sumber daya air, terutama kondisi air tanah di daerah pesisir yang mudah terkontaminasi karena tingginya muka air tanah. Wilayah Kota Bima merupakan wilayah yang dekat dengan daerah pesisir. Kelurahan Tanjung sebagai daerah studi utama dalam penelitian ini terletak di bagian barat wilayah Kecamatan Rasanae Barat dengan jumlah penduduk sebesar 6.271 jiwa. Di wilayah permukiman pesisir sistem yang dipakai adalah sistem on site dengan jamban pribadi yang ada dirumah masing-masing, jamban bersama/tetangga, menggunakan MCK, yang kondisi fisik sebagian besar tidak layak. Bagi yang tidak memiliki sarana dan prasarana, masyarakat menggunakan jamban yang dipasang dipinggir sungai atau tambak, serta membuang secara langsung di badan air, seperti saluran drainase, sungai dan laut. Masalah ekonomi masyarakat juga menjadi kendala dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana ini. Seperti penyediaan air bersih, sebagian masyarakat pesisir belum terpenuhi, seperti fasilitas air bersih dari PDAM.

Upload: lamthuy

Post on 12-May-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK DILINGKUNGAN PERMUKIMAN PESISIR KOTA BIMA

Slamet Riadi1 dan Sarwoko Mangkoedihardjo2

1Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman, Jurusan Teknik LingkunganFTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp.

081-3534 03231, email: sla_bimanes @yahoo.com2 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS

Sukolilo Surabaya, Telp. 081-3311188118, email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi sistem pembuangan air limbahdomestik di lingkungan permukiman pesisir Kota Bima. Dalam evaluasi ini digunakanmetode penelitian deskriptif dan pengambilan data dengan metode stratified randomsampling. Hasil survey untuk pembuangan blackwater, sebanyak 40% menggunakanKm/Wc pribadi, 13% menggunakan Km/Wc tetangga/bersama, 33% menggunakanMCK umum dan 14% belum terlayani. Untuk greywater, 60% dibuang ke sungai dan40% dibuang ke saluran/got. Penyakit yang sering terjadi pada masyarakat antara laindiare sebanyak 47%, malaria sebanyak 40% dan demam berdarah sebanyak 13%.

Untuk mengatasi permasalahan yang ada, dilakukan evaluasi terhadap saranadan prasarana air limbah domestik bagi masyarakat yang tidak memiliki akses. Hasildari evaluasi ini direncanakan pembangunan dan revitalisasi sarana dan prasaranapembuangan air limbah domestik, antara lain pembangunan 1 unit tangki septickomunal sebagai pilot projek, rehabilitasi 4 unit MCK umum dan pembangunan 9 unitMCK umum.

Kata kunci: Air limbah domestik, sarana dan prasarana air limbah domestik, sistempembuangan, permukiman pesisir, evaluasi.

PENDAHULUAN

Sanitasi dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu kebutuhan yangsangat penting, karena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatanmasyarakat dalam suatu permukiman. Kondisi sanitasi juga sangat mendukungkelestarian sumber daya air, terutama kondisi air tanah di daerah pesisir yang mudahterkontaminasi karena tingginya muka air tanah. Wilayah Kota Bima merupakanwilayah yang dekat dengan daerah pesisir. Kelurahan Tanjung sebagai daerah studiutama dalam penelitian ini terletak di bagian barat wilayah Kecamatan Rasanae Baratdengan jumlah penduduk sebesar 6.271 jiwa.

Di wilayah permukiman pesisir sistem yang dipakai adalah sistem on sitedengan jamban pribadi yang ada dirumah masing-masing, jamban bersama/tetangga,menggunakan MCK, yang kondisi fisik sebagian besar tidak layak. Bagi yang tidakmemiliki sarana dan prasarana, masyarakat menggunakan jamban yang dipasangdipinggir sungai atau tambak, serta membuang secara langsung di badan air, sepertisaluran drainase, sungai dan laut. Masalah ekonomi masyarakat juga menjadi kendaladalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana ini. Seperti penyediaan air bersih,sebagian masyarakat pesisir belum terpenuhi, seperti fasilitas air bersih dari PDAM.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010

