tugas - resume buku pengantar ilmu komunikasi

8
Nama : Luthfi Fazar Ridho NIM : D2C008043 Dosen Pengampu : Drs. Nano Sumarno Resume Mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi Sumber: Mulyana, Dedi, Komunikasi, Suatu Pengantar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007). BAB I MENGAPA KITA BERKOMUNIKASI : FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI Mengapa kita berkomunikasi? Apakah fungsi komunikasi bagi manusia? Dari perspektif agama, secara mudah kita dapat menjawab bahwa Tuhan-lah yang mengjari kita berkomunikasi, dengan menggunakan akal dan kemampua berbahasa yang dianugerahkan-Nya kepada kita. Allah berfirman dalam surat Ar- Rahman ayat 1 sampai 4 yang berbunyi : 1. (Tuhan) yang Maha pemurah, 2. Yang Telah mengajarkan Al Quran. 3. Dia menciptakan manusia. 4. Mengajarnya pandai berbicara.

Upload: luthfi-fazar-ridho

Post on 19-Jun-2015

1.949 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas - Resume Buku Pengantar Ilmu Komunikasi

Nama : Luthfi Fazar Ridho

NIM : D2C008043

Dosen Pengampu : Drs. Nano Sumarno

Resume Mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi

Sumber: Mulyana, Dedi, Komunikasi, Suatu Pengantar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007).

BAB I

MENGAPA KITA BERKOMUNIKASI :

FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI

Mengapa kita berkomunikasi? Apakah fungsi komunikasi bagi manusia? Dari

perspektif agama, secara mudah kita dapat menjawab bahwa Tuhan-lah

yang mengjari kita berkomunikasi, dengan menggunakan akal dan

kemampua berbahasa yang dianugerahkan-Nya kepada kita. Allah

berfirman dalam surat Ar-Rahman ayat 1 sampai 4 yang berbunyi :

1. (Tuhan) yang Maha pemurah,

2. Yang Telah mengajarkan Al Quran.

3. Dia menciptakan manusia.

4. Mengajarnya pandai berbicara.

Para pakar komunikasi mengemukakan fungsi-fungsi yang berbeda

dalam menentukan fungsi komunikasi. Thomas .Scheidel mengemukakan

bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung

identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar

kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau

berperilaku seperti seperti apa yang kita inginkan.

Gordon Zillerman merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan

komunikasi menjadi dua bagian besar. Pertama, kita berkomunikasi untuk

Page 2: Tugas - Resume Buku Pengantar Ilmu Komunikasi

memenuhi tugas-tugas penting bagi kebutuhan hidup kita – untuk

memberi makan dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan

kepenasaranan kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita

berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk lingkungan dengan

orang lain. Lain lagi dengan Rudolph Verderber yang mengemukakan

bahwa komunikasi mempunyai fungsi sosial, dan fungsi pengambilan

keputusan. Fungsi sosialnya adalah untuk tujuan kesenangan, untuk

menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara

hubungan, sedangkan fusngsi pengambilan keputusan yakni fungsi untuk

memutuskan untuk melakukan sesuatu.

Berikut ini kita akan membahas empat fungsi komunikasi

berdasarkan kerangka yang dikemkakan oleh William E. Gorden. Keempat

fungsi tersebut adalah komunikasi sosial, komunikasi ekspresif,

komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. Tidak saling meniadakan

(mutually exclusive) fungsi suatu peristiwa komunikasi (communication

event) tampaknya tidak sama sekali independent, melainkan juga

berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat fungsi yang

dominan.

FUNGSI PERTAMA : KOMUNIKASI SOSIAL

Komunikasi bermanfaat untuk mambangun konsep diri kita,

aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh

kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat

komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.

Komunikasilah yang memungkinkan individu membangun suatu kerangka

rujukan dan menggunakan nya sebagai panduan untuk menafsirkan

situasi-situasi yang ia hadapi. Komunikasi pula yang memungkinkan

mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi

situasi-situasi problematik yang ia masuki.

Implisit dalam fungsi komunikasi sosial ini adalah komunikasi

kultural. Pada satu sisi, komunikasi merupakan mekanisme

mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat kepada masyarakat,

baik secar horizontal dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya,

Page 3: Tugas - Resume Buku Pengantar Ilmu Komunikasi

ataupun secara vertical, dari suatu generasi kepada generasi berikutnya.

Pada sisi lain, budaya menetapkan norma-norma (komunikasi) yang

dianggap sesuai untuk kelompok, misalnya, “laki-laki tidak gampang

menangis, tidak bermain boneka”, “anak perempuan tidak pernah

bermain pistol-pistolan atau mobil-mobil”, “jangan makan dengan tangan

kiri, “dan sebagainya.

