tugas persiapan operasi a21

22
10 hal yang standar mesti dipersiapkan dan di periksa sebelum operasi... Ruang praktek bedah - dokter ramzi spb |10 faktor yang meningkatkan resiko operasi | keadaan ini mesti telah di kenal dan diketahui oleh dokter bedah dengan tim kamar operasi di satu sisi dan pasien beserta keluarga di sisi lain. Kenapa ini mesti jadi perlu karena dengan banyak dan besarnya informasi mengenai pasien selaku objek yang akan di lakukaan tindakan oleh operator ahli bedah beserta tim , maka resiko operasi yang akan timbul bisa di jaga dan di minimalisir. Hal-hal yang mesti di persiapkan dan diperiksa sebelum operasi : 1. Pemeriksaan Haemoglobin ( Hb) darah . Setiap pasien sebelum di operasi mesti ada informasi mengenai haemoglobin ini , karena jika tidak ada informasi mengenai haemoglobin jelas akan beresiko jika terjadi perdarah yang menguras Hb ini. Masing - masing bagian dan masing masing operator telah memiliki standar tersendirimengenai jumlah Hb tersebut. Sebagaimana di

Upload: yussy-villia-ryang

Post on 12-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

paper

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Persiapan Operasi a21

10 hal yang standar mesti dipersiapkan dan di periksa sebelum operasi...

Ruang praktek bedah - dokter ramzi spb |10  faktor yang meningkatkan  resiko operasi | keadaan

ini mesti telah di kenal dan diketahui oleh dokter bedah dengan tim kamar operasi di satu sisi dan

pasien beserta keluarga di sisi lain. Kenapa ini mesti jadi perlu karena dengan banyak dan

besarnya informasi mengenai pasien selaku objek yang akan di lakukaan tindakan oleh operator

ahli bedah beserta tim , maka resiko operasi yang akan timbul bisa di jaga dan di minimalisir.

Hal-hal yang mesti di persiapkan dan diperiksa sebelum operasi  :

1. Pemeriksaan Haemoglobin ( Hb) darah

. Setiap pasien sebelum di operasi mesti ada informasi mengenai haemoglobin ini ,

karena jika tidak ada informasi mengenai haemoglobin jelas akan beresiko jika terjadi

perdarah yang menguras Hb ini. Masing - masing bagian dan masing masing operator

telah memiliki standar tersendirimengenai jumlah Hb tersebut. Sebagaimana di ketahui

haemoglobin adalah bagian komponen darah yang berfungsi untuk membawa oksigen

keseluruh tubuh . berdasar referensi yang ada dinyatakan bahwa kadar Hb minimal untuk

terlaksananya kebutuhan oksigen minimal adalah 7 gr % dan ini adalah batas yang di

anjurkan untuk dilakukan tranfusi jika kadar hb telah berada di bawah 7 gr % tersebut.

Operasi akan berlangsung baik jika kadar hb ini tinggi sehingga perdarahan yang minimal

masih bisa di tolerir oleh tubuh. Kadar hb yang optimal tentu sebaiknya di atas 10 gr %

untuk operasi yang terencana . Sedang untuk keadaan darurat sebaiknya di atas 8 gr %.

Jika operasi mesti di laksanakan dengan Hb di bawah ini dengan berbagai alasan yang

tidak bisa di hindari maka banyak pertimbangan dan kehati-hatian yang mesti di lakukan

seperti menghindari operasi dengan banyak perdarahan

Page 2: Tugas Persiapan Operasi a21

2.Pemeriksaan Sel darah putih atau leukosit.

Laboratorium sel darah putih selalu diperiksa oleh ahli bedah untuk mengetahui

apakah kondisi pasien sedang infeksi atau tidak , atau bahkan dalam kondisi yang sepsis

yaitu infeksi hebat yang cenderuk akan membahayakan jiwa pasien. Kadar atau jumlah

sel darah putih yang wajar tentunya ada di antar 6000 s/d 10.000 /lpb. Jika leukosit

berada di antara 10.000 - 20.000 /lpb ini menandakan suatu infeksi pada bagian tubuh

tertentu dan jika diatas 20.000 /lpb maka ini tergolong infeksi berat dan potensial menjadi

sepsis.

