tugas mata kuliah:manajemen produksi dan operasi · pdf filehasil dan pembahasan ... makalah...

26
Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi Dosen: Prof. Dr. Ir. Marimin, MSc TUGAS KUNJUNGAN INDUSTRI Penerapan Material Requirement Planning (MRP) dan Perencanaan Tata Letak Proses ProduksiPT. Mondelēz IndonesiaManufacturing Kawasan Jababeka I - Cikarang KELOMPOK SOYA: AHMAD MUKTI ALMANSUR P056131942.46E BATARA MANURUNG P056132022.46E IKA NOVI INDRIATI P056132062.46E INDANA SARAMITA RACHMAN P056132072.46E SALI SUBAKTI P056132192.46E TRI WULANDARI P056132252.46E PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR APRIL 2014

Upload: vantruc

Post on 30-Jan-2018

272 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

1

Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi

Dosen: Prof. Dr. Ir. Marimin, MSc

TUGAS KUNJUNGAN INDUSTRI

Penerapan Material Requirement Planning (MRP) dan

Perencanaan Tata Letak Proses ProduksiPT. Mondelēz

IndonesiaManufacturing – Kawasan Jababeka I - Cikarang

KELOMPOK SOYA:

AHMAD MUKTI ALMANSUR P056131942.46E

BATARA MANURUNG P056132022.46E

IKA NOVI INDRIATI P056132062.46E

INDANA SARAMITA RACHMAN P056132072.46E

SALI SUBAKTI P056132192.46E

TRI WULANDARI P056132252.46E

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

APRIL 2014

Page 2: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3

RINGKASAN ......................................................................................................... 4

BAB I ...................................................................................................................... 5

PENDAHULUAN .................................................................................................. 5 I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 5 I.2 Tujuan ............................................................................................................ 7

BAB II ..................................................................................................................... 8

LANDASAN TEORI .............................................................................................. 8 II.1. Material Requirement Planning ................................................................... 8

II.1.1 PengertianMaterial Requirement Planning ............................................ 8 II.1.2. Tujuan Material Requirement Planning ................................................ 9 II.1.3. Kelebihan dan Kelemahan Material Requirement Planning ............... 10 II.1.4. Input, Proses, Output Material Requirement Planning ....................... 11

II.2. Perencanaan Tata Letak Proses Produksi ................................................... 13 II.2.1. Pengertian Tata Letak Fasilitas atau Pabrik ........................................ 13

II.2.2. Pentingnya Tata Letak Dan Pemindahan Bahan ................................. 14 II.2.3. Tujuan Perancangan Fasilitas .............................................................. 14 II.2.4. Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi ...................................................... 16

BAB III ................................................................................................................. 19 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 19

III.1. Profil PT. Mondelez Indonesia Manufacturing ........................................ 19

III.2. Penerapan MRP di PT. Mondelēz Indonesia Manufacturing ................... 20 III.3.Perencanaan Tata Letak Proses Produksi PT. Mondelēz

Indonesia Manufacturing ........................................................................ 22

BAB IV ................................................................................................................. 25

PENUTUP ............................................................................................................. 25 IV.1. Kesimpulan .............................................................................................. 25 IV.2. Saran ......................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26

Page 3: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karenaatas

berkatRahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

kunjungan industriini tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini terjadi banyak kekurangan sehingga diperlukan adanya

saran dan kritik dari teman-teman khususnya para dosen dan pembimbing sangat

kami harapkan demi untuk perbaikan yang positif pada penulisan makalah pada

waktu yang akan datang.

Tak lupa pula kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak

Manajemen PT. Mondelēz International Manufacturing – Cikarang Plant dan

seluruh pihak yang telah memberikan sumbangsih pemikiran yang sangat berarti

dan berharga buat kami sehingga penulisan makalah ini dapat terealisasi.

Jakarta, 19 April 2014

Penulis,

TEAM SOYA

Page 4: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

4

RINGKASAN

Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia

Manufacturing (MIM) pada tanggal 07 April 2014, yang berlokasi di Komplek

Jababeka Industrial Estate, Jalan Jababeka VII Kav.K-2, Cikarang – Bekasi

17530., dalam rangka untuk mempelajari kasus penerapan Material Requirement

Planning (MRP) dan Penerapan Process Layout (Tata Letak Produksi) di Pabrik

MIM yang memproduksi biskuit Oreo, Ritz dan Biskuat.

Hasil yang kami peroleh yaitu pada penerapan MRP, PT. MIM menggunakan

sistem SAP (System Application and Products) di dalam keseluruhan aktifitas

proses produksi dimulai dari perencanaan, pembelian, pengolahan, pengemasan,

hingga proses distribusi dan penyimpanan produk. Penerapan tersebut telah

membantu perusahaan dalam efisiensi waktu di dalam menghasilkan produk dan

mengirimkan produk kepada pelanggan dengan tepat waktu, dimana

keterlambatan barang berkurang, lead time minimal, dan manajemen persediaan

menjadi lebih efisien. Sedangkan penerapan proses layout dilakukan pada

keseluruhan fasilitas pabrik yang ada mulai dari area administrasi, pergudangan,

proses produksi, penyimpanan bahan baku, dan barang jadi.

