tugas review

7
TUGAS REVIEW Capital Asset Pricing Model (CAPM) Oleh : FAHMI MAULANA C2B015014 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2015

Upload: fahmi-honk-al-ghozali

Post on 03-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Manajemen Keuangan Net Present Value and Capital Budgeting

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Review

TUGAS REVIEWCapital Asset Pricing Model (CAPM)

Oleh :

FAHMI MAULANA

C2B015014

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO

2015

Page 2: Tugas Review

MODEL PENETAPAN HARGA AKTIVA MODAL (CAPM)

Sejauh ini diketahui investor penghindar resiko yang membuat keputusan berdasarkan dua parameter (pengembalian yang diharapkan dan varians) sebaiknya membentuk portfolio yang efisien : menggunakan kombinasi dari portfolio pasar dan suku bunga bebas resiko. CAPM merupakan teori ekonomi yang menjabarkan hubungan antara resiko dan pengembalian diharapkan, atau dengan kata lain, merupakan model penetapan harga sekuritas beresiko. CAPM menyatakan bahwa satu-satunya resiko yang dinilai oleh investor adalah resiko sistematis, karena resiko ini dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Intinya, CAPM menyatakan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu portfolio atau  sekuritas sama dengan suku bunga sekuritas bebas resiko ditambah premi resiko. Premi resiko pada CAPM merupakan hasil dari jumlah resiko dikali resiko harga pasar.

CAPITAL ASSETS PRICING MODEL

Model ini diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe, Lientner, dan Mossin pada tahun 1960-an. Model ini mengasumsikan bahwa pendapatan saham dipengaruhi oleh satu faktor, yaitu premi risiko pasar dan merupakan model dalam menentukan harga suatu asset pada kondisi equilibrium. Model ini didasarkan pada adanya dalil bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu saham adalah sama dengan tingkat pengembalian bebas risiko plus premi risiko yang hanya tinggal mencerminkan risiko yang tersisa setelah dilakukan diversifikasi (Eugene F. Brigham, 2006). Dalam keadaan equilibrium tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut (Tande Lilin, 2001: 90). Dalam hal ini risiko yang diperhitungkan adalah risiko sistematis yang diwakili oleh beta, karena risiko yang tidak sistematik bisa dihilangkan dengan cara diversifikasi.

Kelemahan-kelemahan empiris yang terjadi pada model CAPM mendorong para ahli manajemen keuangan untuk mencari model alternatif yang menerangkan hubungan pendapatan dengan risiko saham. Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern. Capital Asset Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset dan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Walaupun Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model mempunyai tingkat akurasi yang cukup tinggi pada aplikasi penting. Dalam pengembangan Assets Pricing Model diasumsikan bahwa 1). Para pemodal akan bertindak semata-mata atas pertimbangan expected value dan deviasi standar tingkat keuntungan portofolio; 2). Tidak ada pajak atas biaya transaksi; 3). Pemodal mempunyai pengharapan yang homogen, dan sepakat mengenai expected return; 4). Terdapat riskless lending dan borrowing rate sehingga pemodal bisa menyimpan dan meminjam dengan tingkat bunga yang sama.

Page 3: Tugas Review

Hal yang paling utama dari Assets Pricing Model ini adalah pernyataan mengenai hubungan antara expected risk premium dari individual assets dan systematic risk-nya. Jack Treynor, William Sharpe dan John Lintner pada sekitar tahun 1960-an memformulasikan CAPM seperti berikut ini :

Rj - Rf = (Rm - Rf)*bj ................................................................................................ (1a)

Yang juga sering dituliskan sebagai:

Rj = Rf + (Rm - Rf)*bj ............................................................................................... (1b)

Formulasi di atas mengatakan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu saham (Rj) sama dengan tingkat risiko (Rf) ditambah dengan premi risiko [(Rm-Rf)*bj]. Semakin besar risiko saham (b), semakin tinggi risiko yang diharapkan dari saham tersebut dan dengan demikian semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diharapkan. Dalam penelitian expected return yang diukur dengan menggunakan Capital Asset Pricing Model dalam memprediksi return saham Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia berdasarkan perhitungan dan analisis dari premi risiko setiap saham selama periode tertentu ini berdampak pada keputusan investor.

ARBITRAGE PRICING MODEL

Capital Asset Pricing Model bukanlah satu-satunya teori yang mencoba menjelaskan bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar. Ross (1976) merumuskan suatu teori yang disebut sebagai Arbitrage Pricing Theory(APT). Seperti halnya CAPM, APT menggambarkan hubungan antara risiko dan pendapatan, tetapi dengan menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda. Tiga asumsi yang mendasari model Arbitrage Pricing Theory(Reilly, 2000) adalah:

1)      Pasar Modal dalam kondisi persaingan sempurna,2)      Para Investor selalu lebih menyukai kekayaan yang lebih daripada kurang dengan kepastian, 3)      Hasil dari proses stochastic artinya bahwa pendapatan asset dapat dianggap sebagai K model

faktor.Dari asumsi yang menyatakan investor percaya bahwa pendapatan sekuritas akan ditentukan oleh sebuah model faktorial dengan k faktor risiko. Dengan demikian, dapat ditentukan pendapatan aktual untuk sekuritas i dengan menggunakan rumus sebagai berikut :Ri,t = ai + bi1F1t + bi2F2t  + .... ... + bikFkt  + eit ................................................................. (2)Keterangan :Ri,t = Tingkat pendapatan sekuritas i pada periode tai = Konstantabik = Sensitivitas pendapatan sekuritas i terhadap faktor kFkt = Faktor k yang mempengaruhi pendapataneit = random error.

