tugas uraian obat rs pelamonia firman

27
1. Diazepam a. Komposisi ( b. Indikasi (1) Ketegangan dan kecemasan: psikoneurotik sedang atau berat. Sindroma “withdrawal” alkohol akut. Medikasi pra-bedah. Spasme otot skeletal (sebagai terapi penunjang). Tetanus (sebagai terapi penunjang). Kejang-kejang (sebagai terapi penunjang). Status epileptikus; serangan kejang-kejang rekuren yang hebat.

Upload: shely-syalina

Post on 18-Feb-2016

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas uraian obat yang dipakai dirumah sakit

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

1. Diazepam

a. Komposisi (

b. Indikasi (1)

Ketegangan dan kecemasan: psikoneurotik sedang atau berat.

Sindroma “withdrawal” alkohol akut.

Medikasi pra-bedah.

Spasme otot skeletal (sebagai terapi penunjang).

Tetanus (sebagai terapi penunjang).

Kejang-kejang (sebagai terapi penunjang).

Status epileptikus; serangan kejang-kejang rekuren yang hebat.

Tindakan endoskopi (sebagai terapi penunjang).

Kelainan jantung (sebagai terapi penunjang).

Page 2: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

c. Farmakologi

d. Kontraindikasi (1)

Hipersensitif terhadap diazepam.

Glaukoma narrow-angle akut.

Glaukoma open-angle: kecuali bila penderita mendapat pengobatan antiglaukoma.

Psikosis: diazepam tidak bermanfaat bagi penderita psikotik. Syok, koma.

Intoksikasi alkohol akut: dengan dehidrasi tanda-tanda vital.

e. Dosis (1)

Oral:

- Dewasa: 2-10 mg 2 - 4 x sehari, tergantung indikasinya.

- Bayi (> 6 bulan): 1 - 2,5 mg 3 x sehari atau 4 x sehari sebagai permulaan: dinaikkan secara bertahap

sesuai dengan kebutuhan.

Parenteral:

Page 3: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

- Dewasa: 7 - 10 mg IM atau IV sebagai permulaan diulangi 3 – 4 jam kemudian bila diperlukan, dan

sesuai dengan indikasinya.

- Anak (> 5 tahun): 5 - 10 mg IM atau IV (perlahan), sesuai dengan indikasinya.

- Anak kecil (1 bulan - 5 tahun): 0,2 – 2 mg IM atau IV (perlahan), sesuai dengan indikasinya.

f. Efek Samping

Susunan saraf pusat dan neuromuscular, mengantuk, lemas, kebingungan, depresi, dysarthria, sakit kepala,

hipoaktivitas, kesulitan bicara, syncope, tremor, vertigo, sangat mudah tersinggung, kecemasan, halusinasi,

peningkatan spastisitas otot, gangguan tidur, stimulasi, perubahan EEG.

Kardiovaskular: bradikardia, kolaps kardiovaskular, hipotensi, cardiac arrest.

Dermatologi: urtikaria, rash.

Hematologi: neutropenia.

Saluran pencernaan: konstipasi, mual, cegukan, perubahan air liur.

Hati: ikterik.

Page 4: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

Saluran pernapasan: batuk, deperesi pernapasan, dyspnoe, hiperventilasi, spasme larynx, sakit dada atau

tenggorokan (sewaktu dilakukan endoskopi peroral).

Penglihatan: gangguan penglihatan, diplopia, nystagmus.

Lain-lain: thrombosis vena dan phlebitis pada tempat suntikan, perubahan libido.

g. Perhatian

Ketergantungan: dapat terjadi ketergantungan psikis atau fisik, terutama pada individu yang mempunyai

kecenderungan untuk itu.

Gangguan mental, pelambatan rekleks: kesigapan dan kewaspadaan penderita dapat terganggu, penderita

perlu diperingatkan tentang hal ini, demikian pula dengan pengaruh adiktif dari alkohol dan obat-obat

depresan Susunan Saraf Pusat (SSP).

Penghentian pengobatan secara mendadak: dapat mempercepat, timbulnya gejala barbiturate like

withdrawal, seperti kejang-kejang, tremor, kejang otot, dan perut, muntah dan berpeluh: kurangi dosis secara

bertahap setelah penggunaan yang lama.

