tugas review kultam aam
DESCRIPTION
Kapita Selekta IndustriTRANSCRIPT
Regina Sheilla Andinia, S.Farm
158115079
REVIEW KULIAH TAMU ANUGRAH ARGON MEDICA (AAM)
Anugrah Argon Medica (AAM) merupakan pedagang farmasi (PBF) milik perusahaan
Dexa Medica. Di setiap pemasaran suatu produk yang dihasilkan industri farmasi pasti
memerlukan proses distribusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait obat ke berbagai
tempat. PBF merupakan fasilitas distribusi sediaan farmasi yang terletak di berbagai wilayah
yang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat konsumen mendapatkan obat yang
dibutuhkan. Tujuan dari supply chain management adalah untuk proses pengaturan produk dari
pabrik hingga didistribusikan ke konsumen masih dalam keadaan yang sama kualitasnya seperti
ketika diloloskan quality assurance (QA) di pabrik. Supply chain management dimulai dari
supplier, product development, manufacturer, recycling, distributor, retailer, hingga sampai
pada konsumen.
Proses distribusi dijalankan sesuai dengan prosedur GDP (Good Distribution Practice)
yang mengatur organisasi beserta manajemen operasional proses distribusi produk. Hal yang
diperhatikan dalam melakukan distribusi antara lain personel yang melakukan distribusi, fasilitas
dan sarana transportasi yang dapat mempertahankan mutu produk. Selain GDP, diberlakukan
juga prosedur GSP (Good Storage Practice), misalnya adalah untuk CCP (Cold Chain Product)
yang membutuhkan suhu khusus misalnya vaksin dan insulin, dalam proses untuk
mempertahankan kestabilan produknya maka pada sarana transportasi yang digunakan diberi
pengatur suhu. Secara garis besar, inti fungsi dari GDP dan GSP adalah untuk meningkatkan
pelayanan PBF.
Setiap proses distribusi juga menganut prinsip QRM (Quality Risk Management) yaitu
pemahaman potensial resiko yang mungkin terjadi selama proses distribusi sehingga dilakukan
inisiatif perbaikan proses distribusi, misalnya ditambahkan sistem alarm pada sarana transportasi
yang digunakan agar jika terjadi perubahan suhu pada penyimpanan produk, personel yang
terkait dengan proses pengiriman barang dapat mengetahui dan langsung menangani dengan
solusi yang tepat. Apoteker memiliki tugas ketika berada di PBF antara lain menjadi penanggung
jawab untuk menentukan standard kualitas produk dan manajemen mutu, melakukan inspeksi
diri (audit internal), mencari solusi dan pencegahan di masa yang akan datang apabila terjadi
permasalahan selama proses distribusi berlangsung (melalui CAPA), menangani keluhan di
pasaran, melaporkan penarikan produk ke BPOM, turut dalam perjanjian yang dilakukan dengan
pihak lain untuk memastikan bahwa kerja sama yang dilakukan akan dapat menghasilkan produk
sesuai dengan spesifikasi yang diberlakukan perusahaan farmasi.
Retur dan recall merupakan proses yang dapat terjadi dalam pemasaran suatu produk
farmasi. Retur merupakan pengembalian produk ke PBF yang dilakukan oleh konsumen
misalnya apotek dan rumah sakit dikarenakan produk yang dikirim tidak sesuai permintaan, baik
salah jumlah maupun salah jenis produk yang dikirim. Recall merupakan penarikan kembali
yang dilakukan oleh perusahaan farmasi. Hal yang menjadi penyebabnya antara lain jika terjadi
efek samping obat yang mengakibatkan kondisi yang fatal di masyarakat sehingga produk
langsung ditarik mundur dari pasaran. Salah satu jenis recall adalah mandatory recall yaitu
penarikan produk yang diinstruksikan oleh BPOM terkait dengan ketidaksesuaian produk yang
dijual di pasaran dengan informasi pada waktu registrasi awal obat ke BPOM.
