tugas ppp

13
TUGAS MATA KULIAH PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DWI PRASETYO WIBOWO, ST 11/327669/PTK/08045

Upload: dwi-prasetyo-wibowo

Post on 09-Dec-2014

131 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS PPP

TUGAS MATA KULIAH

PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP

DWI PRASETYO WIBOWO, ST11/327669/PTK/08045

MAGISTER TEKNIK SARANA PRASARANA DAN BAHAN BANGUNANJURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS GAJAH MADA

Page 2: TUGAS PPP

2013

1. Fungsi infrastruktur bagi pembangunan indonesia antara lain sebagai berikut :

Menghasilkan efisiensi dan mendorong kemajuan perekonomian nasional

Mendorong pertumbuhan industri konstruksi

Mengurangi resiko investasi sekaligus meningkatkan competitiveness Indonesia

Posisi peringkat daya saing indonesia di tingkat global khususnya di bidang infrastruktur

bisa digambarkan dalam grafik berikut ini

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa indeks kualitas infrastruktur indonesia masih

rendah yaitu berada di posisi 82 dengan indeks 3,9 (dengan rentang skala 1-7). Dalam

kawasan ASEAN, posisi Indonesia ini masih di bawah Malaysia dan Thailand yang

masing- masing berada di peringkat 23 dan 47 dengan indeks 23 dan 47 tetapi masih

berada di atas Filipina dan Vietnam. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas infrastruktur di

Indonesia masih perlu peningkatan.

Sumber : World Economic Forum Global Competitiveness Report 2011-2012

Page 3: TUGAS PPP

Grafik di atas menunjukkan bahwa kualitas infrastruktur di indonesia tergolong jelek,

dari beberapa jenis infrastruktur hanya infrastruktur transportasi udara yang memiliki

indeks paling baik yaitu 4,4.

Tabel Peringkat Global Competitiveness Index Indonesia Di Bidang Infrastruktur

No FaktorPenilaianTahun IndeksPerubahan

2008 2009 2010 2011(2008-2009)

(2009-2010) (2010-2011)

KebutuhanDasar

A. Infrastruktur 86 84 82 76 +2 +2 +6

1 Kualitas Infrastruktur Keseluruhan 96 96 90 82 0 +6 +8

2 Kualitas Jalan 105 94 84 83 +11 +10 +1

3 Kualitas Infrastruktur Kereta Api 58 60 56 52 -2 +4 +4

4 Kualitas Infrastruktur Pelabuhan 104 95 96 103 +9 -1 -7

5 Kualitas Infrastruktur Transportasi Udara 75 68 69 80 +7 -1 -11

6 Kualitas Infrastruktur Jumlah Penerbangan 23 21 21 20 +2 0 +1

7 Kualitas Jaringan Listrik 92 96 97 98 -4 -1 -1

8 Kualitas Jaringan Telepon 100 79 82 79 +21 -3 +3

9 KualitasJaringanMobile Telephone - - 98 82 - - +16

Peringkat daya saing Indonesia meningkat dari peringkat 55 dari 134 negara pada tahun

2008 menjadi peringkat 46 dari 142 negara pada tahun 2011. Peningkatan ini didorong

oleh peringkat di bidang infrastruktur termasuk kualitas jalan yang meningkat dari

peringkat 105 pada tahun 2008 menjadi peringkat 83 pada tahun 2011 dan kemudian naik

lagi menjadi peringkat 83 pada tahun 2012.

2. Perbandingan investasi di Indonesia dengan negara lain :

Sumber : World Economic Forum Global Competitiveness Report 2011-2012

Page 4: TUGAS PPP

Dibandingkan India dan China, nilai investasi infrastruktur di negara kita masih rendah

yaitu pada tahun 2010-2014 sebesar 5 % dari PDB. Nilai ini dibagi menjadi invesatasi

dari pemerintah sebesar 2,3 % dan selebihnya oleh swasta. Nilai ini lebih rendah

dibandingkan dengan nilai investasi infrastruktur di China dan India dimana masing-

