tugas ppd kelompok

13
Kata pengantar Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini memuat tentang “Karakteristik Perkembangan Kognitif dan bahasa masa remaja serta implikasinya dalam pendidikan”. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah perkembangan peserta didik yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah yang baik. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Upload: asep-kurnia-putra

Post on 04-Jul-2015

174 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas PPD kelompok

Kata pengantar

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini

dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup

menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini memuat tentang “Karakteristik Perkembangan Kognitif dan bahasa masa

remaja serta implikasinya dalam pendidikan”. Walaupun makalah ini mungkin kurang

sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah perkembangan

peserta didik yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara

kami menyusun makalah yang baik.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran

dan kritiknya. Terima kasih.

  

 

                                                                                    Bandung, Maret 2010

                                                                                               

 

                                                                                                     Penyusun

Page 2: tugas PPD kelompok

1. PERKEMBANGAN KOGNITIF (Intelektual)

Ditinjau dari perkembangan kognitif menurut piaget, masa remaja sudah mencapai

tahap operasi normal (operasi = kegiatan – kegiatan mental tentang berbagai gagasan).

Remaja, secara mental telah dapat berpikir logis tentang bebagai gagasan yang abstrak.

Dengan kata lain berpikir operasi formal lebih bersifat hipotetis dan abstrak, serta sistematik

dan ilmiah dalam memecahkan masalah daripada berpikir kongkret.

Sementara, proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaannya dari mulai usia 12-20

tahun. Pada usia 16 tahun, berat otak sudah menyamai orang dewasa. System syarap yang

memperoses informassi perkembangan secara tepat pada usia ini. Pada masa remaja terjadi

reorganisasi lingkaran syaraf lobe formal yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat

tinggi, yaitu kemampuan merumuskan merencanakan strategi, atau mengambil keputusan.

Lobe Frontal ini terus berkembang sampai usia 20 tahun atau lebih. Perkembangan Lobe

Formal ini sangat mempengaruhi kepada kemampuan intelektual remaja., seperti pada usia

12 tahun, walaupun secara intelektual remaja itu termasuk anak berbakat atau pintar,

namun belum bijaksana. Maksutnya, remaja tersebut mampu memecahkan masalah secara

benar, tetapi tidak terampil seperti remaja yang lebih tua usianya yang menunjukan

wawasan atau perspektif yang luas terhadap masalah tersebut (Sigelman & Shaffer, 1995).

Pada periode konkret, anak mungkin mengartikan system keadilan dikaitkan dengan

polisi atau hakim, sedangkan remaja mungkin mengartikan secara abstrak, yaitu sebagai

suatu aspek kepedulian pemerintah terhadap hak-hak warga masyarakat yang mempunyai

interes yang beragam (Sigelman & Shaffer, 1995).

Keating (Adam & Gullotta, 1983: 143) merumuskan lima hal pokok yang berkaitan

dengan perkembangan berpikir operasi formal, yaitu sebagai berikut.

1. Berlainan dengan cara berpikir anak-anak, yang tekanannya kepada kesadarannya

sendiri di sini dan sekarang (here-and-now), cara berpikir remaja berkaitan berat dengan

dunia kemungkinan (word of possibilities). Remaja sudah mampu mengguanakan

abstraksi-abstraksi dan dapat membedakan antara yang nyata dan kongkret dengan

yang abstrak dan mungkin.

2. Melalui kemampuan untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan secara ilmiah.

3. Remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat perencanaan dan

mengeksplorasi kemungkinan untuk mencapainya.

Page 3: tugas PPD kelompok

4. Remaja meyadari tentang aktivitas kognitif dan mekanisme yang membuat proses

kognitif itu efesien atau tidak, serta menghabiskan waktunya untuk mempertimbangkan

pengaturan kognitif internal tentang bagaimana dan apa yang harus dipikirkannya.

Dengan demikian, intropeksi (pengujian diri) menjadi bagian kehidupannya sehari – hari.

5. Berpikir operasi formal memungkinkan terbukanya topik-topik baru, dan ekspansi

(perluasan) berpikir. Horizon berpikirnya semakin meluas, bisa meliputi aspek agama,

keadilan, moralitas, dan identitas.

Berzonsky (Adam & Gullota, 1983: 144) mengajukan model cabang-cabang yang

membangun berpikir operasi formal. Menurut dia, berpikir formal itu memiliki dua isi yang

khusus, yaitu (1) pengetahuan estetika: yang bersumber dari pengalaman main musik,

membaca literature atau seni; dan (2) pengetahuan personal: yang bersumber dari

hubungan interpersonal dan pengalaman-pengalaman konkret. Lebih lanjut, kemmampuan

mengaplikasikan operasi formal tidah hanya berkaitan dengan pengalaman belajar khusus,

tetapi juga denagan (1) tingkah laku nonverbal: sikap, motif, atau kenginan, (2) simbolik:

simbol-simbol tertulis, (3) semantik: gagasan dan makna, dan (4) figural: representasi visual

dari objek-objek konkret.