Dalam proses penyimpanan produk farmasi di gudang PBF, diperlukan sistem
dokumentasi dan penataan yang tepat untuk mengantisipasi apabila terjadi recall waktu produk
dipasarkan. Apabila sistem dokumentasi dan penataan penyimpanan tepat, maka pada waktu
terjadi recall, produk yang bermasalah akan lebih mudah untuk dideteksi berdasarkan
dokumentasi yang disimpan. Manajemen operasional dalam distribusi terbagi tiga yaitu
pemusnahan, pengemasan, dan pengembalian. Pemusnahan dilakukan ketika produk yang
dihasilkan tidak memenuhi syarat spesifikasi, misalnya terjadi penurunan drastis stabilitasnya
dan produk mencapai waktu kadaluarsa, maka akan dilakukan pemusnahan. Pengemasan
dilakukan untuk menjaga agar produk yang dibawa petugas distribusi tidak rusak. Pengembalian
produk farmasi dapat terkait dengan masalah kestabilan di pasaran. Pemusnahan terjadi sesuai
dengan kesepakatan antar pihak yang terkait, sehingga pemusnahan dapat dilakukan oleh PBF
(apabila disetujui perusahaan pusat) atau produk yang perlu pemusnahan dikembalikan ke PBF,
lalu PBF mengembalikannya ke perusahaan pusat untuk memusnahkannya.
PBF AAM tidak hanya melayani proses distribusi dari perusahaan Dexa Medica saja, tapi
juga melayani proses distribusi produk yang dihasilkan perusahaan lain. Untuk mencegah
kesalahan dalam penyimpanan, maka PBF AAM memiliki sistem penyimpanan berupa item code
yaitu sistem spesifik yang diperuntukkan bagi setiap produk yang dihasilkan di perusahaan
farmasi yang berbeda. Sistem dilengkapi juga dengan locater yang dapat membantu mengetahui
secara spesifik penempatan untuk setiap produk sehingga pencarian produk yang disimpan akan
lebih mudah dan cepat karena petugas penanggung jawab gudang farmasi langsung dapat
mengetahui letak produk secara detil. Penghantaran produk farmasi ke pelosok juga dapat
dengan menggunakan ekspedisi tertentu yang ditentukan perusahaan. Ekspedisi terkait memiliki
alur penghantaran daerah yang spesifik sehingga ketepatan waktu penerimaan produk di
konsumen juga menjadi suatu prioritas utama.
Untuk setiap perubahan regulasi yang baru dikeluarkan pemerintah terhadap pengelolaan
sediaan farmasi di PBF, biasanya akan ada waktu transisi yang diberikan oleh pemerintah bagi
perusahaan terkait dalam mengimplementasikan perubahan regulasi yang terjadi. Untuk
penentuan harga di pasaran, dilakukan perusahaan farmasi dengan mempertimbangkan harga jual
produk dari pabrik, biaya distribusi (meliputi penyimpanan, personel, dan fasilitas yang
diperlukan dalam distribusi) sampai akhirnya dapat ditetapkan HET (Harga Eceran Tertinggi)
pada setiap produk farmasi. HNA (Harga Netto Apotek) adalah harga yang jual yang ditetapkan
setiap apotek yang menjual produk farmasi. HNA merupakan jumlah antara HJP (Harga Jual
Pabrik) dan margin distribusi. Penentuan HET dan HNA ditetapkan juga oleh perusahaan pusat.
Untuk setiap recall produk yang terjadi, terdapat pengaturan kompensasi yang diberikan
perusahaan ke PBF sesuai dengan biaya yang dikeluarkan PBF untuk proses pembelian produk
yang akan disalurkan ke konsumen. Pengecekan kesesuaian dan kelengkapan seluruh produk di
gudang farmasi dilakukan dengan stok opname yaitu kegiatan pemeriksaan atau pencocokkan
produk yang disimpan dengan dokumen terkait sehingga dapat mengetahui apabila terjadi
ketidaksesuaian jumlah, jenis, penataan produk farmasi di gudang. Apabila terjadi overstock di
gudang, kemungkinan juga karena terjadi kesalahan penataan atau terjadi kesalahan prediksi
penjualan sehingga jumlah produk yang disimpan terlalu banyak sedangkan permintaan produk
di pasaran sedikit.