ISBN : 978-979-99735-9-7D-4-2

Gambar 1. Peta lokasi penelitian Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat KotaBima

Sebagian masyarakat menggunakan sumur gali, sumur pompa dangkal dansedang, sebagian lagi dengan membeli menggunakan jerigen untuk kebutuhanmemasak, sedangkan untuk mandi masyarakat menggunakan air sumur dangkal ataupompa dangkal yang disediakan pada sebagian MCK masyarakat yang masih berfungsi.Untuk saluran drainase dijadikan tempat membuang sampah dan sebagai tempatpembuangan limbah secara langsung, sehingga air sulit mengalir dan tersumbat olehsampah, pada musim hujan air mudah meluap dan terkadang menyebabkan terjadinyagenangan air.

Gambar 2. Kondisi pembuangan air limbah oleh masyarakat pada badan air, selokan /saluran dan tambak

Akibat dari hal tersebut, kondisi kesehatan masyarakat terganggu karena adanyapelanggaran terhadap baku mutu/pencemaran lingkungan, dimana munculnya beberapapenyakit yang dominan terjadi, seperti malaria, diare, disentri dan muntaber. Hal inidapat dilihat dari data puskesmas bahwa beberapa penyakit tersebut merupakanpenyakit yang terbanyak mendapatkan pelayanan kesehatan. Untuk jumlah kasus diareper kelurahan per tahun dari data puskesmas paruga di wilayah Kecamatan RasanaeBarat bahwa jumlah pasien masyarakat kelurahan Tanjung yang menderita penyakittersebut adalah sebanyak 365 orang pada tahun 2008 dan 363 orang pada tahun 2009,mengalami penurunan jumlah pasien, tetapi tidak signifikan. Untuk penyakit malaria,

UTARA

T

S0

0

1

0,3

2

0,6

3

0,9

4

1,2

5

1,5

10 cm

3 km

B

PEMERINTAH KOTA BIMABADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

( B A P P E D A )

K E T E R A N G A N :

Batas Kabupaten / Kota

Batas Kecamatan

Batas Kelurahan / Desa

Pusat Kota B ima

Ibukota Kecamatan

Ibukota Kelurahan / Desa

Jalan Kabupaten

Jalan Lokal

Sungai

PARUGA

Lampe

DoduDodu Satu

Dodu Dua

Kodo Dua

Kodo Satu

Wangge

Nitu

Oifo 'o

Radendeu

Nitu Dua

Nitu Satu

Mada Oi Masa

Oimbo

Kumbe

Rontu

Rabadompu

RAB A

Penaraga

Mande

Sadia

Manggonao PENATOI

Santi

Jatiwangi

Na'eSarae

Tolodara

Tanjung

MELAYU

Gindi

LewiPELABUHAN

BIMA

Amahami

SoncotenggeLawata

Wodumbolo

Niu

Sambinae

Panggi

Perumnas

Sori

Toloweri

Kuta

Nungga

Kendo

Nggarolo

Penanae

Wenggo

NtoboRabantala

Rita

Soncolela

Jatibaru

Lewijambu

Jatibaru

Tolotongga

Songgela

Bonto

Toro Buntu

Kolo

Soati

K E C B EL O K A B. BI MA

Busu

Ndanonae

Kabanta

Lelamase

Rabangodu

Ke

We

ra

Ke Sape

TE LUK A M AH AM I

TE LUK U I E

TE LUK S ON GG ELA

TE LUK S OAT I

TE LUK S ORI N EH E

TE LUK B ON TO

TELU

K B

IMA

K E C A M A T A NR A S A N A E B A R A T

K E C A M A T A N A S A K O T A

K E C A M A T A N R A S A N A E T I M U R

W I L A Y A H A D M I N I S T R A S I K O T A B I M A 1. KOLO 9,25 38.328 14. PENARAGA 1,05 2.618

KELURAHAN LUAS PENDUDUK KELURAHAN LUAS PENDUDUK(km2) (jiwa) (km2) (jiwa)