Implikasi pendidikan atau bimbingan dari periode berpikir operasi formal ini, adalah

perlunya dipersiapkan program pedidikan atau bimbingan yang memfasilitasi

perkembangan kemampuan berpikir siswa (remaja). Upaya yang dapat dilakukan, seperti (1)

penggunaan metode pengajaran yang mendorong anak untuk aktif bertanya,

mengemukakan gagasan atau mengujicobakan suatu materi; dan (2) melakukan dialog,

diskusi atau curah pendapat (brain storming) dengan siswa, tentang masalah sosial, atau

berbagai aspek kehidupan, seperti agama, etika pergaulan dan pacaran, politik, lingkungan

hidup, bahayanya minuman keras dan obat-obat terlarang.

Ditinjau dari segi pendidikan khususnya dalam segi pembelajaran, yang

penting adalah bahwa potensi setiap peserta didik (termasuk kemampuan

intelektualnya) harus dipupuk dan dikembangkan. Untuk itu sangat diperlukan

kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan berkembangnya kemampuan intelektual

tersebut. Conny Semiawan (1994) mengemukakan bahwa dua buah kondisi yaitu

keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. Peserta didik akan merasa aman

secara psikologis apabila:

Page 4: tugas PPD kelompok

1.Pendidik dapat menerima peserta didik sebagaimana adanya tanpa syarat dengan segala

kekuatan dan kelemahannnya serta memberi kepercayaan padanya bahwa ia baik dan

mampu.

2.Pendidik mengusahakan suasana dimana peserta didik tidak merasa dinilai oleh orang lain.

3.Pendidik memberi pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan perilaku

peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi anak, dan melihat dari sudut

pandang anak.

Teorri Pieget mengenai perkembangan kognitif, sangat erat dan penting

hubungannya dengan umur serta perkembangan moral. Konsep tersebut menunjukan

bahwa aktifitas adalah sebagai unsur pokok dalam perkembangan kognitif.

Pengalaman belajar yang aktif cenderung untuk memajukan perkembangan kognitif,

sedangkan pengalaman belajar yang pasif dan hanya menikmati pengalaman orang

laian saja akan mempunyai konsekuensi yang minimal terhadap perkembangan

kognitif termasuk didalamnya perkembangan intelektual.

Model Pendidikan yang aktif adalah model yang tidak menunggu sampai

peserta didik siap sendiri. Tetapi sekolahlah yang mengatur lingkungan belajar

sedemikan rupa sehingga dapat memberi kemungkinan maksimal pada peserta didik

untuk berinteraksi. Dengan lingkungan yang penuh rangsangan untuk belajar

tersebut, proses pembelajaran yang aktif akan terjadi sehingga mampu membawa

peserta didik utuk maju ke taraf/tahap berikutnya. Dalam hal ini pendidik

handaknya menyadari benar-benar bahwa perkembangan intelektual anak berada

ditangannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

1.Menciptakan

interksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.

2.Memberi

kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang

ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan akan sangat

menunjang perkembangan intelaktual anak.

3.Menjaga

Dan meningkatkan pertumbuhan fisik peserta didik baik mlalui kegiatan olah raga

maupun menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi perkembangan berfikir

peserta didik.

4.Meningkatkan

kemampuan berbahasa peserta didik baik melalui mass-media cetak maupun

Page 5: tugas PPD kelompok

menyediakan situasi yang memungkinkan peserta didik berpendapat atau

mengemukakan ide-idenya, sengat besar pengaruhnya bagi perkembangan intelektual

peserta didik.

Masalah Pekembangan Kognitif

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget

(seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan

tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal

operations).

Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri

dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak.

Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga

mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan

masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir

secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu

berpikir multi-dimensi

seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya,

tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya

dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan

pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi

konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan

operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan

lingkungan sekitar mereka.

Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia)

masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu

sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini.

Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu

operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat

sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini

bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak

menggunakan metode belajarmengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya

perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. penyebab lainnya bisa

juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih

memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki

Page 6: tugas PPD kelompok

keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan

mentalnya.

Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap

pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah

terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari

solusi terbaik.

Perkembangan emosi peserta didik sengat erat kaitannya dengan

factor-faktor: perubahan jasmani, perubahan dalam hubungannya dengan orang tua,

perubahan dalam hubungannya dalam teman-teman, perubahan pandangan luar (dunia

luar) dan perubahan dalam hubungannya dengan sekolah. Oleh karena itu perbedaan

individual dalam perkembangan emosi sangat dimungkinkan terjadi, bahkan

diramalkan pasti dapat terjadi.

