tugas prekonomian ina_2

20

Click here to load reader

Upload: bsiragil

Post on 19-Jun-2015

815 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Prekonomian INa_2

1. Jelaskan perekembangan Sistem Ekonomi Indonesia !

Jika suatu bangsa dengan sengaja berani melupakan catatan faktual sejarah, maka bangsa itu tidak akan pernah mencapai kemakmuran dan kecerdasan. Bahkan sangat mungkin akan menjadi sebuah blunder, yang dapat menjerumuskan bangsa itu ke tataran yang lebih hina dari seekor keledai. Bukankah seekor keledai yang bodoh sekalipun tidak pernah terantuk batu yang sama?. Berdasarkan pengalaman sejarah, sistem ekonomi pasar selalu mengalami pasang surut yang dapat digambarkan dalam sebuah kurva konjungtur ekonomi. Kurva tersebut terdiri dari beberapa bagian, antara lain: masa pertumbuhan, masa puncak kemakmuran (peak of wealth), masa kemunduran, masa keterpurukan (peak of crises). Setelah krisis dapat teratasi, maka akan disambung dengan masa pemulihan (recovery), pertumbuhan, dan seterusnya hingga membentuk seperti gelombang sinus.

Ditinjau dari periode waktunya, masing-masing babak memiliki durasi yang hampir konsisten, yaitu membentuk siklus waktu yang relatif tidak jauh berbeda antara gelombang satu dengan lainnya. Oleh karena itu, gabungan dari gelombang-gelombang siklus ekonomi tersebut dapat ditarik menjadi kesimpulan yang dikenal dengan konjungtur perekonomian. Berdasarkan pengalaman sejarah Indonesia sejak era kemerdekaan sampai sekarang, panjang gelombang tersebut dapat dikategorikan dalam gelombang jangka pendek (tujuh tahunan) dan gelombang jangka panjang (35 tahunan). Gelombang jangka pendek tujuh tahunan dapat diringkas sebagai berikut.

a. 1945 - 1952 Ekonomi Perang b. 1952 - 1959 Pembangunan Ekonomi Nasional c. 1959 - 1966 Ekonomi Komando d. 1966 - 1973 Demokrasi Ekonomi e. 1973 - 1980 Ekonomi Minyak f. 1980 - 1987 Ekonomi Keprihatinan g. 1987 - 1994 Ekonomi Konglomerasi h. 1994 - 2001 Ekonomi Kerakyatani. 2001 – sampai sekarang Ekonomi campuran

Masing-masing tahap dalam siklus tersebut telah ditandai dengan ciri-ciri khusus yang tidak terdapat pada periode sebelum dan sesudahnya. Misalnya, pada periode Ekonomi Konglomerasi, periode ini dipicu oleh liberalisasi sektor perbankan, yang disusul dengan tumbuhnya imperium usaha konglomerasi yang bermunculan seperti

Page 2: Tugas Prekonomian INa_2

cendawan di musim hujan. Pada periode tersebut ditandai dengan pembangunan ekonomi bersifat sentralistis, rezim penguasa yang otoriter, serta birokrasi yang korup. Pembangunan yang "kebablasan" tersebut akhirnya mengantar bangsa besar ini ke arah periode krisis yang menyakitkan. Salah satu dampak positif yang ditimbulkan dari krisis ekonomi adalah tumbuhnya kesadaran akan kekeliruan strategi pembangunan yang dilakukan selama ini. Oleh karena itu, periode ini segera disambung dengan babak baru yang lebih membuka peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan ekonominya secara mandiri, dengan didukung oleh iklim dan perhatian negara yang memadai. Era ini dikenal dengan era ekonomi kerakyatan.

Ada dua hal yang pernah mengemuka, yaitu isu globalisasi ekonomi dan pembahasan pada periode krisis ekonomi. Dua isu besar ini sangat relevan untuk diangkat, sehubungan dengan besarnya pengaruh yang ditimbulkan bagi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia. Isu globalisasi telah membuat "kalang kabut" negara-negara berkembang yang tidak memiliki infrastruktur ekonomi yang memadai. Di lain pihak, isu globalisasi ini menjadi semacam "bahan bakar" bagi negara-negara maju untuk meningkatkan ekselerasi pertumbuhan ekonomi dan penetrasi ke pasar internasional.