Investasi Infrastruktur di Indonesia

Tingkat investasi Infrastruktur di India

Tingkat investasi Infrastruktur di China

Page 5: TUGAS PPP

masing negara tersebut memiliki nilai investasi di bidang infrastruktur sebesar 6,0 % dan

9,5 % dari PDB. Pertumbuhan real GDP Indonesia masih relatif rendah (6%) dan

menurut para ekonomist, punya potensi tumbuh 7-7,5% jika ditopang dengan

keberhasilan pembangunan proyek infrastruktur. Untuk mendorong perumbuhan ekonomi

sebesar 7-8% pertahun pada tahun 2014 maka perlu adanya peningkatan investasi di

bidang infrastruktur baik oleh pemerintah maupun oleh swasta.

3. Skema PPP diperlukan oleh Indonesia dalam pembangunan infrastrukturnya

karena :

a. Target pertumbuhan ekonomi 5,5% s/d 7,7% membutuhkan investasi sebesar US$

214 Miliar selama 2010 – 2014.

b. Kapasitas pendanaan Pemerintah hanya mampu membiayai 30% dari total nilai

investasi tersebut.

c. Sekitar 70% biaya investasi berasal dari dana swasta.

d. Hal-hal tersebut menggambarkan betapa pentingnya peran swasta dalam

pembangunan Nasional pada periode RPJMN 2010 – 2014, khususnya pada

bidang infrastruktur.

Di dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama

Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur dijelaskan bahwa

tujuan pelaksanaan PPP di Indonesia adalah untuk:

a) Mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan melalui pengerahan dana

swasta;

b) Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan melalui persaingan

sehat;

c) Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan dalam penyediaan

infrastuktur; dan

d) Mendorong dipakainya prinsip pengguna membayar pelayanan yang diterima,

atau dalam hal tertentu mempertimbangkan daya beli pengguna.

Page 6: TUGAS PPP

Manfaat yang dapat diraih dengan pelaksanaan PPP di Indonesia menurut Peraturan

Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan

Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur adalah:

a. Terjaminnya mendapatkan harga pasar yang terendah (lowest market prices);

b. Meningkatkan penerimaan publik terhadap proyek PPP;

c. Mendorong kesanggupan lembaga keuangan untuk menyediakan pembiayaan

tanpa sovereign guarantees;

d. Mengurangi resiko kegagalan proyek;

4. Penyediaan infrastruktur publik melalui mekanisme KPS sangat potensial dalam

memberikan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan konvensional

lainnya, dengan beberapa alasan sebagai berikut:

a. Integrasi desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan selama umur aset, serta

membuka seluas-luasnya ruang bagi swasta untuk berinovasi yang lebih besar

lagi untuk mengurangi biaya selama umur konstruksi.

b. Transfer resiko ke sektor swasta, yang tentunya jauh lebih baik dibandingkan

apabila resiko hanya ditanggung oleh Pemerintah, dapat membuat lebih baiknya

penyediaan infrastruktur publik.

5. Contoh bentuk KPS yang telah berkembang di Indonesia :

a. Kontrak Servis: kontrak antara pemerintah dan pihak swasta untuk melaksanakan

tugas tertentu, misalnya jasa perbaikan, pemeliharaan atau jasa lainnya, umumnya

dalam jangka pendek (1-3 tahun), dengan pemberian kompensasi/fee. Contohnya

adalah kontrak antara Bina Marga dengan Kontraktor untuk proyek pemeliharaan

jalan berkala.

b. Kontrak Konsesi: struktur kontrak, dimana pemerintah menyerahkan tanggung

jawab penuh kepada pihak swasta (termasuk pembiayaan) untuk mengoperasikan,

memelihara, dan membangun suatu aset infrastruktur, dan memberikan hak untuk

mengembangkan, membangun, dan mengoperasikan fasilitas baru untuk

mengakomodasi pertumbuhan usaha. Umumnya masa konsesi berlaku antara 20

tahun sampai 35 tahun. Contoh kontrak jenis ini adalah kerjasama antara

Page 7: TUGAS PPP

pemerintah dengan PT Angkasa Pura dalam hal pengelolaan infrastruktur

pelabuhan udara.

c. Kontrak Built-Operate-Transfer/BOT: adalah kontrak antara instansi pemerintah

dan badan usaha/swasta (special purpose company), dimana badan usaha

bertanggung jawab atas desain akhir, pembiayaan, konstruksi, operasivdan

pemeliharaan (O & M) sebuah proyek investasi bidang infrastruktur selama

beberapa tahun; biasanya dengan transfer aset pada akhir masa kontrak.

