tugas pert. 2

8
MENENTUKAN DAN MENGANALISIS MASALAH Seorang peneliti sebelum menentukan bagaimana penelitian bisa dilakukan, terlebih dahulu harus menentukan masalah apa saja yang bisa diteliti. Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Masalah penelitian ini akan menentukan kwalitas penelitian yang akan dilakukan. Baik buruknya penelitian seseorang tergantung bagaimana seorang peneliti tersebut dapat mengidentifikasikan penelitian sebaik-baiknya. Menentukan masalah peneltian terkadang sulit, hal itu dikarenakan kurang faham akan permasalahan tersebut. Untuk menentukan permasalahan penelitian terlebih dahulu harus memahami sumber masalah. Sumber masalah tersebut bisa berasal dari manusia, program, dan fenomena di sekitar. Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah. Terdapat perbedaan yang mendasar antara masalah dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, “masalah penelitian” harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah. Sedangkan dalam penelitian kualitatif "masalah" yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap, kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, "masalah" dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentatif dan akan NAMA : NAWIRA AMALIA ASSAGAF NPM : 0227 13 11 039 KELAS : AKUNTANSI V

Upload: rahmatr-salam

Post on 28-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Metopen

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pert. 2

MENENTUKAN DAN MENGANALISIS MASALAH

Seorang peneliti sebelum menentukan bagaimana penelitian bisa

dilakukan, terlebih dahulu harus menentukan masalah apa saja yang bisa diteliti.

Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang

mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu

fenomena. Sedangkan variabel didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu

dengan yang lain.

Masalah penelitian ini akan menentukan kwalitas penelitian yang akan

dilakukan. Baik buruknya penelitian seseorang tergantung bagaimana seorang

peneliti tersebut dapat mengidentifikasikan penelitian sebaik-baiknya.

Menentukan masalah peneltian terkadang sulit, hal itu dikarenakan kurang faham

akan permasalahan tersebut. Untuk menentukan permasalahan penelitian

terlebih dahulu harus memahami sumber masalah. Sumber masalah tersebut

bisa berasal dari manusia, program, dan fenomena di sekitar. Setiap penelitian

baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah.

Terdapat perbedaan yang mendasar antara masalah dalam penelitian kuantitatif

dan kualitatif.

Dalam penelitian kuantitatif, “masalah penelitian” harus jelas, spesifik,

dan dianggap tidak berubah. Sedangkan dalam penelitian kualitatif "masalah"

yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap, kompleks dan

dinamis. Oleh karena itu, "masalah" dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara, tentatif dan akan berkembang atau mungkin berganti setelah peneliti

berada di lapangan.

A. Fokus masalah

Menurut Ishaq Amin bahwa fokus masalah lebih diidentikkan

dengan langkah yang mengawali dalam perencanaan penelitian tindakan

kelas, bagi seorang peneliti sekaligus seorang pengajar di dalam kelas

maka penentuan fokus masalah dapat dirasakan pada proses-proses

pembelajaran yang berlangsung. Apabila seorang pengajar berdiri di

kelas sedang menyajikan pembelajaran kepada peserta didik, kemudian

merasakan sesuatu yang kurang, sesuatu yang mengganjal, atau sesuatu

NAMA : NAWIRA AMALIA ASSAGAF

NPM : 0227 13 11 039

KELAS : AKUNTANSI V (C)

Page 2: Tugas Pert. 2

yang terjadi dan tidak diharapkan, maka pengajar sedang menghadapi

persoalan dalam pembelajaran tersebut.

Jika merasakan sesuatu yang kurang, sesuatu yang mengganjal,

atau sesuatu yang terjadi dan tidak diharapkan, maka ada kemungkinan

peserta didik tidak merespon, kurang memahami apa yang sedang

dijelaskan pengajar yang menyebabkan suasana kelas kurang kondusif

dalam pembelajaran tersebut. Jika hal ini terjadi, maka sebaiknya

pengajar memberikan perhatian pada kondisi-kondisi yang tidak

seharusnya ada dalam pembelajaran.

B. Analisis perumusan masalah

Secara garis besar, ada beberapa bentuk analisis yang perlu

diperhatikan:

1. Analisis Substansi Masalah

Analisis substansi masalah itu sendiri. Masalah yang dipilih

memiliki relevansi akademik dalam arti termasuk bidang keilmuan apa;

misalnya sosiologi, antropologi, filologi, manajemen, teologi dan

sebagainya. Dengan mengetahui kedudukan masalah dalam konteks

keilmuan yang ada, peneliti dapat menelusuri dan mendalami

permasalahan itu dan menempatkannya dalam pokok bahasan atau

sub pokok bahasan bidang ilmu tersebut. Dengan cara ini peneliti

dengan mantap memiliki pangkal tolak dan sudut pandang keilmuan

yang ada.

2. Analisis Teori Dan Metode

Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan

masalah dalam penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan teori

dari dasar sebagai acuan utama. Oleh karena itu, setiap penelitian

memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam

memecahkan atau menyoroti masalahnya. Maka, perlu disusun

kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran untuk memberikan

gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori yang akan dipakai

sebagai landasan penelitian yang akan digunakan.

Page 3: Tugas Pert. 2

3. Analis Institusional

Jenis, bobot dan tujuan penelitian hendaknya disesuaikan

dengan institusi mana peneliti memperpersembahkan penelitiannya.

Penelitian untuk persyaratan memperoleh gelar akademik tentu

berbeda dengan penelitian pesanan atau penelitian tindakan (action

research). Penelitian untuk skripsi tentu memiliki kulalifikasi yang

berbeda dengan tesis atau disertasi. Perbedaan bisa terletak pada

substansinya, seperti kedalaman, keluasan, keaslian, kejelasan,

keutuhan masalah yang diangkat; atau pada metodologinya seperti

perspektif teoritik dan analisisnya; maupun pada teknik penulisan atau

pelaporannya.