Page 4: Tugas Review

Untuk menghitung pendapatan sekuritas yang diharapkan pada model APT dapat digunakan rumus sebagai berikut:E (Ri,t )  = ai + bi1F1t + bi2F2t  + .... ... + bikFkt  ..... .......................................................... (3)Keterangan :E(Ri,t) = Tingkat pendapatan yang diharapkan sekuritas i pada periode tai = Konstantabik = Sensitivitas pendapatan sekuritas i terhadap faktor k pada periode t.Fkt = Faktor k yang mempengaruhi pendapatan pada periode teit = random error

Model APT yang digunakan dalam suatu penelitian juga tidak dapat menjelaskan variasi pendapatan saham yang disebabkan oleh company actions (seperti right issue, stock split, warrant, dan lain-lain). Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widyawati (1996), Nisful Laila (1996), Nanang Hamdani ( 1997), dan Neneng Zumainah (2001) diperoleh kesimpulan bahwa company actions (right issue, stock split, warrant) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan saham di BEJ. Pada model CAPM, perubahan faktor non ekonomi dancompany actions yang mempunyai kapitalisasi pasar yang besar sudah tercakup dalam perubahan dari pendapatan pasar saham.

                                    IV. METODE PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan antara model penilaian asset modal (CAPM) dengan teori arbitrase harga (APT) untuk memprediksi pendapatan saham perusahaan. Komponen metode CAPM adalah premi pasar (Rm-Rf) yang terdiri dari imbalan pasar (Rm) dan premi bebas risiko (Rf). Berdasarkan konsep APT pada penelitian Ario yang berkesimpulan bahwa perubahan inflasi, perubahan suku bunga BI rate, dan perubahan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap imbalan saham maka pada penelitian ini untuk konsep APT terdiri dari faktor-faktor makro, yaitu perubahan inflasi, perubahan tingkat suku binga BI rate, perubahan nilai tukar atau kurs.

Pengujian terhadap kedua model (CAPM dan APT) tersebut dilakukan melalui analisis regresi. Pengujian yang digunakan yaitu uji beda dua rata-rata. Teknik analisis dalam penelitian ini mempunyai beberapa tahap, diantaranya adalah sebagai berikut : Menentukan periode estimasi (estimation Period) yang akan digunakan untuk mengestimasi

parameter alpha dan beta tiap-tiap saham. Periode estimasi dalam penelitian ini dari Januari 2003 - Desember 2008. 

Menetukan periode uji (test period), yaitu periode pengamatan perbedaan keakuratan kedua model (CAPM dan APT) tersebut dalam memprediksi return saham.

Menghitung return saham yang sesungguhnya (Actual) perusahaan-perusahaan Manufaktur. Menghitung market return. Menghitung beta (β) dengan menggunakan rumus market model yang meregresikan antara

pendapatan saham yang sesungguhnya (actual return) dengan pendapatan pasar (market return).

Page 5: Tugas Review

Setelah beta (β) masing-masing perusahaan diperoleh kemudian membentuk sebuah model persamaan berdasarkan model CAPM.

Menghitung a, b1, b2, dan b3 untuk model APT multi index model pada perusahaan-perusahaan Manufaktur.

Menghitung return saham yang diharapkan (expected return) dengan menggunakan model CAPM dan APT.

Menguji hipotesis.Untuk mengetahui perbedaan expected return yang diukur dengan menggunakan capital asset pricing model(CAPM) dan model arbitrage pricing theory (APT) pada saham industri manufaktur yang tercatat di bursa efek indonesia, dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:(1)         Menghitung expected return yang diukur dengan menggunakan capital asset pricing model (CAPM) dan model arbitrage pricing theory (APT);(2)         Dilakukan uji statistik, yaitu uji rata-rata dua sampel independen (t-test);(3)         Dari hasil uji statistik tersebut, selanjutnya diambil kesimpulan tentang expected return yang diukur dengan menggunakan capital asset pricing model (CAPM) dan model arbitrage pricing theory (APT) padasaham industri manufaktur yang tercatat di bursa efek indonesia pada saham Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek IndonesiaDalam uji rata-rata dua sampel independen (t-test), Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang berarti dari dua rata-rata  expected return yang diukur dengan menggunakan capital asset pricing model (CAPM) dan model arbitrage pricing theory (APT) pada saham Industri Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.