pencemaran udara tugas kelompok 3

24
PENCEMARAN UDARA KELOMPOK III 1. Gustaf Sawor (551213) 2.Herna R. Manulang (551214) 3. Joneldis T. Ontorael (551215) 4. Kus Margono (551216) 5. Lambok Matio L. (551217) 6. Lolly Oly Katiandago

Upload: maman-surachman

Post on 06-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PENCEMARAN UDARA TUGAS KELOMPOK 3.pptx

TRANSCRIPT

PENCEMARAN UDARA

PENCEMARAN UDARA

KELOMPOK III

1. Gustaf Sawor (551213)2.Herna R. Manulang (551214)3. Joneldis T. Ontorael (551215)4. Kus Margono (551216)5. Lambok Matio L. (551217)6. Lolly Oly Katiandago (551218)7. Martinus Binus (551219), UU 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;PP 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara;DASAR HUKUM, Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. (PP 41/1999 psl 1)Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya.Sumber pencemar adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar.PENGERTIANSumber pencemar adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya;SUMBER PENCEMARAN UDARASumber pencemar di udara dapat digolongkan menjadi 2 yaitu kegiatan yang bersifat alami (natural) dan kegiatan antropogenikContoh sumber alami adalah akibat letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu, spora tumbuhan, dan lain sebagainya. Sedangkan pencemaran antropogenik banyak dihasilkan dari aktivitas transportasi, industri, rokok, dari persampahan, baik akibat dekomposisi ataupun pembakaran, dan rumah tanggaSUMBER PENCEMARAN UDARA (cont.)Contoh sumber alami adalah akibat letusan gunung berapi, kebakaran hutan, SUMBER PENCEMARAN UDARA (cont.)

Sedangkan pencemaran antropogenik banyak dihasilkan dari aktivitas transportasi, industri, rokok, dari persampahan, baik akibat dekomposisi ataupun pembakaran, dan rumah tanggaSUMBER PENCEMARAN UDARA (cont.)

SUMBER PENCEMARAN UDARA (cont.)

Karbon monoksida (CO) Nitrogen dioksida(N02) Sulfur Dioksida (S02) CFC Karbon dioksida (CO2) Ozon (03 ) Benda Partikulat (PM) Timah (Pb) HydroCarbon (HC)

JENIS PENCEMAR

Penipisan OzonPemanasan Global ( Global Warming )Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokanTerganggunya fungsi reproduksi Stres dan penurunan tingkat produktivitasKesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anakPenurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.

DAMPAK PENCEMARAN UDARAUntuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara lain: Penanaman pohon (mis. ruang terbuka hijau, reboisasi, dll)Pengolahan atau daur ulang limbah asap industri/rumah tanggaMengembangkan teknologi ramah lingkungan dan dapat diperbaharui (mis. fuel cell dan solar cell)

Pengawasan melekat

CARA PENAGGULANGANNYAPerlindungan mutu udara ambien didasarkan pada baku mutu udara ambien, status mutu udara ambien, baku mutu emisi, ambang batas emisi gas buang, baku tingkat gangguan, ambang batas kebisingan dan Indeks Standar Pencemar Udara.Pengendalian pencemaran udara meliputi pengendalian dari usaha dan/atau kegiatan sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, dan sumber tidak bergerak spesifik yang dilakukan dengan upaya pengendalian sumber emisi dan/atau sumber gangguan yang bertujuan untuk mencegah turunnya mutu udara ambien.Baku mutu udara ambien nasional ditetapkan sebagai batas maksimum mutu udara ambien untuk mencegah terjadinya pencemaran udara, sebagaimana terlampir dalam PP 41/1999Baku mutu udara ambien daerah ditetapkan berdasarkan pertimbangan status mutu udara ambien di daerah yang bersangkutan.

PERLINDUNGAN MUTU UDARAKepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan baku tingkat gangguan sumber tidak bergerak dan ambang batas kebisingan kendaraan bermotor.Baku tingkat gangguan sumber tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada terdiri atas :a. baku tingkat kebisingan;b. baku tingkat getaran;c. baku tingkat kebauan; dand. baku tingkat gangguan lainnya.Baku tingkat gangguan sumber tidak bergerak ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek kenyamanan terhadap manusia dan/atau aspek keselamatan sarana fisik serta kelestarian bangunan.Ambang batas kebisingan kendaraan bermotor ditetapkan dengan mempertimbangkan aspek kenyamanan terhadapmanusia dan/atau aspek teknologi.

