diajukan kepada fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan untuk...

113
PENGARUH METODE HYPNOTEACHING TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI PKBM HIMMATA JAKARTA UTARA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh: JULIAN ACHMADIAN MUSLIM NIM: 1111015000010 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: phunghuong

Post on 29-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

i

PENGARUH METODE HYPNOTEACHING TERHADAP

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DI PKBM HIMMATA JAKARTA UTARA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

JULIAN ACHMADIAN MUSLIM

NIM: 1111015000010

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada
Page 3: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada
Page 4: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada
Page 5: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada
Page 6: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

i

ABSTRACT

JULIAN ACHMADIAN MUSLIM, THE INFLUENCE HYPNOTEACHING

METHOD TO INCREASE STUDENT MOTIVATION AT PKBM HIMMATA

NORTH JAKARTA. Departement Of Social Sciences Education, Tarbiyah And

Teaching Faculty, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015

The purpose of the research in order to know how the influence hypnoteaching

method to increase student motivation at PKBM Himmata North Jakarta.

The method used in this research is descriptive method of kualitatif which

describes what it is, which is supported by the data obiained through field

research, the method is used to determine the influence hypnoteaching method to

increase student motivation. In this research the subjects research students class

X and class XI PKBM Himmata North Jakarta, the researcher took 12 students of

class X and 5 students of class XI at the sample. The instrument used was a

questionnaire, interview, and observation. The kualitatif descriptivetechnique

which describes what it is, then making a frequency table was proveded with a

percentage.

The research result indicates that there is a influence hypnoteaching method to

increase student motivation, through interviews and distributed questionnaires to

17 students who responded, it showed that the influence hypnoteaching method to

increase student motivation starting from students who are comfortable being in

class and teacher who has a pleasant personality.

Keyword : Hypnoteaching Method, Student Motivation.

Page 7: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas ijin

dan rahmat hidayah Nya maka skripsi ini dapat di selesaikan. Shalawat dan salam

semoga selalu tercurhakan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada ummat manusia tentang

kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah

diajarkan kepada ummat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman.

Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hiayah Nya skripsi dengan judul

Pengaruh Metode Hypnoteaching Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar

Siswa Di PKBM HIMMATA Jakarta Utara dapat diselesaikan sebagai satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) pada UIN syarif

Hidayatullah Jakarta.

Tidak lupa semua pihak yang sangat membantu dalam proses penyelesaian skripsi

ini, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapakan terima kasih yang

sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd . selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, beserta para dosen yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis dari awal perkuliahan hingga selesai skripsi ini.

3. Kepada Dr. Nurochim, MM selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Staf PKBM HIMMATA yang telah membantu sehingga penelitian

ini dapat berlangsung dengan lancer, khususnya kepada Ka Syahrudin

S.Kom dan Pak Nurrahman S.Pd yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ayahanda Ahmad Namin dan Ibunda Atikah yang selalu memberikan

Do‟a, dukungan, semangat, dan cinta kasih kepada penulis agar skripsi ini

Page 8: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

iii

selesai. Dan selalu sabar untuk menyemangati peneliti dengan tulus dan

kasih sayang tiada hentinya kepada penulis. Dan untuk adikku tersayang

Fika Nur Shaliha yang selalu memotivasi penulis untuk melakukan yang

terbaik dan menjadi teladan yang baik.

6. Untuk Kakek tercinta H. Zaini Abdullah dan Nenek tercinta Najeha

tersayang selalu memberikan motivasi kepada penulis. Serta Seluruh

Keluraga Besar Mpo Pipit, Mpo Ela, Mpo Yanti, Bang Jamal, Nida, Fira,

dan Rio yang selalu bertanya “ Kapan Sidang? Kapan Wisuda? “ sehingga

penulis menjadi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Anita Putri Pertiwi, S. Pd yang setia tanpa lelah menemani penulis selama

proses penelitian berlangsung.

8. Temen – temen IPS Angkatan 2011 Khususnya Pandawa Owe, Riki,

Mulyadi, Muslihudin, Riris, Ahmad Hambali, Burhanuddin Hekmatyar,

Khoirul Fahrudin, yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

9. Seluruh Anggota Karang Taruna Tunas Mawar RT 05/01 Kel. Buaran

Kec. Serpong yang telah memberikan motivasi sepenuhnya kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan

karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu krtik dan saran yang

membangun sengat penulis harapan. Mudah – mudahan skripi ini dapat

bemanfaat bagi penulis khusunya dan umumnya bagi khasanah ilmu

pengetahuan.

Ciputat, Oktober 2015

Penulis,

Julian Achmadian Muslim

Page 9: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ......................................................... 7

D. Perumusan Masalah .......................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ............................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Metode Hypnoteaching ...................................................... 9

1. Pengertan Metode Hypnoteaching .............................. 9

2. Sejarah Hypnoteaching ............................................... 11

3. Kondisi Hypnoteaching ............................................... 12

4. Prinsip Kerja Hypnoteaching ...................................... 14

5. Langkah – Langkah Pembelajaran Hypnoteaching ..... 16

Page 10: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

v

6. Penerapan Metode Hypnoteaching di Sekolah ........... 19

7. Aplikasi Metode Hypnoteaching Dalam Belajar –

Mengajar ..................................................................... 21

8. Manfaat Metode Hypnoteaching ................................. 24

9. Kelebihan dan Kekurangan Metode Hypnoteaching .. 24

B. Motivasi .............................................................................. 26

1. Pengertian Motivasi .................................................... 26

2. Jenis –Jenis Motivasi .................................................. 27

3. Fungsi Motivasi ........................................................... 27

C. Belajar ................................................................................. 28

1. Pengertian Belajar ....................................................... 28

2. Prinsip – Prinsip Belajar ............................................. 30

D. Motivasi Belajar ................................................................. 31

1. Hakikat Motivasi Belajar ............................................ 31

2. Indikator Motivasi Belajar .......................................... 31

3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar .................................. 32

4. Unsur – Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi

Belajar ......................................................................... 33

E. Penelitian yang Relevan .................................................... 35

F. Kerangka Berfikir .............................................................. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................... 38

B. Metode Penelitian .............................................................. 38

C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................. 38

D. Sumber Data ...................................................................... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 40

Page 11: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

vi

F. Instrumen Penelitian .......................................................... 42

G. Teknik Analisis Data ......................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum sekolah PKBM Himmata Jakarta

Utara ................................................................................. 48

1. Sejarah singkat sekolah PKBM Himmata Jakarta

Utara ............................................................................ 48

2. Deskripsi Lingkungan .................................................. 49

3. Identitas Sekolah ......................................................... 50

4. Peranan PKBM Himmata ............................................ 50

5. Visi dan Misi Sekolah PKBM Himmata Jakarta

Utara ............................................................................. 52