Jika kita mau belajar dari sejarah, globalisasi sebenarnya bukanlah fenomena baru dalam kancah panjang ekonomi Indonesia. Jauh hari sebelum muncul nation state, arus perdagangan dan migrasi lintas benua telah berlangsung sejak lama. Jauh hari sebelumnya, perdagangan regional juga telah membuat interaksi antarsuku bangsa terjadi secara alamiah, natural. Dua dekade menjelang Perang Dunia I, arus uang internasional telah mempererat ikatan antara negara-negara Eropa dengan Amerika Serikat, Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Pasar modal mengalami booming di kedua sisi Atlantik. Sementara itu, bank dan investor-investor swasta sibuk mendiversifikasikan portofolionya, dari Argentina terus melingkar Pasifik hingga ke Singapura. Namun demikian, sejalan dengan siklus ekonomi dan politik dunia, gelombang globalisasi pun juga mengalami pasang surut. Salah satu kekuatan yang melatarbelakangi adalah adanya tarik-menarik antara paham internasionalisme dengan paham nasionalisme atau bahkan dengan isolasionisme. Dicermati dari segi intensitas dan cakupannya, sebenarnya gelombang globalisasi yang melanda seluruh dunia sejak dekade 1980-an telah jauh berbeda dari gelombang yang sama pada periode sebelumnya. Proses konvergensi akibat dari globalisasi dewasa ini praktis telah menyentuh hampir seluruh sendi kehidupan, yang tidak saja merambah di segala bidang (ekonomi, sosial, budaya, politik, dan

Page 3: Tugas Prekonomian INa_2

ideologi), melainkan juga telah menjamah ke dalam tataran sistem, proses, pelaku, dan events. Sekalipun demikian, tidak berarti bahwa prosesnya selalu berjalan dengan mulus. Ada kecenderungan bahwa gelombang globalisasi yang dahsyat menerpa itu ternyata juga disertai dengan fragmentasi.

Dewasa ini, banyak ekonom dan kritisi yang memandang bahwa globalisasi merupakan keniscayaan sejarah, oleh karena itu terjangan arusnya tak mungkin dapat dibendung lagi. Pandangan semacam ini muncul sebagai reaksi atas pendapat sebagian ekonom yang justru prihatin terhadap kecenderungan perkembangan ekonomi dunia yang kian tak menentu dan sangat rentan dengan gejolak. Terutama akibat dari arus finansial global yang semakin "liar". Padahal, kita semua tahu bahwa tidak semua negara memiliki daya saing (dan daya tahan) yang cukup untuk terlibat langsung dalam kancah lalu-lintas finansial global, yang tak lagi mengenal batas-batas teritorial negara, dan cenderung semakin sulit untuk dikontrol oleh pemerintah sebuah negara yang berdaulat. Globalisasi juga dikhawatirkan akan memunculkan suatu bentuk eksploitasi baru, yaitu eksploitasi oleh financial-driven economies terhadap good-producing economies. Kelompok pertama memiliki keleluasaan yang sangat besar dalam merekayasa bentuk-bentuk transaksi keuangan yang sifatnya "semu". Artinya, transaksi yang mereka lakukan sebenarnya tidak memberikan kontribusi produktif bagi peningkatan kesejahteraan riil masyarakat. Ini semua terjadi karena "uang" dan "aset finansial" lainnya saling diperdagangkan sebagaimana halnya sebuah komoditas.

Negara-negara yang kuat tidak perlu lagi bergelimangan peluh untuk menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan rakyatnya. Mereka cukup melakukan rekayasa finansial yang menghasilkan kemelimpahan dana untuk membeli berbagai macam kebutuhan fisiknya. Sebaliknya, negara-negara yang menghasilkan produk riil (barang) tidak pernah bisa menikmati hasil yang layak. Sebelum peluh mereka mengering, nilai uang riil yang dihasilkan itu telah disedot oleh gejolak kurs dan tercekik oleh tingginya suku bunga. Bukankah hidup di dunia seperti ini sungguh sangat berisiko bagi peradaban umat manusia itu sendiri?

Sedangakan dari sisi krisis ekonomi Di tengah dinamika ekonomi global yang terus-menerus berubah dengan akselerasi yang semakin tinggi sebagaimana digambarkan di atas, Indonesia mengalami terpaan badai krisis yang intensitasnya telah sampai pada keadaan yang nyaris menuju kebangkrutan ekonomi. Krisis ekonomi yang

Page 4: Tugas Prekonomian INa_2

dipicu oleh krisis moneter beberapa waktu yang lalu, paling tidak telah memberikan indikasi yang kuat terhadap tiga hal.

o Pertama, kredibilitas pemerintah telah sampai pada titik nadir. Penyebab utamanya adalah karena langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dalam merenspons krisis selama ini lebih bersifat "tambal-sulam". Selain itu, seluruh sumber daya yang dimiliki negeri ini dicurahkan sepenuhnya untuk menyelamatkan sektor modern dari titik kehancuran. Sementara itu, sektor tradisional, sektor informal, dan ekonomi rakyat, yang juga memiliki eksistensi di negeri ini seakan-akan dilupakan dari wacana penyelamatan perekonomian yang tengah menggema.