Umumnya, masa kontrak berlaku antara 10 sampai 30 tahun. Contonnya adalah

kerjasama pemerintah dengan Jasa Marga dalam hal pemenuhan kebutuhan

infrastruktur jalan tol.

d. Kontrak Sewa (lease): kontrak dimana pihak swasta membayar uang sewa (fixed

fee) untuk penggunaan sementara suatu fasilitas umum, dan mengelola,

mengoperasikan, serta memelihara, dengan menerima pembayaran dari para

pengguna fasilitas (user fees). Penyewa/pihak swasta menanggung resiko

komersial. Masa kontrak umumnya antara 5-15 tahun. Contohnya adalah

kerjasama Pemerintah Daerah DKI dengan PT Pembangunan Jaya dalam

mengelola, mengoperasikan, serta memelihara tempat rekreasi Pantai Ancol.

6. Masalah yang menghambat pengembangan PPP di Indonesia khususnya untuk

infrastruktur PU antara lain :

a. Masalah dukungan Pemerintah berulang kali diidentifikasi oleh investor dan

pemodal proyek sebagai isu yang paling penting yang mempengaruhi kemampuan

dan kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam transaksi KPS di Indonesia

b. Masih kurang berpengalaman dan rendahnya kapasitas lembaga penanggung

jawab KPS di pihak pemerintah (Government’s Contracting Agencies/GCAs)

dalam pemahaman dan proses pengadaan pengadaan KPS, mengakibatkan

rendahnya kualitas persiapan proyek KPS yang masuk ke dalam proyek-proyek

yang dapat ‘dijual’

c. Masih sangat sulitnya pembebasan lahan untuk dapat terlaksananya transaksi

KPS; pembebasan lahan juga telah diidentifikasi sebagai hambatan penting untuk

proses pengadaan KPS

Page 8: TUGAS PPP

d. Kendala regulasi - baik sektoral atau lebih luas, dan kurang selarasnya peraturan-

peraturan tentang pengadaan telah berdampak pada pembangunan dengan skema

PPP

Masalah yang paling dominan dalam menghambat pelaksanaan PPP adalah sulitnya

pembebasan lahan karena berhubungan dengan aspek sosial kemasyarakatan yang sangat

kompleks sehingga perlu pendekatan khusus dalam mengatasi masalah ini.

7. Langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah dalam upaya untuk

menyempurnakan kerangka PPP di Indonesia

a. Perpres 13/2010 sebagai perubahan atas Perpres 67/2005 yang secara khusus

merenungkan dukungan langsung pemerintah (fiskal dan non-fiskal), termasuk

pembebasan lahan, dan jaminan pemerintah (dukungan kontingen).

b. PT PII didirikan pada bulan Desember 2009 akan memberikan jaminan

pemerintah atau peningkatan kredit hanya untuk proyek-proyek PPP finansial

layak.

c. Melalui pendirian PT. Sarana Multi Infrastruktur diharapkan dapat menjadi katalis

dalam hal pembiayaan bersama dengan pemberi pinjaman komersial untuk

memberikan pinjaman jangka panjang.

d. Pusat Investasi Pemerintah (PIP) di bawah Kementerian Keuangan diharapkan

dapat memberikan pra-pembiayaan untuk pembebasan lahan.

e. Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang ditugaskan untuk menyusun undang-

undang baru tentang pembebasan tanah.

f. Memberikan penguatan kapasitas dan program pelatihan untuk GCAS.

8. Solicited projects adalah proyek-proyek yang usulannya berasal dari perencanaan atau

program pemerintah. Sedangkan unsolicited projects adalah proyek-proyek yang

usulannya dari perencanaan atau program swasta

Page 9: TUGAS PPP
Page 10: TUGAS PPP