Kata kunci: MRP, SAP, Layout, PT. MIM

Page 5: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

5

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Suatu perusahaan dalam pandangan ekonomi makro memiliki peranan yang

penting dalam perekonomian suatu Negara, yaitu dalam mengambil peran sebagai

penggerak roda ekonomi, sehingga akan meningkatkan total produksi sebuah

Negara. Sedangkan secara mikro perusahaan mempunyai kegiatan utama yaitu

melakukan proses bisnis dalam rangka mendapatkan keuntungan secara ekonomi

dengan beragam aktifitas, mulai dari perencanaan, proses produksi barang dan

jasa, pengelolaan personalia, manajemen keuangan, proses pembelian bahan baku

dan bahan kemasan dan pendistribusian hasil-hasil produksi, kegiatan-kegiatan

tersebut berguna dalam pencapaian tujuan dari suatu perusahaan.

Pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah keuntungan berupa uang,

apapun bentuk jenis usaha yang dilakukan.Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,

maka perusahaan harus melaksanakan aktivitasnya dengan lancar cepat dan hemat

biaya, sehingga dapat memenuhi selera konsumen dan mendapat kepercayaan

yang tinggi sebagai salah satu modal yang sangat vital. Dengan adanya

kepercayaan dari konsumen maka dapat dipastikan bahwa produk yang dibuat

akan dimanfaatkan oleh mereka. Untuk menjamin kebutuhan-kebuthan konsumen

akan produk yang diproduksi oleh perusahaan maka perushaan perlu mengontrol

persediaan yang ada agar siap menjawab kebutuhan konsumen setiap saat tepat

pada waktunya, oleh karena itu perusahaan hendaklah menerapkan suatu sistem

atau metode yang efektif guna merespon masalah-masalah yang ada.

Salah satu cara untuk mengendalikan persediaan adalah dengan metode

Material Requirement Planning (MRP). MRP merupakan teknik pendekatan yang

bertujuan meningkatkan produktivitas perusahaan dengan cara menjadwalkan

kebutuhan akan material dan komponen untuk membantu perusahaan dalam

mengatasi kebutuhan minimum dari komponen-komponen yang kebutuhannya

dependen dan menjamin tercapainya produksi akhir. Material Requirement

Planning muncul pada tahun 60an oleh Oliver Weight yang berasosiasi dengan

Joseph Oirlicky, yang pertama kali diterapkan di Toyota Company Jepang.

(Plenert, 1999)

Page 6: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

6

Plenert (1999) menyatakan banyaknya metode dalam manajemen material

yang dapat digunakan untuk menentukan waktu dan volume pengadaan material,

mengharuskan para pengambil keputusan harus menguasai setiap metode

pengadaan material dalam manajemen material, mengetahui kelebihan dan

kekurangan setiap metode serta dapat menggunakan metode yang tepat sesuai

dengan keadaan yang dihadapi. Salah satu metode didalam manajemen material

adalah Material Requirement Planning (MRP) yang pada mulanya adalah suatu

metode pemesanan material, maka pada saat ini metode tersebut telah digunakan

sebagai alat perencanaan dan pengawasan terhadap fungsi manajemen.Material

requirement planning juga merupakan konsep dari suatu mekanisme untuk

menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak.

Pada perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan yang menghasilkan

barang jadi, proses produksi merupakan kegiatan inti dari perusahaan tersebut.

Produksi bisa berjalan dengan lancar apabila bahan baku yang merupakan input

dari proses produksi tersedia sesuai dengan kebutuhan. Tersedianya bahan baku

tidak lepas dari perencanaan (planning) dan pengendalian (controlling).

Perencanaan bahan baku bermanfaat untuk menjaga kelangsungan proses

produksi yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dan untuk

mengantisipasi pada setiap permintaan konsumen yang datang secara tidak

terduga. Dengan adanya persediaan bahan baku maka perusahaan dapat

memenuhi permintaan konsumen. Sistem yang dapat digunakan untuk pengadaan

bahan baku adalah MRP (Material Requirement Planning) atau sistem kebutuhan

bahan baku. Sistem MRP dapat digunakan untuk mengetahui jumlah bahan baku

yang akan dipesan sesuai dengan kebutuhan untuk produksi dengan

memperhitungkan juga biaya-biaya yang akan timbul akibat dari persediaan,

seperti biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas merupakan cara pengaturan

fasilitas-fasilitas pabrik untuk menunjang kelancaran proses produksi

(Wignjosoebroto, S., 1996). Tata letak pabrik ini meliputi perencanaan dan

pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja

pada masing-masing stasiun kerja.Jika disusun secara baik, maka operasi kerja

menjadi lebih efektif dan efisien.

Page 7: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

7

Dalam proses produksi tersebut, aliran bahan (material handling) terlihat

bolak-balik. Hal ini mengakibatkan proses produksi terganggu atau akan berhenti,

karena material handling akan sejalan dengan pelaksanaan proses produksi.