o Kedua, rezim Orde Baru yang selalu mengedepankan pertumbuhan (growth) ekonomi telah menghasilkan crony capitalism yang telah membuat struktur perekonomian menjadi sangat rapuh terhadap gejolak-gejolak eksternal. Industri manufaktur yang sempat dibanggakan itu ternyata sangat bergantung pada bahan baku impor dan tak memiliki daya tahan. Sementara itu, akibat "dianak-tirikan", sektor pertanian pun juga tak kunjung mature sebagai penopang laju industrialisasi. Yang saat itu terjadi adalah derap industrialisasi melalui serangkaian kebijakan yang cenderung merugikan sektor pertanian. Akibatnya, sektor pertanian tak mampu berkembang secara sehat dalam merespons perubahan pola konsumsi masyarakat dan memperkuat competitive advantage produk-produk ekspor Indonesia.

o Ketiga, rezim yang sangat korup telah membuat sendi-sendi perekonomian mengalami kerapuhan. Secara umum, segala bentuk korupsi akan mengakibatkan arah alokasi sumber daya perekonomian menjurus pada kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan tidak memberikan hasil optimum. Dalam kondisi seperti ini pertumbuhan ekonomi memang sangat mungkin terus berlangsung, bahkan pada intensitas yang relatif tinggi. Namun demikian, sampai pada batas tertentu pasti akan mengakibatkan melemahnya basis pertumbuhan. Selanjutnya, praktik-praktik korupsi secara perlahan akan merusak tatanan ekonomi dan pembusukan politik yang disebabkan oleh perilaku penguasa, elit politik, dan jajaran birokrasi. Keadaan semakin parah ketika jajaran angkatan bersenjata dan aparat penegak hukum pun ternyata juga turut terseret ke dalam jaringan praktik-praktik korupsi itu.

Hancurnya kredibilitas pemerintah yang dibarengi dengan tingginya ketidakpastian itu telah menyebabkan terkikisnya kepercayaan

Page 5: Tugas Prekonomian INa_2

(trust). Yang terjadi dewasa ini tidak hanya sekadar pudarnya trust masyarakat terhadap pemerintah dan sebaliknya, melainkan juga antara pihak luar negeri dengan pemerintah, serta di antara sesama kelompok masyarakat. Yang terakhir disebutkan itu tercermin dengan sangat jelas dari keberingasan massa terhadap simbol-simbol kekuasaan serta kemewahan dan terhadap kelompok etnis Cina, seperti yang dikenal dengan peristiwa Mei 1998. Sementara itu, krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dapat dilihat dari respons masyarakat yang kerap kali berlawanan dengan tujuan kebijakan yang ditempuh pemerintah. Misalnya, kebijakan pemerintah yang seharusnya berupaya menggiring ekspektasi masyarakat ke arah kanan, justru telah menimbulkan respons masyarakat menuju ke arah kiri, dan sebaliknya. Faktor lainnya adalah semakin timpangnya distribusi pendapatan dan kekayaan, sehingga mengakibatkan lunturnya solidaritas sosial.

Di luar semua itu, sesungguhnya terdapat kekuatan yang luar biasa yang justru telah menyelamatkan negeri ini dari kebangkrutannya, yaitu ekonomi rakyat atau ekonomi pancasila. Di atas kertas, perekonomian bangsa ini seharusnya sudah "gulung tikar" sejak angka-angka statistik ekonomi pada periode krisis (1997-1999) menunjukkan kecenderungan yang terus memburuk. Nyatanya, kondisi "sekarat" itu hanya terjadi pada sektor-sektor yang memang mampu tercatat dan terefleksikan dalam angka-angka statistik itu. Di luar angka-angka itu, yang tidak mampu dicatat oleh sistem statistik yang ada, sesungguhnya masih menyimpan potensi, kekuatan, dan daya tahan yang sangat besar.