Pembentukan konsep-diri

Konsep-diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu

hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada

kita. Manusia tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak

mungkin mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia. Melalui

komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa

kita, namun juga merasakan bagaimana siapa diri kita. Anda akan

mencintai diri anda bila anda telah dipercayai; anda akan diri anda

tampan atau cantik bila orng-orang di sekitar anda juga mengatakan

demikian.

Konsep-diri kita yang paling dini umumnya dipengaruhi oleh

keluarga, dan orang-orang dekat lainnya di sekitar kita, termask kerabat.

Meraka itulah yang disebut significant others.

Dalam proses menjadi dewasa, kita menerima pesan dari orang-

orang di sekitar kita mengania siapa diri kita, dan harus menjadi apa diri

kita. Skenario itu ditetapkan orang tua kita. Berupa–antara lain–arahan

yang jelas bagaimana skenrio yang ditulis untuk sinetron atau drama.

Araha itu misalnya, “cium tangan kakek dan nenek”, “bilang terima kasih

pada paman dan bibi”, dan sebagainya. Orang-orang di luar keluarga kita

juga memberi andil kepada skenario itu seperti giri, sahabat, bahkan

televisi.

Proses pembentukan konsep-diri itu dapat digamberkan secara

sederhana, sebagai berikut.

Page 4: Tugas - Resume Buku Pengantar Ilmu Komunikasi

Gambar ini menunjukkan proses pembentukan konsep-diri. Sumber: Robert Hooper dan Jack L. Whitehead, Jr. Communication

concept and skills, New York: Harper & Row; 1979, hlm. 152

Aspek –aspek konsep-diri seperti jenis kelamin, agama, kesukuan, pendidikan, pengalaman, rupa fisik kita, dan sebagainya kita internalisasikan lewat pertayaaan (umpan balik) orang lain yang menegaskan aspek –aspek tersebut kepada kita, yang pada gilirannya memandang kita. George Herbert Mead mengatakan setiap manusia mengembangkan konsep dirinya melalui interaksi dengan orang lain dalam masyarakat–dan itu dilakukan lewat komunikasi. Jadi kita menganal diri kita lewat orang lain, yang menjadi cermin memantulkan bayangan diri kita.

Proses konseptualisasi-diri ini berlangsung sepanjang hayat kita. Sejak kanak-kanak kita sering berfantasi mengenai diri yang kita inginkan, atu citra-diri yang kita tunjukkan kepada orang lain. Sering konsep-diri atau citra-diri ini berubah-ubah, khususnya pada masa pertumbuhan. Konsep-diri kita pada usia 10 tahun mungkin berbeda dibandingkan denan ketika kita berusia 20 tahun, 35 tahun, atau 50 tahun.

Konsep-diri kita tidak pernah terisolasi, melainkan bergantung pada reaksi dan respons orang lain. Dalam masa pembentukan konsep diri itu, kita sering mengujinya, baik secara sadar ataupun tidak sadar. Dalam permainan peran ini, niat murni kita untuk menciptakan konsep diri kita mungkin memperoleh dukungan, berubah, atau bahkan penolakan.

Kesan yang orang lain miliki tentang diri kita dan cara merka bereaksi terhadap kita sangat bergantung pada cara kita berkomunikasi dengan mereka, termasuk cara kita berbicara dan cara kita berkomunikasi dengan mereka. Proses umpan balik ini dapat terjadi berubah arah. Ketika kita melihat orang lian bereaksi terhadap kita dan kesan yang meraka miliki tentang kita kita boleh jadi mengubah cara kita berkomunikasi karena reaksi orang lain itu tidak sesuai dengan cara kita memandang diri kita. Jadi citra yang anda miliki tentang diri anda dan citra yang orang lain miliki tentang diri anda berkaitan dengan komunikasi.

Pernyataan eksistensi-diri

Page 5: Tugas - Resume Buku Pengantar Ilmu Komunikasi

Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepatnya lagi pernyataan eksistensi diri. Bila kita berdiam diri, maka orang lain akan memperlakukan diri kita seolah-olah diri kita tidak eksis. Namun ketika kita berbicar, kita menyatakan bahwa kita ada.

Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan

Komunikasi, dalam konteks apapun, adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan. Menurut Rene Spitz, komunikasi (ujaran) adalah jembatan antara bagian luar dan bagian dalam kepribadian: “Mulut sebagai ronggan utama adalah jembatan antara persepsi dalam dan persepsi luar; ia adalah tempat lahir semua persepsi luar dan model dasarnya; ia adalah tempat transisi bagi perkembangan aktivitas intensional, bagi munculnya kemauan dan kepasifan.