Selama proses produksi berlangsung, material handlingakan selalu muncul. Perlu

diingat bahwa material handling adalah seni dan ilmu yang meliputi penanganan,

pemindahan, pembungkusan (pengepakan), penyimpanan, sekaligus pengendalian

atau pengawasan dari bahan atau material dengan segala bentuknya, atau proses

pemindahan bahan dari satu lokasi ke lokasi lain ( Wignjosoebroto, S., 1996 ).

Kondisi tersebut menyebabkan proses produksi berlangsung lama dan

dengan tata letak yang tidak selalu berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang

dibuat dalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian yang tidak

kecil bagi perusahaan.

Perencanaan layout yang cermat tanpa diimbangi perencanaan material

handling yang baik, akan sia-sia untuk diterapkan. Sebab akan terjadi kesulitan

pemindahan bahan, arus bahan baku sampai produk akhir terganggu, akibat lebih

jauh tingkat produktivitas perusahaan menurun. Oleh karena itu perlu sekali

dilakukan perencanaan tata letak fasilitas dan perencanaan material handling. Hal

ini dapat dilakukan dengan metode penyusunan layout yang tepat yang akan

menghasilkan perencanaan layout fasilitas baru yang terbaik.

I.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:

Mampu menjelaskan tujuan dari Material Requirement Planning dan

Perencanaan Tata Letak Proses Produksi

Mampu menjelaskan Kelebihan dan Kekurangan Material Requirement

Planning dan Perencanaan Tata Letak Proses Produksi

Mengetahui Input, Proses, dan Output dari Material Requirement Planning

dan Perencanaan Tata Letak Proses Produksi

Page 8: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

8

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Material Requirement Planning

II.1.1 PengertianMaterial Requirement Planning

Perencanaan kebutuhan material (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu

teknik atau set prosedur yang sistematis untuk penentuan kuantitas serta waktu

dalam proses perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang

tergantung pada item–item tingkat (level) yang lebih tinggi (dependent demand).

Ada 4 kemampuan yang menjadi ciri utama dari sistem MRP yaitu:

1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat.

2. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item.

3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan.

4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal

yang sudah direncanakan.

Perencanaan kebutuhan material atau sering dikenal dengan Material

Requirement Planning (MRP) adalah suatu sistem informasi yang

terkomputerisasi untuk mengatur persediaan permintaan yang dependent dan

mengatur jadwal produksi.Sistem ini bertujuan untuk mengurangi tingkat

persediaan dan meningkatkan produktivitas. Terdapat dua hal penting dalam MRP

yaitu lead time, dan berapa banyaknya jumlah material yang siap dipesan

Dengan metode MRP dapat memesan sejumlah barang atau persediaan

sesuai dengan jadwal produksi, maka tidak akan ada pembelian barang walaupun

persediaan telah berada pada tingkat terendah. MRP dapat mengatasi masalah-

masalah kompleks dalam persediaan yang memproduksi banyak produk. Masalah

yang ditimbulkannya antara lain kebingungan inefisiensi, pelayanan yang tidak

memuaskan konsumen, dan lain - lain.

Penentuan kebutuhan material yang pasti dalam proses produksi akan

meminimalkan kerugian yang timbul dalam kaitannya dengan persediaan. Dengan

menggunakan metode MRP untuk melakukan penjadwalan produksi, maka

perusahaan akan menentukan secara tepat perencanaan tanggal penyelesaian

pekerjaan yang realistik, pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya, janji

kepada konsumen dapat ditepati dan waktu tengang pemesanan dapat dikurangi.

Page 9: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

9

II.1.2. Tujuan Material Requirement Planning

Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai

berikut :

1. Meminimalkan Persediaan MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu

komponen diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan

menggunakan komponen ini, pengadaan (pembelian) atas komponen yang

diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan

saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.

2. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman

MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik

dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi

maupun pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak

tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana

produksi.

3. Komitmen yang realistis. Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat

dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang

dilakukan secara lebih realistis. Hal ini mendorong meningkatnya kepuasan dan

kepercayaan konsumen.

4. Meningkatkan efisiensi. MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena

jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat

direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal Induk Produksi (JIP).

Dengan demikian terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan MRP

(Material Requirements Planning), yaitu :

a. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat. Kapan pekerjaan harus

selesai atau material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi (JIP) dapat

terpenuhi.

b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.

c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan. Kapan pemesanan atau

pembatalan pemesanan harus dilakukan.

d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang

harus direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.