B. Keadaan Pengurus, Fasilitas Yang Dimiliki ...................... 52

1. Keadaan Pengurus ........................................................ 52

2. Sarana Fasilitas Yang Dimiliki .................................... 52

C. Deskripsi Data dan Analisis Data ..................................... 54

1. Deskripsi dan Analisis Atas Data Yang

Bersumber Dari Guru ................................................... 54

2. Deskripsi dan Analisis Atas Data Yang Bersumber

Dari Siswa ................................................................... 55

D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ 76

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................... 78

B. Saran .................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Observasi ................................................................ 42

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ................................................................ 43

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Angket ..................................................................... 44

Tabel 3.4 Kisi – Kisi Dokumentasi ........................................................... 45

Tabel 4.1 Identitas Sekolah ....................................................................... 50

Tabel 4.2 Peranan PKBM Himmata .......................................................... 51

Tabel 4.3 Keadaan Pengurus ..................................................................... 52

Tabel 4.4 Sarana dan Fasilitas Yang Dimiliki ........................................... 53

Tabel 4.5 Saya dapat mengerjakan tugas sampai dengan selesai tanpa

berhenti ...................................................................................... 55

Tabel 4.6 Saya tidak dapat mengerjakan tugas ketika mengalami

kesulitan .................................................................................... 56

Tabel 4.7 Apabila ada tugas atau PR saya dapat mengerjakannya dengan

baik ............................................................................................ 57

Tabel 4.8 Saya dapat bersikap cukup puas terhadap prestasi yang telah

dicapai ....................................................................................... 57

Tabel 4.9 Saya berminat untuk mencapai sebuah target dalam

berprestasi ................................................................................. 58

Tabel 4.10 Saya bersungguh – sungguh dalam menjalankan tugas agar

prestasi saya lebih baik dari siswa lain ..................................... 59

Tabel 4.11 Saya selalu mendapatkan hasil yang maksimal ketika belajar

di rumah .................................................................................... 60

Tabel 4.12 Saya tidak dapat mengerjakan tugas sekolah dengan bekerja

Sendiri ....................................................................................... 60

Page 13: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

viii

Tabel 4.13 Saya dapat mengerjakan tugas sekolah itu dikerjakan

di rumah ................................................................................... 61

Tabel 4.14 Saya dapat mempertahankan pengetahuan saya untuk

dijadikan keyakinan dalam berargumen (diskusi).................... 62

Tabel 4.15 Saya tidak mampu mempertahankan pengetahuan saya

(ragu – ragu) ketika menjawab soal- soal ................................ 63

Tabel 4.16 Saya berdiskusi dengan siswa lainnya jika saya mengalami

kesulitan dalam proses belajar ................................................. 64

Tabel 4.17 Saya dapat mengalami kesulitan belajar, saya lebih suka

bekerja keras untuk menyelesaikan dari pada beralih

kepada kegiatan lainnya .......................................................... 65

Tabel 4.18 Saya merasa tidak tertarik apabila guru memberikan soal

terus – menerus ........................................................................ 66

Tabel 4.19 Guru anda merupakan pribadi yang menyenangkan ............... 67

Tabel 4.20 Saya nyaman ketika berada di dalam kelas ............................. 68

Tabel 4.21 Saya nyaman berada di dalam kelas dan saya

memahami pelajarannya ......................................................... 68

Tabel 4.22 Guru memulai pelajaran dengan games, cerita inspiratif,

maupun yelling ......................................................................... 69

Tabel 4.23 Anda adalah siswa yang tidak memiliki impian atau

cita – cita ................................................................................. 70

Tabel 4.24 Guru selalu memberikan kata – kata positif kepada

siswa – siswinya ...................................................................... 71

Tabel 4.25 Apakah guru kamu pernah berkata “kamu anak bodoh

atau nakal” ............................................................................... 72

Tabel 4.26 Proses pembelajaran di kelas sangat menyenangkan .............. 72

Tabel 4.27 Dengan menerapkan metode hypnoteaching siswa

Page 14: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

ix

memahami materi yang diajarkan ........................................... 73

Tabel 4.28 Metode hypnoteaching membuat siswa lebih percaya diri

dengan kemampuan yang dimilikinya .................................... 74

Tabel 4.29 Metode hypnoteaching merupakan metode pembelajaran

yang saya senangi .................................................................... 75

Tabel 4.30 Metode hypnoteaching membuat saya menjadi termotivasi

untuk belajar dengan giat ........................................................ 75

Page 15: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

x

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Gambar prinsip kerja hypnoteaching ................................. 14

Page 16: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman wawancara guru

Lampiran 2 Pedoman wawancara kepala sekolah PKBM Himmata

Lampiran 3 Hasil wawancara dengan guru

Lampiran 4 Hasil wawancara dengan kepala sekolah PKBM Himmata

Lampiran 5 Daftar angket

Lampiran 6 Hasil perolehan angket

Lampiran 7 Dokumentasi Sekolah PKBM Himmata

Page 17: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap manusia pasti membutuhkan pendidikan, baik formal maupun non

formal. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.1

Dengan pendidikan, manusia terdidik, dibina dan dikembangkan potensinya,

sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema

kehidupan yang dihadapinya, sebagaimana tertuang dalam tujuan pendidikan

nasional:

Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan

membentuk wayak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.2

Pendidikan dan belajar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Belajar

merupakan kegiatan utama dalam usaha pendidikan. Proses belajar akan

memberikan hasil yang optimal apabila adanya pengelolaan yang baik

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Menurut Djaali (2008)

faktor yang mempengaruhi belajar antara lain motivasi, minat, kebiasaan

belajar dan konsep diri.3 Dari faktor-faktor tersebut dapat diketahui bahwa

1 Departemen Pendidikan Nasional, Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Undang-

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, (Bandung : Nuansa Aulia, 2009).h.10. 2 Ibid., hal 12

3 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008) cet. Ke-3, h. 101.

Page 18: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

2

motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran

proses belajar. Jika peserta didik memiliki motivasi yang tinggi maka akan

sangat mungkin kegiatan pembelajaran tersebut akan mendapatkan hasil yang

maksimal.

