tugas mata rs

23
A. Anatomi dan Fisiologi Mata 1. Kelopak Mata Kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi yaitu melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar, dan pengeringan bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea. Pada kelopak mata terdapat beberapa bagian, diantaranya : kelenjar (kelenjar Sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis dan kelenjar Meibom), otot (m. orbikularis okuli), tarsus, septum orbita, pembuluh darah (a. palpebra), dan persarafan (nervus trigeminus yang mempersarafi kelopak mata bagian atas, serta cabang kedua nervus trigeminus yang mempersarafi kelopak mata bagian bawah). 2. Sistem Lakrimal Sistem lakrimal atau sekresi air mata terletak di daerah temporal bola mata. Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu : a. Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di temporo antero superior rongga orbita. 1

Upload: yoyokpowel

Post on 16-Feb-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TUGAS MATA

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mata RS

A. Anatomi dan Fisiologi Mata

1. Kelopak Mata

Kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi yaitu melindungi bola mata

terhadap trauma, trauma sinar, dan pengeringan bola mata, serta mengeluarkan

sekresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea. Pada kelopak

mata terdapat beberapa bagian, diantaranya : kelenjar (kelenjar Sebasea, kelenjar

Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis dan kelenjar Meibom), otot (m.

orbikularis okuli), tarsus, septum orbita, pembuluh darah (a. palpebra), dan

persarafan (nervus trigeminus yang mempersarafi kelopak mata bagian atas, serta

cabang kedua nervus trigeminus yang mempersarafi kelopak mata bagian bawah).

2. Sistem Lakrimal

Sistem lakrimal atau sekresi air mata terletak di daerah temporal bola mata.

Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :

a. Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di

temporo antero superior rongga orbita.

b. Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal,

sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal.

3. Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian

belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini.

Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin

bersifat membasahi bola mata terutama kornea.

4. Bola Mata

Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di

bagian depan (kornea) mempunya kelengkungan yang lebih tajam sehingga

1

Page 2: Tugas Mata RS

terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh

tiga lapis jaringan, yaitu:

a. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada

mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata.

b. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea

dibatasi oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi

perdarahan pada ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid.

c. Retina, terletak paling dalam dan mempunyai susunan sebanyak 10 lapis

yang merupakan lapis membran neurosensoris yang akan merubah sinar

menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.

5. Kornea

Kornea (cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, yang tembus

cahaya, dan merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan,

terdiri atas lapis :

a. Epitel, tebalnya 50 µm terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang

saling tumpang tindih ; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.

b. Membran Bowman, terletak di bawah membran basal epitel kornea yang

merupakan kolagen tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari

bagian depan stroma. Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.

c. Stroma, terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar

satu dan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur dan di bagian

perifer bercabang. Terbentuknya kembali serat kolagen terkadang memakan

waktu sampai 15 bulan.

2

Page 3: Tugas Mata RS

d. Membran Descement merupakan membran aselular dan merupakan batas

belakang stroma kornea, dihasilkan sel endotel dan merupakan membran

basalnya.

e. Endotel, berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar

20-40 µm.

6. Uvea

Lapis vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas iris, badan siliar dan

koroid. Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola

mata dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optic, yang menerima 3

akar saraf di bagian posterior yaitu :

a. Saraf sensoris yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut

sensoris untuk kornea, iris dan badan siliar.

b. Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf

simpatis yang melingkari arteri korotis.

c. Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk

mengecilkan pupil.

7. Pupil

Cahaya yang masuk melalui kornea akan diteruskan ke pupil. Pupil

merupakan lubang bundar anterior di bagian tengah iris yang mengatur jumlah

cahaya yang masuk ke mata. Pupil akan membesar bila intensitas cahaya kecil dan

apabila di tempat terang atau intensitas cahayanya besar, maka pupil akan

mengecil. Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada

akomodasi dan untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang

diafragmanya dikecilkan.

3

Page 4: Tugas Mata RS

8. Iris

Iris atau selaput pelangi merupakan jaringan berbentuk cakram melingkar

yang terdapat persis di depan lensa. Jaringan ini tersusun atas serabut otot sirkuler

dan radial. Di bagian ini terdapat pigmen yang mengatur warna mata. Pada iris

didapatkan pupil yang tersusun atas 3 lapisan otot yaitu otot dilatator, sfingter iris

dan otot siliar yang dapat mengatur jumlah sinar yang masuk ke dalam bola mata.

9. Lensa

Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam

mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang

terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan

menipis pada saat terjadinya akomodasi.

10. Badan Kaca

Merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara lensa

dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata. Mengandung air

sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Sesungguhnya fungsi badan

kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu mempertahankan bola mata agar tetap

bulat. Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina.