Page 10: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

10

II.1.3. Kelebihan dan KelemahanMaterial Requirement Planning

II.1.3.1. Kelebihan MRP

Adapun kelebihan dari MRP sebagai berikut:

Kemampuan memberi harga lebih kompetitif

Mengurangi harga penjualan

Mengurangi Inventori

Pelayanan pelanggan yang lebih baik

Respon terhadap permintaan pasar lebih baik

Kemampuan mengubah jadwal induk

Mengurangi biaya setup

Mengurangi waktu menganggur

Memberi catatan kemajuan sehingga manager dapat merencanakan order

sebelum pesanan aktual dirilis

Memberitahu kapan memperlambat akan sebaik mempercepat

Menunda atau membatalkan pesanan

Mengubah kuantitas pesanan

Memajukan atau menunda batas waktu pesanan

Membantu perencanaan kapasitas

II.1.3.2. Kelemahan MRP

Problem utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data. Jika terdapat

data salah pada data persediaan, bill material data/master schedule kemudian juga

akan menghasilkan data salah. Problem utama lainnya adalah MRP systems

membutuhkan data spesifik berapa lama perusahaan menggunakan berbagai

komponen dalam memproduksi produk tertentu (asumsi semua variable). Desain

sistem ini juga mengasumsikan bahwa "lead time" dalam proses in manufacturing

sama untuk setiap item produk yang dibuat.

Proses manufaktur yang dimiliki perusahaan mungkin berbeda diberbagai

tempat. Hal ini berakibat terjadinya daftar pesanan yang berbeda karena

perbedaaan jarak yang jauh.The overall ERP system dapat digunakan untuk

mengorganisaisi sediaan dan kebutuhan menurut individu perusaaannya dan

Page 11: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

11

memungkinkan terjadinya komunikasi antar perusahaan sehingga dapat

mendistribuskan setiap komponen pada kebutuan perusahaan.

Hal ini mengindikasikan bahwa sebuah sistem enterprise perlu diterapkan sebelum

menerapkan sistem MRP. Sistem ERP system dibutuhkan untuk menghitung

secara reguler dengan benar bagaimana kebutuhan item sebenarnya yang harus

disediakan untuk proses produksi.

MRP tidak mengitung jumlah kapasitas produksi.Meskipun demikian,

dalam jumlah yang besar perlu diterapkan suatu sistem dalam tingkatan lebih

lanjut, yaitu MRP II.MRP II adalah sistem yang mengintegrasikan aspek

keuangan. Sistem ini mencakup perencanaan kapasitas kegagalan dalam

mengaplikasikan sistem MRP biasanya disebabkan oleh kurangnya komitmen top

manajemen, kesalahan memandang MRP hanyalah software yang hanya butuh

digunakan secara tepat, integrasi MRP JIT yang tidak tepat, Membutuhkan

pengoperasian yang akurat, dan Terlalu kaku.

II.1.4. Input, Proses, Output Material Requirement Planning

II.1.4.1. Input MRP

Input yang dibutuhkan dalam konsep MRP, yaitu sebagai berikut:

1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), merupakan ringkasan

skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan

pesanan pelanggan atau peramalan permintaan. JIP berisi perencanaan secara

mendetail mengenai jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir

beserta periode waktunya untuk suatu jangka perencanaan dengan memperhatikan

kapasitas yang tersedia.Sistem MRP mengasumsikan bahwa pesanan yang dicatat

dalam JIP adalah pasti, kendatipun hanya merupakan peramalan.

2. Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record),

merupakan catatan keadaan persediaan yang menggambarkan status semua item

yang ada dalam persediaan yang berkaitan dengan:

a. Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory).

b. Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan

datang (on order inventory).

c. Lead time dari setiap bahan.

Page 12: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

12

3. Struktur Produk (Bill Of Material), merupakan kaitan antara produk dengan

komponen penyusunnya yang memberikan informasi mengenai daftar komponen,

campuran bahan dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk. BOM

juga memberikan deskripsi, penjelasan dan kuantitas dari setiap bahan baku yang

diperlukan untuk membuat satu unit produk.

II.1.4.2. Proses MRP

Langkah–langkah dasar dalam penyusunan MRP, yaitu antara lain:

1. Netting

yaitu proses perhitungan jumlah kebutuhan bersih untuk setiap periode selama

horison perencanaan yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor

dengan jadwal penerimaan persediaan dan persediaan awal yang tersedia.

2.Lotting

yaitu penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan (lot size) yang optimal untuk

sebuah item berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan.

3. Offsetting

yaitu proses yang bertujuan untuk menentukan saat yang tepat melaksanakan

rencana pemesanan dalam pemenuhan kebutuhan bersih. Penentuan rencana saat

pemesanan ini diperoleh dengan cara mengurangkan kebutuhan bersih yang harus

tersedia dengan waktu ancang-ancang (lead time).

4. Exploding

merupakan proses perhitungan dari ketiga langkah sebelumnya yaitu netting,

lotting dan offsetting yang dilakukan untuk komponen atau item yang berada pada

level dibawahnya berdasarkan atas rencana pemesanan

II.1.4.3.Output MRP

Output MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP,

yaitu :

1. Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana) penentuan jumlah

kebutuhan material serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan

datang.

2. Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan) berguna bagi

pembeli yang akan digunakan untuk bernegoisasi dengan pemasok dan

Page 13: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

13

berguna juga bagi manajer manufaktur yang akan digunakan untuk

mengontrol proses produksi.

3. Changes to Planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah

direncanakan) yang merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan

pesanan dan pengubahan jumlah pesanan.