Akhir-akhir ini dunia pendidikan semakin terpuruk karena dianggap

gagal mendidik generasi muda Indonesia. Peranan terbesar dari

kegagalan itu sendiri adalah model pengajaran yang diterapkan selama ini

yang dirasa kurang tepat. Lepas dari faktor penyebab kegagalan, guru

memegang peranan penting dalam soal sukses atau tidak suksesnya

proses pembelajaran. Fakta tersebutlah yang membuat siswa pada

sekolah dasarpun cenderung merasa jenuh jika sudah memasuki beberapa

mata pelajaran tertentu, terutama pada mata pelajaran yang berbasis

hitung-hitungan dan juga hafalan.4

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan masih banyak guru yang

menggunakan metode pembelajaran yang membuat siswa merasa bosan dalam

proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut sebagai seorang pendidik

dan motivator bisa menggunakan metode yang membuat siswa semangat

dalam belajar dan agar siswa lebih termotivasi belajar didalam kelas. Metode

pembelajaran yang digunakan guru harus bervariasi dan bisa meningkatkan

motivasi belajar siswa di dalam kelas. Metode hypnoteaching salah satunya

bisa menjadi siswa lebih termotivasi dalam belajar di kelas. Metode

hypnoteaching merupakan metode pembelajaran alam bawah sadar dimana

bisa membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar.

Tugas guru adalah mendidik, mengajar. Guru sebagai pengajar dan

pendidik tidak dapat dipisahkan, melainkan keduanya saling mempengaruhi

dan berkewajiban mendidik kecerdasan, memberikan pengetahuan dan melatih

anak didik sehingga kecerdasan maupun rohaninya seimbang. Sebagai guru

bukan hanya saja mentransfer ilmu ke peserta didik, tetapi seorang guru juga

harus bisa menjadi motivator atau memberikan motivasi ke peserta didik

dalam belajar. Karena pada zaman sekarang ini banyak guru yang hanya bisa

mampu mendidik dan mengajar tetapi tidak bisa memberikan motivasi kepada

4 http://www.kompasiana.com/bahasa.kita/5-jurus-jitu-agar-siswa-tidak-jenuh-bosan-

belajar-di-kelas_55204c43a33311b74646cdef diakses pada pukul 14.03

Page 19: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

3

peserta didiknya. Menjadi seorang guru adalah tugas mulia yaitu

mencerdaskan anak bangsa. Guru menjadi panutan banyak orang, dan guru

juga menjadi orang tua kedua anak selain orang tuanya di rumah. Menjadi

seorang guru tidaklah mudah, dan harus mempunyai kemampuan mendidik

yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.

Metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah

dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran. Dalam

pelaksanaannya tidak dapat dilepaskan dengan teori pembelajaran, yang

menanyakan apakah metode yang digunakan dalam desain pembelajaran ?

kapan akan digunakan? Jawabannya adalah metode dan situasi.5

Sebenarnya banyak metode-metode pembelajaran yang digunakan didalam

kelas untuk mengajar. Salah satunya adalah metode ceramah dan metode

pembelajaran kontekstual. Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi

melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. Dalam

pelaksanaan metode ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat

menggunakan alat-alat bantu seperti gambar dan audio visual lainnya. Metode

ceramah juga sebagai kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata yang

sering mengaburkan dan kadang-kadang ditafsirkan salah. Metode kuliah

mimbar atau ceramah adalah metode yang paling banyak digunakan dalam

proses mengajar. Biasanya sebelum menggunakan metode lain dalam

pembelajaran, guru menggunakan metode ceramah terlebih dahulu sebagai

pengantar. Ada keunggulan metode ceramah: (1) cepat untuk menyampaikan

informasi, (2) dapat menyampaikan informasi dalam jumlah banyak dengan

waktu singkat kepada sejumlah besar pendengar.6

Sedangkan metode pembelajaran kontekstual (contextual teaching and

learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan

mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang

5 Tukiran Tanredja, Efi Miftah Faridli dan Sri Harmianto, Model-Model Pembelajaran

Inovatif dan Efektif, (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 1 6 Ibid., h.45

Page 20: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

4

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari hari,

dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni

konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan

(Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), Pemodelan ( Modeling),

dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).7

Hipnotis sebenarnya adalah kemampuan untuk membawa seseorang ke

dalam hypnosis stage (hypnos). Hypnos adalah suatu kondisi kesadaran (state

of consciousness) yang sangat mudah menerima berbagai saran atau sugesti.

Artinya, pada kondisi ini peran critical area (wadah data sementara untuk

diproses berdasarkan analisis, logika, estetika, dan lain-lain yang berbeda

keaktifannya tiap orang) semakin minim. Dengan demkian, seseorang akan

lebih mudah dimotivasi dan motivasi tersebut akan tertanam dalam-dalam dan

bertahan lama.8

Sedangkan hipnosis dalam kamus bahasa Indonesia, dijumpai dalam

istilah kedokteran dan psikologi. Dalam istilah medis, hipnosis diartikan

sebagai “seperti tidur karena sugesti, yang dalam taraf permulaan, orang itu

dibawah pengaruh orang yang memberikan sugetsinya, tetapi pada taraf

berikutnya membuat tidak sadar sama sekali.”9

Tujuan pendidikan bangsa Indonesia tertera pada pembukaan UUD 1945

yang berbunyi “Mencerdaskan Anak Bangsa”. Namun Banyak fakta yang

menunjukan bahwa motivasi yang terjadi pada siswa seringkali mengalami

pasang surut. Banyak faktor yang memungkinkan hal tersebut terjadi, baik

faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal bisa saja berupa pengaruh

lingkungan dan lain sebagainya. Dan faktor internal bisa berupa karakteristik

pribadi perserta didik hingga motivasi dari dalam diri sendiri. Dan jika kita

ingin mengetahui seberapa besar motivasi yang dimiliki perserta didik dapat

7 Ibid., h.49

8 Ali Akbar Navis, Hypnoteaching, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 128-129

9 Hasan Hamasah, Cara Dahsyat Menangkal Hipnosis, (Tangerang: Quantum Media,

2010), hal.2

Page 21: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

5

terlihat pada antusias peserta didik ketika proses belajar mengajar dan dapat

dilihat pula secara kuantitatif pada nilai laporan hasil belajar.

Guru sebagai tenaga pendidik di sekolah memiliki peran penting dalam

mewujudkan bangsa Indonesia untuk menciptakan generasi penerus bangsa

yang cerdas. Salah satu caranya adalah ketika dalam proses belajar dan

mengajar. Seorang guru tidak hanya dapat menstransfer ilmu pengetahuan

(science) kepada peserta didik akan tetapi mampu membangkitkan semangat

belajar perserta didik, sehingga mereka termotivasi belajar dengan kesadaraan

mereka sendiri dan memilik rasa keingintahuan yang cukup besar terhadap

pengetahuan. Dengan demikian akan memacu perserta didik untuk belajar

tidak membatasi hanya dalam kelas namun juga di luar kelas.

Berdasarkan kenyataan diatas, maka peran guru dalam mengembangkan

motivasi belajar peserta didik sangat diperlukan dan menjadi kunci dalam

menentukan keberhasilnya dalam proses belajar mengajar di kelas. Oleh

karena itu diperlukan metode pengajaran yang dapat menjadikan perserta didik

lebih aktif, kreatif, dan merangsang munculnya life skill, serta menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan (joyfull learning).

