tugas pengamatan rekling

5
DATA HASIL PENGAMATAN MATA KULIAH REKAYASA LINGKUNGAN JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO NAMA ANGGOTA : 1. Bilal Teguh Prabowo NIM 21030113130158 2. Zulfajri NIM 21030113140169 JENIS PENGAMATAN : Komposting Anaerob WAKTU PELAKSANAAN : 11 Mei 2014 – 22 Juni 2014 ALAT DAN BAHAN : Alat : 1. Botol Kemasan Air Mineral 600 ml 2. Gunting 3. Isolasi Bahan : 1. Daun Kering (Daun Mangga) 2. Kotoran Sapi 3. Air LANGKAH KERJA : 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Potong-potong daun hingga berukuran kecil 3. Masukkan potongan daun kedalam botol kemasan air mineral hingga kira-kira 4/5 bagian botol, selanjutnya tambahkan kotoran sapi dan air secukupnya (perbandingan kotoran sapi dan air 1 : 1)

Upload: zul-fajri

Post on 19-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS PENGAMATAN REKLING

DATA HASIL PENGAMATAN

MATA KULIAH REKAYASA LINGKUNGANJURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO

NAMA ANGGOTA : 1. Bilal Teguh Prabowo NIM 21030113130158

2. Zulfajri NIM 21030113140169

JENIS PENGAMATAN : Komposting Anaerob

WAKTU PELAKSANAAN : 11 Mei 2014 – 22 Juni 2014

ALAT DAN BAHAN :

Alat :

1. Botol Kemasan Air Mineral 600 ml

2. Gunting

3. Isolasi

Bahan :

1. Daun Kering (Daun Mangga)

2. Kotoran Sapi

3. Air

LANGKAH KERJA :

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Potong-potong daun hingga berukuran kecil

3. Masukkan potongan daun kedalam botol kemasan air mineral hingga kira-kira 4/5

bagian botol, selanjutnya tambahkan kotoran sapi dan air secukupnya (perbandingan

kotoran sapi dan air 1 : 1)

4. Tutup botol rapat-rapat dan eratka dengan menggunakan isolasi

HASIL PENGAMATAN :

Tanggal Hasil Pengamatan

18 Mei 2014 Belum nampak perubahan yang dapat diamati secara organoleptic

25 Mei 2014 Sampel belum berubah, namun botol sedikit mengeras

Page 2: TUGAS PENGAMATAN REKLING

1 Juni 2014 Warna sampel agak berubah menjadi lebih gelap dibanding pada saat

awal, sampel mulai berkurang botol lebih keras dibanding minggu

sebelumnya

8 Juni 2014 Warna sampel lebih gelap, sampel semakin berkurang, botol makin

keras dan tampak membesar

15 Juni 2014 Warna sampel lebih gelap, sampel semakin berkurang, botol lebih

keras dan tampak lebih membesar

22 Juni 2014 Warna sampel lebih gelap, sampel berkurang menjadi setengah botol,

botol lebih keras dan membesar

PEMBAHASAN

Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian

secarabiologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai

sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar

komposdapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang

seimbang,pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator

pengomposan.

Pada pembuatan kompos ini, pengomposan yang dilakukan adalah pengomposan

anaerob. Pengomposan secara anaerob memerlukan waktu 1,5 sampai 2 bulan dan sering

menghasilkan kompos dengan bau kurang sedap,karena suhu yang dihasilkan tidak terlalu tinggi

sehingga tidak mematikan organisme pengganggu. Satu bakatau lubang berukuran 2 m x 1 m x 1

m dapat diproses sekitar 0,5-0,8 ton kompos yang cukup untuk memupuk sekitar 0,2 sampai 0,3

ha lahan tanaman pangan. Bahanbakuyang digunakan antara lain sisa tanaman (jerami,rumput,

tongkol jagung, dll.) dan pupuk kandang.

Berdasarkan hasil pengamatan, daun yang digunakan sebagai bahan komposting belum

terurai secara sempurna selama enam minggu pengamatan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

rasio C/N yang lebih tinggi (diatas 40:1). Menurut Willyan Djaja (2008), jika N berlebih, akan

terjadi penguapan yang menghasilkan amonia atau nitrogen oksida. Selain itu rasio C/N yang

lebih besar dari angka 40:1 akan membuat proses komposting berlangsung lebih lama. Kesalahan

Page 3: TUGAS PENGAMATAN REKLING

lain yang membuat proses komposting tidak berjalan sempurna karena jumlah daun, kotoran

sapi, dan air yang digunakan tidak seimbang. Menurut untuk mempercepat waktu pengomposan,

dapat digunakan mikroba selulolitik atau lignolitik yang berperan sebagai dekomposer. Mikroba

decomposer yang dapat digunakan antara lain Biodec, Stardec, dan lain lain.

Dari hasil pengamatan, tampak bahwa botol mengeras dan dari minggu ke minggu

tampak membesar. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh gas yang dihasilkan selama proses

komposting. Pada proses komposting secara anaerob, sejumlah gas dapat terjadi.

Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-

bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah

tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi

anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Adapun

mekanisme reaksi yang terjadi yaitu :

CHON+Nutrien→SelBaru+CO2+C H 4+N H 3+H 2S+Panas+Kompos

KESIMPULAN

Proses komposting secara anaerob membutuhkan waktu yang cukup lama. Komposting

secara anerob juga dapat menghasilkan gas seperti metana, karbon dioksida, dan produk-produk

biogas lainnya

REFERENSI

Tahir, Iqmal. 2008. Pembuatan Kompos. Pusat Studi Lingkungan Hidup. Universitas Gadjah

Mada : Yogyakarta

Willyan, Djaja. 2008. Langkah Jitu Membuat Pupuk Kompos dari Kotoran Ternak dan

Sampah. Agromedia : Jakarta Selatan