4. Performance Report (Laporan Penampilan), suatu tampilan yang

menunjukkan sejauh mana sistem bekerja, kaitannya dengan kekosongan

stok dan ukuran yang lain.

II.2. Perencanaan Tata Letak Proses Produksi

II.2.1. Pengertian Tata Letak Fasilitas atau Pabrik

Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak pabrik atau tata letak fasilitas

dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna

menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan berguna untuk

luas area penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran

gerakan perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer

maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya. Tata letak pabrik ada dua hal

yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang ada

dari pabrik. Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik seringkali hal ini

akan kita artikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada

ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaaan tata letak pabrik yang baru sama

sekali.

Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut

menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan

hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Peralatan dan suatu desain produk

yang bagus akan tidak ada artinya akibat perencanaan tata letak yang

sembarangan saja. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normalnya

harus berlangsung lama dengan tata letak yang tidak selalu berubah-ubah, maka

setiap kekeliruan yang dibuat didalam perencanaan tata letak ini akan

menyebabkan kerugian-kerugian yang tidak kecil.

Tujuan utama didalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk

meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya

Page 14: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

14

seperti biaya untuk kontruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun

fasilitas produksi lainnya. Selain itu biaya pemindahan bahan, biaya produksi,

perbaikan, keamanan, biaya penyimpanan produk setengah jadi dan pengaturan

tata letak pabrik yang optimal akan dapat pula memberikan kemudahan di dalam

proses supervisi serta menghadapi rencana perluasan pabrik kelak dikemudian

hari.

II.2.2. Pentingnya Tata Letak Dan Pemindahan Bahan

Keuntungan-keuntungan yang didapat berupa kenaikan jumlah produksi,

mengurangi waktu tunggu, mengurangi waktu proses pemindahan bahan,

penghematan penggunaan area untuk produksi, gudang, dan pelayanan, kemudian

pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas

produksi. Selain itu, proses manufakturing yang lebih singkat, mengurangi resiko

bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator, memperbaiki moral dan

kepuasan kerja, mempermudah aktivitas supervisi, mengurangi kemacetan dan

kesimpangsiuran, dan mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi

kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi.

II.2.3. Tujuan Perancangan Fasilitas

Tata letak dan pemindahan bahan berpengaruh paling besar pada

produktifitas dan keuntungan dari suatu perusahaan bila dibandingkan dengan

faktor-faktor lainnya.Selain itu, material handling sangat berpengaruh sebagai

50% penyebab kecelakaan yang terjadi dalam industri dan merupakan 40% dari

80% seluruh biaya operasional. Dalam pelaksanaanya, tata letak dan material

handling memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Secara garis besar, tujuan utama dari perancangan tata letak adalah

mengatur area kerja beserta seluruh fasilitas produksi di dalamnya untuk

membentuk proses produksi yang paling ekonomis, aman, nyaman, efektif, dan

efisien. Selain itu, perancangan tata letak juga bertujuan untuk mengembangkan

material handling yang baik, penggunaan lahan yang efisien, mempermudah

perawatan, dan meningkatkan kemudahan dan kenyamanan lingkungan kerja.

Terdapat beberapa keuntungan tata letak fasilitas yang baik, yaitu:

1. Menaikkan output produksi

Page 15: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

15

Pada umumnya, tat letak yang baik akan memberikan output yang lebih besar

dengan ongkos kerja yang lebih kecil atau sama, dengan jam kerja pegawai yang

lebih kecil dan jam kerja mesin yang lebih kecil.

2. Mengurangi delay

Mengatur keseimbangan antara waktu operasi dan beban dari tiap-tiap departemen

atau mesin adalah bagian dari tanggung jawab perancang tata letak fasilitas.

Pengaturan yang baik akan mengurangi waktu tunggu atau delay yang berlebihan

yang dapat disebabkan oleh adanya gerakan balik (back-tracking), gerakan

memotong (cross-movement), dan kemacetan (congestion) yang menyebabkan

proses perpindahan terhambat.

3. Mengurangi jarak perpindahan barang

Dalam proses produksi, perpindahan barang atau material pasti terjadi. Mulai dari

bahan baku memasuki proses awal, pemindahan barang setengah jadi, sampai

barang jadi yang siap untuk dipasarkan disimpan dalam gudang. Mengingat begitu

banyaknya perpindahan barang yang terjadi dan betapa besarnya peranan

perpindahan barang, terutama dalam proses produksi, maka perancangan tata letak

yang baik akan meminimalkan biaya perpindahan barang tersebut.

4. Penghematan pemanfaatan area

Perancangan tata letak yang baik akan mengatasi pemborosan pemakaian ruang

yang berlebihan.

5. Pemaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi

lainnya.

6. Proses manufaktur yang lebih singkat

Dengan memperpendek jarak antar proses produksi dan mengurangi bottle neck,

maka waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu produk akan lebih singkat

sehingga total waktu produksi pun dapat dipersingkat.

7. Mengurangi resiko kecelakaan kerja

Perancangan tata letak yang baik juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan

kerja yang aman, dan nyaman bagi para pekerja yang terkait di dalamnya.

8. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman

Dengan penataan lingkungan kerja yang baik, tertata rapi, tertib, pencahayaan

yang baik, sirkulasi udara yang baik , dsb, maka suasana kerja yang baik akan

Page 16: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

16

tercipta sehingga moral dan kepuasan kerja para pekerja akan meningkat. Hal ini

berpengaruh pada kinerja karyawan yang juga akan meningkat sehingga

produktivitas kerja akan terjaga.

9. Mempermudah aktivitas supervisor

Tata letak yang baik akan mempermudah seorang supervisor untuk mengamati

jalannya proses produksi.

Dalam PTLP ini pada dasarnya akan merupakan proses pengurutan dari

suatu perencanaan tata letak yang sistematis. Urutan proses tersebut dapat

dikemukakan sebagai berikut :

1. Pemilihan Lokasi

2. Opeation Process Chart (OPC)

3. Routing Sheet

4. Multi Product Process Chart (MPPC)

5. Menentukan Gudang

6. Ongkos Material Handling (OMH)

7. From To Chart (FTC)

8. Outflow, Inflow

9. Tabel Skala Prioritas (TSP)

10. Activity Relationship Diagram (ARD)

11. Activity Relationship Chart (ARC)

12. Area Alocation Diagram (AAD)

II.2.4. Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi

Menurut Wignjosoebroto (2009), pemilihan dan penempatan alternatif tata

letak merupakan langkah yang kritis dalam proses perencanaan fasilitas produksi,

karena tata letak yang dipilihakan menentukan hubungan fisik dariaktivitas

produksi yang berlangsung.Penetapan mengenai macam spesifikasi,jumlah dan

luas area dari fasilitas produksiyang diperlukan merupakan langkah awalsebelum

perencanaan pengaturan tata letakfasilitas.

Salah satu alasan orang cenderung untukmemusatkan perhatian terlebih

dahulupada tata letak baru kemudian sistempemindahan bahannya terletak

padapenekanan terhadap proses manufacturingyang berlangsung. Ada empat

Page 17: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

17

macam atautipe tata letak yang secara klasik umumdiaplikasikan dalam desain

tata letak,yaitu :

a. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan AliranProduksi

Menurut Wignjosoebroto (2009), jika suatu produk secara khusus

memproduksi suatu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah besar

dan waktu produksi yang lama, maka semua fasilitas produksi dari pabrik tersebut

diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien

mungkin. Dengan tata letak berdasarkan aliran produksi, maka mesin dan fasilitas

produksi lainnya akan diatur menurut prinsip mesin sesudah mesin atau prosesnya

selalu berurutan sesuai dengan aliran proses, tidak peduli macam mesin yang

dipergunakan.

b. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Lokasi Material Tetap

Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak fasilitas berdasarkan proses

tetap, material atau komponen produk utama akan tetap pada posisi/lokasinya.

Sedangkan fasilitas produksi seperti alat, mesin, manusia serta

komponenkomponen kecil lainnya akan bergerak menuju lokasi material atau

komponen produk utama tersebut. Pada proses perakitan tata letak tipe ini alat dan

peralatan kerja lainnya akan cukup mudah dipindahkan. Berikut skema diagram

dari tata letak fasilitas produksi yang diatur berdasarkan posisi material tetap.

c. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk

Tata letak tipe ini didasarkan pada pengelompokkan produk atau

komponen yang akan dibuat. Produk-produk yang tidak identik dikelompok

berdasarkan langkah-langkah proses, bentuk, mesin atau peralatan yang dipakai

dan sebagainya. Disini pengelompokkan tidak didasarkan pada kesamaan jenis

produk akhir seperti halnya pada tipe produk tata letak. Pada tipe kelompok

produk, mesin-mesin atau fasilitas produksi nantinya juga akan dikelompokkan

dan di tempatkan dalam sebuah manufacturing sel. Karena disini setiap kelompok

produk akan memiliki urutan proses yang sama maka akan menghasilkan tingkat

efisien yang tinggi dalam proses manufakturingnya. Efisiensi tinggi tersebut akan

dicapai sebagai konsekuensi pengaturan fasilitas produksi secara kelompok atau

sel yang menjamin kelancaran aliran kerja.

Page 18: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

18

d. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi atau Macam Proses

Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak berdasarkan macam proses

sering dikenal dengan proses atau tata letak berdasarkan fungsi adalah metode

pengaturan dan penempatan dari segala mesin serta peralatan produksi yang

memiliki tipe atau jenis sama ke dalam satu departemen. Dalam tata letak menurut

macam proses, semua mesin dan peralatan yang mempunyai ciri operasi yang

sama akan dikelompokkan bersama sesuai dengan proses atau fungsi kerjanya.