Bagi operator ini tentu jadi pertimbangan khusus dan mempersiapkan diri sebelum

melakukan tindakan operasi , termasuk inform konsern terhadap pasien dan keluarga

bahwa operasi dengan kondisi ini sangat beresiko untuk hasil yang akan terjadi .

3.Pemeriksaan kadar trombosit atau faktor pembeku darah

Trombosit adalah sel darah yang berperan penting dalam faktor pembeku darah .

Sering kita mendengar bahwa penderita demam berdarah yang di periksa adalah

thrombositnya jika kadar trombosit di bawah 100.000 gr % maka kondisi ini sudah awas

waspada , pasien mesti di rawat dan di persiapkan untuk sewaktu-waktu mesti di tranfusi

komponen darah trombosit. Jika trombosit sudah di bawah 20.000 maka akan muncul

manifestasi perdarahan dari gusi atau dari saluran cerna saat seperti ini adalah saat kritis

seorang penderita demam berdarah. Begitu juga pasien yang akan di operasi tentu kadar

trombosit ini harus di periksa dan di pastikan di atas 150.000 . jika rendah ya di

Page 3: Tugas Persiapan Operasi a21

persiapkan untuk optimalisasi terlebih dahulu.dengan penambahan atau tranfusi

thrombosit.

keadaan di mana kadar trombosit di bawah 150.000 disebut dengan thrombositopenia dan

jika kadar trombosit diatas 350.000 maka ini di sebut dengan thrombositosis. kedua

kelainan ini tentu bermakna dan mempengaruhi suasana operasi dan mesti di sikapi

dengan serius.

4.Pemeriksaan CT ( Cloting time ) - BT ( Bleeding Time )

Waktu pembekuan dan waktu perdarahan ini harus di periksa karena sering kita

jumpai pasien dengan kelainan darah sulit di deteksi secara kasat mata jika tidak teliti

akan di jumpai di meja operasi di mana perdarahan tidak bisa di hentikan sehingga

sekecil apapun pembuluh darah yang ada akan selalu mengeluarkan dan mengalirkan

darah . Jika di jumpai waktu perdarahan yang memanjang > 15 menit dan waktu

pembekuan yang lama > 8 menit maka operasi akan berlangsung lama karena mengontrol

perdarahan akan memakan banyak waktu dan perlu di ketahui operasi sekecil apapun

akan berakibat fatal.

5.Pemeriksaan Fungsi hati

Bermacam pemeriksaan liver fungsi test ( LFT ) yang terdiri dari SGOT dan

SGPT serta alkali phosphatase adalah untuk menilai bagaimana kondisi fungsi hati pasien

jika kadar enzim-enzim hati tersebut masih dalam batas normal maka pasien dalam

keadaan optimal untuk operasi. Namun jika kadar LFT nya meningkat ini tentu mesti di

Page 4: Tugas Persiapan Operasi a21

waspadai dalam pemberian obat-obatan terutama obat anestesi yang sebagian besar di

buang melalui hati. Sehingga di khawatirkan membahayakan terhadap pasiennya jika

mesti di operasi. Atau di ganti dengan tehnik anestesi yang obat-obatnya tidak akan

memperberat fungsi hati.

6.Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal yang sederhana meliputi pemeriksaan

ureum dan creatinin , peningkatan kadar ureum diatas 40 gr dan angka creatinin diatas 1,6

maka mesti di waspadai bahwa penderita sudah mulai mengalami ggn pada ginjal .

Memang mesti di pastikan kenaikan tersebut harus lebih tinggi seperti ureum 2-3 x kadar

normal . Namun kita harus berjaga-jaga sebelum melakukan tindakan . Terkadang

mungkin penderita mengalami kekurangan cairan yang mesti diresusitasi dulu dengan

cairan sebelum di operasi. Sebab dalam keadaan dehidrasi sangat memungkinkan juga

kedua indikator tadi meningkat sedikit.