Dalam rangka menghadapi luapan emosi remaja, sebaiknya ditangani dengan

sikap yang tenang dan santai. Orang tua dan pendidik harus bersikap tenang,

bersuasana hati baik dan penuh pengertian. Orang tua dan pendidik sedapat

mungkin tidak memperlihatkan kegelisahannya maupun ikut terbawa emosinya dalam

menghadapi emosi remaja.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa untuk mengurangi luapan emosi peserta didik

perlu dihindari larangan yang tidak terlalu penting. Mengurangi pembatasan dan

tututan terhadap remaja harus disesuaikan dengan kemampuan mereka. Sebaiknya

memberi tugas yang dapat diselesaikan dan jangan memberi tugas dan peraturan

yang tidak mungkin di lakukan.

Berbeda dengan kemampuan yang menunjuk pada suatu “performance” yang

dapat dilakukan sekarang, bakat sebagai potensi masih memerlukan latihan dan

pendidikan agar “suatu performance” dapat dilakukan pada masa yang akan datang

(Semiawan, 1987; Munandar, 1992). Hal ini memberikan pemahaman bahwa bakat

khusus sebagai “potential ability” untuk dapat terwujud sebagai “performance”

atau perilaku yang nyata dalam bentuk suatu prestasi yang menonjol masih

memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut.

Dalam kaitan ini untuk menunjang perkembangan bakat umum maupun bakat

khusus terlebih supaya mencapai titik optimal di kalangan peserta didik usia

sekolah menengah perlu dilakukan langkah-langkah antara lain:

Page 7: tugas PPD kelompok

1.Dikembangkan suatu situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi peserta didik

untuk mengembangkan bakat-bakatnya, dengan selalu mengusahakan adanya dukungan

psikologis maupun fisiologis.

2.Dilakukan usaha menumbuh kembangkan minat dan motivasi berprestasi yang tinggi serta

kegigihan dalam melakukanusaha dikalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan

keluarga, sekolah, maupun masyarakat oleh semua pihak yang terkait secara

terpadu.

3. Dikembangkannya program pendidikan berdiferensi di lingkungan lembaga pendidikan

formal (sekolah) guna memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada peserta

didik yang memiliki bakat khusus menojol.

Tiga tingkatan kemampuan peserta didik sebagaimana dikemukakan di atas tentunya

akan sangat mempengaruhi aktivitas komunikasi dua arah antara pendidik dengan

peserta didik. Persoalannya adalah bagaimana untuk menjadi pendidik yang

memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik ? Beberapa hal dibawah ini dapat

digunakan sebagai acuan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam dunia

pendidikan .

1.Memberi penjelasan

Dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik (yang berkaitan dengan

iptek), hendaknya:

a.Menentukan hal-hal pokoknya dan hubungannya satu sama lainnya.

b.Memberi penjelasan yang meyakinkan artinya menerangkan hal-hal yang benar dan

menghindari penjelasan yang salah baik disengaja maupun tidak.

c.Memberi penjelasan secara gamblang dan sederhana sehingga sehingga semua peserta

didik dapat menangkapnya dengan baik.

d.Menghindari berbicara dengan bahasa yang muluk, dan mengusahakan berbicara

dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik.

e.Menghindari penggunaan kata-kata yang tidak jelas, tidak pasti dan tidak tegas.

f.Memeriksa kembali penjelasan apakah semua peserta didik telah mengerti terhadap

informasi yang disampaikannya.

2.Mengajukan pertanyaan

Pertanyaan yang diajukan oleh pengajar dapat digolongkan dalam dua jenis,

yaitu pertanyaan “tingkat tinggi” dan pertanyaan “tingkat rendah”. Pertanyaan

tingkat tinggi adalah pertanyaan yang menuntut pemikiran abstrak, sedangkan

Page 8: tugas PPD kelompok

pertanyaan tingkat rendah adalah pertanyaan yang menyangkut fakta, pengetahuan

sederhana, dan penerapan pengertian.

Hal yang perlu diusahakan oleh pendidik dalam kaitannya dengan kegiatan

ini adalah :

a.Mengulangi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik dengan maksud agar peserta

didik yang lain mengetahui secara jelas masalah yang ditanyakan.

b.Menempatkan pertanyaan peserta didik dalam konteks keseluruhan bahan pelajaran.

c.Merangsang peserta didik agar mau mengajukan pertanyaan.

d.Merespon pertanyaan dengan baik.

3.Memberikan Umpan Balik

Dengan umpan balik akan diketahui apakah komunikasi dua arah sudah

tercapai dengan baik atau belum. Umpan balik ini berlaku baik dari pengajar

kepada peserta didik atau sebaliknya.