2. MELAYU 3,00 4.328 15. PENANAE 9,00 5.716

3. TANJUNG 2,50 7.949 16. KENDO 17,60 1.061

4. SARAE 5,68 3.868 17. NTOBO 17,50 2.985

9. SADIA 1,60 7.761 22. RABADOMPU 4,25 8.123

8. MANGGONAO 3,32 10.012 21. RONTU 3,39 12.283

7. SANTI 3,00 2.205 20 KUMBE 7,00 11.017

6. NAE 3,00 7.255 19. DODU 4,00 3.371

5. PARUGA 13,00 10.17518 18. NUNGGA 15,92 2.835

10. SAMBINAE 8,00 2.205 23. RABANGODU 4,15 5.419

11. JATIBARU 36,00 26.010 24. LAMPE 17,60 2.116

12. JATIWANGI 15,05 2.575 25. NITU 6,10 1.071

13. PENATOI 1,34 6.610

DAERAH KECAMATAN RASANAETIMUR

DAERAH KECAMATANMPUNDA

DAERAH KECAMATAN RABA

DAERAH KECAMATANASAKOTA

PETA LOKASI KECAMATAN KOTA BIMA

PETA LOKASI STUDIUMUM

DAERAH KECAMATANRASANAE BARAT

PETA LOKASI STUDIFOKUS

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010

ISBN : 978-979-99735-9-7D-4-3

jumlah pasien yang menderita penyakit tersebut adalah sebanyak 732 orang pada tahun2008 dan 949 orang pada tahun 2009, mengalami peningkatan jumlah pasien yangcukup banyak.

Permasalahan utama yang terjadi adalah sistem penyediaan sarana danprasarana sanitasi khususnya sistem pembuangan air limbah domestik di lingkunganpermukiman pesisir Kota Bima belum memadai, kesadaran dan peran serta masyarakatdalam penanganan sistem pembuangan air limbah domestik belum tercipta dengan baikdan akibat sarana dan prasarana air limbah yang belum memadai, tingkat kesehatanmasyarakat menjadi rendah karena adanya pelanggaran terhadap baku mutu/pencemaranlingkungan, dengan tujuan untuk mengevaluasi sistem penyediaan sarana dan prasaranasanitasi khususnya sistem pembuangan air limbah domestik di lingkungan permukimanpesisir Kota Bima, dikaitkan dengan tingkat kesehatan masyarakat.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metodedeskriptif, yaitu menggali data-data awal dari kondisi eksisting dan permasalahan yangada (data sekunder dan data primer) kemudian digunakan dalam menganalisa situasidengan tujuan untuk membuat deskripsi, Gambaran secara sistematis, faktual dan akuratmengenai fakta - fakta atau hubungan permasalahan yang diteliti dengan kondisi yangideal. Sehingga keluaran yang diharapkan adalah mendapatkan suatu pola yangmenggabungkan sasaran, kebijakan dan rangkaian tindakan utama menjadi satukesatuan yang terpadu, sesuai dengan misi, sasaran serta kebijakan yang ada sebagaisuatu alat untuk mencapai tujuan. Penelitian yang akan dilakukan lebih bersifatpembenahan kearah yang lebih baik pada situasi dan standar yang ada.

Metode sampling yang digunakan adalah dengan cara Stratified Randomsampling, dengan jumlah minimal sampel atau responden ditentukan dengan rumussebagai berikut: (Nasir M.,I999)Jika N = besar populasin = besar sampleNi = besar subpopulasi stratum ke-iσi2 = variance subpopulasi straum ini = besar subsample stratum iB = bound of error pada kepercayaan 95 persenL = banyaknya strataDengan mengambil cara alokasi sample berimbang dengan besarnya strata makabesarnya sample adalah

Dimana :D = B2/4 jika mengadakan estimasi terhadap meanD = B2/4N2 jika mengadakan estimasi terhadap total

Dari perhitungan jumlah sample pada wilayah studi tersebut diperoleh total jumlahsampel sebesar 144 responden dengan jumlah responden khusus Kelurahan Tanjungsebesar 15 sample.