Badan kaca melekat pada bagian tertentu jaringan bola mata. Perlekatan itu

terdapat pada bagian yang disebut ora serata, pars plana, dan papil saraf optik.

Kebeningan badan kaca disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel.

4

Page 5: Tugas Mata RS

Gambar 1. Anatomi Bola Mata

B. Kelainan Refraksi

Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada

retina tetapi di bagian depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada

satu titik yang tajam. Kelainan refraksi dikenal dalam bentuk miopia,

hipermetropia dan astigmatisma.

Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan

dan kelengkungan kornea serta panjangnya bola mata. Kornea mempunyai daya

pembiasan sinar terkuat dibanding media penglihatan mata lainnya. Lensa

memegang peranan terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat

benda yang dekat. Panjang bola mata seseorang berbeda-beda. Bila terdapat

kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya

perubahan panjang (lebih panjang, lebih pendek) bola mata, maka sinar normal

tidak dapat terfokus pada makula. Keadaan ini disebut sebagai.

Ada 4 macam kelainan refraksi yang dapat mengganggu penglihatan dalam

klinis, yaitu:

5

Page 6: Tugas Mata RS

1. Miopia

Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar masuk ke bola

mata tanpa akomodasi akan dibiaskan didepan retina. Untuk mengoreksinya

dipakai lensa sferis minus.

Miopia disebabkan karena terlalu kuat pembiasan sinar di dalam mata untuk

panjangnya bola mata akibat :

1. Kornea terlalu cembung.

2. Lensa mempunyai kecembungan yang kuat sehingga bayangan

dibiaskan kuat.

3. Bola mata dan sumbu mata (jarak kornea - retina) terlalu panjang,

dinamakan miopia sumbu. Daya bias kornea, lensa atau akuos humor

terlalu kuat, dinamakan miopia pembiasan.

4. Indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada diabetes

mellitus. Kondisi ini disebut miopia indeks.

5.Miopi karena perubahan posisi lensa. Misal pasca operasi glaukoma

mengakibatkan posisi lensa lebih ke anterior.

Secara fisiologik sinar yang difokuskan pada retina terlalu kuat sehingga

membentuk bayangan menjadi kabur atau tidak tegas pada makula lutea. Titik

fokus sinar yang datang dari benda yang jauh terletak di depan retina. Titik

jauh (pungtum remotum) terletak lebih dekat atau sinar datang tidak sejajar.

Miopia ditentukan dengan ukuran lensa negatif didalam dioptri, dimana 1.00

dioptri merupakan kekuatan lensa yang memfokuskan sinar sejajar pada jarak

satu meter.

6

Page 7: Tugas Mata RS

Gambar 2. Mata Miopia

Berdasarkan beratnya miopia:

a. Miopia ringan -0.25 sampai - 3.00 dioptri

b. miopia sedang - 3.25 sampai - 6.00 dioptri

c. miopia berat - > 6.00 dioptri

d. miopia sangat berat - >9.00 dioptri

Bentuk dari Miopia menurut penyebabnya :

a. Miopia aksial

Adalah miopia yang disebabkan oleh sumbu orbita yang lebih panjang

dibandingkan panjang fokus media refrakta. Dalam hal ini, panjang

fokus media refrakta adalah normal (± 22,6 mm) sedangkan panjang

sumbu orbita > 22,6 mm. Miopia dalam bentuk ini dijumpai pada

proptosis sebagai hasil dari tidak normalnya besar segmen anterior,

peripapillary myopic crescent dan exaggerated cincin skleral, dan

stafiloma posterior.

b. Miopia kurvatura

Adalah bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti terjadi

pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga

pembiasan lebih kuat.

7

Page 8: Tugas Mata RS

Pada penderita miopia, sinar yang datang menuju mata dibiaskan

dengan tidak tepat sehingga menghasilkan bayangan yang tidak tepat

pula. Penderita yang memiliki bola mata yang terlalu panjang atau

kornea yang terlalu melengkung menyebabkan sinar yang masuk ke

mata dibiaskan tidak tepat pada retina (di depan retina) sehingga

menyebabkan penglihatan penderita menjadi kabur. Kadang-kadang

keadaan miopia pada penderita dapat menetap (stasioner) namun dapat

pula memburuk seiring bertambahnya usia penderita.

c. Miopia karena peningkatan indeks refraksi

Peningkatan indeks refraksi daripada lensa berhubungan dengan

permulaan dini atau moderate dari katarak nuklear sklerotik.

Merupakan penyebab umum terjadinya Miopia pada usia tua.

Perubahan kekerasan lensa meningkatkan indeks refraksi, dengan

demikian membuat mata menjadi myopik.

d. Miopia karena pergerakan lensa ke anterior

Keadaan ini sering terlihat setelah operasi glaukoma dan akan

meningkatkan miopia pada mata.