Banyak metode baru yang berkembang dalam proses belajar mengajar.

Diantaranya metode problem solving, interactive learning, cooperative

learning, dan lain-lain. Salah satu metode yang baru baru ini berkembang

adalah metode hypnoteaching. Dimana metode ini menggabungkan antara

ilmu hipnosis dalam proses mengajar. Hypnoteaching menekankan pada

perilaku peserta didik sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif dan

tertanam pada diri perserta didik pola pikir untuk meningkatkan motivasi

belajar sehingga kelak kehidupannya lebih baik.

Melalui teknik hipnosis, perserta didik dengan mudah tersugesti, sehingga

perserta didik yang terhipnosis dapat mengikuti sugesti yang diperintahkan.

Page 22: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

6

Sehingga perilaku perserta didik yang terhipnotis dapat disesuaikan dengan

keinginan yang kita harapkan dan sesuai dengan sugesti yang diterima.

Penulis memilih metode hypnoteaching karena kebanyakan siswa ketika

sedang belajar di kelas sering sekali merasa bosan dengan metode belajar yang

diterapkan guru. Sehingga siswa membutuhkan motivasi belajar untuk

meningkatkan hasil belajar siswa di kelas. Penulis berharap setelah memakai

metode hypnoteaching ini siswa lebih termotivasi dalam belajar, serta

mempunyai semangat dalam belajar sehingga siswa mampu mengatasi rasa

jenuh dalam belajar.

Di Indonesia khususnya di dunia pendidikan sebenarnya membutuhkan

metode hypnoteaching didalam kelas tanpa menyampingkan metode-metode

yang lainnya. Motivasi siswa belajar di kelas sangat diperlukan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Metode hypnoteaching tidak memerlukan

alat-alat yang mendukung untuk metode ini, metode hypnoteaching hanya

memerlukan guru yang mampu menggunakan bahasa yang bisa meningkatkan

motivasi siswa belajar di kelas.

Metode hypnoteaching juga akan membuat reaksi yang berbeda. Siswa

akan menjadi lebih termotivasi setelah mendapatkan metode hipnoterapi.

Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas tentang

metode hypnoteaching dengan judul “PENGARUH METODE

HYPNOTEACHING TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA DI PKBM HIMMATA JAKARTA UTARA.”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak dan menjelaskan

aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dengan judul penelitian.

Variabel yang akan diteliti terkait dengan latar belakang masalah di atas, maka

masalah yang berkaitan dengan pengaruh metode hypnoteaching terhadap

peningkatan motivasi belajar siswa dapat di identifikasi sebagai berikut:

Page 23: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

7

1. Minimnya penguasaan guru terhadap metode hypnoteaching baik itu dalam

aspek vokal, verbal, dan visual.

2. Metode hypnoteaching masih belum banyak di aplikasikan dalam dunia

pendidikan.

3. Masih banyak peserta didik yang kurang motivasi dalam belajar

4. Ketidaksadaran elemen yang ada pada dunia pendidikan baik itu tenaga

pengajar, perserta didik dan orang tua tentang pentingnya metode

hypnoteaching dalam proses belajar.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas maka penulis membatasi

masalah dalam penelitian ini, hanya pada penggunaan pengaruh metode

hypnoteaching yang dilakukan guru untuk lebih memberikan siswa lebih

termotivasi lagi dalam belajar.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah adalah bagaimana pengaruh

penerapan metode hypnoteaching yang dilakukan guru dapat membuat

perserta didik PKBM Himmata mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui

bagaimanakah pengaruh penerapan metode hypnoteaching terhadap

peningkatan motivasi belajar di PKBM Himmata Jakarta Utara.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis di harapkan metode pembelajaran yang digunakan di

sekolah memberikan efek positif terhadap siwa dalam proses

pembelajaran.

Page 24: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

8

2. Manfaat praktis, diantaranya:

a) Bagi lembaga pendidikan di harapkan lebih mengetahui metode

pembelajaran yang efektif bagi sekolah.

b) Bagi guru di harapkan dapat lebih pintar dalam memilih metode

pembelajaran yang membuat siswa termotivasi dalam belajar.

c) Bagi siswa untuk tidak merasa bosan saat proses pembelajaran.

Page 25: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. METODE HYPNOTEACHING

1. Pengertian Metode Hypnoteaching

Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan, bahwa metode

adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki, cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang ditentukan. Metode merupakan salah satu cara

yang digunakan dalam melaksanakan suatu kegiatan yang nantinya

akan membantu terlaksananya kegiatan tersebut, dalam dunia

pendidikan metode mempunyai peranan yang sangat penting terutama

dalam kegiatan pembelajaran sehingga tercipta suasana yang kondusif

baik di dalam maupun di luar kelas. Metode pembelajaran adalah

seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal

untuk kualitas pembelajaran.10

Sedangkan hypnoteaching berasal dari dua kata hipnosis dan

teaching. Hypnosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hypnos yang

artinya “tidur.” Hipnotis sebagai teknik untuk menguasai kesadaran

orang sehingga orang tersebut tanpa sadar akan taat jika diberi sugesti

atau perintah oleh (pelaku) yang menghipnotis. Dan teaching serapan

dari bahasa Inggris yang artinya “Mengajar”. Kata hypnoteaching

merupakan gabungan dari dua kata yakni hypno dan teaching, yang

secara bahasa dapat diartikan sebagai sebuah metode pembelajaran

dengan menggunakan teknik- teknik yang berlaku dalam hipnosis.11

10

Taniredja Tukiran, Model – Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif ( Bandung : CV

ALFABETA, 2013), h. 1 11

Hana Pertiwi, Hypnoteaching Untuk PAUD dan TK, ( Yogyakarta: DIVA Press, 2014 )

h. 18

Page 26: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

10

Hypnoteaching juga dapat diartikan sebagai metode pembelajaran

yang memakai sugesti – sugesti psoitif untuk mencapai alam bawah

sadar anak didik. Dalam buku hypnoteaching karangan N Yustisia , C.

George B menjelaskan bahwa sebenarnya suatu manusia akan selalu

memiliki kebermaknaan yang lebih besar dan instrisktik di banding

dengan alat apa pun yang di pakai dalam proses pembelajaran.12

Hypnoteaching dapat disebut juga dengan pembelajaran bawah

sadar karena menekankan pada komunikasi pikiran bawah sadar siswa

melalui berbagai cara, seperti sugesti dan imajinasi.13

Suatu gagasan

sederhana, namun setelah dipraktikan ternyata sangat efektif untuk

mempelajari segala sesuatu.