Akankah pemerintah masih terus-menerus menutup mata terhadap eksistensi ekonomi rakyat? Atau akan terus-menerus meyakini wacana yang selalu digembar-gemborkan oleh para ekonom Neo Klasik bahwa pertumbuhan yang terjadi saat ini adalah karena sumbangan konsumsi (driven consumption) orang-orang berduit? Kiranya sejarah telah membuktikan, bahwa memuja dan memanjakan sektor modern secara "membabi-buta" hanya akan menghasilkan konklusi akhir yang menyedihkan, yang rasa pahitnya tidak hanya dikecap oleh sekelompok orang, tetapi seluruh komponen bangsa ini akan turut merasakannya. Bila bangsa ini cukup cerdas untuk menterjemahkan hikmah krisis ekonomi, secara tidak langsung (blessing in disguise) seharusnya peristiwa menyakitkan ini justru dapat menjadi pelajaran yang dipetik hikmahnya. Kesimpulannya, pengabaian (ignoring) eksistensi ekonomi rakyat dan sektor tradisional sudah tiba saatnya untuk segera dihentikan. Mudah-mudahan suatu saat nanti sistem perekonomian kita akan kembali

Page 6: Tugas Prekonomian INa_2

pada sistem Ekonomi Kerakyatan atau lebih lasing didengar dengan sistem Ekonomi Pancasila, tidak hanya menjadi wacana konseptual sampai sekarang.

2. Sistem Ekonomi Indonesia yang dilakasanakan sekarang sitem ekonomi campuran, benarkah, Jelaskan !

Menurut buku-buku pengetahuan Ekonomi dan pendapat tokoh Ekonomi Indonesia, Sistem Ekonomi yang dianut Indonesia adalah Sistem Ekonomi Campuran, dimana setiap keunggulan dari Sistem Ekonomi Liberal dan Kapitalis digabungkan, dan kekurangan dari Sistem Ekonomi Liberal dan Kapitalis dibuang, seperti halnya menyaring. Masalah-masalah pokok ekonomi mengenai barang apa yang akan diproduksi, bagaimana barang itu dihasilkan, dan untuk siapa barang itu dihasilkan, akan diatasi bersama-sama oleh pemerintah dan swasta. Pada sistem ekonomi campuran pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian dalam perekonomian, namun pihak swasta (masyarakat) masih diberi kebebasan untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin mereka jalankan. Adanya campur tangan dari pemerintah bertujuan untuk menghindari akibat-akibat yang kurang menguntungkan dari sistem liberal, antara lain terjadinya monopoli dari golongan-golongan masyarakat tertentu terhadap sumber daya ekonomi. Apabila kita cermati sebagian besar negara di dunia tidak ada lagi yang menggunakan salah satu sistem ekonomi. Mereka kebanyakan mengombinasikan dari sistem-sistem yang ada sesuai dengan situasi dan tradisi negara yang bersangkutan.

Misalnya saja Amerika Serikat yang sangat terkenal dengan sistem ekonomi liberalnya. Meskipun sistem ekonomi yang mereka tetapkan berpaham liberal, namun pada kenyataannya masih ada campur tangan pemerintah, misalnya dalam hal pembuatan undang-undang antimonopoli. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai sistem ekonomi campuran, berikut ini ciri-ciri dari sistem ekonami campuran.

1. Sumber-sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.2. Pemerintah menyusun peraturan, perencanaan, dan menetapkan

kebijaksanaan-kebijaksanaan di bidang ekonomi.

3. Swasta diberi kebebasan di bidang-bidang ekonomi dalam batas kebijaksanaan ekonomi yang ditetapkan pemerintah.

Page 7: Tugas Prekonomian INa_2

4. Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan umum.

5. Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.

6. Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.

Dengan demikian, dalam sistem perekonomian campuran ada bidang-bidang yang ditangani swasta dan ada bidang-bidang yang ditangani pemerintah. Sama halnya dengan sistem ekonomi lainnya, sistem ekonomi campuran juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi, kelebihan dan kekurangannya tergantung kepada setiap negara dalam mengatur sistem ekonominya tersebut.

Namun demikin sistem ekonomi yang ada di Indonesia sekarang jika kita melihat fakta yang ada ini seakan berali menjadi sitem ekonomi Neo-liberalisme, yang pada dasarnya tidak bisa diterapkan di bangsa kita ini yang merupakan bangsa yang berkembang. Seharusnya jika kita mendalami dasar Negara ini sistem yang harus diterapkan adalah sistem ekonomi Pancasila atau sistem ekonomi Kerakyatan, yang tertuang pada UUD 1945 pasal 33 dan pasal 34

3. Apa cirri-ciri Sistem Ekonomi Pancasila !

Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah. Contoh hajad hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM, pertambangan / hasil bumi, dan lain sebagainya.

Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung.

Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.

Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas kekeluargaan antar sesama manusia.

Page 8: Tugas Prekonomian INa_2

Dalam sistem ekonomi pancasila perekonomian liberal maupun komando harus dijauhkan karena terbukti hanya menyengsarakan kaum yang lemah serta mematikan kreatifitas yang potensial. Persaingan usaha pun harus selalu terus-menerus diawasi pemerintah agar tidak merugikan pihak-pihak yang berkaitan.

