tugas pencemaran lingkungan2

11
TUGAS PENCEMARAN LINGKUNGAN 1. Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah lingkaran peredaran air di bumi yang mempunyai jumlah tetap dan senantiasa bergerak. Air di alam dapat berupa air tanah, air permukaan, dan awan. Air-air tersebut mengalami perubahan wujud melalui siklus hidrologi. Adanya terik matahari pada siang hari menyebabkan air di permukaan Bumi mengalami evaporasi (penguapan) maupun transpirasi menjadi uap air. Uap air akan naik hingga mengalami pengembunan (kondensasi) membentuk awan. Akibat pendinginan terus-menerus, butir-butir air di awan 1

Upload: ayu-nurfadillah

Post on 11-Aug-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS PENCEMARAN LINGKUNGAN2

TUGAS PENCEMARAN LINGKUNGAN

1. Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi adalah lingkaran peredaran air di bumi yang

mempunyai jumlah tetap dan senantiasa bergerak. Air di alam dapat berupa

air tanah, air permukaan, dan awan.

Air-air tersebut mengalami perubahan wujud melalui siklus hidrologi.

Adanya terik matahari pada siang hari menyebabkan air di permukaan Bumi

mengalami evaporasi (penguapan) maupun transpirasi menjadi uap air. Uap

air akan naik hingga mengalami pengembunan (kondensasi) membentuk

awan. Akibat pendinginan terus-menerus, butir-butir air di awan bertambah

besar hingga akhirnya jatuh menjadi hujan (presipitasi).

Selanjutnya, air hujan ini akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi dan

perkolasi) atau mengalir menjadi air permukaan (run off). Baik aliran air

bawah tanah maupun air permukaan keduanya menuju ke tubuh air di

permukaan Bumi (laut, danau, dan waduk). Inilah gambaran mengenai

siklus hidrologi.

1

Page 2: TUGAS PENCEMARAN LINGKUNGAN2

Siklus hidrologi terjadi karena proses-proses yang mengikuti gejala-

gejala meteorologi dan klimatologi sebagai berikut:

a. Evaporasi, yaitu proses penguapan dari benda-benda mati yang

merupakan proses perubahan dari wujud air menjadi gas.

b. Transpirasi, yaitu proses penguapan yang dilakukan oleh tumbuh-

tumbuhan melalui permukaan daun.

c. Evapotranspirasi, yaitu proses penggabungan antara evaporasi dan

transpirasi.

d. Kondensasi, yaitu perubahan dari uap air rnenjadi titik-titik air

(pengembunan) akibat terjadinya penurunan salju.

e. Infiltrasi, yaitu proses pembesaran atau pergerakan air ke dalam tanah

melalui pori-pori tanah.

Secara umum macam-macam siklus hidrologi berdasarkan jalur yang

dilewati air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Siklus pedek, yaitu penguapan terjadi di permukaan laut, kemudian

terbentuk awan dan akhirnya terjadilah hujan di kawasan laut.

b. Siklus sedang, yaitu proses penguapan dari laut maupun dari darat

kemudian terbentuk awan. Awan terbawa angin ke wilayah daratan

yang menyebabkan hujan di daratan, kemudian air mengalir lagi ke

laut melalui sungai di permukaan.

c. Siklus panjang, yaitu penguapan terjadi di permukaan laut, kemudian

terbentuk awan. Awan terbawa angin ke daratan yang menyebabkan

hujan di daratan, kemudian air mengalir ke laut melalui sungai

permukaan dan aliran bawah tanah.

2. Parameter Kualitas Air

a. Kualitas Fisik Air

1) Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan

anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti

lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.

2

Page 3: TUGAS PENCEMARAN LINGKUNGAN2

2) Temperatur,

Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen

terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan

menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic

ynag mungkin saja terjadi.

3) Warna

Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-

bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-

senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.

4) Solid (Zat padat)

Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat

meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat

menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.

5) Bau dan rasa

Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air

seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk

dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa

organik tertentu.

b. Kualitas Kimia Air

1) pH

Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa,

korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam

dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi

senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH. Kemasaman

(pH) suatu perairan mencirikan keseimbangan antara kandungan

asamdan basa dalam air serta merupakan pengukuran

konsentrasi ion hidrogen dalam larutan.

2) DO (dissolved oxygent)

DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari

fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak

3

Page 4: TUGAS PENCEMARAN LINGKUNGAN2

jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya

dinyatakan dalam persentase saturasi.