Hypnoteaching adalah sebuah pembelajaran yang dirancang

dengan menciptakan situasi yang nyaman dan menyenangkan dalam

lingkungan yang terkendali untuk dapat masuk ke pikiran bawah

sadar.14

Selain itu, hypnoteaching merupakan proses pengajaran yang

memberikan sugesti positif kepada siswa.15

R. Bakir dan Sigit Suryanto dalam Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia yang ditulis dalam buku Hypnoteaching For Succes

Learning mengartikan hypnosis di bab – bab awal. Hypnosis adalah

fenomena mirip tidur, namun bukan tidur. Hypnoteaching dalam

pembahasan di sini dapat diartikan sebagai proses pengajaran yang

dapat memberikan sugesti kepada para peserta didik. Adapun makna

tidur di sini bukan berarti kondisi tidur secara normal di malam hari,

12

N. Yustisia, Hypnoteaching Seni Ajar Mengekplorasi Otak Perserta Didik, (Jogjakarta:

Ar - Ruzz Media. 2012 ) h. 8 13

Wasmin Al Risyad. CD Interaktif Hypnoteaching, Pembelajaran Kelas Berbasis

Hypnosis. 2011. Trustco Multimedia. 14

Isma Almatin, Dahsyatnya Hypnosis Learning, (Jakarta: PT Buku Kita, 2010), h. 102 15

Muhammad Noer, Hypnoteaching for Success Learning, (Yogyakarta: Pedagogia,

2010), h. 118.

Page 27: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

11

namun menidurkan sejenak aktivitas pikiran sadar dan mengaktifkan

pikiran bawah sadar.16

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

hypnoteaching adalah metode pembelajaran yang mengupayakan

penurunan frekuensi gelombang otak dengan membuat siswa fokus

(focusing) baik dengan games, cerita inspiratif, maupun yelling dan

menggunakan rileksasi dan imajinasi sehingga perhatian siswa menjadi

terpusat, siswa menjadi rileks dan lebih sugestif dalam menangkap

nilai-nilai positif dari sebuah proses pembelajaran.

2. Sejarah Hypnoteaching

Hypnoteaching seperti cabang ilmu hipnotis lainnya, sampai

sekarang terus berevolusi untuk mencapai kesempurnaannya dalam

teori dan praktik. Para Master hypnoteaching sebagian besar meyakini

bahwa sejarah munculnya hypnoteaching berasal dari teori hipnotisnya

Ormond Mc Gill, sesorang yang terkenal sebagai stage hypnosis dan

mendapatkan julukan sebagai The Dean Of America Hypnotist, yang

hidup pada tahun 1913 – 2005. Bukunya yang berjudul The New

Encypedia Of Stage Hypnotism menjadi semacam “Kitab Suci“ bagi

setiap orang yang meampelajari hypnoteaching.17

Sebagian master juga menyebutkan bahwa sejarah kemunculan

hypnoteaching berasal dari pengembangan teori hipnosis Milton

Hyland Erikson, seorang tokoh hipnosis yang hidup pada tahun 1901 –

1980 dan dikenal sebagai ahli hipnotrapi dan psikotrapis paling kreatif

sepanjang sejarah. Ia diyakini membawa pengaruh besar terhadap

perkembangan ilmu hipnosis sampai sekarang ini. 18

16

Ibid., h. 117 17

Hana Pertiwi, Hypnoteaching untuk PAUD dan TK, ( Yogyakarta: DIVA Press, 2014 )

h. 24 18

Ibid., h. 25

Page 28: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

12

Masyarakat kuno Mesir, India, Arab, dan Yunani sudah

mengenal metode pembelajaran ini. Hanya saja mereka belum

menemukan istilah yang cocok untuk menyebutkan metode

pembelajaran ini sampai akhirnya muncul para tokoh yang menamai

metode pembalajaran ini dengan nama hypnoteaching.19

Tidak dapat

dielakan bahwa sejarah kemunculan hypnoteaching ini dipengaruhi

oleh sejarah kemunculan hipnosis.

3. Kondisi Hypnoteaching

Untuk mengaplikasikan hypnoteaching anda bisa

melakukannya dengan mudah dengan menerapkan berbagai prinsip

berikut.20

a. Agreement

Persetujuan dari siswa anda. Artinya, ketika anda

datang ke dalam kelas anda haruslah menjadi pribadi yang

menarik dan diminati siswa anda. Berikan senyuman

termanis dan teramah anda kepada siswa. Buat siswa

menjadi tertarik dengan anda baik secara penampilan fisik

maupun secara batin. Bangunlah ikatan batin antara anda

dengan siswa. Ikatan yang kuat akan sangat menentukan

keberhasilan apa yang akan anda sampaikan.

b. Fokus

Untuk membawa siswa anda ke dalam kondisi

hypnos anda harus membimbing siswa anda untuk

berkonsentrasi. Kemampuan konsentrasi setiap orang

berbeda-beda. Anda dapat membawa mereka ke dalam light

hypnosis untuk mebuat mereka menjadi terfokus pada satu

sisi saja. Pikiran menjadi fokus dan emosi pun terkontrol.

19

Ibid., h. 28 20

Ali Akbar Navis, Hypnoteaching Revolusi Gaya Mengajar Untuk Melejitkan Prestasi

Siswa, (Jogjakarta: Ar-Aruz Media, 2013), h. 133

Page 29: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

13

Dalam kondisi light hypnosis siswa akan terbawa

dari gelombang otak betha alpha. Dalam hypnosis in

teaching proses pemindahan pikiran gelombang pikiran

seseorang dari gelombang beta seseorang menuju kondisi

alpha seseorang sangat diperlukan.

Pada saat berada pada gelombang pikiran alpha,

area sugestif seseorang yang berhubungan dengan kondisi

pikiran menjadi lebih santai, rileks, dan nyaman. Alpha ini

merupakan gelombang menuju pikiran bawah sadar.

Artinya, critical area seseorang melemah dan bisa

menerima segala sugesti dan informasi tanpa adanya

penyaringan yang kuat ke dalam pikiran.

Sangat berbeda dengan kondisi betha. Pada kondisi

ini peran critical area di otak lebih dominan. Akibatnya,

informasi yang diterima tidak bisa langsung masuk ke

dalam pikiran bawah sadar. Pada saat ini juga

dimungkinkan terjadinya multitasking (bisa melakukan

lebih dari satu aktivitas pada waktu yang bersamaan). Dan

biasanya peran gelombang seseorang ini akan sangat

tampak saat ia dengan mudahnya bisa menyusui anaknya

sambil menonton televisi dan bercakap dengan suaminya.