4. Mengapa kita perlu reformasi menuju Sistem Ekonomi Pancasila ?

Sebenarnya sejak terjadinya peristiwa “Malari” (Malapetaka Januari) 15 Januari 1974, slogan Trilogi Pembangunan sudah berhasil dijadikan “teori” yang mengoreksi teori ekonomi pembangunan yang hanya mementingkan pertumbuhan . Trilogi pembangunan terdiri atas Stabilitas Nasional yang dinamis, Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, dan Pemerataan Pembangunan dan hasil-hasilnya. Namun sayangnya slogan yang baik ini justru terkalahkan karena sejak 1973/74 selama 7 tahun Indonesia di”manja” bonansa minyak yang membuat bangsa Indonesia “lupa daratan”. Rezeki nomplok minyak bumi yang membuat Indonesia kaya mendadak telah menarik minat para investor asing untuk ikut “menjarah” kekayaan alam Indonesia. Serbuan para investor asing ini ketika melambat karena jatuhnya harga minyak dunia , selanjutnya dirangsang ekstra melalui kebijakan deregulasi (liberalisasi) pada tahun-tahun 1983-88. Kebijakan penarikan investor yang menjadi sangat liberal ini tidak disadari bahkan oleh para teknokrat sendiri. Dalam keadaan yang tidak menentu ini pemerintah mengambil tindakan yang berani menghapus semua pembatasan untuk arus modal yang masuk dan keluar. Undang-undang Indonesia yang mengatur arus modal, dengan demikian menjadi yang paling liberal di dunia, bahkan melebihi yang berlaku di negara-negara yang paling liberal, sampai akhirnya Indonesia mengalami kerisis pada Tahun 1997, namun sekarang mulai berkembang ke arah yang lebih baik.

Hal inilah yang mendasari bangsa indonseia harus melakukan reformasi menuju Sistem Ekonomi Pancasila, yang berisikan aturan main kehidupan ekonomi yang mengacu pada ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Dalam Sistem Ekonomi Pancasila, pemerintah dan masyarakat memihak pada (kepentingan) ekonomi rakyat sehingga terwujud kemerataan sosial dalam kemakmuran dan kesejahteraan. Inilah sistem ekonomi kerakyatan yang demokratis yang melibatkan semua orang dalam proses produksi dan hasilnya juga dinikmati oleh semua warga masyarakat. Aturan main sistem ekonomi Pancasila yang lebih ditekankan pada sila ke-4 Kerakyatan (yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/

Page 9: Tugas Prekonomian INa_2

perwakilan) menjadi slogan baru yang diperjuangkan sejak reformasi. Melalui gerakan reformasi banyak kalangan berharap hukum dan moral  dapat dijadikan landasan pikir dan landasan kerja. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang memihak pada dan melindungi kepentingan ekonomi rakyat melalui upaya-upaya dan program-program pemberdayaan ekonomi rakyat. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sub-sistem  dari sistem ekonomi Pancasila,  yang  diharapkan mampu meredam ekses  kehidupan  ekonomi  yang liberal.

5. Mengapa kita sering mengalami kegagalan dalam membangun ekonomi , berikan contoh dan jelaskan !

Tanpa harus menjadi seorang teknolog yang mahir adalah jelas sekali bagi siapa pun yang memahami kehidupan modern, bahwa tersedianya tenaga listrik sangat mempengaruhi kehidupan satu bangsa masa kini. Tenaga listrik mempengaruhi sekali usaha bangsa mengusahakan kemajuan dalam berbagai bidang, baik itu kemajuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kemajuan dalam cara hidup bangsa.

Listrik juga amat mempengaruhi usaha bangsa mencapai kesejahteraan yang makin tinggi dan menjamin keamanan nasional yang menegakkan kedaulatan bangsa. Sebab pengaruh dari tersedianya listrik amat mempengaruhi produksi bangsa dalam berbagai macam barang dan jasa yang berakibat pada tingkat kesejahteraan bangsa dan keamanan nasionalnya. Itu sebabnya sering kali tingkat kemajuan satu bangsa diindikasikan dengan menunjukkan jumlah tenaga listrik yang dapat dihasilkannya dan didistribusikan dalam masyarakatnya. Sekarang terbukti sekali bahwa Indonesia mengalami kegagalan dalam kebijaksanaan kelistrikan yang telah dilakukan pemerintah. Mengapa dapat dikatakan bahwa telah terjadi kegagalan dalam kebijaksanaan yang meliputi politik dan strategi dalam penyelenggaraan kelistrikan di Republik Indonesia.

