tugas pendidikan kewarganegaraan

Upload: izzy-el-fasha

Post on 17-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asfs

TRANSCRIPT

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh:Nama: Ronal SitindaonNIM : 13/346880/TP/10627

JURUSAN TEKNIK PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2014Pertanyaan :A. Apakah warga negara itu?B. Apakah Kewarganegaraan itu?C. Apakah Hukum Kewarganegaraan itu?D. Bagaimana cara Menentukan Kewarganeraan seseorang?E. Carilah hal penting dalam UU Kewarganegaraan (UU No13 Thn 2006)!Jawab :

A.Pengertian Warga Negara Warga negar diartikandengan orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara serta mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu negara, yakni peserta dari suatu perssekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama.Dalam konteks Indonesia, istilah warga negara (sesuai dengan UUD 1945 pasal 26) dimaksud untuk bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga negara Indonesia.Dalam pasal 1 UU No. 22/1958 bahwa warga negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjian-perjanjian dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara Republik Indonesia.Dahulu istilahwarga negaraseringkali disebut hamba atau kawula negara yang dalam bahasa inggris (object) berarti orang yang memiliki dan mengabdi kepada pemiliknya.AS Hikam mendifinisikan bahwa warga negara yang merupakan terjemahan dari citizenship adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri.Sedangkan Koerniatmanto S, mendefinisikan warga negara dengan anggota negara. Sebagai anggota negara, seorang warga negara mempunyai kedudukan yang khusus terhadap negaranya.Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.

B.Pengertian KewarganegaraanKewarganegaraanmerupakan keanggotaan seseorang dalam satuanpolitiktertentu (secara khusus:negara) yang dengannya membawahakuntuk berpartisipasi dalam kegiatanpolitik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebutwarga negara.Seorang warga negara berhak memilikipaspordari negara yang dianggotainya.Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsepkewargaan(bahasa Inggris:citizenship). Di dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagaiwarga kotaatauwarga kabupaten, karena keduanya juga merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah, kewargaan ini menjadi penting, karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengankebangsaan(bahasa Inggris:nationality). Yang membedakan adalah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan.Ada kemungkinan untuk memiliki kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara (contoh, secara hukum merupakan subyek suatu negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hak berpartisipasi dalam politik).Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara.

C. PengertianHukum KewarganeraanMenurut Kurniatmanto Sutoprawiro, Hukum Kewarganegaraan adalah seperangkat kaidah yang mengatur tentang muncul dan berakhirnya hubungan antara negara dan warga negara. Jadi hukum kewarganegaraan mempunyai pokok kajian tentang cara memperoleh dan hilangnya kewarganegaraan. Selain pengertian hukum kewarganegaraan seperti yang disebutkan diatas, pengertian hukum kewarganegaraan dapat pula dilihat dari 2 segi :1.Segi formal (formale Nasionaliteits) yaitu melihat tempat kewarganegaraan itu dalam sistematika hukum, dimana masalah kewarganegaraan itu terletak dalam jajaran bidang hukum publik. Mengingat masalah kewarganegaraan terkait dengansalah satu sendi negara, yaitu rakyat negara.2.Segi material (materieel Nationaliteits Bergip) yaitu melihat akibat hukum dari pengertian kewarganegaraan, dimana masalah kewarganegaraan erat kaitanya dengan masalah hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik antara negara dan warganya.

D.Cara penentuan kewarganegaraan seseorangPada asasnya ada tiga kriteria umum untuk menentukan kewarganegaraan didalam suatu negara, yaitu berdasarkan kriteria kelahiran perkawinan dan Pewarganegaraan (naturalisasi).Hal inilah yang menjadi asas kewarganegaraan. Dalam Praktik, Mungkin salah satu dari syarat tersebut digunakan atau dengan kombinasi dari keduanya(1). kewarganegaraan berdasarkan kelahiranPenentuan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran di kenal dengan dua asas yaitu asasIus Sanguinisdan asasIus soli:A. Asas Ius SanguinisKewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan kewarganegaraan seseorang, artinya kalau orang dilahirkan dari orang tua yang berwarganegara Indonesia, ia dengan sendirinya juga warga negara Indonesia .Asas Ius sanguinis atau Hukum Darah(law of the blood)atau asas genealogis (keturunan) atau asas keibubapakan, adalah asas yang menetapkan seseorang mempunyai kewarganegaraan menurut kewarganegaraan orang tuanya, tanpa melihat di mana ia dilahirkan. Asas ini dianut oleh negara yang tidak dibatasi oleh lautan, seperti Eropa Kontinental dan China. Asas ius sanguinis memilikikeuntungan, antara lain1. Akan memperkecil jumlah orang keturunan asing sebagai warga negara;2. Tidak akan memutuskan hubungan antara negara dengan warga negara yang lahir;3. Semakin menumbuhkan semangat nasionalisme;4. Bagi negara daratan seperti China dan lain-lain, yang tidak menetap pada suatu negara tertentu tetapi keturunan tetap sebagai warga negaranya meskipun lahir di tempat lain (negara tetangga).B. Asas Ius SoliHal ini didasarkan pada anggapan bahwa karena seseorang lahir di suatu wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga negara tersebut.Asas ius soli atau asas tempat kelahiran atau hukum tempat kelahiran(law of the soil)atau asas teritorial adalah asas yang menetapkan seseorang mempunyai kewarganegaraan menurut tempat di mana ia dilahirkan. Asas ini dianut oleh negara-negara imigrasi seperti USA, Australia, dan Kanada. Tidak semua daerah tempat seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan. Misalnya, kalau orang dilahirkan di dalam daerah hukum Indonesia, ia dengan sendirinya menjadi warga negara Indonesia. Terkecuali anggota-anggota korps diplomatik dan anggota tentara asing yang masih dalam ikatan dinas. Di samping dan bersama-sama dengan prinsip ius sanguinis, prinsip ius soli ini juga berlaku di Amerika, Inggris, Perancis, dan juga Indonesia.

