tugas pak rahman.docx

8
Kelompok 1.2 Bayu ardianto Dodo Susanto Elika Velda Agti Endang Rohendi Faisal azhari 1. PRINSIP KERJA CLAMP ON METER Dalam sebuah tang ampere Anda akn menemukan layar, tuas putar untuk mengatur tegangan, port voltase hingga beberapa tombol yang bisa Anda gunakan untuk melakukan pengukuran tegangan, dan semua bisa Anda coba dan gunakan dengan mudah. Cukup ketahui kabel atau komponen mana yang ingin Anda ukur, atur posisi voltase tegangan, kemudian buka pengait yang menyerupai clamp atau tang dan tempelkan. Dengan sendirinya arus yang terdapat pada kabel tersebut akan teridentifikasi. Mudah bukan? Pada dasarnya pengukuran arus merupakan salah satu prosedur yang harus dilakukan pada perawatan berkala suatu alat. Nah `

Upload: faisal-azhari

Post on 10-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Kelompok 1.2 Bayu ardianto Dodo Susanto Elika Velda Agti Endang Rohendi Faisal azhari

1. PRINSIP KERJA CLAMP ON METER

Dalam sebuah tang ampere Anda akn menemukan layar, tuas putar untuk mengatur tegangan, port voltase hingga beberapa tombol yang bisa Anda gunakan untuk melakukan pengukuran tegangan, dan semua bisa Anda coba dan gunakan dengan mudah.Cukup ketahui kabel atau komponen mana yang ingin Anda ukur, atur posisi voltase tegangan, kemudian buka pengait yang menyerupaiclampatau tang dan tempelkan. Dengan sendirinya arus yang terdapat pada kabel tersebut akan teridentifikasi. Mudah bukan?

Pada dasarnya pengukuran arus merupakan salah satu prosedur yang harus dilakukan pada perawatan berkala suatu alat. Nah salah satu alat yang digunakan dalam melakukan perawatan adalahtang ampere.Ini merupakan alat yang sudah disempurnakan alias digital, sebelumnya, untuk melakukan prosedur pengukuran dilakukan secara konvensional atau analog, yakni dengan mengharuskan seorang teknisi memotong kabel yang akan diukur arusnya.Namun perkembangan teknologi mengharuskan sebuah arus yang berjalan selama 24 jam non-stop selalu terawat dan terukur tanpa ada permasalahan yang berarti. Inilah peran yang dimiliki oleh tang ampere atau dikenal dengan clamp meter. Tanpa melakukan pemotongan kabel pada arus yang harus berjalan selama 24 jam simultan maka arus listrik bisa terukur dengan akurat.Sistem clamp menggunakan prinsip hukum Faraday yang mengatakan bahwa perubahan fluks magnet dalam sebuah kumparan sehingga akan menimbulkan arus yang akan mengalir pada kumparan tersebut. Dan secara umum, Faraday mengatakan bahwa perubahan fluks magnet dalam sebuah kumparan akan menimbulkan arus yang mengalir pada kumparan.Apabila jumlah lilitan semakin besar, maka semakin besar pula tegangan yang dapat diukur di kedua ujung kumparan tersebut sebagai sekelumit prinsip kerja tang ampere. Tegangan yang terukur di kumparan itu biasanya terkategori dalam hitungan orde mili volt.Sehingga arus AC yang mengalir pada sebuah kabel akan memberikan perubahan fluks, sehingga besarnya arus tersebut dapat diukur dengan menggunakan sistem clamp.Setelah arus mengalir dalam kumparan dengan tegangan tertentu maka akan langsung diolah oleh komponen-komponen penyusun Clamp Meter (Tang Ampere) sesuai dengan tang ampere apa yang digunakan, apakahtang ampere digitalatautang ampere analog.