Pertama, karena masyarakat dalam tahun 2009 mengalami pemadaman yang sering dan menimbulkan kesukaran dalam kehidupan, seperti kesulitan dalam penyediaan air, kesulitan dalam kegiatan rumah tangga seperti kemungkinan belajar untuk anak sekolah. Kedua, pemadaman yang sering dan cukup lama itu menimbulkan kerugian amat luas dalam kehidupan masyarakat dan bangsa. Tidak saja masyarakat harus mengalami pemadaman listrik berjam-jam dengan segala kesulitan yang timbul karenanya, lebih parah lagi adalah bahwa dunia bisnis Indonesia harus mengalami

Page 10: Tugas Prekonomian INa_2

kerugian yang amat besar yang mau tidak mau mempunyai dampak baik lokal maupun nasional.

Pemadaman listrik yang cukup luas ini menunjukkan bahwa kurang ada manajemen nasional yang efektif dan berpandangan jauh. Tidak mustahil bahwa tidak ada penetapan sasaran tentang volume listrik yang harus diproduksi dalam 20 tahun mendatang, dan pada tahun 2009 sudah berapa yang harus tercapai. Andai kata penetapan sasaran itu ada, nampak sekali bahwa strategi pencapaian sasaran itu tidak ditetapkan dan dilaksanakan semestinya. Hal itu antara lain terlihat dalam pembangunan Pusat-Pusat Tenaga Listrik serta penyediaan bahan pembakar seperti batu bara secara kontinu dan memadai. Hal ini menunjukkan kelemahan dalam kebijaksanaan, bukan kesalahan teknis belaka.

Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia, dunia bisnis di Jakarta dan sekitarnya mengalami kerugian sekitar Rp 100 milyar per hari karena ada pemadaman listrik bergilir. Padahal yang kena pemadaman listrik tidak hanya Jakarta, melainkan semua kota besar di Jawa dan Sumatra (khususnya Medan) yang semuanya telah berkembang menjadi sentra produksi, terutama industri. Yang terutama terpukul adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) karena usaha ini mempunyai daya finansial jauh lebih kecil dari usaha besar. Dengan begitu UKM, di samping sudah harus menghadapi berbagai persoalan dalam berproduksi, terutama yang ditimbulkan oleh terjadinya Krisis Ekonomi Internasional sejak tahun 2008, sekarang harus pula menghadapi persoalan berat karena kurang teraturnya distribusi listrik.

Antara lain dikabarkan bahwa satu pabrik tekstil yang melakukan spinning dengan 80 mesin (jadi termasuk usaha menengah) mengalami kerugian sekitar Rp 900 juta per jam kalau produksinya harus berhenti karena pemadaman listrik. Dengan sendirinya hal demikian sangat menekan daya saing industri tekstil Indonesia, karena selain spinning juga fungsi weaving mengalami kerugian setiap ada pemadaman listrik. Dunia bisnis Indonesia yang sedang menghadapi persaingan berat dari negara tetangga, seperti makin kuatnya ekspor hasil produksi China, benar-benar mengalami ujian berat karena masalah listrik ini. Menurut pimpinan KADIN Indonesia akibat buruk itu tidak hanya terbatas pada produksi, tetapi menyangkut hal-hal lain, seperti ketenagakerjaan. Bagaimana dapat dikurangi jumlah pengangguran kalau terbatasnya tenaga listrik membuat calon investor amat ragu membangun industri baru di Indonesia. Malahan sebaliknya ada perusahaan yang makin terjepit

Page 11: Tugas Prekonomian INa_2

kemampuan keuangannya sehingga harus tutup. Jadi bukannya terwujud penciptaan kerja baru, tetapi yang ada malahan berkurang. Dan masalah pengangguran ini jelas bukan soal kesejahteraan belaka, melainkan juga berdampak pada keamanan nasional.

Hal ini berarti bahwa kesejahteraan dan keamanan nasional, atau Ketahanan Nasional Indonesia sedang mengalami kesulitan yang disebabkan oleh kegagalan dalam kebijaksanaan listrik pemerintah Indonesia. Hal ini adalah kegagalan kebijaksanaan pemerintah dan bukan kegagalan perusahaan listrik, karena luasnya akibat dari kekurangan tersedianya tenaga listrik bukan disebabkan semata-mata oleh fungsi teknik Perusahaan Listrik Negara (PLN) atau perusahaan lain, baik itu BUMN atau swasta. Karena pentingnya faktor listrik dalam kehidupan masa kini, maka sejak semula kelistrikan di Republik Indonesia merupakan tanggung jawab Pemerintah. Untuk itu satu kementerian atau departemen ditetapkan untuk mengurus kelistrikan nasional, yaitu sekarang Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM). Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bahwa dalam kegagalan kelistrikan ini seakan-akan tidak ada pertanggungjawaban yang harus dilakukan pimpinan Departemen, yaitu Menteri ESDM. Segala akibat kegagalan nampak dibebankan pada direksi PLN belaka. Bahwa direksi PLN sebagai perusahaan yang dibebani pengurusan produksi listrik harus memikul tanggungjawab adalah jelas. Akan tetapi itu adalah tanggungjawab teknis, sedangkan faktor teknis adalah semata-mata pelaksana dari politik dan strategi yang ditetapkan Pemerintah. Maka seharusnya Menteri ESDM memikul tanggungjawab politik dan strategi dalam kegagalan kebijaksanaan kelistrikan ini.