n =N ∑Ni .σi

2

----------------------------N2.D + ∑ Ni.σi

2

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010

ISBN : 978-979-99735-9-7D-4-4

HASIL DAN DISKUSI

Perhitungan Kebutuhan MCK

Perhitungan jumlah pemakai Km/Wc jumlah penduduk Kelurahan Tanjung2008 sebanyak 6271 jiwa dari hasil quesioner pada responden tempat buang tinjaKm/Wc pribadi sebanyak 40% atau 2508,4 jiwa, Km/Wc bersama sebanyak 13% atau815,23 jiwa, MCK umum sebanyak 33% 2069,4 jiwa dan 14% atau 877,94 jiwa belumterlayani.Perhitungan Penggunaan MCK riil lapangan dari data responden sebesar2069,4 jiwa sisa yang belum tertangani sebesar 877,94 jiwa. Menurut SNI 03-2399-2002beban pemakaian max 1 unit MCK adalah 200 orang.

Dari responden sebanyak 2069 jiwa membutuhkan 10,34 dibulatkan menjadi 10unit MCK. Data yang belum tertangani yaitu jumlah penduduk yang membuang kepantai dan lain-lain(sungai/saluran,tambak) adalah 877,94 jiwa sehingga membutuhkantambahan jumlah MCK sebanyak 4 unit. Total keseluruhan penduduk yangmembutuhkan MCK adalah sebanyak 2947 jiwa maka jumlah kebutuhan mck adalah 15unit. Untuk kondisi existing jumlah MCK di Kelurahan Tanjung sebanyak 10 unit,dengan rincian kondisi MCK yang rusak/tidak terpakai lagi sebanyak 4 unit, MCKterpakai tetapi kondisi buruk sebanyak 4 unit dan 2 unit MCK dengan kondisi baik.

Usulan untuk gambar rencana tata letak tangki septic komunal dan MCK Umum,dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini:

Gambar 3. Kondisi existing dan usulan letak MCK dan Septictank KomunalSumber: Hasil Analisis 2009.

Untuk mencapai jumlah kebutuhan masyarakat akan sarana MCK sebanyak 15unit, maka perlu ditambah 4 unit baru untuk mengganti yang rusak dan 5 unit tambahanlagi agar mencapai target pemenuhan 15 unit MCK. Sehingga total pembangunan baruMCK sejumlah 9 Unit pada lokasi studi sesuai dengan jumlah penduduk yang belummendapat akses sarana pembuangan air limbah.

Aspek Teknis septictank Komunal

Pengelolaan air limbah domestik pada kawasan studi dilakukan dengan membuatproyek percontohan (pilot project) pada kawasan yang cukup representatif dan mewakilikawasan-kawasan lain. Pada penelitian ini Kelurahan Tanjung menjadi proyek

RENCANA LOKASI TANGKISEPTICKOMUNAL

ReNCANA Lokasi PenggunaTangkiseptic Komunal

RENCANA BANGUN BARU

EXISTING RENCANA REHAB

EXISTING KONDISI BAIK

EXISTING TIDAK TERPAKAI/RENCANA BANGUN BARU

EXISTING TIDAK TERPAKAIDI BANGUN BARU DI LOKASIYANG LAIN

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010

ISBN : 978-979-99735-9-7D-4-5

percontohan dan akan direplikasikan pada kelurahan lain. Dasar penentuan jumlahpenduduk pengguna adalah jumlah responden yang setuju dengan dibangun tangkiseptic komunal. Perencanaan tangki septik komunal dilakukan dengan perhitungan dataresponden sangat setuju13,3%, atau 834,043 jiwa, responden setuju13,3% atau 834,043jiwa dan responden tidak setuju 53,3% atau 3342,443 jiwa dari jumlah pendudukKelurahan Tanjung tahun 2008 adalah 6271 Jiwa. Oleh karena itu dari jumlahresponden yang sangat setuju dan setuju adalah sebesar 26,6% atau sebesar 1668 jiwaatau 334 KK, menjadi dasar dalam perencanaan septictank komunal. Rencana jumlah pemakai (P) = 1668 orang (334 KK) Waktu kuras (N) = 2 tahun Rata-rata volume lumpur l/org/tahun (S) = 40 l/org/th (IKK Sanitation