Sebagai seorang guru, anda harus bisa

memfokuskan perhatian siswa anda saat kegiatan belajar

mengajar sedang berlangsung. Maka, hypnoteaching ini

sangat membantu anda dalam memfokuskan perhatian

siswa anda saat pembelajaran sedang berlangsung. Anda

dapat menggunakan berbagai hal yang sudah kita bahas

dalam bab 1 dan 2 untuk membuat mereka tertarik atau

bahkan ketagihan lagi dan ingin lagi.

c. Releks

Page 30: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

14

Coba mari kita bayangkan kelas anda pada waktu

pagi, terlebih lagi jam pertama. Hadirkan bayangan itu

dalam pikiran anda. Anda bisa melihat dengan jelas siswa

anda begitu segar. Rambut mereka masih sedikit basah

dengan muka cerah dan mimik muka yang sangat ramah.

Antusias tinggi dan sangat kritis. Begitu juga anda, energi

pagi hari membuat nada anda 10x lebih semangat dalam

memfasilitasi siswa anda. Dengan mudahnya mereka bisa

menyerap setiap konsep materi yang akan anda berikan.

4. Prinsip Kerja Hypnoteaching

Menurut ilmu hypnoteaching, pikiran siswa terdiri tiga lapisan,

yakni pikiran sadar, critical factor, dan pikiran bawah sadar. Ketiga

lapisan ini bekerja secara simultan dan saling mempengaruhi.21

Perhatikan gambar berikut :

Gambar 2.1

Pikiran Sadar

Critical Factor

Pikiran sadar atau yang biasa kita kenal dengan istilah Conscius

mind adalah proses mental atau pikiran dimana siswa sepenuhnya

berada pada kondisi sadar. Pada pikiran sadar, siswa lebih

cenderung berbuat hal yang realitas atau dapat diukur dengan akal

21

Hana Pertiwi, Hypnoteaching Untuk PAUD dan TK, ( Yogyakarta: DIVA Press, 2014 )

h. 41

em PIKIRAN BAWAH

SADAR

Page 31: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

15

pikiran, karena dalam kondisi ini siswa tahu betul apa yang sedang

dia lakukan dan apa yang sedang dia rasakan. Pikiran sadar

mempunyai fungsi menganalisis segala informasi yang masuk,

membandingkan dengan data yang telah tersimpan di dalam

memori, dan memutuskan informasi baru yang akan disimpan di

dalam memori atau sebaliknya di buang. Besarnya pengaruh

pikiran sadar terhadap seluruh aspek kehidupan siswa yang

meliputi sikap, kepribadian, perilaku, kebiasaan, dan pola pikir

hanya sekitar 10 – 15 %.22

Kemudian ada pikiran bawah sadar atau yang biasa dikenal

dengan istilah subconcius mind. Pikiran bawah sadar adalah proses

mental atau pikiran dimana siswa berada pada kondisi setengah

sadar seperti sedang melamun. Pada pikiran bawah sadar, siswa

lebih cenderung melakukan hal – hal yang tidak masuk akal,

namun realitas menurut pikiran bawah sadarnya. Pikiran bawah

sadar adalah bagian dari pikiran yang dapat menyimpan banyak

ide, gagasan, kritik, pikiran, serta tindakan yang kapasitasnya tidak

terbatas. Pikiran bawah sadar memiliki fungsi lebih kompleks dari

pada pikiran sadar dan pengaruhnya terhadap aspek kehidupan

siswa lebih besar, sekitar 85 -90 %. Selanjutnya terdapat Critical

Factor. Critical factor ini adalah pembatas dari pikiran sadar dan

pikiran bawah sadar, fungsi dari critical factor adalah menyaring

segala informasi yang akan disimpan di dalam pikiran bawah

sadar. Saat guru melakukan hypnoteaching kepada siswa, yang

terjadi adalah guru melemahkan critical factor siswa dan

selanjutnya berkomunikasi langsung pada pikiran bawah sadar

siswa. Melemahkan critical factor yang dimaksudkan di sini bukan

dilakukan dengan bentuk paksaan, melainkan dengan teknik –

teknik “Induksi”. Induksi inilah yang nantinya membuat pikiran

22

Ibid., h. 41-42

Page 32: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

16

sadar siswa lengah, sibuk, bosan, dan bingung, hingga akhirnya

critical factor yang menjadi pintu gerbang pikiran bawah sadar

dapat terbuka lebar, maka sugesti yang diberikan mampu

menjangkau pikiran bawah sadar. Akibatnya, siswa mengikuti

segala bimbingan atau arahan dari guru.23

5. Langkah – Langkah Pembelajaran Hypnoteaching

Menurut Muhammad Noer, dalam hypnoteaching ada beberapa

langkah yang perlu dilakukan oleh guru. Langkah-langkah tersebut sebagai

berikut:

1. Niat dan motivasi dalam diri

Kesuksesan seseorang sangat tergantung pada niatnya untuk senantiasa

berusaha berusaha dan bekerja keras dalam mencapai kesuksesan yang

ingin diraih. Niat yang besar dan tekad yang kuat akan menumbuhkan

motivasi dan komitmen yang tinggi pada bidang yang tengah ditekuni.

2. Pacing

Pacing berarti menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta

gelombang otak dengan orang lain. Dalam hal ini orang lain tersebut

adalah peserta didik. Prinsip dalam langkah ini adalah manusia

cenderung atau lebih suka berkumpul, berinteraksi dengan sejenisnya,

atau mempunyai banyak kesamaan. Dengan demikian, secara alami

dan naluriah, setiap orang pasti akan merasa nyaman dan senang untuk

berkumpul dengan orang lain yang mempunyai kesamaan dengannya.

3. Leading

Leading berarti memimpin atau mengarahkan. Setelah guru melakukan

pacing, peserta didik akan merasa nyaman dengan suasana

pembelajaran yang berlangsung. Ketika itulah hampir setiap apa pun

yang diucapkan oleh guru atau ditugaskan kepada peserta didik akan

melakukannya dengan suka rela dan senang hati. Meskipun materi

yang dihadapi sulit, pikiran bawah sadar peserta didik akan menangkap

23

Ibid., h. 42-44

Page 33: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

17

materi pelajaran yang disampaikan guru menjadi hal yang mudah.

Dengan demikian, melalui penerapan hypnoteaching diharapkan

peserta didik akan bisa meraih prestasi belajar yang memuaskan.

4. Menggunakan kata-kata positif

Langkah ini merupakan langkah pendukung dalam melakukan pacing

dan leading. Penggunaan kata positif ini sesuai dengan cara kerja

pikiran bawah sadar yang tidak mau menerima kata-kata negatif. Kata-

kata yang diberikan oleh pendidik entah langsung maupun tidak

langsung sangat mempengaruhi kondisi psikis peserta didik. Kata-kata

yang positif dari guru dapat membuat peserta didik menjadi lebih

percaya diri dalam menerima materi yang diberikan.