Sering orang mengatakan bahwa dalam ketatanegaraan Indonesia seorang menteri adalah pembantu Presiden. Menteri memang pembantu Presiden, tetapi pembantu yang bertanggungjawab atas pelaksanaan fungsi yang mengurus salah satu bidang yang dihadapi Pemerintah secara keseluruhan. Sebab itu seorang menteri adalah Pejabat Negara dan bukan termasuk kategori Pegawai Negeri. Karena itu seorang menteri tidak hanya bertanggungjawab kepada Presiden, tetapi sebagai Pejabat Negara juga bertanggungjawab kepada Rakyat.

6. Siapa saja yang menjadi pelaku ekonomi Indonesia dan Apa perannya masing-masing !

Sistem ekonomi kerakyatan sendi utamanya adalah UUD 1945 pasal 33 ayat (1), (2), dan (3). Bentuk usaha yang sesuai dengan ayat (1)

Page 12: Tugas Prekonomian INa_2

adalah koperasi, dan bentuk usaha yang sesuai dengan ayat (2) dan (3) adalah perusahaan negara. Adapun dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi “hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh di tangan seorang”. Hal itu berarti perusahaan swasta juga mempunyai andil di dalam sistem perekonomian Indonesia. Dengan demikian terdapat tiga pelaku utama yang menjadi kekuatan sistem perekonomian di Indonesia, yaitu perusahaan negara (pemerintah), perusahaan swasta, dan koperasi. Ketiga pelaku ekonomi tersebut akan menjalankan kegiatan-kegiatan ekonomi dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebuah sistem ekonomi akan berjalan dengan baik jika pelaku-pelakunya dapat saling bekerja sama dengan baik pula dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian sikap saling mendukung di antara pelaku ekonomi sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan ekonomi kerakyatan.

1. Pemerintah (BUMN)

Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.

1. Kegiatan produksi

Pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelaku ekonomi, mendirikan perusahaan negara atau sering dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat berbentuk Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan Umum), dan Persero (Perusahaan Perseroan). Mengenai ciri-ciri dari ketiga bentuk perusahaan negara di atas telah kalian pelajari di kelas VII semester 2. BUMN memberikan kontribusi yang positif untuk perekonomian Indonesia. Pada sistem ekonomi kerakyatan, BUMN ikut berperan dalam menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri, dan perdagangan serta konstruksi. BUMN didirikan pemerintah untuk mengelola

Page 13: Tugas Prekonomian INa_2

cabang-cabang produksi dan sumber kekayaan alam yang strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Misalnya PT Dirgantara Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), PT Pos Indonesia, dan lain sebagainya. Perusahaan-perusahaan tersebut didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, serta untuk mengendalikan sektor-sektor yang strategis dan yang kurang menguntungkan. Secara umum, peran BUMN dapat dilihat pada hal-hal berikut ini.

a. Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak.

b. Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya secara efektif dan efisien.

c. Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijaksanaan di bidang ekonomi.

d. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga dapat menyerap tenaga kerja.

2. Kegiatan Konsumsi

Seperti halnya yang telah kalian pelajari pada bab 8 mengenai pelaku-pelaku ekonomi, pemerintah juga berperan sebagai pelaku konsumsi. Pemerintah juga membutuhkan barang dan jasa untuk menjalankan tugasnya. Seperti halnya ketika menjalankan tugasnya dalam rangka melayani masyarakat, yaitu mengadakan pembangunan gedung-gedung sekolah, rumah sakit, atau jalan raya. Tentunya pemerintah akan membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti semen, pasir, aspal, dan sebagainya. Semua barang-barang tersebut harus dikonsumsi pemerintah untuk menjalankan tugasnya. Contoh-contoh mengenai kegiatan konsumsi yang dilakukan pemerintah masih banyak, seperti membeli barang-barang untuk administrasi pemerintahan, menggaji pegawai-pegawai pemerintah, dan sebagainya.