Improvement Programme, 1987) Debit aliran air limbah/orang/hari (Q) = 130 l/org/hr Kebutuhan volume bak penampung lumpur dan busa:

A = P x N x S → 1668 x 2 x 40 = 133,440 l = 133,4 m3

Kebutuhan volume bak penahanan cairan:B = P x Q x Th→ Th = 1,5 – 0,3 log (P x Q) > 0,2= 1,5 – 0,3 log (1668 x 130) > 0,2= - 0,10 < 0,2 (pakai 0,2)B = 1668 x 130 x 0,2B = 43.36 l = 43,36 m3.

Volume tangki septik komunal :V = A + B = 113,4 + 43,36 = 176,7 m3

Dimensi tangki septik komunal :h = 2,5 m ; l = 4,5 m ; p = 16 m

Aspek Teknis Reaktor Sekat Anaerobik (anaerobic baffled reactor/ABR)

Pengurangan (reduksi) bahan organik pada sistem reaktor sekat anaerobik(anaerobic baffled reactor/ABR) terdiri atas 3 kompartemen atau lebih, padakompartemen 1 dan kompartemen 2 memiliki panjang yang sama, sedangkankompartemen 3 panjangnya lebih panjang dari kompartemen 1 dan 2. Hal inidimaksudkan agar efluen dari reaktor tidak terjadi aliran gejolak (turbulensi) akibatsistem sekat yang ada, dan aliran tetap dalam keadaan tenang (laminer). EfisisiensiABR diperlihatkan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Efisiensi Reduksi Reaktor Sekat Anaerobik (ABR)

NO. PARAMETER INFLUEN PARAMETER EFLUEN123

BODCODTSS

200 mg/l350 mg/l250 mg/l

BODCODTSS

112 mg/l196 mg/l140 mg/l

Td (waktu tinggal) = 6 jamEfisiensi reduksi = 80%

Sumber: Tchobanoglous, 1991

Karakteristik air limbah dari tangki septik diasumsikan tereduksi 70%, setelahmasuk pada unit ABR konsentrasi BOD,COD dan TSS yang keluar (tereduksi 80%)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010

ISBN : 978-979-99735-9-7D-4-6

Penurunan Beban Pencemar

Pada pembahasan ini akan dianalisis kondisi kawasan studi Kelurahan Tanjungyang menjadi proyek percontohan dengan kualitas air limbah eksisting tanpapengolahan dan mengalami pengolahan sebelum dibuang pada badan air selanjutnya.Berdasarkan hasil quesioner pada responden bahwa masyarakat dalam membuang airlimbah mandi, cuci dan dapur (grey water) adalah 40% ke saluran/halaman dan 60%dibuang langsung kesungai/laut. untuk limbah tinja dan urin (black water) adalah 7% kesaluran dan 7% langsung kesungai/laut.

a. Beban pencemar tanpa pengolahanJumlah penduduk Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima

adalah 6.271 jiwa (1.348 KK). Sesuai dengan data hasil quesioner Pada perhitungan inibila masyarakat yang membuang tinja dan urin (black water) ke saluran atau langsungke sungai/laut adalah 7% + 7% = 14 % KK atau 877,9 jiwa. Untuk menghitung bebanpencemaran oleh tinja dan urin (black water) adalah:Dengan mengacu pada Tabel 1 maka:

= 21 g/org/hr x 877,9 jiwa= 18435,9 g ≈ 18,436 kg BOD5/hr

Jumlah masyarakat yang menggunakan tangki septik adalah:= 2069 jiwa

Bila asumsi efisiensi reduksi dari tangki septik sebesar 70%, maka beban air limbah dariefluen tangki septik adalah:

= 70% x 2069 x 21 g/org/hr= 30414,3 g ≈ 30, 4 kg/hr

Besar beban BOD5 dari kegiatan mandi, cuci dan dapur (grey water) adalah:= 18 g/org/hr x 2069 jiwa= 37242 g ≈ 37,24 kg BOD5/hr