Page 19: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

19

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. Profil PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

PT. Mondelēz Indonesia Manufacturing adalah salah satu pabrik dari

Mondelēz International Group, yang sebelumnya dikenal dengan nama Kraft

Foods International. Pabrik ini berlokasi di Komplek Jababeka Industrial Estate,

Jalan Jababeka VII Kav.K-2, Cikarang – Bekasi 17530.Pabrik ini memproduksi

beberapa produk biskuit seperti oreo, ritz, biskuat dan chips ahoy serta produk-

produk ekspor. PT. Mondelez Indonesia Manufacturing memiliki karyawan +/-

1100 Karyawan, dengan sistem kerja 3 shift.

Perusahaan ini berdiri pada tahun 1996 dengan nama PT. Nabisco Indonesia,

kemudian berubah menjadi PT. Kraft Food Indonesia, dan pada tahun 2009

kemudian berubah menjadi PT. Mondelez Indonesia Manufacturing.

Page 20: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

20

III. 2. Penerapan MRP di PT. Mondelēz Indonesia Manufacturing

Sebagai salah perusahaan FMCG (Fast Moving Consumer Goods), PT.

Mondelez Indonesia Manufacturing melakukan aktifitas bisnisnya menggunakan

sistem operasi SAP yang digunakan untuk seluruh aktifitas proses produksi dari

perencanaan, pembelian bahan baku, produksi produk jadi, penyimpanan barang

dan distribusi produk jadi produksi.

MRP (Material Requirement Planning) adalah suatu sistem perencanaan

dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang memerlukan beberapa

tahapan proses atau fase. MRP merupakan suatu rencana produksi untuk sejumlah

produk jadi yang diterjemahkan ke dalam masing-masing komponen yang

dibutuhkan dengan waktu tenggang, sehingga ditentukan kapan dan berapa

banyak bahan yang dipesan untuk masing-masing komponen produk yang dibuat

(Rangkuti, 2004:144)

Gambar Proses Flow Proses Perencanaan Produksi PT. Mondelez Indonesia

Manufacturing

Proses produksi barang jadi dimulai dengan adanya permintaan dari pasar

berupa PO (Purchase Order) yang diperoleh dari pihak distributor atau key

account (modern trade), kemudian permintaan ini disesuaikan dengan adanya stok

di gudang barang jadi, kemudian dilakukan perencanaan produksi dan MRP atau

Page 21: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

21

perencaan kebutuhan bahan baik berupa bahan baku, bahan pengemasan dan

kebutuhan karyawan serta energy yang diperlukan seperti gas, listrik dan lain-lain.

MRP dilakukan dalam jangka waktu mingguan dan bulanan, yaitu dalam

setiap minggu dilakukan perencaan kebutuhan bahan yang dilakukan dengan cara

perhitungan oleh sistem yaitu MRP calculation based on SAP(System

Application Products).

Tabel di bawah ini adalah salah satu contoh perhitungan MRP untuk bahan

baku material tepung sesuai dengan pengolahan sistem SAP, terlihat stock awal

pada tgl 25 April 2014 sebesar 180,946.95 Kg, kemudian terdapat safety stock

sebesar 25,000 Kg, maka stock kemudian menjadi 105,946.95 Kg, kemudian pada

tanggal 13 terjadi order settlement sebesar 50,000 Kg atau konsumsi, dan

seterusnya dihitung secara automatis dengan SAP.

Tabel contoh kalkulasi MRP PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

Demikian juga dalam MRP bahan kemasan berupa film kemasan maka

sistem SAP melakukan proses perhitungan dengan hasil berikut:

Page 22: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

22

Tabel Hasil Perhitungan Sistem SAP Bahan Kemasan Film

Dari tabel terlihat, stok awal pada tanggal 25 April 2014 sebesar 2,070.16

M2, kemudian terjadi pembelian sebesar 4,580 M2 yang akan datang pada tanggal

20 April 2014, kemudian ada perencanaan penggunaan untuk produksi sebesar

6,172.411 M2 pada tanggal 03 Mei 2014 sehingga proyeksi stock pada tanggal

tersebut adalah 477.749 M2. Dan seterusnya dilakukan kalkulasiMRP sesuai

dengan kebutuhan produksi.

Dalam hal perencanaan produksi PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

melakukan sesuai dengan standar penggunaan material yang tercantum dalam Bill

Of Material atau standar penggunaan material disetiap produk.

III.3. Perencanaan Tata Letak Proses Produksi PT. Mondelēz

IndonesiaManufacturing

Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas merupakan cara pengaturan

fasilitas-fasilitas pabrik untuk menunjang kelancaran proses produksi

(Wignjosoebroto, S., 1996). Tata letak pabrik ini meliputiperencanaan dan

pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yangbekerja pada

masing-masing stasiun kerja.Jika disusun secara baik,maka operasi kerja menjadi

lebih efektif dan efisien.

PT. Mondelez Indonesia Manufacturingmerupakan industri pengolahan

biskuit yang memiliki fasilitas produksi yang cukup besar. PT. MIM terletak di

kawasan industry Jababeka, yang merupakan kawasan industry terbesar di

Indonesia, tata letak fasilitas dan proses produksi yang ada terdiri dari 5 Line

proses produksi dan 2 gudang, yaitu Line 1 – Produksi Ritz biskuit, Line 2 –

Produksi Mini Oreo, Line 3 – Produksi Oreo Reguler, Line 4 – Produksi Chips

Page 23: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

23

Ahoy dan Crumb dan Line 5 – Produksi Oreo Reguler dan 2 gudang terdiri dari

gudang bahan baku dan gudang barang jadi.