Perilaku komununikasi yang pertama yang dipelajari manusia berasal dari sentuhan orangtua sebagai respons atas upaya bayi untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam tahap itu, komunikasi ibu dan anak masih sederhana. Ketika anak itu tumbuh dewasa, dan mulai memasuki dunia kerja, akan lebih banyak lagi jenis komunikasi dan keterampilan-ketermpilan yang ia butuhkan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ringkasnya, komunikasi itu penting bagi pertumbuha sosial, sebagaimana makanan penting bagi pertumbuhan fisik.

Melalui komunikasi juga kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan menta kita. Melalui komunikasi, kita belajar dan mengalami berbagai kualitas perasaan itu dan membandingkannya dengan antara perasaan yang satu dengan perasaan yang lain. Kita tidak akan mengenal cinta jika kita tidak mengenal benci. Dan sebagainya. Untuk memperoleh kesehatan emosional, kita harus memupuk perasaan-perasaan positif dan mencoba menetralisasikan perasaan-perasaan negatif.

Komunikasi sosial mengisayaratkan bahwa komunikasi itu dilakukan untuk pemenuhan-diri, untuk merasa terhibur, nyaman, dan tenteram dengan diri sendiri dan juga orang lain.melalui komunikasi dengam orang lain, kita dapat memenuhi kebutuahan emosional dan intelektual kita, dengan memupuk hubungan yang hangat dengan orang-orang di sekitar kita. Lebih jauh lagi, komunikasi juga talah dihubungakan hanya dengan kesehatan psikis, tapi juga dengan kesehatan fisik. Penelitian selama lebih dari 10 tahun secara ajeg menunjukkan hubungan yang erat antara stress dan penyakit jantung. Orang yang lebih mandiri, kalem dalam menghadapidan mengambil keputusan seraya tetap optimistik. Semua hasil penelitian yang di lekukan oleh para ilmuwan sebenarnya memperkuat ucapan Nabi Muhammad SAW – Sang Ilmuwan Sejati – 14 abad yang lalu, bahwa silaturahmi memperpanjang usia dan memperluas rezeki.

FUNGSI KEDUA : KOMUNIKASI EKSPRESIFKomunikasi ekpresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut

menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan emosi kita.

Page 6: Tugas - Resume Buku Pengantar Ilmu Komunikasi

Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan terutama melalui pesan nonverbal. Orang dapat menyalurkan kemarahan dengan mengumpat, berkecak pinggang, mengepalkan tangan seraya memelototkan matanya, dan sebagainya. Emosi juga dapat kita ekspresikan melalui dengan cara membuat suatu karya. Baik musik, puisi, novel, tarian dan lukisan.

FUNGSI KETIGA : KOMUNIKASI RITUALErat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi

ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suat komunitas sering melakukan upacara-rpacara berlainan sepanjang tahun dan se[anjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada keluarga, komunitas, suku, bangsa, ideologi, atau agama mereka.

Fungsi ritual juga terkadang tak tertangkap nalar dan logika. Namun itu adalah cara anggota suatu kelompok membuat anggota lainnya merasa ada, membuat komunitas yang didaminya menjadi lestari. Komunikasi ritual juga sering bersifat espresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang. Sebagian respons kita terhadap lambang / simbol-simbol dalam kehidupan kita mungkin tidak kita sadari. Respons manusia dalam menanggapi lambang-lambang ini tidak jarang bersifat ekstrem dan tidak masuk akal bagi kebanyakan orang. Terlepas dari semua itu, komunikasi aritual adalah sesuatu yang sederhana. Karena semuanya berfungsi sebagai perekat komunikasi antarpribadi.

Kegiatan ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompok. Ritual menciptakan perasaan tertib (a sense of order) dalam dunia yang tampaknya kacau balau.

Hingga kapanpun, ritual tampaknya akan menjadi kebutuhan manusia, meskipun bentuknya berubah-ubah, demi pemenuhan jatidirinya sebagai individunya sebagai individu, sebagai anggota suatu komunitas, dan sebagai bagian dari alam semesta.

FUNGSI KEMPAT: KOMUNIKASI INSTRUMENTALKomunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum:

menginformasikan, mengajar, mendiring, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi membertahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahawa fakta atau informasi yang disampikannya akurat dan layak diketahui.

Sebagi instrument, komunikasi tidak saja digunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan , nemun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Komunikasi berfungsi sebgai instrument untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek, maupun tujuan jangka panjang.

Page 7: Tugas - Resume Buku Pengantar Ilmu Komunikasi

Walhasil, meskipun kita dapat membedakan fungsi-fungsi komunikasi itu, suatau peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi komunikasi yang tumpang tindih. Meskipun salahsatu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi.

Menjawab apa fungsi dalam kehidupan kita, ternyata sebenarnya terdapat banyak jawaban. Kita dapat mengkonseptualisasikan dan mengembangkan pandangan kita atas peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi di sekitar kita.