(2). Sistem Kewarganegaraan Berdasarkan PerkawinanPenentuan kewarganegaraan dalam sistem perkawinan, dikenal dengan dua asas, yaituasas kesatuan hukumdanasas persamaan derajat.A. Asas Kesatuan HukumAsas kesatuan hukum berdasarkan pada paradigma bahwa suami-istri ataupun ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera, sehat dan tidak berpecah.Dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, suami-istri ataupun ikatan keluarga yang baik perlu mencerminkan adanya suatu kesatuan yang bulat. Untuk merealisasikan terciptanya kesatuan dalam keluarga atau suamiistri, maka semuanya harus tunduk pada hukum yang samaB. Asas Persamaan DerajatDalam asas persamaan derajat, suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak (suami atau istri). Baik suami ataupun istri tetap berkewarganegaraan asal, atau dengan kata lain sekalipun sudah menjadi suami-istri, mereka tetap memiliki status kewarganegaraan sendiri, sama halnya ketika mereka belum diikatkan menjadi suami istri.

(3). Sistem kewarganegaraan berdasarkan NaturalisasiNaturalisasi adalah suatu cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan suatu negara. Sedangakan jika dipandang dari segi hukum naturalisasi adalah suatu perbuatan hukum(rechtsthandeling)yang menyebabkan seseorang memperoleh kewarganegaraan.Dalam praktek, Naturalisasi dapat terjadi karena dua hal yaitu : pertama karenapermohonan,kedua karenapemberian secara istimewaA.Naturalisasi permohonan (biasa)Naturalisasi melalui permohonan adalah naturalisasi biasa yaitu permohonan kewarganegaran Indonesia oleh orang asing yang dilakukan melalui prosedur yang telah ditetapkan.Prosedur permohonan tersebut diatu didalam peraturan perundang-undangan yang sah.B.Naturalisasi IstimewaNaturaisasi istimewa adalah pemberian kewarganegaraan Indonesia yang diberikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan alasan kepentingan negara tau yang bersangkutan telah berjasa terhadap negara

(4). Masalah KewarganegaraanDalam penentuan status kewarganegaan warganegaranya setiap negara mempunyai peraturan yang berbeda beda, sehingga perbedaan tersebut menimbulkan masalah kewarganegaraan. Permasalahan kewarganegaraan yang timbul tersebut apabila adanya seorang menjadi memiliki dua kewarganegaraan(Bipatride)dan tanpa kewarganegaraa(Apatride)akibat penentuan kewarganegaraan yang ditentukan oleh peraturan yang beda pada setiap negara.A.Dwi kewarganegaraan(Bipatride)Bipatrideterjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut azasius sanguinislahir di negara lain yang menganut azasius soli, maka kedua negara tersebut menganggap anak tersebut adalah warga negaranya.B. Tanpa Kewarganegaraan(apatride)Apatrideterjadi apabila seorang anak yang negara orang tuanya menganut azas kelahiran ius soli lahir di negara yang menganut azas ius sanguinisE.Hal Penting dalam hokum kewarganegaraan Indonesia(UU No12 Thn 2006)Dalam pasal 1 memuat tentang hal ikhwal tentang warga Negara dan kewarganegaraan, pasal 2-7 memuat cakupan/syarat menjadi warga Negara Indonesia,pasal 8-22 memuat syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia,23-30 memuat tentang suatu kondisi kehilangan kewarganegaraan Indonesia, pasal 31- 35 memuat tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesia,

Sumber :http://www.embassyofindonesia.org/consular/pdf/UU_no_12_th_2006.pdf diakses pada 15 april 2014http://ekookdamezs.blogspot.com/2012/06/pengertian-warga-negara-menurut-uud.html diakses pada 15 april 2014http://kewarganegaraan-universitas.blogspot.com/diakses pada 15 april 2014http://feelinbali.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-ruang-lingkup-hukum.htmldiakses pada 15 april 2014kewarganegaraan republik indonesia dan kehilangan kewarganegaraan republik indonesia berdasarkan undang-undang No.12 Tahun 2006 oleh Mirza Firmansyah.