3. Kegiatan Disttibusi

Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga melakukan kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah dalam rangka menyalurkan barang-barang yang telah diproduksi oleh perusahaanperusahaan

Page 14: Tugas Prekonomian INa_2

negara kepada masyarakat. Misalnya pemerintah menyalurkan sembilan bahan pokok kepada masyarakat-masyarakat miskin melalui BULOG. Penyaluran sembako kepada masyarakat dimaksudkan untuk membantu masyarakat miskin memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah harus lancar. Apabila kegiatan distribusi tidak lancar akan memengaruhi banyak faktor seperti terjadinya kelangkaan barang, harga barang-barang tinggi, dan pemerataan pembangunan kurang berhasil. Oleh karena itu, peran kegiatan distribusi sangat penting.

2. Swasta (BUMS)

Perusahaan-perusahaan swasta sekarang ini telah memasuki berbagai sektor kehidupan antara lain di bidang perkebunan, pertambangan, industri, tekstil, perakitan kendaraan, dan lain-lain. Perusahaan swasta terdiri atas dua bentuk yaitu perusahaan swasta nasional dan perusahaan asing. Contoh perusahaan swasta nasional antara lain PT Astra Internasional (mengelola industri mobil dan motor), PT Ghobel, Dharma Nusantara (mengelola industri alat-alat elektronika), PT Indomobil (mengelola industri mobil), dan sebagainya. Adapun contoh perusahaan asing antara lain PT Freeport Indonesia Company (perusahaan Amerika Serikat yang mengelola pertambangan tembaga di Papua, Irian Jaya), PT Exxon Company (perusahaan Amerika Serikat yang mengelola pengeboran minyak bumi), PT Caltex Indonesia (perusahaan Belanda yang mengelola pertambangan minyak bumi di beberapa tempat di Indonesia), dan sebagainya.

Perusahaan-perusahaan swasta tersebut sangat memberikan peran penting bagi perekonomian di Indonesia. Peran yang diberikan BUMS dalam perekonomian Indonesia seperti berikut ini :

a. Membantu meningkatkan produksi nasional.b. Menciptakan kesempatan dan lapangan kerja baru.

c. Membantu pemerintah dalam usaha pemerataan pendapatan.

d. Membantu pemerintah mengurangi pengangguran.

e. Menambah sumber devisa bagi pemerintah.

f. Meningkatkan sumber pendapatan negara melalui pajak.

Page 15: Tugas Prekonomian INa_2

g. Membantu pemerintah memakmurkan bangsa.

3.Koperasi

Sesuai dengan UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4 menyatakan bahwa fungsi dan peran koperasi seperti berikut ini :

a. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial mereka.

b. Turut serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

7. Mengapa pada era reformasi peran sektor koperasi dan swasta perlu di tingkatkan membanngun perekonomian Indonesia ?

Karena Sektor BUMN (pemerintah) bukanlah pelaku pasar sepenuhnya, yang lebih mengendalikan pasar pada era reformasi yaitu pihak swasta (BUMS) dan sebagian lagi dikendalikan oleh koperasi tapi hanya pada usaha yang bersifat kecil, meskipun ada berbagai tujuan BUMN, tetapi secara garis besar tujuan BUMN ada yang bersifat komersial dan non komersial. Di dalam praktek, kedua fungsi tersebut harus dapat diserasikan. Namun faktanya masih banyak BUMN yang belum dapat bekerja secara efisien, antara lain melalui perubahan status dan pemilikan.

Untuk itu Privatisasi BUMN tersebut dapat dilakukan melalui 7 alternatif, yakni:

1. penawaran saham kepada umum2. penjualan saham kepada swasta

3. penjualan aktiva kepada swasta

4. reorganisasi menjadi beberapa unit usaha

Page 16: Tugas Prekonomian INa_2

5. penambahan investasi baru dari sektor swasta

6. pembelian BUMN oleh karyawan

7. kontak sewa atau kontrak manajemen

Sedangkan, alternatif yang paling efektif agar BUMN dapat bersaing adalah dengan mengubah bentuknya menjadi holding company. Dengan bentuk holding akan mendorong efisiensi, kecepatan perputaran usaha, dan menjamin kelancaran proses pengembangan keterampilan. Dan disisi lain memang dalam menghadapi krisis ekonomi, ternyata koperasi memiliki daya tahan yang lebih baik daripada perusahaan-perusahaan besar. Oleh karena itu koperasi perlu diberi kesempatan untuk dapat berperan dalam dunia perdagangan terutama dalam menangani produksi dan jalur distribusi.