Seperti terlihat dalam gambar diatas, line proses produksi biskuit terdiri

dari bagian storage (penyimpanan) yaitu penyimpanan bahan baku curah/bulk dan

penyimpanan bahan baku berupa karung, kemudian bagian utility seperti air, gas,

compressor, boiler dan generator listrik, kemudian proses dimulai dari mixing,

kemudian forming atau pencetakan, oven/pemanggangan, kemudian konveyor

pendingin, creaming section, cooling tunnel kemudian bagian pembungkusan atau

packing dan cartoning.

Gambar Tata letak Proses Produksi Biskuit PT. MIM

Tata letak atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang ada

merupakan landasan utama dalam dunia industri. Pada umumnya tata letak pabrik

yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa

hal akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu

industri. Dalam membangun suatu perusahaaan harus sesuai dengan perencanaan

dan perancangan yang sesuai dengan syarat pendirian suatu perusahaan. Dengan

adanya perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas ini, diharapkan agar aliran

proses serta pemindahan bahan yang ada di dalam suatu perusahaan berjalan

dengan lancar. Kelancaran proses produksi dapat meminimumkan biaya dan

mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh. Selain itu, perencanaan dan

Page 24: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

24

perancangan tata letak fasilitas ini juga berguna untuk mengoptimalkan hubungan

antar aktivitas.

Gambar Tata letak Packaging area PT. MIM

Tata letak bagian pengemasan atau packaging area, dilakukan dengan

melihat keseluruhan proses flow, sebagaimana gambar diatas, dimana setelah

produk keluar dari proses dalam kondisi “naked” atau biskuit belum dikemas,

kemudian diarahkan ke mesin packing masing-masing, kemudian dlakukan

pengemasan primer dengan menggunakan beberapa mesin, mesin paket atau

single produk dan mesin slug atau roll, dimana produk biskuit harus dikemas

kedalam kemasan plastic ber metalized.

Page 25: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

25

BAB IV

PENUTUP

IV.1. Kesimpulan

Material Requirement Planning merupakan suatu sistem yang mengatur

bahan-bahan material yang dibutuhkan untuk proses produksi karena dengan

MRP PT. MIM dapat mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah

kemungkinan kehabisan bahan material atau suatu sistem penjadwalan kebutuhan

bahan baku berdasarkan tahap waktu untuk operasi produksi.

Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai

berikut :

1. Meminimalkan Persediaan

2. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman

3. Komitmen yang realistis

4. Meningkatkan efisiensi

Penerapan proses perencanaan tata letak lokasi (layout)telah dilakukan

pada keseluruhan fasilitas pabrik PT. MIM yang ada mulai dari area administrasi,

pergudangan, proses produksi, penyimpanan bahan baku, dan barang jadi.

IV.2. Saran

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari

kesempurnaanya dan adapun kelemahan-kelemahan dari penulis dalam penulisan

makalah ini, baik itu kurangnya fasilitas yang mendukung seperti buku-buku

referensi yang begitu terbatas dalam menjamin penyelesaian penulisan makalah

ini sehingga kritik dan saran yang bersifat konstruktif baik itu dari bapak dosen

maupun dari rekan-rekan mahasiswa/i sangatlah diharapkan untuk membantu

prosses penulisan lebih lanjut.

Page 26: Tugas Mata Kuliah:Manajemen Produksi dan Operasi · PDF fileHASIL DAN PEMBAHASAN ... Makalah ini berisi tentang hasil kunjungan industri pada PT. Mondelez Indonesia Manufacturing

26

DAFTAR PUSTAKA

Eddy Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Penerbit PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1999.

Herry P. Chandra cs,2001, Material Requirement Planning

http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=96

2:mrp-material-requirement-planning&catid=25:industri&Itemid=14

http://dodogusmao.wordpress.com/2010/07/28/material-requirement-planning/

http://sistemmanufaktur.blogspot.com/

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&qual=high&submitval=&fname=%2

Fjiunkpe%2Fs1%2Feakt%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-32497042-1117-

siantarjaya-chapter2.pdf

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/e32ffa5821cea509c1f2df3a0644d3ff2

78069ae.pdf

openstorage.gunadarma.ac.id/handouts/S1.../PTLP/PTLP.doc

http://maman6366.files.wordpress.com/2009/05/modul-3-lokasi-dan-tata-letak-

fasilitas.pptx

http://www.google.co.id/kangbison.files.wordpress.com/2009/05/perancangan-

tata-letaktemu5.ppt

Plenert. G. 1999. Focusing material requirements planning (MRP) towards

performance. European Journal of Operational Research 119 (1999) 91±99.

Sritomo.Tata Letak Pabrik dan PemindahanBahan.

Wigjosoebroto, S., 1996, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Guna Widya,

Jakarta.

Zulian Yamit, Drs. Msi, Manajemen Persediaan, Penerbit Ekonesia Kampus

Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta.