tugas mata kuliah ilmu sosial dan budaya dasar julian afm

4
Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Nama : Julian Hidayat Program Studi : D3 Analis Farmasi dan Makanan NIM : 30213014 No. Absen : 9 Produk Ilegal Resahkan Masyarakat Materi Masyarakat saat ini dibuat resah dan khawatir dengan maraknya produk-produk ilegal, baik itu makanan, minuman, obat, obat tradisional, dan kosmetik. Pasalnya izin edar yang tertera pada label informasi pun dinyatakan palsu oleh pihak BPOM. Hal ini dikarenakan produk-produk tersebut tidak memenuhi beberapa aspek, seperti perizinan yang tidak sesuai, mengandung pengawet, pemanis, pewarna berbahaya, mengandung Bahan Kimia Obat (BKO), mengandung senyawa sintesis yang tidak diizinkan oleh BPOM, tidak memenuhi Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB), Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), dan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB). Aspek-aspek ini penting karena untuk melindungi konsumen dari efek samping yang merugikan. Hal ini sangat disayangkan, karena masih banyak produsen dan distributor yang mengabaikan efek samping demi mementingkan keuntungan semata, contohnya beberapa waktu lalu BPOM menutup sebuah pabrik jamu megandung BKO yang beromset miliaran rupiah di Serang, Banten.

Upload: julianhidayat

Post on 09-Apr-2016

16 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya mengenai Isu Produk Ilegal Resahkan Masyarakat

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Julian AFM

Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Nama : Julian Hidayat

Program Studi : D3 Analis Farmasi dan Makanan

NIM : 30213014

No. Absen : 9

Produk Ilegal Resahkan MasyarakatMateri

Masyarakat saat ini dibuat resah dan khawatir dengan maraknya produk-

produk ilegal, baik itu makanan, minuman, obat, obat tradisional, dan kosmetik.

Pasalnya izin edar yang tertera pada label informasi pun dinyatakan palsu oleh

pihak BPOM. Hal ini dikarenakan produk-produk tersebut tidak memenuhi

beberapa aspek, seperti perizinan yang tidak sesuai, mengandung pengawet,

pemanis, pewarna berbahaya, mengandung Bahan Kimia Obat (BKO),

mengandung senyawa sintesis yang tidak diizinkan oleh BPOM, tidak memenuhi

Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB), Cara Pembuatan Obat yang Baik

(CPOB), Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), dan Cara

Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB). Aspek-aspek ini penting karena untuk

melindungi konsumen dari efek samping yang merugikan.

Hal ini sangat disayangkan, karena masih banyak produsen dan distributor

yang mengabaikan efek samping demi mementingkan keuntungan semata,

contohnya beberapa waktu lalu BPOM menutup sebuah pabrik jamu megandung

BKO yang beromset miliaran rupiah di Serang, Banten. Ratusan kosmetik ilegal

yang dijual secara online disita di suatu rumah daerah Karanganyar, Jawa Tengah,

kemudian BPOM juga menemukan berbagai jenis obat palsu untuk penyakit

diabetes, hipertensi, dan gangguan ereksi. Jajanan anak sekolah dipinggir jalan

banyak yang mengandung bahan pengawet dan pewarna berbahaya. Minimnya

pengetahuan membuat masyarakat sering terkecoh apalagi harga yang ditawarkan

jauh lebih murah.

Produsen-produsen tersebut berdalih bahwa produknya aman untuk

digunakan, mereka beralasan belum ada customer mereka yang mengalami reaksi

efek samping atau gangguan dari bahan berbahaya yang mereka gunakan.

Produsen tidak tahu jika bahan berbahaya yang mereka gunakan tidak langsung

Page 2: Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Julian AFM

memberikan efek samping jangka pendek, melainkan juga jangka panjang.

Pemakaian bahan berbahaya yang terus menerus dapat menyebabkan beberapa

masalah gangguan kesehatan, yakni gangguan fungsi hati, ginjal, jantung,

menyebabkan kanker, dan bahkan kematian.

Masyarakat harus waspada dengan izin edar palsu pada suatu produk,

yakni bisa membedakan antara izin Depkes dan izin BPOM. Pasalnya saat ini

banyak produsen contohnya kosmetik yang menyatakan memiliki izin edar

Depkes, padahal kosmetik ditujukkan memiliki izin BPOM. Izin BPOM adalah

izin tertinggi yang harus dan wajib dimiliki untuk setiap obat-obatan, kosmetik,

dan suplemen makanan, sedangkan izin Depkes diperuntukan untuk izin industri

rumah tangga dengan kriteria produk tidak boleh ber SNI dan bukan produk yang

ditetapkan oleh BPOM. Masyarakatpun diminta untuk mewaspadai berbagai

produk yang tidak memiliki nomor pendaftaran atau notifikasi di kemasan produk.

Masyarakat khususnya orangtua harus lebih bisa mengawasi apa yang

dikonsumsi anak-anaknya. Anak merupakan kelompok penduduk yang paling

rentan terhadap gangguan gizi dan kesehatan. Masalah keamanan pangan jajanan

disekitar sekolah maupun yang dijajakan pada warung-warung dekat pemukiman

warga antara lain ditemukannya produk olahan yang tercemar bahan berbahaya

baik mikrobiologis ataupun kimia dan pangan siap saji yang belum memenuhi

persyaratan hygene dan sanitasi. Kelegalan suatu produk adalah suatu keharusan

agar konsumen dapat mendapat manfaat dari produk yang digunakan tanpa

memberikan efek samping yang merugikan.

Page 3: Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Julian AFM

Solusi

BPOM dan pihak kepolisian diharap menelusuri distributor dan produsen

untuk mencegah maraknya produk ilegal. Masyarakat dihimbau agar lebih cerdas

dalam membaca label dan memilih produk agar mendapat manfaat dari makanan,

obat, dan kosmetik yang digunakan. Jadilah konsumen yang cerdas yang tidak

mudah terpengaruhi oleh isu dan informasi yang beredar di media sosial, jika

ragu-ragu atau ingin mendapatkan informasi lebih lanjut, hubungi Contact Center

HALO BPOM 500533, sms ke 081.21.9999.533, email [email protected]

atau dapat mengecek izin edar melalui www.pom.go.id .

Laporan tidak harus memiliki kepastian seratus persen, bila ditemukan

masalah tetapi bingung ataupun ragu, lebih baik dilaporkan daripada tidak sama

sekali.“. To know something that is harmful to another person, who does not

know, and not telling, is unethical” artinya jika kita mengetahui sesuatu yang

dapat membahayakan kesehatan orang lain yang tidak mengetahuinya, dan kita

tidak memberitahukannya adalah tidak etis (Ditjen POM, 2015).