Dengan demikian total beban BOD5 yang dihasilkan adalah:= 18,43 + 30,4 + 37,24= 86,07 kg BOD5/hr atau 31,415,5 ton BOD5/th.

b. Beban pencemar setelah adanya pengolahanBesar beban pencemar pada air limbah domestik tinja dan urin (black water)

setelah mengalami proses penguraian pada tangki septik komunal adalah:= 30% x 30% x 21 g/org/hr x 1668 jiwa= 3152,5 g ≈ 3.152 kg BOD5/hr

Beban BOD5 dari kegiatan mandi, cuci dan dapur (grey water) adalah:= 30% x 18 g/org/hr x 1668 jiwa= 9007 g ≈ 9,007 kg BOD5/hr

Total beban BOD5 yang dihasilkan setelah mengalami proses pengolahan adalah:= 3,125 + 9,007= 12,132 kg BOD5/hr atau 4,428 ton/th ≈ 4,43 ton/th

Dari perhitungan diatas, maka total penurunan (reduksi) beban pencemar airlimbah domestik (khususnya BOD5) dari Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae BaratKota Bima terhadap saluran dan badan air/tanah apabila dilakukan proses pengolahandari tangki septik komunal dan anaerobic bafled reactor adalah:

= 31,415 – 4,44= 26,975 ton BOD5/th, atau= (31,415 – 4,44) / 31,415 x 100%= 85,8%.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010

ISBN : 978-979-99735-9-7D-4-7

KESIMPULAN

1. Kondisi rill di lokasi studi, untuk tempat pembuangan blackwater sebanyak 40%dari jumlah penduduk Kelurahan Tanjung menggunakan Km/Wc pribadi, sebanyak13% penduduk menggunakan Km/Wc tetangga (bersama), 33% pendudukmenggunakan MCK Umum dan 14% penduduk yang membuang kotorannya dipantai, tambak dan sungai/saluran. Untuk tempat pembuangan greywater sebanyak60% penduduk membuang ke sungai dan 40% penduduk membuang ke saluran/got.

2. Sumber pencemar pada saluran/sungai dan pantai adalah 60% dari sampah, 20%dari rumah tangga dan 20% dari pencucian ikan. Sampah merupakan pencemarutama untuk saluran dan sungai dilokasi studi karena kebiasaan masyarakat yangmembuang sampah sembarangan masih tinggi.

3. Penanganan sistem pembuangan air limbah domestik yang belum memadai dilingkungan permukiman pesisir Kelurahan Tanjung, direncanakan denganPembangunan dan revitalisasi sarana dan prasarana air limbah domestik, antara lainpembangunan 1 unit tangki septic komunal sebagai pilot projek dengan volume176,7 m3, dimensi h = 2,5 m; l = 4,5 m; p = 16 m. Rehabilitasi 4 unit MCK umumdan pembangunan 9 unit MCK umum.

4. Dari hasil analisis total penurunan (reduksi) beban pencemar air limbah domestik(khususnya BOD5) dari Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat Kota Bimaterhadap saluran dan badan air/tanah apabila dilakukan proses pengolahan daritangki septik komunal dan anaerobic bafled reactor adalah 26,975 ton BOD5/th,atau 85,8%.

DAFTAR PUSTAKA

BAPPEDA Kota Bima (2005), Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bima 2003-2013,BAPPEDA, Kota Bima.

Badan Pusat Statistik Kota Bima tahun 2008 Kecamatan Rasanae Barat Dalam Angka2008, BPS, Kota Bima

Dinas Kesehatan Kota Bima, 2008/2009, Data surveilance Puskesmas Paruga

Kementrian Lingkungan Hidup (1999), Keputusan Menteri Negara Lingkungan HidupNo. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, Men. LH,Jakarta.

Nasir Mohammad, I999, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta

Tchobanoglous, G., (1991), Waste Water Engineering Collection and Pumping WasteWater, Mc.Graw-Hill Book Co, New York.

SK SNI SNI: 03-2399-2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan Mck Umum.