Page 5: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

Kecenderungan untuk bunuh diri: diazepam jangan diberikan kepada penderita ini dalam jumlah yang banyak

sekaligus; resepkan secukupnya saja.

Pemakaian secara IV: dapat menimbulkan thrombosis vena, iritasi local, pembengkakan, dan (jarang)

kerusakan vascular. Berikan secara perlahan, tidak melebihi 5 mg (1 ml)/menit, hanya ke dalam vena yang

besar saja, awas jangan sampai masuk intraarterial atau extravasasi. Jangan dicampur dengan larutan atau

obat lain. Bila pemberian IV secara langsung tidak memungkinkan, boleh melalui pipa infus, sedekat mungkin

dengan tempat insersinya ke dalam vena (karena diazepam sulit terlarut).

Apnoe dan cardiac arrest: dapat terjadi pada penderita usia lanjut atau sakit berat, atau penderita yang

cadangan pulmonarnya terbatas, apabilacara pemberiannya secara parenteral (khususnya IV) resiko terjadi

apnoe meningkat bila digunakan bersamaan dengan depresan SSP.

Kelainan kejang-kejang: dapat meningkatkan frekuensi dan beratnya serangan kejang grand mal. Dosis

standar antikonvulsan mungkin harus dinaikkan. Penghentian pemakaiannya secara mendadak dapat

meningkatkan serangan kejang. Cara pemberian parenteral harus dilakukan dengan sangat hati-hati pada

penderita penyakit paru kronis atau keadaan kardiovaskular yang tidak stabil.

Page 6: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

Kerusakan hati dan ginjal: penderita perlu dipantau untuk mencegah terjadinya penimbunan obat.

Pengobatan jangka panjang: Pemeriksaan darah dan tes fungsi hati perlu dilakukan secara berkala.

Penggunaan pada Wanita Hamil

Bila diberikan secara suntikan, jangan diberikan melebihi 0,25 mg/kg selama periode 3 menit, dosis

permulaan boleh diulangi setelah 15-30 menit. Diazepam oral tidak diindikasikan bagi bayi di bawah umur 6

bulan. Belum ada pedoman umum untuk pemakaian suntikan bagi bayi (umur < 30 hari). Depresi SSP pada

neonates yang berkepanjangan pernah dilaporkan.

Penggunaan pada Ibu Hamil dan Menyusui

Hindarkan pemakaiannya pada hamil muda. Walaupun belum ada cukup penelitian yang menyimpulkan

efeknya terhadap kehamilan, suatu peningkatan resiko terjadi malformasi kongenital selama trimester I ada

hubungan dengan pemakaian tranquilizer minor (meprobomat, diazepam, dan klordiazepoksida). Jangan

menyusui anak bila ibu memakai obat ini.

Page 7: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

h. Interaksi Obat (1)

Alkohol, analgesik, narkotik, hipnotik-sedatif, dan depresan SSP lainnya. Memperberat depresi SSP.

Memperberat hipotensi (pada pemakaian parenteral) memperberat kelemahan otot (pada pemakaian

parenteral).

Inhibitr MAO dan antidepresan lain: meningkatkan efek terhadap SSP.

i. Penyimpanan

j. Nama Obat dan Produsen (1)

LOVIUM M (Phapros), MENTALIUM (Soho), STESOLID (Alpharma), TRAZEP (Fahrenheit), VALISANBE

(Sanbe), VALUM (Roche).

2. Ciprofloxacin

a. Komposisi

Page 8: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

b. Indikasi

Untuk mengobati infeksi yang disebabkan kuman patogen yang peka terhadap ciprofloxacin :

Saluran pernapasan,kecuali pneomonia oleh streptococcus

Saluran kemih termasuk prostatitis.

Saluran pencernaan termasuk tifoid dan paratifoid

Kulit dan jaringan lunak

Tulang dan sendi

Otitis media

Sinus paranasal terutama bila disebabkan oleh bakteri Gram negatif termasuk pseudomonas atau

staphylococcus.