5. Memberikan pujian

Salah satu hal penting yang harus diingat oleh guru adalah adanya

reward and punishment dalam proses pembelajaran. Pujian adalah

reward peningkatan harga diri seseorang. Pujian ini merupakan salah

satu cara untuk membentuk konsep diri seseorang. Sementara itu,

punishment merupakan hukuman atau peringatan yang diberikan guru

ketika peserta didik melakukan suatu tindakan yang kurang sesuai.

6. Modeling

Modeling merupakan proses pemberian teladan atau contoh melalui

ucapan dan prilaku yang konsisten. Hal ini merupakan sesuatu yang

sangat penting dan menjadi salah satu kunci berhasil atau tidaknya

hypnoteaching.

7. Untuk mendukung serta memaksimalkan sebuah pembelajaran

hypnoteaching, sebaiknya guru juga menguasai materi pelajaran secara

komprehensif. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan peserta didik

secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru juga

mengupayakan untuk melakukan interaksi informal dengan peserta

didik.24

24

N. Yustisia, Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Peserta Didik,

( Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2012 ), h. 85-88

Page 34: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

18

Ada beberapa cara agar seseorang dapat langsung menuju

pikiran bawah sadar, yaitu:25

1. Pengulangan (Repetisi)

Suatu informasi yang berulang-ulang akan diterima oleh pikiran

bawah sadar, disimpan di sederhanakan, dan menjadi kebiasaan.

Contohnya, seorang anak yang selalu dikatakan “kamu anak bodoh”

atau “goblok” oleh guru atau orang disekitarnya akhirnya akan benar-

benar percaya bahwa dirinya bodoh. Ia menjadi bodoh bukan karena ia

tidak memiliki potensi untuk pintar, tetapi lebih karena didikte oleh

program “bodoh” yang telah terinstal di dalam pikirannya.

2. Memiliki Emotional Attachment

Informasi dapat langsung masuk ke dalam pikiran bawah sadar

jika ada emotional attachment, yaitu sentuhan emosional. Bentuknya

bisa bahagia, sedih dan lain-lain. Dalam Quantum Teaching, metode

yang digunakan adalah membuat anak didik bergerak dan bergerak.

Dengan demikian bentuk penyimpanan memori terstimulasi.

3. Identitas Kelompok

Suatu informasi mudah diterima saat yang menyampaikannya

adalah suatu golongan, seusia, atau bahkan satu profesi. Siswa lebih

mudah menerima informasi jika yang menyampaikan informasi

tersebut adalah teman sebangku atau seusia dengannya.

4. Melalui figur yang memiliki otoritas tertentu

Seperti yang sudah diketahui, figur idola memiliki kapasitas

tertentu. Diantaranya adalah memberikan pengaruh kepada siswa.

25

Wasmin Al Risyad, CD Interaktif Hypnoteaching, Pembelajaran Kelas Berbasis

Hypnosis, 2011, Trustco Multimedia.

Page 35: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

19

Siswa menyukainya figur atau tokoh tertentu. Figur yang menjadi idola

anak-anak mampu memberikan pengaruh kepada anak tersebut.

5. Melalui hypnosis/kondisi alpha

Seseorang dibawa ke level kesadaran tertentu lalu diberikan

sugesti. Sugesti itulah informasi/keyakinan baru yang kemudian

dimasukan ke pikiran bawah sadar seseorang. Hypnosis menawarkan

cara yang sangat cepat untuk menonaktifkan RAS masuk ke dalam

pikiran bawah sadar. Saat RAS menjadi pasif atau non-aktif, setiap

sugesti/informasi yang diberikan memiliki kekuatan sembilan kali

lebih kuat dari pada dalam situasi biasa.

Dengan hypnoteaching, semua cara-cara tersebut akan

digabungkan. Dengan demikian semua siswa akan di bawa dari kondisi

beta menuju kondisi alpha dimana siswa menjadi fokus, rileks, dan

sugestif sehingga proses pembelajaran menjadi efektif.

6. Penerapan Metode Hypnoteaching di Sekolah

Menurut Novian Triwidia Jaya, penerapan metode

hypnoteaching di sekolah dapat dilakukan melalui beberapa cara

seperti dibawah ini:

1. Yelling

Yelling atau berteriak dipakai untuk mengembalikan konsentrasi

peserta didik ke materi pelajaran dengan meneriakkan sesuatu

bersama-sama. Sebaiknya, tata cara berteriak atau menyahut secara

bersamaan tersebut telah disepakati sejak awal pembelajaran. Hal

ini akan mempermudah guru untuk mengkoordinasi peserta didik

ketika melakukan yelling.

2. Jam emosi

Jam emosi merupakan jam untuk mengatur emosi. Pada

hakikatnya, emosi setiap orang bisa berubah-ubah setiap detiknya,

demikian halnya peserta didik di sekolah. Mereka pun memiliki

Page 36: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

20

waktu emosi yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, dibutuhkan

suatu cara supaya mereka tetap dalam emosi yang sama pada suatu

waktu. Selain itu, jam emosi juga diperlukan untuk melatih peserta

didik untuk mengendalikan emosinya.

Jam emosi bisa dibagi menjadi tiga atau empat bagian yang

ditandai dengan warna atau tulisan yang terdiri atas berikut ini:

a. Jam tenang

Dapat ditandai dengan warna hijau atau tulisan “tenang”. Jam

ini menunjukan bahwa peserta didik diminta untuk tenang dan

berkonsentrasi karena ada materi yang penting yang akan

disampaikan oleh guru.

b. Jam diskusi

Dapat ditandai dengan warna biru atau tulisan “diskusi”. Jam

diskusi ini menunjukan bahwa pada waktu tersebut peserta

didik diminta untuk mendiskusikan suatu topik yang baru saja

dibahas.

c. Jam lepas

Dapat ditandai dengan warna kuning atau tulisan “lepas”. Jam

ini menunjukan bahwa para peserta didik diminta untuk

melepaskan emosinya. Peserta didik dapat tertawa, berbicara

sebentar dengan teman, atau menghela nafas dengn batas waktu

tertentu. Hal yang perlu diperhatikan adalah guru harus tetap

bisa mengontrol prilaku peserta didik pada jam lepas agar tidak

menganggu kelas yang lain.

d. Jam tombol

Dapat ditandai dengan warna merah atau tulisan “tombol”. Jam

ini menunjukan para peserta didik mengaktifkan kondisi aktif

belajarnya.

3. Ajarkan dan puji

Dalam skala rata-rata, proses pembelajaran menunjukan bahwa

anak mengingat 20% dari apa yang mereka baca. Anak mengingat

Page 37: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

21

30% dari apa yang mereka dengar. Anak mengingat 40% dari apa

yang mereka lihat. Anak mengingat 50% dari apa yang mereka

katakan. Anak mengingat 50% dari apa yang mereka lakukan.