Jika memang ada gangguan fungsi ginjal yang sangat bermakna maka akan sangat

beresiko di lakukan operasi , untuk optimasi mungkin perlu di lakukan pencucian darah

sebelumnya atau sebisa mungkin menghindari obat-obat yang di buang melalui ginjal

7.Pemeriksaan Kadar gula Darah

Kadar Gula Darah yang tinggi akan sangat mengganggu penyembuhan operasi ,

apalagi jika operasi yang akan di lakukan adalah operasi besar yang notabene jika sulit

sembuh tentu akan membahayakan jiwa penderita. Untuk kasus operasi yang terencana

sebaiknya kada gula darah ada di bawah 150 gr % untuk KGD sewaktu.

8.Pemeriksaan Tekanan Darah

Page 5: Tugas Persiapan Operasi a21

Tekanan Darah yang lebih dari normal atau di katakan mengidap tekanan darah

tinggi , sebaiknya dikontrol terlebih dahulu sebelum operasi . Sebab tekanan yang tinggi

akam menyebabkan perdarahan juga akan sulit di kontrol sehingga akan menghabiskan

banyak darah jadi tekanan darah optimal untuk operasi sebaiknya tidak lebih dari 140 / 90

mm Hg . Sehingga jika diatas itu ahli bedah akan berkonsultasi dengan ahli penyakit

dalam untuk mengontrol dulu tekanan darah pasien sampai keadaan cukup ideal dan

optimal untuk di operasi

9 . Foto polos rongga dada ( Thorax X - ray )

Ini adalah prosedur standar ahli bedah untuk memprediksi keadaan paru penderita

sebab pembiusan umum dan operasi sangan berpengaruh pada pasien dengan kelainan

pada paru-paru seperti , Asma , TB paru , penumpukan cairan atau darah di paru-paru ,

bronchitis dll. Sehingga jika pasien mengalami peradangan pada paru seperti mengalami

batuk atau sesak nafas kita konsultasikan dulu ke ahlinya untuk optimalisasi dan

pernbaikan.

10.EKG ( Elektro Cardio Grafi )

Pemeriksaan pemindai jantung memang tidak begitu rutin pada usia di bawah 35

tahun , namun untuk pasien datas usia tersebut sebaiknya di lakukan pemeriksaan EKG

ini . Pada usia muda di bawah 35 tahun akan di lakukan EKG juga jika di jumpai adanya

kecurigaan kelainan jantung yang di dapat pada pemeriksaan anamnese dan pemeriksaan

fisik untuk diagnostik.

Page 6: Tugas Persiapan Operasi a21

Jika di jumpai kelainan yang terdeteksi pada pemeriksaan EKG seperti MCI ,

angina pectoris , arrithmia dan lain-lain maka harus di informasikan sejelas-jelasnya

terlebih dahulu dan di konsultasikan dengan ahlinya untuk optimasi hasil akhir operasi

nantinya.

Persiapan Yang Dilakukan Berdasarkan Jenis Operasi :

Bedah Elektif

Bedah elektif dikerjakan pada waktu yang cocok bagi pasien serta tim RS. Dokter

akan menjelaskan operasi yang dimaksud selama konsultasi rawat-jalan dengan rincian

mengenai manfaat dan risiko operasi. Tenggang waktu dari konsultasi rawat-jalan sampai

masuk RS bervariasi dari beberapa hari sampai berbulan-bulan. Penyelidikan dan

penilaian masalah-masalah medis diatasi pada tahap ini, termasuk rujukan ke spesialis

yang relevan. Pengaturan fase ini bervariasi menurut rumah sakit dan dokter bedahnya.

Bedah elektif pada pasien dengan penyakit dalam menahun sebaiknya hanya dikerjakan

bila kondisi medis telah dioptimalkan dan risiko minimal.