Teknik Pengukuran Arus dan TeganganPrinsip kerja tang ampere tentu tak lepas dari dua teknis yang bisa dilakukan pengukuran menggunakan clamp meter atau tang ampere ini, yang pertama adalah Arus dan yang kedua adalah tegangan. Dan clamp meter yang digunakan juga ada dua yakni digital dan analog.Dan perkembangan teknologi saat ini menuntut perawatan lewat teknik pengukuran yang tidak harus melakukan penghentian sebuah arus. Jika Anda menggunakan tang ampere digital maka sistem kalibrasi sudah tertanam otomatis sehingga untuk mengatur posisi kalibrasi menjadi nol cukup putarswitchke arah off.Sementara untuk Anda yang menggunakan analog, maka prinsip kerja tang ampere analog, harus melakukan pemutaran manual dan menyesuaikan jarum di posisi 0. Nah, berikut adalah dua teknik pengukuran yang bisa Anda lakukan, Arus dan Tegangan;Teknik Pengukuran Arus Menekan tombol hold (induksi) Memutar swicth ke arah A (ampere) Menekan tombol di sebelah kanan untuk membuka magnit yang berbentuk seperti tang Mengklemkan atau mengalungkan tang ampere pada kabel Kabel hitam jika pada kwh dan kabel kuning jika pada panel biasa Membaca nilai arus yang tertera pada layar displayTeknik Pengukuran Tegangan Menekan tombol hold (induksi) Memutar swicth ke arah Vrms (volt) Menekan tombol di sebelah kanan untuk membuka magnit yang berbentuk seperti tang Mengklemkan atau mengalungkan tang ampere ke kabel warna kuning pada panel biasa Kabel pada alat; Kabel hitam ke nol (standar) pada panel Kabel merah ke api (RST tiga fasa) pada panel Membaca nilai tegangan yang tertera pada layar display

2. KURVA BEBAN

Kurva beban, secara sederhana dapat diartikan sebagai kurva yang menggambarkan penggunaan beban (listrik) dalam suatu waktu. Dikatakan dalam suatu waktu karena selangnya itu dapat berupa tahunan, mingguan, bahkan harian

Kurva di atas merupakan contoh kurva beban daerah Jawa Bali untuk tanggal 2 Maret 2011. Kurva yang berwarna biru merupakan perkiraan bentuk kurva beban tanggal 2 Maret 2011 selama 24 jam dan nilai 18099,78 MW merupakan beban puncak yang diperkirakan bakalan terjadi. Sementara itu, kurva yang berwarna merah mewakili keadaan beban (listrik) sebenarnya yang dipakai.

Secara sederhana, kurva beban yang ada (termasuk kurva beban Jawa Bali untuk tanggal 5 Maret 2011) dapat dibagi menjadi tiga bagian: beban puncak, beban menengah, dan beban dasar. Pengelompokan beban inilah yang menyebabkan perlunya diatur jenis-jenis pembangkit yang perlu dinyalakan.Misalnya, untuk beban dasar (base load) -> pembangkit yang digunakan adalah pembangkit yang biaya bahan bakarnya murah dan standby operasinya lama (waktu penyalaan pembangkit sampai dapat memproduksi listrik). Karenanya, pembangkit yang digunakan untuk jenis beban ini adalah PLTU dengan bahan bakar batu bara atau bahkan dapat juga PLTGU.Untuk beban puncak -> pembangkit yang digunakan adalah pembangkit yang standby operasinya cepat. Maksudnya, saat dibutuhkan tambahan pasokan daya, pembangkit dapat langsung menyuplai tambahan daya tersebut. Jenis pembangkit yang sesuai untuk beban ini misalnya PLTD dan PLTG.Jadi, kenapa kita memiliki beragam pembangkit?Karena bentuk kurva beban kita yang jelek (tidak datar). Bila kita hanya membangun PLTU dengan bahan bakar batu bara, biaya bahan bakarnya mungkin murah. Namun, saat beban puncak, kita akan mengalami kerugian. Karena waktu untuk mengoperasikan PLTU itu sangat lama (mencapai 5 hari), maka untuk mengatasi beban puncak yang akan terjadi, PLTU tersebut tentu sudah dinyalakan sejak lama. Sementara itu, durasi beban puncaknya itu sendiri hanyalah beberapa jam (2-4 jam). Tentu saja tidak sebanding pemasukan dengan pengeluaran. Itulah sebabnya kita memiliki pembangkit-pembangkit seperti PLTD dan PLTG. Untung saja durasi beban puncak hanya beberapa jam sehingga pengeluaran untuk bahan bakar pembangkit2 tersebut tidak besar (walaupun tetap memberatkan).

`3. Single Line Kelistrikan Gedung Q