3) BOD (biological oxygent demand)

BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh

mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat

pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi.

4) COD (chemical oxygent demand)

COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk

mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.

5) Kesadahan

Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas

pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa

yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air

pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah

dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh

adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.

6) Senyawa-senyawa kimia yang beracun

Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah

merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan

yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air

bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam,

menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh

oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.

c. Kualitas Bakteriologis Air

Bakteri coliform merupakan parameter kualitas air secara

bakteriologis yang sudah lama digunakan untuk mengetahui adanya

pencemaran air.

3. Perbedaan TDS dan TSS

a. Total Dissolved Solid

Total padatan terlarut (Total Dissolved Solid) adalah bahan-

bahan terlarut (diameter < 10 -6 mm) dan koloid (diameter < 10 -6

4

Page 5: TUGAS PENCEMARAN LINGKUNGAN2

mm - < 10 -3 mm) yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain

yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 µm.

TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat

organik maupun anorganik, misalnya garam dan sebagainya) yang

terdapat pada sebuah larutan. Total Dissolved solids ( TDS ) adalah

benda padat yang terlarut yaitu semua mineral, garam, logam, serta

kation-anion yang terlarut di air. Termasuk semua yang terlarut di luar

molekul air murni (H2O). Secara umum, konsentrasi benda-benda

padat terlarut merupakan jumlah antara kation dan anion di dalam air.

TDS terukur dalam satuan Parts per Million (ppm) atau perbandingan

rasio berat ion terhadap air.

TDS adalah ukuran dari jumlah material yang dilarutkan dalam

air. Bahan ini dapat mencakup karbonat, bikarbonat, klorida, sulfat,

fosfat, nitrat, kalsium, magnesium, natrium, ion-ion organik, dan ion-

ion lainnya. Tingkat tertentu dalam air ion ini diperlukan untuk

kehidupan akuatik. Perubahan dalam konsentrasi TDS dapat

berbahaya karena densitas air menentukan aliran air masuk dan keluar

dari sel-sel organisme. Namun, jika konsentrasi TDS terlalu tinggi

atau terlalu rendah, pertumbuhan kehidupan banyak air dapat dibatasi,

dan kematian dapat terjadi.

TDS merupakan total zat terlarut yang terdiri dari zat organik

dan anorganik. Yang lebih umum adalah konstituen kimia kalsium,

fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida, yang terdapat dalam

limpasan air hujan dan limpasan dari iklim bersalju. Pembentukan

TDS secara alami yaitu dari pelapukan batu dan tanah.

TDS sering ditemukan dalam bentuk larutan yang berasal dari

limpasan air pertanian, aliran air dari tanah yang tercemar, sumber

pencemar air dari pabrik atau pengolahan limbah pabrik. Tampilan air

yang mengandung TDS tinggi seringkali tidak merubah warna air

(kelihatan jernih), namun memberikan rasa spesifik terhadap air.

5

Page 6: TUGAS PENCEMARAN LINGKUNGAN2

Contoh sederhana dari air yang mengandung TDS tinggi adalah air

laut dan air payau.

b. Total Suspended Solid

Padatan tersuspensi total (TSS) merupakan residu dari padatan

total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal

2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid (SNI, 2004).

TSS (Total Suspended Solid) atau total padatan tersuspensi

adalah padatan yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan

organik dan anorganik yang dapat disaring dengan kertas millipore

berporipori 0,45 μm. Materi yang tersuspensi mempunyai dampak

buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari ke

dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan

gangguan pertumbuhan bagi organisme produser

Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan

kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap,

terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil

dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-

sel mikroorganisme, dan sebagainya.

Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-

reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk

endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan

produksi zat organik di suatu perairan.

TSS berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran

sungai. TSS sangat bervariasi, mulai kurang dari 5 mg L-1 yang yang

paling ekstrem 30.000 mg L-1 di beberapa sungai. TSS tidak hanya

menjadi ukuran penting erosi di alur sungai, juga berhubungan erat

dengan transportasi melalui sistem sungai nutrisi (terutama fosfor),

logam, dan berbagai bahan kimia industri dan pertanian (Anonymous,

2002 dalam Ihsan, 2011).

Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua zat

padat (pasir, lumpur, dan tanah liat) atau  partikel-partikel yang

6

Page 7: TUGAS PENCEMARAN LINGKUNGAN2

tersuspensi dalam air dan dapat berupa komponen hidup (biotik)

seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen

mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat

padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi

kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk

endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan

produksi zat organik di suatu perairan.

7