Pasien pasti siap untuk operasi yang membutuhkan hanya prosedur

admisi (pendaftaran) biasa. Ada rumah sakit yang mengoperasikan pelayanan pra-rawat,

dimana sebagian besar dari persiapan dikerjakan.

Pasien mungkin tiba dibangsal dengan perasaan stres. Masing-masing

orang menghadapi stres dengan cara berbeda. Banyak yang tidak acuh dengan prosedur

rutin RS, sehingga petugas RS sebaiknya tidak mereka-reka apa yang dirasakan atau

Page 7: Tugas Persiapan Operasi a21

diketahui pasien. Staf perawat sebaiknya menyambut pasien di bangsal dan membahas

rincian administrasi yang diperlukan, termasuk saudara atau keluarga pasien. Keluarga

patut menjawab sebagian dari pertanyaan yang ditujukan kepada pasien, dan

menyampaikan setiap rincian yang relevan ke staf dokter.

· Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien untuk mendeteksi setiap

perubahan kondisi kesehatan sejak konsultasi rawat-jalan.

· Nilai apakah sistem kardiovaskular dan sistem respirasi bugar untuk

operasi.

· Jika muncul masalah medis atau riwayat masalah pembiu-san yang

sebelumnya tidak diketahui, hubungi dokter bedah dan spesialis anestesi yang

bersangkutan, dan buat rencana yang pantas untuk menghadapinya.

· Lakukan pemeriksaan rutin sebagaimana diuraikan pada Tabel 7.1.

Sebelum operasi mayor, golongan darah harus diperiksa dan disimpan atau diuji silang

menurut protokol setempat. Pedoman diperlihatkan pada Tabel 7.2.

· Lakukan pemeriksaan-pemeriksaan lain yang diindikasikan oleh penyakit

penyerta (misal uji saring pembekuan bila ada penyakit hati). Lihat bagian-bagian yang

relevan dalam buku ini.

Page 8: Tugas Persiapan Operasi a21

Persetujuan operasi harus diminta setelah pasien mendapat penjelasan tentang

risiko-risiko yang relevan (Bab 9). Keinginan untuk tahu bervariasi luas antara satu

pasien dengan pasien lain.

Pemeriksaan-pemeriksaan pra bedah

Urinalisis : Semua pasien: untuk gula, hematuria, protein

EKG: Usia >50 tahun, Riwayat penyakit jantung, hipertensi atau penyakit paru

menahun, Hasil EKG normal dalam 1 tahu bisa diterima kecuali jika ada keluhan

jantung baru-baru ini

Hitung darah lengkap :Usia >40 tahun, Semua wanita, Semua pembedahan

mayor, Bila dicurigai anemia

Kreatinin dan elektrolit: Usia >60 tahun, Semua pembedahan mayor, Obat-obat,

diuretic,Suspek penyakit ginjal

Glukosa darah, Pasien diabetes, Glikosuria

Page 9: Tugas Persiapan Operasi a21

Tes sel sabit: Pasien kulit hitam dengan status sabit tak diketahui. Jika positif

maka elektroforesis hemoglobin harus dikerjakan

X-foto toraks: Tidak rutin, Penyakit jantung atau paru akut, Penyakit jantung atau

paru menahun yang memburuk dalam tahun terakhir, Risiko tbc paru, Penyakit

keganasan

Pasien dengan tumor yang menyumbat usus tentunya berbeda dari seseorang yang

dijadwalkan untuk penggantian sendi lutut. Luangkan waktu untuk menyelidiki

pertanyaan yang mereka belum mau kemukakan ketika pertama kali bertemu—mungkin

pertanyaan tersebut adalah yang paling bermakna. Jika ada pertanyaan yang tidak bisa

anda jawab, minta bantuan orang lain. Rujuk pertanyaan tentang obat bius kepada

spesialis anestesi.

Tanyakan apakah pasien keberatan jika anda berkomunikasi langsung dengan

keluarganya. Kerahasiaan adalah sangat penting, dan kerabat atau keluarga pasien tidak

berhak memperoleh informasi tentang pasien tanpa persetujuan pasien bersangkutan.