Mata

Infeksi rongga perut

Urethritis dan cervicitis gonoroe

Sepsis

Page 9: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

c. Farmakologi

Ciprofloxacin merupakan suatu anti infeksi sintetik golongan Quinolon.Ciprofloxacin menghambat DNA

topoisomerase yang biasa disebut Dna-gyrase, dengan akibat terhentinya metabolisme kuman. Ciprofloxacin

tidak menunjukkan resistensi paralel terhadap antibiotika lain yang tidak termasuk dalam golongan

karboksilat.Dapat digunakan untuk infeksi yang disebabkan bakteri yang resisten terhadap antibiotika lain

misalnya Aminoglikosida, penicillin, Cephalosporin, Tetrasiklin, Makrolid, antibiotika Betalaktam, Sulfonamid,

derivat Trimethoprim atau Nitrofuran, serta efektif terhadap bakteri Gram negatif dan Gram positif. Cifrofloxacin

diabsorpsi terutama diusus kecil, mencapai konsentrasi puncak setelah 60-90 menit dan metabolitnya

diekskresikan melalui urine dan faeces.

d. Kontraindikasi

Penderita yang hipersensitif terhadap ciprofloxacin atau quinolon yang lain.

Anak - anak dan remaja sebelum akhir fase pertumbuhan

Wanita hamil dan menyusui

Page 10: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

e. Dosis

Dewasa : 250-750mg 2x/hari

Infeksi saluran kemih ringan-sedang : 2 x 250mg/hari

Infeksi saluran kemih berat : 2 x 500mg/hari

Infeksi saluran pernapasan,tulang,kulit,jaringan lunak dan sendi-sendi : ringan 2 x 500mg/hari, berat 2 x

750mg

Infeksi saluran pencernaan 2 x 500mg/hari

Pada gonorea akut,cukup pemberian dosis tunggal 250mg

Dosis untuk pasien dengan fungsi ginjal terganggu(Bersihan kreatinin <20ml/menit atau serum kreatinin

>3mg/100ml) : dosis normal yang dianjurkan harus diberikan sekali sehar atau diberikan ½ dosis bila diberikan

2x/hari

Pada gangguan fungsi hati tidak perlu penyesuaian dosis.

Pada anak-anak Ciprofloxacin dapat menyebabkan arthopatia pada sendi-sendi yang memikul berat badan (pada

binatang-binatang muda). Meskipun relevansinya pada manusia belum diketahui,penggunaannya pada anak-

Page 11: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

anak dan remaja yang bertumbuh tidak dianjurkan. Meskipun demikian,bila keuntungan pemberian ciprofloxacin

melebihi resiko tersebut,dapat diberikan dengan dosis 7,5-15mg/kgBB/hari, tergantung dari beratnya infeksi,

respon klinik dan penemuan bakteriologis.

Untuk infeksi akut : 5-10 hari.Pengobatan diberikan sampai sekurang-kurangnya 3 hari setelah keluhan dan

gejala menghilang.

f. Efek Samping

Kadang-kadang terjadi keluhan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, dispepsia, sakit perut, dan

meteorisme.

Gangguan SSP seperti pusing, sakit kepala, rasa letih, kadang-kadang gangguan penglihatan.

Efek terhadap darah : eosinofil, leukositosis dan anemia.

Reaksi kulit (ruam)

Pada penderita dengan gangguan fungsi hati dapat meningkatkan serum transaminase.

Bila timbul efek samping sebaiknya menghubungi dokter.

Page 12: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

g. Perhatian

Penderita yang pernah mendapat serangan cerebral hanya boleh diobati dengan ciprofloxacin bila terjamin

mendapat terapi antikonvulsiva yang cocok.

Hati-hati pemberian terhadap panderita gangguan fungsiginjal, (lihat keterangan pada dosis).

Pemakaian tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan

Untuk menghindari terjadinya kristaluria,maka tablet harus diminum dengan air yang cukup.

Hati-hati bila diberikan pada penderita usia lanjut,penderita epilepsi dan penderita dengan penyakit SSP;

harus dipertimbangkan untung ruginya.

Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor,atau menjalankan mesin terutama bila

diminum dengan alkohol.

Hindari sinar matahari yang berlebihan.

h. Interaksi Obat

Penyerapan ciprofloxacin dipengaruhi oleh antasida yang mengandung aluminium dan magnesium hidroksida,

maka ciprofloxacin juga diberikan bersamaan, tetapi 1-2 jam sebelum atau sesudah pemberian antasida.

Page 13: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

Pemberian bersama teofilin akan meninggikan konsentrasi teofilin dalam plasma. Bila pemberian bersama

teofilin tidak dapat dihindarkan, konsentrasi teofilin dalam plasma harus dimonitor, bila perlu dosis teofilin

dikurangi.

