tugas pa safuan kelompok.docx

21
Tugas OLOEH KELOMPOK IV MURNI G2F1 15 076

Upload: murni-muni

Post on 10-Jul-2016

237 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas pa safuan kelompok.docx

Tugas

OLOEH

KELOMPOK IV

MURNI G2F1 15 076

Page 2: Tugas pa safuan kelompok.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat

rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah  yang berjudul pengelolaan

sumberdaya perairan waduk secara optimal dan terpadu. Makalah  ini diajukan

guna memenuhi tugas Mata Kebijakan Ilmu Lingkungan.

            Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat

pada waktunya.Penulis menyadari bahwa makalah  ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan

demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah  ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan

bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan

bagi kita semua.

Page 3: Tugas pa safuan kelompok.docx

Kendari, 2016

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanfaatan sumberdaya alam secara luas dan efisien merupakan

tuntunan dalam pembangunan nasional. Keperluan akan sumberdaya air terus

menerus meningkat baik ditujukan bagi pengairan, keperluan umum dan

pemukiman, pengembangan industri, pembangkit tenaga, perikanan,

perhubungan, pariwisata maupun maksud lainnya. upaya pembendungan DAS,

genangan atau bentuk sumberdaya air lainnya telah banyak dilakukan dalam

rangka memenuhi keperluan air dan tenaganya, untuk itu dibentuk waduk

(reservoir/man made lakes). Pembuatan waduk melalui pembendungan aliran

sungai pada hakekatnya akan merubah ekosistem sungai dan daratan menjadi

ekosistem waduk. Perubahan ini akan mempunyai dampak, baik positif maupun

negatif terhadap sumberdaya dan lingkungannyA.

Dampak positif maupun negatif yang ditimbulkna adalah sesuai dengan

fungsi waduk tersebut, sedangkan dampak negatif dan permasalahan yang paling

menonjol adalah pemukiman kembali penduduk asal kawasan yang digenangi,

pengadaan lapangan kerja, hilangnya daratan, hutan, perkebunan, dan sumberdaya

lainnya termasuk flora, fauna serta dampak ekologi yang merugikan lainnya baru

Page 4: Tugas pa safuan kelompok.docx

akan terasa dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, maka pembangunan waduk

perlu dinilai dan dikaji dengan memperhitungkan arti dan peran pentingnya bagi

pembangunan ekonomi dan kemudian memantapkan cara dan teknik pengelolaan

sumberdaya perairan waduk agar diperoleh hasil optimal dengan meminimalkan

efek atau dampak negatif yang tidak diinginkan.

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan adanya suatu kajian untuk

membahas masalah mengenai pengelolaan sumberdaya perairan waduk secara

optimal dan terpadu, untuk mendukung suatu program pengelolaan yang efektif

guna menjamin produksi ikan yang optimum dan berkelanjutan dengan tidak

mengabaikan peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat di sekitarnya, yang

akan dibahas dalam tulisan ini.

Menurut Krismono (1995), luas perairan danau dan waduk di Indonesia

adalah 2,6 juta hektar. Pengelolaan perikanan di perairan waduk penting dan perlu

dikembangkan karena sumberdaya alam perikanan akan merupakan sumberdaya

hayati pengganti dari lahan daratan yang digenangi. Pola produktivitas perikanan

di waduk dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: tipe waduk, kesuburan,

dan pengelolaan perikanan. Pada tahap awal penggenangan waduk akan terjadi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah-masalah yang di bahas

dapat di rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengelolaan sumberdaya perairan waduk secara optimal?

2. Bagaimana pengelolaan sumberdaya perairan waduk secara terpadu?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan sumberdaya perairan waduk secara optimal

2. Untuk mengetahui pengelolaan sumberdaya perairan waduk secara

terpadu

Page 5: Tugas pa safuan kelompok.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Sumberdaya Perairan Waduk Secara Optimal

Pengelolaan perikanan tangkap meliputi berbagai kegiatan yang ditujukan

untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan secara optimal dan berkelanjutan.

Dalam pengelolaan perikanan tangkap, diharapkan kesejahteraan hidup

masyarakat dapat meningkat, khususnya yang berada di sekitar waduk dan mereka

yang terkena pembangunan waduk, oleh sebab itu inventarisasi mengenai

keinginan, harapan dan prefensi masyarakat perlu dilakukan. hal-hal yang perlu

diperhatikan agar dicapai tingkat pemanfaatan yang optimal dan berkelanjutan,

adalah:

1. Pengelolaan Habitat

Pembendungan aliran sungai akan membentuk ekosistem baru yang sangat

berlainan dengan ekosistem sungai. Sungai yang merupakan perairan mengalir

sebagai habitat ikan sungai, akan mengalami perubahan menjadi perairan waduk

dan mungkin hanya beberapa jenis ikan saja yang mampu menyesuaikan diri

untuk hidup dan berkembangbiak dalam menyelesaikan daur hidupnya.Perairan

waduk yang terbentuk mungkin hanya cocok sebagai daerah pertumbuhan, tetapi

tidak sebagai daerah pemijahan bagi beberapa jenis ikan asli sungai, sehingga ikan

tersebut hanya dapat tumbuh namun tidak dapat melanjutkan keturunannya. Oleh

sebab itu, maka di dalam pengelolaan sumberdaya perairan waduk, salah satu hal

yang penting untuk diperhatikan adalah kondisi habitat agar habitat baru tersebut

sesuai bagi persyaratan perkembangan populasi ikan untuk menyelesaikan daur

hidupnya.

Agar produksi perikanan di perairan waduk meningkat dan sesuai dengan

sasaran yang diharapkan, maka pengelola perikanan harus mampu memanipulasi

dan memodifikasi habitat waduk sehingga sesuai dengan persyaratan yang

diperlukan oleh populasi ikan. Hal ini dapat dilakukan dengan

mempertimbangkan pembersihan tumbuhan sebelum waduk diairi, penyediaan

Page 6: Tugas pa safuan kelompok.docx

daerah pemijahan dan jalur ikan, pengelolaan daerah hilir bendungan, dan

pengendalian tanaman air.

Terbentuknya suatu waduk berarti wilayah tersebut telah mengalami

perubahan ekosistem, untuk itu perlu dibina dengan cara:

a. Mengidentifikasi daerah tersebut menurut tingkat pemanfaatan

sumberdaya, maka pemanfaatan bisa seperti pada daerah padat upaya atau

daerah berkembang.

b. Penebaran sebaiknya dilakukan setelah perairan tersebut stabil (setelah

berumur 5 tahun) tetapi bila keadaan mendesak/tujuan politik bisa

dilakukan sebelumnya.

c. Pada daeran waduk sering dimanfaatkan oleh berbagai pihak dengan

tujuan masing-masing, maka untuk pengelolaan perlu dilakukan secara

terpadu dan didukung oleh peraturan-peraturan yang cukup memadai.

d. Perlu usaha yang intensif sedini mungkin untuk mencegah terjadinya

pendangkalan dan meluasnya gulma.

e. Memperkenalkan dan mengembangkan usaha di bidang budidaya ikan.

f. Memonitoring segala usaha tersebut secara terusmenerus untuk menjaga

kelestarian sumber.

2. Pengelolaan Populasi Ikan

Perubahan ekosistem sungai menjadi ekosistem waduk akan berpengaruh

terhadap populasi ikan. Pada awal penggenangan, siklus hidup ikan akan

terganggu. Jenis ikan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan waduk akan

tumbuh dan berkembang biak serta biasanya merupakan ikan yang mendominasi.

Sebaliknya, jenis ikan yang kurang atau tidak mampu beradaptasi, pada jangka

panjang akan menghilang meskipun mungkin pada tahun pertama penggenangan

jumlahnya melimpah.

Ukuran populasi ikan ditentukan oleh laju peremajaan dan pertumbuhan.

Apabila ketersediaan daerah pemijahan dan daerah makanan ikan terbatas maka

ukuran populasi akan semakin menurun. Penurunan tersebut akan dipercepat

dengan meningkatnya upaya penangkapan.

Page 7: Tugas pa safuan kelompok.docx

Perikanan waduk bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan dan

mempertahankan produksi tersebut pada tingkat produktivitas maksimumnya,

oleh sebab itu maka pengelolaan populasi ikan harus ditujukan bagi tercapainya

kondisi perairan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan populasi ikan

yang diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka di dalam pengelolaan populasi ikan di

waduk, harus mempertimbangkan kondisi lingkungan, faktor-faktor yang

membatasi ukuran populasi dan tujuan serta sasaran perikanan waduk.

Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam pengelolaan populasi ikan

untuk mencapai tingkat produksi ikan yang tinggi antara lain : pemberantasan

jenis ikan yang tidak disukai, introduksi dan penebaran, pengaturan permukaan air

dan pencegahan serta pengendalian hama penyakit dan parasit.

3. Pengelolaan Penangkapan

Pola usaha penangkapan ikan yang dikembangkan di suatu perairan waduk

harus didasarkan pada pengetahuan tentang populasi ikan seperti formasi

populasi, dinamika populasi, kelimpahan stok dan biomass, dan produksi

maksimum lestari yang dapat dicapai.

Usaha penangkapan diarahkan pada rasionalisasi pemanfaatan sumber

yang optimal dengan memperhatikan kelestarian sumber. Dengan sasaran itu,

maka pola pembinaan pengelolaan di daerah padat menurut Widana dan

Martosubroto (1986) dilakukan dengan upaya sebagai berikut:

a. Pembatasan upaya baik jumlah alat tangkap maupun musim penangkapan.

b. Pembatasan ukuran mata jaring atau alat lain

c. Membangun reservat baru dan meningkatkan fungsi reservat yang sudah

ada, serta perlu adanya pengawasan terhadap kegiatan nelayan yang

merugikan fungsi reservet tersebut dan perlu adanya penyuluhan tentang

arti penting suatu reservat.

d. Mengadakan penebaran yang harus ditunjang dengan penyediaan benih

yang cukup dengan jalan meningkatkan fungsi BBI lokal.

Page 8: Tugas pa safuan kelompok.docx

e. Mengingat perairan waduk merupakan peranan yang tertutup dan

dibeberapa tempat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, maka pengelolaan

harus dilaksanakan secara koordinatif dan terpadu dengan ditunjang oleh

peraturan yang memadai.

f. Diversivikasi usaha kebidang lain, terutama kebidang usaha budidaya

diperairan waduk.

g. Perlu penyuluhan yang intensif kepada masyarakat mengenai pentingnya

kelestarian sumber.

Teknik penangkapan yang diterapkan harus didasarkan pada teknologi

tepat guna, yaitu teknologi yang sedarhana, mudah diterapkan, rancang

bangunnya tidak memerlukan pengetahuan yang tinggi, produktivitasnya tinggi

tetapi tidak merusak sumberdaya perikanan. Sebagai contoh, di waduk Jatiluhur,

penangkapan ikan dengan jaring insang menggunakan bahan pelampung yang

terbuat dari styrofoam bekas, potongan kayu atau bambu. Jumlah, jenis dan tipe

alat tangkap yang digunakan harus disesuaikan dengan potensi sumberdaya ikan

dan daya pulih stok. Jenis alat tangkap yang umumnya banyak digunakan di

perairan waduk adalah: jaring insang, rawei, jala, dan pancing.

Penggunaan alat tangkap ikan yang menggunakan arus listrik, bahan

peledak atau racun (bahan-bahan yang bersifat toksik) harus dilarang karena akan

memusnahkan stok ikan mulai dari larva hingga dewasa, serta biota lainnya.

Penggunaan alat tangkap yang sifatnya menguras stok ikan seperti pukat harimau

harus dilarang sebab selain menangkap ikan tidak selektif, juga dapat merusak

habitat biota dasar perairan.

Pengendalian penangkapan ikan antara lain dapat dilakukan dengan cara:

1. Menetapkan daerah dan musim atau bulan larangan penangkapan ikan,

yang bertujuan untuk memberi kesempatan ikan berkembang biak dan

bertumbuh.

2. Pengaturan ukuran terkecil yang boleh ditangkap, yaitu dengan penetapan

ukuran terkecil mata jaring insang dan ukuran mata pancing rawai yang

boleh dipakai oleh nelayan.

Page 9: Tugas pa safuan kelompok.docx

3. Pengaturan upaya penagkapan, misalnya dengan mengatur jumlah nelayan

dan atau unit alat tangkap.

4. Larangan penggunaan alat tangkap ikan yang dapat membahayakan

kelestarian sumberdaya perikanan, misalnya larangan penggunaan bahan

peledak dan bahan beracun berbahaya (B3), alat tangkap berarus listrik

dan pukat harimau.

4. Pengelolaan Budidaya

Pengelolaan budidaya ikan harus ditujukan untuk mendapatkan produksi

ikan optimal dengan tetap memperhatikan daya dukung dan kelestarian

sumberdaya perairan. Prinsip dari budidaya ikan adalah pemeliharaan ikan pada

kondisi perairan yang dapat dikendalikan lingkungannya. Waduk merupakan salah

satu perairan umum yang mempunyai wilayah yang memenuhi syarat untuk

budidaya ikan. Saat ini budidaya yang masih cocok untuk perairan waduk adalah

pemeliharaan ikan dalam keramba jaring apung. Keramba jaring apung

merupakan salah satu jenis usaha keramba yang dominan yang diusahakan oleh

petani.

Jika ditinjau dari segi ketersediaan sumberdaya pertanian, profitabilitas

usaha dan pasar, terutama pasar ekspor, usaha keramba jaring apung mempunyai

prospek untuk dikembangkan dan merupakan lapangan pekerjaan yang penting

bagi masyarakat di sekitarnya. Ada indikasi bahwa usaha keramba jaring apung

bersifat terintegrasi mulai dari penyediaan benih, usaha pembesaran ikan hingga

pemasaran mempunyai profitabilitas yang lebih tinggi (Manurung, 1997).

Lebih lanjut Manurung (1997), mengemukakan bahwa usaha budidaya

keramba jaring apung relatif baru dikenal oleh petani Indonesia yakni sejak 1974.

Usaha ini pada awalnya dicoba di waduk Jatiluhur oleh Lembaga Penelitian

Perikanan Darat. Pemanfaatan waduk untuk usaha perikanan dengan keramba

lebih berkembang di Jawa dibanding dengan daerah lain di Indonesia.

Tujuan utama budidaya ikan adalah optimasi produksi ikan pada tingkat

biaya yang minimum, oleh kerenanya setiap budidayawan harus tahu dan

menguasai seluruh konsep sistem budidaya dan secara efektif dapat

mengendalikan setiap tahapan operasional budidaya yang dimulai dari tahap

Page 10: Tugas pa safuan kelompok.docx

pembuatan unit budidaya dan pemilihan lokasi untuk budidaya ikan meliputi

faktor fisik, kimia, dan biologi perairan, kemudahan jangkauan dan ketersediaan

sarana dan prasarana, serta faktor keamanan.

Menurut Krismono (1995) bila pada perairan waduk dan danau sudah

ditentukan kawasan bididayanya, maka pemanfaatan zona budidaya perairan hasil

penentuan tata ruang harus memperhatikan syarat-syarat atau catatan-catatan

khusus tentang lingkungan sumberdaya perairan tersebut, yang meliputi:

a. Luas zona budidaya, kedalaman, arus air, kecerahan dan tingkat tropik

(daya dukung sumberdaya perairan)

b. Ketinggian, musim dan sifat khusus, misalnya umbalan.

5. Operasional Budidaya

Sebelum operasional budidaya dilakukan, perlu dibuatkan jadwal

pelaksanaanya yang memuat semua kegiatan yang akan dilaksanakan mulai dari

persiapan, pengadaan sarana, bahan dan peralatan, penebaran ikan, pemberian

pakan, perawatan dan pengawasan, pemantauan stok ikan dan kualitas perairan

sampai dengan panen dan distribusi.

Apabila lokasi budidaya telah dipilih, fasilitas budidaya sudah lengkap

tersedia dan wadah pemeliharaan sudah ditebari ikan, maka budidayawan ikan

harus mempunyai keyakinan bahwa ikan yang dipelihara tumbuh dengan laju

pertumbuhan yang diharapkan, kehilangan ikan baik yang disebabkan penyakiot,

hama maupun lolos keluar jaring minimum, dilakukan pemeliharaan jaring secara

rutin, pemberian pakan dilakukan secara efisien dan tepat, dan pengecekan stok

ikan serta kualitas air dilakukan secara rutin selama pemeliharaan. Panen

sebaiknya disesuaikan dengan rencana yang telah ditetapkan, ukuran ikan sesuai

dengan permintaan dan tersedianya pasar serta produk yang dihasilkan sebaiknya

memenuhi mutu terbaik dan higienis.

B. Pengelolaan Sumberdaya Perairan Waduk Secara Terpadu

Page 11: Tugas pa safuan kelompok.docx

Perencanaan pengelolaan perairan waduk secara terpadu merupakan salah

satu alternatif bentuk pengelolaan yang diharapkan dapat dikembangkan dan

diterapkan di waduk tersebut agar tercapai pemanfaatan sumberdaya perairan

waduk secara optimum dan berkelanjutan dengan tetap mempertimbangkan

peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat di sekitarnya.

Ilyas dan Budihardjo (1995), mengemukaan bahwa bagi suatu

perencanaan terpadu, sangat primer perlu difahami akan proses dan interaksi

alami yang berlangsung, potensi yang tersedia, interaksi antara berbagai

kepentingan, agar tidak menimbulkan kompetisi dalam pemanfaatan, yang

mengakibatkan pada benturan yang menjurus pada tidak lestarinya sumberdaya

dan menurunnya kondisi sosial ekonomi, tiadak berlanjutnya pembangunan.

Menurut Krismono (1998), untuk menjaga kelestarian sumberdaya

perairan dan kesinambungan usaha perikanan, maka perlu diperhatikan dan

dipelajari beberapa hal, antara lain:

a. Jenis perairan, sehingga diketahui pola kelakuannya.

b. Letak tata ruang dari budidaya ikan diperairan waduk/danau karena pada

danau vulkanik/tektonik, tempat terjadinya umbalan biasanya tidak total.

c. Musim, berdasarkan pengalaman, kematian pada waktu-waktu tertentu

misalnya di perairan waduk pada saat awal musim hujan (pada air rendah),

sehingga pada saat tersebut harus mengurangi jumlah pemeliharaan ikan.

d. daya dukung perairan umumnya pada saat air tinggi (Maret-Agustus) lebih

tinggi, sehingga jumlah pemeliharaan ikan dapat lebih tinggi.

Seperti kita ketahui bahwa perikanan merupakan fungsi sekunder dari

pembangunan waduk, oleh karena itu, pengelolaan waduk secara terpadu,

masyarakat yang tergusur dapat bekerja dalam kegiatan perikanan baik kegiatan di

waduk itu sendiri, maupun kegiatan perikanan di sekitar waduk, terutama daerah

yang mendapat sistem pengairan dari waduk tersebut. Pengembangan perikanan di

waduk dapat memberikan kontribusi yang optimal jika diterapkan suatu bentuk

atau pola pengelolaan perikanan yang rasional dan terpadu sesuai dengan fungsi

waduk yang bersifat serbaguna (Kartamihardja, 1993).

Page 12: Tugas pa safuan kelompok.docx

Pengelolaan sumberdaya perairan waduk secara terpadu yang bisa

dilakukan di luar sektor perikanan, antara lain:

a. Pengelolaan sumber tenaga listrik (kawasan berbahaya); kawasan ini

merupakan daerah tertutup untuk kepentingan umum. Pada kawasan ini

pula dibentuk untuk melindungi instalasi penting dan bendungan utama.

Arealnya biasanya ditentukan meliputi luasan dengan jarak 1 km dari titik

tengah bendungan dan batasnya berupa pelampung dengan warna

menyolok.

b. Pengelolaan kawasan wisata dan olah raga; kawasan ini dimanfaatkan

untuk rekreasi air (pariwisata) seperti perahu dayung, pemancingan, ski

air, dan lain-lain.

c. Pengelolaan kawasan yang dilindungi; kawasan ini juga merupakan

kawasan yang tertutup bagi kegiatan perikanan dan kegiatan lain yang

dapat mengganggu kelestarian populasi ikan. Kawasan ini dapat

merupakan daerah pemijahan (spawning ground) dan daerah asuhan

(nursery ground) sehngga memungkinkan perlindungan bagi induk-induk

ikan untuk berkembang biak dan mengasuh anaknya. Kawasan ini perlu

ditinjau ketepatannya secara berkala, sebab mungkin saja perubahan

ekologis waduk telah merubah pola kebiasaan hidup ikan.

Pengelolaan perairan waduk sebagai salah satu sumberdaya alam, untuk

keperluan lain di luar perikanan, diarahkan untuk menjaga keserasian antara

kegiatan-kegiatan manusia dan pembinaan mutu lingkungannya. Sebagai modal

dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuhnya tetapi dengan cara-cara

yang tidak merusak. 

Page 13: Tugas pa safuan kelompok.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan1. Sebagai konsekuensi adanya pembendungan aliran sungai untuk

membentuk suatu waduk yang dapat merubah ekosistem sungai dan daratan menjadi ekosistem waduk, akan menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap sumberdaya dan lingkungan. Sehingga diperlukan pembinaan waduk secara optimal dan terpadu. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tingkat pemanfaatan optimal dan berkelanjutan, antara lain: pengelolaan habitat, pengelolaan populasi ikan, pengelolaan penangkapan, pengelolaan budidaya dan operasional budidaya. Di samping itu, perlunya kita menjaga kelestarian sumberdaya perikanan dan kesinambungan usaha perikanan, dengan memperhatikan hal-hal seperti: jenis perairan, letak tata ruang dari budidaya ikan di perairan waduk/danau, musim, serta daya dukung perairan.

2. Pengelolaan sumberdaya waduk secara optimal dapat dilakukan melalui usaha-usaha di bidang sektor perikanan, seperi perikanan tangkap dan budidaya, sedangkan pengelolaan sumberdaya waduk secara terpadu, dilakukan dengan cara pengelolaan di luar sektor perikanan, yang dilakukan untuk mendukung suatu program pengelolaan yang efektif guna menjamin produksi ikan yang optimum dan berkelanjutan dengan tidak mengabaikan peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat di sekitarnya.

B. Saran1. Saran dari penyusun adalah “Marilah Kita meningkatan

kwalitasPengelolaan sumberdaya perairan waduk secara optimal dan terpadu”.

2. Tingkatkan mutu Pengelolaan sumberdaya perairan waduk secara optimal dan terpadu.

3. Tingkatkan kompetensi sumberdaya manusia di bidang Pengelolaan sumberdaya perairan waduk secara optimal dan terpadu.

Page 14: Tugas pa safuan kelompok.docx

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, S., Budihardjo. 1995. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Posisi Kunci dalam Pembangunan Perikanan. Prosiding Simposium Perikanan Indonesia I Tanggal 25 – 27 Agustus 1993. Jakarta.Kartamihardja, E.S. 1993. Perencanaan Pengelolaan Perikanan Terpadu di Waduk Kedungumbo, Jawa Tengah. Prosiding Simposium Perikanan Indonesia I Tanggal 25 – 27 Agustus 1993. Jakarta.Krismono 1998. Mengapa Ikan dalam Keramba Jaring Apung di Danau dan di Waduk Mati. Warta Penelitian Perairan Indonesia. Vol. IV No. I. Jakarta.Krismono, 1995. Penataan Ruang Perairan Umum untuk Mendukung Agribisnis dan Agroindustri. Prosiding Simposium Perikanan Indonesia I Tanggal 25-27 Agustus 1995. Jakarta.Manurung, V.T. 1997. Status dan Prospek Budidaya Ikan dengan Keramba Jaring Apung di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Vol. XVI. No. I.Sarnita, A. 1986. Perairan Umum di Indonesia sebagai salah satu Sumberdaya Alam. Prosiding Seminar Perikanan Perairan Umum. Tanggal 1 September 1986. Jakarta.Widana,K.,P. Martosubroto. 1986. Pengelolaan Perikanan Perairan Umum dan Masalahnya. Prosiding Seminar Perikanan Perairan Umum. Tanggal 1 September 1986. Jakarta.