· Jika diperbolehkan oleh pasien, apakah keluarga dekat memahami prosedur

yang direncanakan dan tawarkan untuk berbicara kepada mereka.

· Catat semua temuan anda dan berikan salinan penjelasan kepada pasien.

Page 10: Tugas Persiapan Operasi a21

· Resepkan obat rutin dan rencanakan mana yang harus dihapus setelah

konsultasi dengan spesialis anestesi (lihat bagian relevan dari buku ini). Tanyakan

riwayat alergi.

Spesialis anestesi harus selalu menemui pasien sebelum operasi. Ia akan

memberikan nasihat spesifik mengenai peresepan perioperatif, rincian anestesi dan teknik

analgesia yang direncanakan. Setiap penyelidikan yang dibutuhkan sebelum operasi akan

diminta. Premedikasi yang sesuai diresepkan ketika ini.

Pasien dengan penyakit paru dan akan menjalani pembedahan mayor

harus menemui ahli fisioterapi sebelum operasi (Bab21).

Bedah emergensi

Pasien yang menghadapi bedah emergensi berbeda dari mereka yang dijadwalkan

untuk bedah elektif. Diagnosis yang mendasari mungkin tidak diketahui dan operasi yang

direncanakan tidak pasti. Waktu untuk mempersiapkan kondisi medis pasien biasanya

terbatas, dan sering ada nyeri, kecemasan dan distres yang harus diatasi. Banyak prosedur

emergensi terjadi pada pasien usia lanjut yang sering sudah ada kemunduran fungsi organ

akibat penyakit bedahnya maupun oleh penyakit dalam yang sudah ada.

Page 11: Tugas Persiapan Operasi a21

Pasien emergensi memiliki mortalitas dan morbiditas lebih tinggi,

terutama jika disertai hipovolemia, penyakit jantung, masalah pernapasan atau

kemunduran fungsi ginjal. Dengan waktu yang tersedia sebelum operasi, setiap kelainan

kardiovaskular dan respiratorik harus didiagnosis dan diobati segera. Kontak dini dengan

spesialis anestesi akan menghasilkan rencana tindakan untuk periode pra bedah. Setelah

diskusi, operasi kadang-kadang dianjurkan untuk ditunda untuk memungkinkan

pengobatan medis memperbaiki keadaan umum pasien. Pada situasi tertentu, dibutuhkan

operasi segera.

Perawatan pra bedah dari pasien-pasien emergensi

· Anamnesis: lakukan anamnesis terhadap pasien dan/atau keluarganya.

Tanyakan secara spesifik tentang terapi obat terakhir dan kepatuhan pasien. Apakah

pasien memiliki alergi atau mengalami masalah dengan pembiusan dahulu?

· Rekam medis: periksa rekam medis dan catatan laboratorium untuk melihat

bukti kelainan medis yang bermakna. Sampai 50% pasien dengan riwayat infark miokard

aktual atau dicurigai akan menceritakan riwayat penyakit dengan tidak akurat pada 5

tahun sesudahnya. Pasien mungkin yakin mengalami serangan jantung ketika sebenarnya

tidak, dan begitupula sebaliknya.

Page 12: Tugas Persiapan Operasi a21

· Pemeriksaan fisik: cek masalah-masalah yang tercantum pada Tabel 7.3.

manajemen spesifik akan dibahas rinci pada bagian-bagian yang bersangkutan dalam

buku ini.

· Penyelidikan: kebanyakan pasien membutuhkan pemerik-saan hematologi

dan biokimia rutin serta uji silang darah. Kirim sampel darah segera mungkin. EKG dan

X-foto toraks perlu dilakukan bila ada kecurigaan patologi. Pasang pulse oximetry pada

pasien dispnea dan cek gas darah arteri.

· Hipotensi : paling sering disebabkan oleh hipovolemia akibat kehilangan

darah atau cairan tubuh lain. Pasien usia lanjut yang syok tidak selalu takikardia. Pasien

hipertensi mungkin mengalami hipotensi bila tekanan sistoliknya 100 mmHg.

· Penggantian cairan: harus dilakukan segera dengan pemantauan ketat untuk

menilai respons terhadap pengisian beban cairan. Volume cairan yang besar harus

terlebih dahulu dihangatkan. Kateter urin harus dipasang. Kadang-kadang hipotensi

disebabkan atau diperburuk oleh gagal jantung atau sepsis. Jika respons terhadap terapi

cairan tidak adekuat, pemantauan CVP dibutuhkan. Jangan biarkan kepala pasien jatuh

ketika memasang infus vena sentral.

· Syok: setiap pasien hipotensi yang tidak memberi respons dengan

pergantian volume memiliki risiko serius dan harus dikelola di HDU/ICU. Sebagai

alternatif, pasien bisa dirujuk ke kamar operasi. Pasien-pasien perdarahan aktif memer-

Page 13: Tugas Persiapan Operasi a21

lukan operasi penyelamatan jiwa dan kamar operasi harus dipersiapkan segera.

Persediaan darah yang telah diuji silang harus diusahakan. Kalau bisa darah sampai ke

kamar operasi sekaligus dengan pasien, dan pada pasien yang kehabisan darah, darah dari

golongan sama dan belum diuji silang harus sudah ada segera.

· Terapi cairan berlebihan: bisa mengakibatkan edema paru atau hemodilusi.

Ini bisa dicegah dengan pemantauan imbang cairan setiap jam dan CVP.

· Hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Hct) harus diperiksa secara reguler.

· Beri oksigen kepada pasien hipotensi dan setiap pasien dengan saturasi

oksigen (SpO2) kurang dari 95% pada pulse oximetry. Pemeriksaan fisik dan radiologi

biasanya akan menentukan penyebab hipoksia. Pada pasien kritis, dispnea bisa

disebabkan oleh asidosis metabolik. Asidosis laktat yang disebabkan hipoksia jaringan

sering akan memberi respons terhadap resusitasi umum, walaupun sebab-sebab lain dari

asidosis harus dicari.

· Koreksi metabolik: elektrolit harus dikoreksi seefektif waktu yang tersedia.

Hipokalemia dan hipomagnesemia bisa mencetuskan aritmia jantung. Kendalikan

diabetes dengan insulin dan infus dekstrosa.

· Pasang selang nasogastrik pada pasien obstruksi usus untuk mengurangi

kembung dan mengurangi risiko aspirasi. Pastikan bahwa pasien dengan penurunan

Page 14: Tugas Persiapan Operasi a21

kesadaran memiliki jalan napas tidak tersumbat, dan menerima oksigen serta dalam posisi

sesuai. Pada pasien dengan riwayat refluks asam, berikan omeprazole 40 mg oral (atau

ranitidine 50 mg iv jika penyerapan usus jelek) tepat sebelum operasi.

· Tentukan profilaksis tromboemboli yang sesuai.

· Antibiotik mulai diberikan bila ada indikasi.

· Komunikasi: pasien dan keluarganya terus diberitahu mengenai rencana

anda dan minta persetujuan untuk setiap prosedur yang direncanakan. Bahas risiko

spesifik yang berkaitan dengan operasi atau kondisi medis pasien. Jika operasi memiliki

risiko kematian, pastikan bahwa ini dipahami. Jangan anggap semua pasien (khususnya

usia lanjut) menginginkan operasi.

Page 15: Tugas Persiapan Operasi a21

DAFTAR PUSTAKA

Medical Article. Persiapan Pra sebelum Bedah. http//emedicine.medscape.com/article/936148-

print2013. Diakses tgl 14 Maret 2015.

Bedah Udayana. Mempersiapkan pasien untuk pembedahan elektif dan emergensi

https://bedahudayana.wordpress.com/2012/04/24/mempersiapkan-pasien-untuk-pembedahan-

elektif-dan-emergensi-iain-wilson/. Diakses tgl 14 Maret 2015