Gejala Klinik Miopia

Penglihatan kabur untuk melihat jauh dan hanya jelas pada jarak yang dekat,

selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda yang dilihat pada mata,

kadang-kadang terlihat bakat untuk menjadi juling bila ia melihat jauh,

mengecilkan kelopak untuk mendapatkan efek ”pinhole” sehingga dapat

melihat jelas, penderita miopia biasanya menyenangi membaca, cepat lelah,

pusing dan mengantuk, melihat benda kecil harus dari jarak dekat, pupil

midriasis, dan bilik mata depan lebih dalam, retina tipis.

8

Page 9: Tugas Mata RS

Penatalaksanaan

Koreksi mata dengan miopia dengan memakai lensa spheris minus/negatif

yang sesuai untuk mengurangi kekuatan daya pembiasan di dalam mata.

Biasanya pengobatan dengan kaca mata dan lensa kontak. Miopia juga dapat

diatasi dengan pembedahan pada kornea antara lain keratotomi radial,

keratektomi fotorefraktif.

2. Hipermetropia

Hipermetropia (hyperopia) atau ‘Far – sightedness’ adalah suatu kelainan

refraksi daripada mata dimana sinar – sinar yang berjalan sejajar dengan sumbu

mata tanpa akomodasi dibiaskan dibelakang retina, oleh karena itu bayangan

yang dihasilkan kabur. Untuk mengoreksinya dipakai lensa spheris plus.

Gambar 3. Mata Hipermetropia

Struktur Hipermetropia berdasarkan pada konfigurasi anatomi dari bola mata :

a) Hipermetropia Aksial

Bola mata lebih pendek dari normal pada diameter antero-posterior,

meskipun media refraksi (misalnya lensa atau kornea) normal.

b) Hipermetropia kurvatura

9

Page 10: Tugas Mata RS

Keadaan dimana kelengkungan lensa atau kornea lebih tipis dari normal

dan power refraksinya turun. Sekitar setiap 1 mm penurunan dari radius

kelengkungan tersebut menghasilkan Hipermetropia 6 D.

c) Hipermetropia indeks refraksi

Terjadi penurunan indeks refraksi akibat penurunan dari densitas beberapa

atau seluruh bagian dari system optik mata, juga penurunan power refraksi

mata. Biasanya terjadi pada usia tua dan juga pada penderita diabetes

terkontrol.

Pada penderita hipermetrop terjadi gejala sebagai berikut :

a. Kabur waktu melihat dekat tetapi jelas saat melihat jauh

b. Keluhan astenopia antara lain sakit kepala

c. Kecenderungan penderita untuk menyempitkan mata saat melihat dekat.

Penanganan Hipermetropia

a. Penggunaan kacamata

Pada pasien dengan hipermetrop sebaiknya diberikan kacamata sferis

positif terkuat atau lensa positif terbesar yang memberikan pengihatan

maksimal. Bila pasien dengan +3.0 ataupun dengan 3.25 memberikan

tajampenglihatan 6/6, maka diberikan kacamata 3.25. Hal ini dilakukan

untuk memberikan istirahat pada mata. Pada pasien dengan daya akomodasi

masih sangat kuat atau pada anak-anak, maka pemeriksaan sebaiknya

dilakukan dengan memberikan sikloplegia atau melumpuhkan otot

akomodasi. Dengan melumpuhkan otot akomodasi maka pasien akan

mendapatkan koreksi kacamata pada saat mata tersebut beristirahat.

b. Pemakaian lensa kontak

10

Page 11: Tugas Mata RS

Lensa kontak merupakan lensa yang langsung ditempatkan pada kornea,

dibuat dari badan ringan karena diameternya kecil bisa dibuat tipis.

3. Astigmatisma

Astigmatisma adalah suatu kondisi dengan kurvatura yang berlainan sepanjang

meridian yang berbeda-beda pada satu atau lebih permukaan refraktif mata

( kornea, permukaan anterior atau posterior dari lensa mata ), akibatnya

pantulan cahaya dari suatu sumber atau titik cahaya tidak terfokus pada satu

titik di retina. Pada astigmatisma, karena adanya variasi dari lengkungan

kornea atau lensa pada meridian yang berbeda-beda mencegah berkas sinar itu

memfokuskan diri kesatu titik.

Gambar 4. Mata Astigmatisma

Jenis-jenis Astigmatisma :

a. Astigmatisma Reguler

Secara teori, pada setiap titik pada permukaan yang lengkung, arah dari

kelengkungan yang terbesar dan yang terkecil selalu terpisah 90 derajat

tetapi arah ini bias beribah saat melewati satu titik ke titik yang lain. Bila

meridian utama dari astigmatisma mempunyai orientasi yang konstan pada

setiap titik yang melewati pupil dan apabila ukuran astigmatisma ini sama

pada setiap titik. Kondisi refraktif ini dikenal sebagai astigmatisma regular.

Dan ini bisa dikoreksi dengan kacamata lensa silindris.

11

Page 12: Tugas Mata RS

Berdasarkan axis dan sudut antara 2 meridian utama, astigmatisma reguler

dibagi atas:

Horizonto-vertikal astigmatisma

Dibagi dalam 2 bentuk :

a) Astigmatisma with the rule

Suatu astigmatisma dimana meridian vertical lebih curam dari

horizontal, dikoreksi dengan lensa silindris positif dengan axis

9020 atau lensa silindris negatif dengan axis 18020.

b) Astigmatisma against the rule

Suatu astigmatisma dimana meridian horizontalnya lebih curam

dari meridian vertical. Koreksinya dengan lensa silindris positif

dengan axis 18020 atau lensa silindris negatif dengan axis

9020.

Astigmatisma oblique

Suatu bentuk regular astigmatisma dimana garis meridian utamanya

tidak tegak lurus tapi miring dengan axis 45 dan 135.

Tipe Refraktif Dari Astigmatisma Reguler

Bergantung pada posisi dari 2 garis fokus yang berhubungan ke retina,

astigmatisma regular lebih lanjut dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe :

Simple astigmatisma

Berkas cahaya pada satu meridian terfokus tepat di retina, dan

cahaya pada meridian yang lain terfokus pada titik didepan retina

disebut simple myopic astigmatisma. Jika cahaya itu terfokus

dibelakang retina disebut simple hypermetropic astigmatisma.

Contoh : C – 2 x 90 atau C 2 x 90.

12

Page 13: Tugas Mata RS

Compound astigmatisma

Pada jenis ini, berkas cahaya pada kedua meridian terfokus didepan

retina disebut astigmatisma Miopia compound dan jika terfokus

dibelakang retina disebut astigmatisma Hipermetropia compound.

Contoh : S 4 ,C2 x 90 atau S 4, C 2 x 90 .

Mixed astigmatisma

Pada jenis ini berkas cahaya pada satu meridian terfokus pada titik

di depan retina dan cahaya pada meridian yang lain terfokus di

belakang retina. Contoh : S 4, C 2 x 90 atau S 4, C 2 x 90.

b. Astigmatisma Irregular

Suatu astigmatisma dimana sinar-sinar sejajar dengan garis pandang dibias

tidak teratur. Astigmatisma irregular ini bersifat / mempunyai perubahan-

perubahan irregular dari tenaga refraksinya pada meridian-meridian yang

berbeda. Terdapat multi meridian yang tidak dapat dianalisa secara

geometris. Lensa silindris hanya sedikit memperbaiki penglihatan dalam

kasus-kasus ini, tapi dapat diterapi dengan lensa kontak rigid.

4. Presbiopia (mata tua)

Presbiopia adalah perkembangan normal yang berhubungan dengan usia,

dimana akomodasi yang diperlukan untuk melihat dekat perlahan-lahan

berkurang. Pada umumnya jika telah berada pada usia diatas 40 tahun

seseorang akan membutuhkan kacamata baca akibat telah terjadinya presbiopia.

Untuk membantu kekurangan daya akomodasi pada presbiopia dipergunakan

lensa positif untuk menambah kekuatan lensa yang berkurang sesuai usia. Pada

pasien presbiopia diperlukan kacamata baca atau adisi/penambahan untuk

membaca dekat yang berkekuatan tertentu, biasanya:

13

Page 14: Tugas Mata RS

+1.00 dioptri untuk usia 40 tahun

+1.25 dioptri untuk usia 45 tahun

+2.00 dioptri untuk usia 50 tahun

+2.50 dioptri untuk usia 55 tahun

+3.00 dioptri untuk usia 60 tahun

Dikarenakan jarak baca biasanya adalah 33 cm, maka adisi +3.00 dioptri

adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan pada seseorang.

Suatu keadaan dimana mata mempunyai kelainan refraksi yang berbeda antara

mata kanan dan kiri disebut anisometropia.

Gambar 5. Mata Presbiopia

14

Page 15: Tugas Mata RS

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Visual impairment and blindness in 2011.

Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs282/en/

[Diakses 24 Februari 2015]

2. Ilyas, Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

3. Vitale, S. 2009. Increased prevalence of myopia in the United States

between 1971-1972 and 1999-2004. Arch Ophtalmol Dec 2009;127:1632-

1639.

4. Olver and Cassidy. 2005. Ophthalmology at a Glance. USA: Blackwell

Science.

5. Vaughan, Daniel G, Ashbury, Taylor, Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi

Umum. Edisi 17. 2009. Jakarta : EGC.

15