4. Analisis Metodologis

Masalah yang diangkat hendaknya terjangkau, baik dari aspek

metode pengumpulan data maupun datanya itu sendiri. Penelitian

yang melibatkan para elite biasanya lebih sulit dilakukan daripada

masyarakat awam, maupun agama, lebih sedikit jumlahnya. Penelitian

tentang keuangan biasanya juga lebih sedikit karena datanya sulit

dicari.

C. Prinsip perumusan masalah

1.  Prinsip yang Berkaitan dengan Teori dari Dasar

Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan

masalah dalam penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan

teori dari dasar sebagai acuan utama. Perumusan masalah adalah

sekadar arahan pembimbing atau acuan pada usaha untuk

menemukan masalah yang sebenarnya. Masalah sesungguhnya baru

akan dapat dirumuskan apabila peneliti sudah berada dan mulai,

bahkan sedang mengumpulkan data.

2. Prinsip yang Berkaitan dengan Maksud Perumusan Masalah

Perumusan masalah di sini bermaksud menunjang upaya

penemuan dan penyusunan teori substantif, yaitu teori yang

bersumber dari data.

3. Prinsip Hubungan Faktor

Page 4: Tugas Pert. 2

Faktor – faktor di sini dapat berupa konsep, peristiwa,

pengalaman, atau fenomena. Ada 3 aturan tertentu yang perlu

dipertimbangkan oleh peneliti pada waktu merumuskan maslah

tersebut :

a. Adanya dua atau lebih faktor

b. Faktor – factor itu dihubungkan dalam suatu hubungan yang

logis atau bermakna.

c. Hasil pekerjaan tadi menghubungkan suatu keadaan yang

menimbulkan tanda tanya atau hal yang membingungkan, jadi

suatu keadaan bersifat tanda tanya, yang memerlukan

pemecahan atau upaya untuk menjawabnya. 

4. Fokus sebagai wahana untuk membatasi study

Peneliti kualitatif bersifat terbuka artinya tidak mengharuskan

peneliti menganut suatu orientasi teori atau paradigma tertentu.

Peneliti boleh memilih paradigma ilmiah, alamiah ataupun paradigm

tengah.

Perumusan masalah bagi peneliti akan mengarahkan dan

membimbing pada situasi lapangan bagaimanakah yang akan dipillih

dari berbagai latar yang sangat banyak tersedia.

5. Prinsip yang berkaitan dengan inklusi – ekslusi

Perumusan focus yang baik yang dilakukan sebelum peneliti ke

lapangan dan yang mungkin disempurnakan pada awal ia terjun ke

lapangan akan membatasi peneliti guna memilih mana data yang

relevan dan mana yang tidak. Data yang relevan dimasukkan dan

dianalisis sedangkan yang tidak relevan dengan masalah

dikeluarkan.

6. Prinsip yang berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah

Ada tiga bentuk perumusan masalah :

1) Secara diskusi, cara penyajiannya adalah dalam bentuk

pernyataan secara deskriptif namun perlu diikuti dengan

pertanyaan – pertanyaan penelitian

Page 5: Tugas Pert. 2

2) Secara proposional, secara langsung menghubungkan factor –

factor dalam hubungan logis dan bermakna

3) Secara gabungan, terlebih dahulu disajikan dalam bentuk diskusi

kemudian ditegaskan lagi dalam bentuk proposisional.

7. Prinsip sehubungan dengan posisis perumusan masalah

Yang dimaksud dengan posisi disini adalah kedudukan untuk

perumusan masalah diantara unsur – unsur peneliti lainnya. Unsur –

unsur penelitian lainnya yang erat kaitanya dengan rumusan masalah

ialah latar belakang masalah, tujuan, dan acuan teori dan metode

penelitian.

8. Prinsip yang berkaitan dengan hasil penelaahan kepustakaan

Pada dasarnya perumusan masalah itu tidak bias dipisahkan dari

hasil penelaahan kepustakaan yang berkaitan, karena diperlukan

untuk lebih mempertajam perumusan masalah itu, serta

mengarahkan dan membimbing peneliti untuk membentuk kategori

substantif.

9. Prinsip yang berkaitan dengan penggunaan bahasa

Perumusan masalah dilakukan pada waktu mengajukan usulan

penelitian dan diulangi kembali pada waktu menulis laporan. Pada

waktu menulis laporan atau artikel tentang hasil penelitian, ketika

merumuskan masalah, hendaknya peneliti memmpertimbangkan

ragam pembacanya, sehingga rumusan masalah yang diajukan dapat

disesuaikan dengan tingkat kemampuan menyimak para

pembacanya. Dengan kata lain, penulisan perumusan masalah harus

disesuaikan dengan tingkat keumumannya para pembaca.

Page 6: Tugas Pert. 2

DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, Hadari,  Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1998

Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2010

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:

Bumi Aksara, 2009

Wasero, Mulyadi G. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha

Nasional, 1982.

Upload Document, Klik Belajar. 2013. Merumuskan dan Memilih Masalah

Penelitian. diakses  9 Desember 2015 http://klikbelajar.com/pelajaran-

sekolah/merumuskan-dan-memilih-masalah-penelitian/

Sumarno, Alim. 2014. Identifikasi Masalah Penelitian. diakses  9 Desember 2015

http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/identifikasi-pemilihan-

deskripsi-dan-rumusan-masalah-penelitian-tindakan-kelasm

Win Afgani, Muhammad 2013. Permasalahan Penelitian. diakses  9 Desember

2015 http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/search/label/penelitian