Pemberian bersama glibenklamid akan meninggikan afek glibenklamid sehingga dapat terjadi hipoglikemia.

Pemberian bersama dengan warfarin akan meningkatkan efek warfarin.

Pemberian ciprofloxacin dosis tinggi bersama dengan obat-obat AINS (tidak termasuk asetilsalisilat), dapat

menimbulkan kejang.

Harus dipertimbangkan terjadinya interaksi bila diberikan bersama probenecid, klindamisin dan metronidazol.

i. Penyimpanan

j. Nama obat dan Produsen

BAQUINOR (Sanbe), BERNOFLOX (Bernofarm), CETAFLOXO (Soho), CIPROFLOXACIN HEXPHARM

(Hexpharm), CIPROFLOXACIN DEXA MEDICA (Dexa Medica).

Page 14: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

3. Azitromisin

a. Komposisi

b. Indikasi

Infeksi sistem pernapasan bagian atas dan bawah, kulit dan struktur kulit, penyakit-penyakit yang ditularkan

melalui hubungan seks (urethritis non gonokokal dan cervisitis). Semua pasien yang akan diobati untuk urethritis

dan cervisitis sebaiknya diperiksa test serologi terhadap sifilis dan kultur terhadap gonorea.

c. Farmakologi

Secara kimia dibentuk dengan memasukkan atom nitrogen ke dalam cincin lakton Eritromisin.

Aktivitas mikrobiologi : menghambat sintesa protein kuman dengan mengikat ribosom subunit 50 S dan mencegah

translokasi peptida.

In vitro aktif terhadap kuman aerob Gram positif Gram negatif, kuman anaerob; kuman yang ditularkan melalui

hubungan seks dan kuman-kuman lain setelah pemberian oral, azithromisin didistribusi keseluruh tubuh. Waktu

Page 15: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

untuk mencapai kadar puncak dalam plasma adalah 2-3 jam. Penelitian menunjukkan bahwa kadar azithromisin

lebih tinggi dalam jaringan daripada dalam plasma.

d. Kontraindikasi

Penderita dengan riwayat alergi terhadap azithromisin atau antibiotika makroid lainnya.

e. Dosis

Azithromisin diberikan sekali sehari. Dapat diberikan dengan atau tanpa makanan.

Dewasa: Untuk pengobatan penyakit karena hubungan seks yang disebabkan Chlamydia trachomatis: 1 gr dosis

tunggal. Untuk indikasi lainnya: 1,5 gr yang diberikan 500 mg/hari selama 3 hari. Dapat juga diberikan dosis total

yang sama untuk 5 hari dengan cara 500 mg diberikan pada hari pertama, selanjutnya 250 mg/hari mulai hari ke

2-5.

Anak-anak:

Dosis total 30 mg/kgBB yang diberikan 10 mg/kgBB/hari selama 3 hari atau diberikan dalam waktu 5 hari dengan

cara 10 mg/kgBB untuk hari pertama; 5 mg/kgBB untuk hari ke 2-5.

Page 16: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

f. Efek Samping

Efek samping utamnya biasanya pada saluran cerna; diare, rasa tidak enak pada perut, mual, muntah, melena,

ikterus cholestatik, banyak gas. Pada kardiovaskuler; palpitasi dan nyeri dada; genitourinarius, monilia, vaginitis,

nefritis, SSP; pusing, sakit kepala, vertigo somnolens. Umum: kelelahan. Reaksi alergi; ruam, fotosensitivitas dan

angioedema.

g. Perhatian

Karena eliminasi utama melalui hati, maka jangan digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi hati yang

bermakna. Keamanan penggunaannya pada kehamilan dan wanita yang menyusui belum dapat dibuktikan.

Azithromisin hanya diberikan pada wanita hamil dan menyusui bila tidak ada obat alternatif lainnya.

h. Interaksi Obat

Antasida menurunkan kadar azithromisin dalam plasma. Pemberian antasida dan azithromisin sebaiknya jangan

bersamaan. Kemungkinan terjadinya ergotisme merupakan kontraindikasi pemberian azithromisin bersifat derivat

ergot.

i. Penyimpanan

Page 17: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

j. Nama obat dan Produsen

AZTRIN (Pharos), MEZATRIN (Sanbe), ZAROM (Pyridam), ZIBRAMAX (Guardian Pharmatama), ZIFIN

(Fahrenheit), ZISTIC (Benofarm), ZITHROMAX (Pfizer), ZYCIN (Interbat).s

4. Omeprazole

a. Komposisi

b. Indikasi

Penggunaan jangka pendek ulkus duodenum aktif

Omeprazole diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek ulkus duodenum. Sebagian besar pasien sembuh

dalam waktu 4 minggu. Beberapa pasien memerlukan tambahan terapi selama 4 minggu laigi.

Penyakit refluks gastroesofageal

Pada esofagitis erosif berat (derajat-2 atau lebih yang telah didiagnosis dengan endoskopi) omeprazole

diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek (4-8 minggu). Pada penyakir refluks gastrofageals simtomatik

Page 18: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

yang tidak memberikan respons terhadap pengobatan standar, yang biasanya diberikan obat antagonis

reseptor H2, maka omeprazole juga diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek (4-8 minggu).

Keadaan hipersekresi patologik

Omeprazole diindikasikan untuk pengobatan jangka panjang pada keadaan ini (misal; sindroma Zollinger-

Ellison, adenoma endokrin multipel dan mastositosis sistemik).

c. Farmakologi

Omeprazole merupakan antisekresi turunan benzimidazole yang bekerja menekan sekresi asam lambung dengan

menghambat aktivitas enzim H+/K+ ATPase (pompa proton) pada permukaan kelenjar sel parietal gastrik pada pH

< 4. Omeprazole yang berkaitan dengan proton (H) secara cepat akan diubah menjadi sulfonamida, suatu

penghambat pompa proton yang aktif. Penggunaan omeprazole secara oral menghambat sekresi asam lambung

basal dan stimulasi pentagastrik.

d. Kontraindikasi

Omeprazole dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap komponen formulasi obat.

e. Dosis

Page 19: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

Pengobatan jangka pendek ulkus duodenum

Dosis oral yang dianjurkan pada orang dewasa adalah 20 mg sehari. Sebagian besar pasien akan membaik

dalam waktu 4 minggu. Pasien-pasien tertentu memerlukan tambahan terapi selama 4 minggu lagi. Penyakit

refluks gastroesofagitis dengan respons yang buruk atau esofagitis erosiva berat, maka dosis anjuran oral

orang dewasa adalah 20 mg sehari selama 4-8 minggu.

Keadaan hipersekresi patologik

Dosis omeprazole bervariasi pada setiap individu. Dosis anjuran oral pada orang dewasa dimulai dengan 60

mg sekali sehari, dosis harus disesuaikan untuk setiap orang sesuai dengan kebutuhannya dan harus

dilanjutkan selama diindikasikan secara klinis. Dosis sampai 120 mg 3 kali sehari pernah diberikan. Dosis

harian > 80 mg harus diberikan dalam dosis terbagi. Berapa pasien sindroma Zollinger-Ellison, telah diobati

secara terus menerus dengan omeprazole selama lbih dari 5 tahun. Tidak diperlukan penyesuain dosis pada

pasien dengan gangguan ginjal, disfungsi hati atau pada usia lanjut.

f. Efek Samping

Page 20: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman

Omeprazole secara umu dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang telah dilaporkan dapat terjadi dengan

insidens 1% atau lebih, yaitu; sakit kepala, diare, nyeri perut, mual, infeksi saluran napas atas, pusing, ruam kulit,

konstipasi, batuk, astenia dan nyeri pinggang.

g. Perhatian

h. Interaksi Obat

Omeprazole dapat memperpanjang eliminasi diazepam, warfarin, dan phenytoin yang dimetabolisme secara

oksidasi di dalam hati. Meskipun pada orang normal obat ini tidak menimbulkan interaksi dengan theophylline

atau propranolol, tetapi ada laporan yang menunjukkan adanya interaksi dengan obat-obat lain yang

dimetabolisme melalui sistem sitokrom P-450, (misalnya; cyklosporine, disulfiram).

i. Penyimpanan

j. Nama obat dan Produsen

CONTRAL (Corsa), OMEPRAZOLE INDO FARMA (Indo Farma), OMZ (Ferron), OPREZOL (Kimia Farma), OZID

(Darya Varia), PUMPITOR (Sanbe).

Page 21: Tugas Uraian Obat RS Pelamonia Firman