PERLINDUNGAN MUTU UDARA (cont.)Pengendalian pencemaran udara meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran, serta pemulihan mutu udara dengan melakukan inventarisasi mutu udara ambien, pencegahan sumber pencemar, baik dari sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak termasuk sumber gangguan serta penanggulangan keadaan darurat.Penyusunan dan pelaksanaan kebijaksanaan teknis pengendalian pencemaran udara secara nasional ditetapkan oleh Kepala instansi yang bertanggung jawab.Pelaksanaan operasional pengendalian pencemaran udara di daerah dilakukan oleh Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II.Pelaksanaan koordinasi operasional pengendalian pencemaran udara di daerah dilakukan oleh Gubernur.PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARAMenteri melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri dapat menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan.Dalam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada Pemerintah Daerah, Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dapat melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang membuang emisi dan/atau gangguan.Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Gubernur/Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dapat menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan.Hasil pemantauan yang dilakukan oleh pejabat pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) wajib dilaporkan kepada Kepala instansi yang bertanggung jawab sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun.PENGAWASAN(1) Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) dan Pasal 45 ayat (2) berwenang melakukan pemantauan, meminta keterangan, membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan, memasuki tempat tertentu, mengambil contoh mutu udara ambien dan/atau mutu emisi, memeriksa peralatan, memeriksa instalasi serta meminta keterangan dari pihak yang bertanggung jawab atas usaha dan/atau kegiatan.Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib :a. mengizinkan pengawas memasuki lingkungan kerjanya dan membantu terlaksananya tugas pengawasan tersebut;b. memberikan keterangan dengan benar baik secara lisan maupun tertulis apabila hal itu diminta pengawas;c. memberikan dokumen dan/atau data yang diperlukan oleh pengawas;d. mengizinkan pengawas untuk melakukan pengambilan contoh udara emisi dan/atau contoh udara ambien dan/atau lainnya yang diperlukan pengawas;e. mengizinkan pengawas untuk melakukan pengambilan gambar dan/atau melakukan pemotretan di lokasi kerjanya.PENGAWASAN (CONT.)Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari upaya pengendalian pencemaran udara dan/atau gangguan dari sumber tidak bergerak yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dibebankan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan.Segala biaya yang timbul sebagai akibat pengujian tipe emisi dan kebisingan kendaraan bermotor tipe baru dan pelaporannya dalam rangka pengendalian pencemaran udara dan/atau gangguan dibebankan kepada perakit, pembuat, pengimpor kendaran bermotor.PEMBIAYAANSetiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran udara wajib menanggung biaya penanggulangan pencemaran udara serta biaya pemulihannya.Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain, akibat terjadinya pencemaran udara wajib membayar ganti rugi terhadap pihak yang dirugikan.GANTI RUGISetiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lukanberat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).SANKSISetiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyak Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah).Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp9.000.000.000,00 (sembilan miliar rupiah).SANKSI (cont.)Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu gangguan dipidana, dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dikenakan apabila sanksi administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali.SANKSI (cont.)BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONALNoParameterWaktu PengukuranBaku MutuMetode AnalisisPeralatan1SO21 Jam 900 ug/Nm3PararosanilinSpektrofotometer(Sulfur Dioksida) 24 Jam365 ug/Nm31 Thn 60 ug/Nm32CO 1 Jam30.000 ug/Nm3NDIR NDIR Analyzer24 Jam 10.000 ug/Nm31 Thn-3NO2 1 Jam400 ug/Nm3SaltzmanSpektrofotometer24 Jam 150 ug/Nm31 Thn100 ug/Nm34O3 1 Jam235 ug/Nm3ChemiluminescentSpektrofotometer1 Thn 50 ug/Nm35HC 3 Jam160 ug/Nm3Flame IonizationGas Chromatogarfi6PM10 (Partikel < 10 um)24 Jam150 ug/Nm3GravimetricHi - VolPM2,5 (Partikel < 2,5 um )24 Jam65 ug/Nm3GravimetricHi - Vol1 Thn 15 ug/Nm3GravimetricHi - Vol7TSP (Debu) 24 Jam230 ug/Nm3GravimetricHi - Vol1 Thn90 ug/Nm3BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONAL (CONT.)NoParameterWaktu PengukuranBaku MutuMetode AnalisisPeralatan8Pb (Timah Hitam) 24 Jam2 ug/Nm3GravimetricHi Vol1 Thn1 ug/Nm3EkstraktifPengabuan AAS9Dustfall (Debu Jatuh ) 30 hari

10 Ton/km2/Bulan(Pemukiman)GravimetricCannister20 Ton/km2/Bulan(Industri)10Total Fluorides24 Jam3 ug/Nm3Spesific IonImpinger atau90 hari 0,5 ug/Nm3ElectrodeCountinous Analyzer11Fluor Indeks 30 hari40 u g/100 cm2 dari kertas limed filterColourimetricLimed Filter Paper12Khlorine & Khlorine Dioksida24 Jam150 ug/Nm3Spesific IonImpinger atauElectrode Countinous Analyzer13Sulphat Indeks 30 hari1 mg SO3/100 cm3 Dari LeadPeroksidaColourimetricLead Peroxida CandleCatatan :Nomor 10 s/d 13 Hanya di berlakukan untuk daerah/kawasan Industri Kimia DasarContoh : - Industri Petro Kimia - Industri Pembuatan Asam Sulfat.SEKIAN DAN TERIMA KASIH