Anak mengingat 90% dari apa yang mereka lihat, dengar dan

katakan.

Melihat skala belajar di atas, perlu bagi guru untuk melakukan

suatu cara yang membuat peserta didik dapat mencapai presentase

90% dalam proses pembelajaran. Cara tersebut adalah dengan

membuat peserta didik dapat melihat, mendengar, mengatakan, dan

melakukan. Sebab, dengan saling mengajarkan kembali materi

kepada teman yang lain, peserta didik akan dapat memahami

materi pembelajaran yang mereka terima sebelumnya.

4. Pertanyaan ajaib

Dalam membentuk sebuah pertanyaan yang bisa meningkatkan

prestasi belajar peserta didik, diperlukan suatu pertanyaan khusus

yang bisa membangun proses pembelajaran, memberikan solusi,

meningkatkan potensi, dan mengarahkan peserta didik. Usaha

tersebut dilakukan untuk membuat peserta didik menjadi lebih

termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Pertanyaan yang

diajukan disebut sebagai pertanyaan ajaib. Pertanyaan ajaib akan

membuat peserta didik menjadi bersemangat dan termotivasi untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan ajaib yang dilakukan oleh guru.26

7. Aplikasi Metode Hypnoteaching Dalam Belajar - Mengajar

“Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa hipnosis dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan pengajaran dan pendidikan”.27

Dalam sebuah proses pembelajaran, pengajar memberikan materi

pembelajaran kepada anak didiknya agar bisa dipahami dan

dimengerti oleh murid tersebut. Tujuan sebuah proses

26

N. Yustisia, Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Peserta Didik,

( Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2012 ), h. 89-91 27

Muhammad Noer, Hypnoteaching For Succes Learning, h. 121

Page 38: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

22

pembelajaran adalah seseorang yang belajar mampu mengetahui

dan memahami maksud dari data, informasi, dan pengetahuan yang

mereka peroleh dari sumber yang dapat dipercaya. Namun sering

kali seorang murid dianggap sebagai objek pembelajaran, bukan

sebagai subjek pembelajaran. Hal itu terjadi karena dominasi dalam

proses belajar mengajar sering di kendalikan secara penuh oleh

guru.28

Metode hypnoteaching dalam sebuah pembelajaran

maksudnya yaitu mengaplikasikan hypnosis dalam pembelajaran

yang dimaksudkan memanfaatkan inti dan substansi dari ilmu

hypnosis yakni berkomunikasi dan sugesti, tarik minta dan

perhatian peserta didik dengan bahasa komunikasi persuasif yang

lembut dan halus dan mengena. Setelah itu masukanlah sugesti-

sugesti positif pada peserta didik.29

Hipnosis merupakan kondisi ketika seseorang mudah

menerima saran, informasi, dan sugesti tertentu yang mampu

mengubah seseorang dari hal yang kurang baik menjadi hal yang

lebih baik. Teknik menuju kondisi hypnosis sebenarnya telah

digunakan oleh pengajar-pengajar handal guna memudahkan murid

untuk mencerna setiap materi pembelajaran. Untuk mencapai

kondisi hypnosis, hal yang dibutuhkan adalah motivasi. Karena

dengan memotivasi peserta didik, secara tidak langsung akan

dibawa pada kondisi yang sangat relaks dan nyaman. Karena tidak

dapat dipungkiri kondisi releks merupakan kondisi di mana peserta

didik bisa dengan mudah menyerap setiap data, informasi, dan

pengetahuan. Dan sebuah ketegangan menyebabkan seseorang sulit

untuk berkonsentrasi dan hasil dari pembelajaran tidak akan

maksimal.30

28

Andri Hakim, Hypnosis in Teaching Cara Dahsyat Mendidik dan Mengajar, h. 12 29

Muhammad Noer, Hypnoteaching For Succes Learning, h.123 30

Andri Hakim, Hypnosis in Teaching Cara Dahsyat Mendidik dan Mengajar, h. 17

Page 39: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

23

Maka dari itu sangat diperlukan sekali dalam mengajar,

guru bisa menggunakan metode hypnoteaching, yaitu metode di

mana seorang guru menggunakan tehnik hypnosis, karena

merupakan teknik yang memudahkan untuk membawa peserta

didik masuk dalam kondisi relaks. Dalam kondisi hypnosis, ada

sebuah kondisi pada saat ketika seseorang mudah menerima saran,

masukan, informasi, data bahkan pengetahuan tertentu. Dengan

demikian, secara otomatis, seseorang bisa mengoptimalkan daya

serap, daya ingat dan daya pikirnya.

Berbicara tentang motivasi dalam sebuah proses

pembelajaran, hal tersebut merupakan salah satu faktor penting

yang bisa mempengaruhi aktivitas belajar anak didik. Dengan kata

lain, proses pembelajaran akan berjalan lancar bila disertai dengan

motivasi yang kuat. Tanpa motivasi, hasil belajar yang dicapai oleh

anak didik tidak akan maksimal.31

Hypnosis digunakan dalam sebuah pembelajaran guna

menjadikan sebuah pembelajaran menjadi lebih berkesan dan

membuahkan hasil, hasil yang didapat tentunya peserta didik

menjadi memahami materi bidang studi yang diajarkan serta pesan

moral yang terkandung dalam materi IPS atau pun yang di

teladankan guru ketika proses pembelajaran berlangsung bisa ditiru

oleh peserta didik sebagai upaya penanaman kembali karakter

kebangsaan yang mulai luntur. Hal itu dikarenakan metode

hypnoteaching adalah metode yang mengedepankan sebuah

motivasi, serta diharapkan motivasi yang diberikan guru adalah

motivasi dengan cerita dari tokoh-tokoh yang mempunyai

perjuangan yang luar biasa dalam menjalani hidup.

Dengan motivasi yang diberikan secara tidak langsung

seorang guru tengah berusaha membawa peserta didik dalam

31

N. Yustisia, Hypnoteaching Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Peserta Didik, (Jakarta:

Ar-Ruzz Media, 2012) h.127

Page 40: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

24

kondisi yang aman sangat relaks dan nyaman ketika sudah merasa

releks dan nyaman, barulah guru diharapkan bisa mengucapkan

berulang kali sugesti-sugesti positif tentang murid serta

menyampaikan materi dengan metode-metode lain yang

mendukung memahamkan peserta didik tentang materi.

8. Manfaat Metode Hypnoteaching

Adapun beberapa manfaat yang bisa dicapai melalui

penerapan metode hypnoteaching dalam pembelajaran di dalam

kelas sebagai berikut :32

a) Pembelajaran menjadi menyenangkan dan lebih mengasikan,

baik bagi anak didik, maupun bagi guru.

b) Pembelajaran dapat menarik perhatian anak didik melalui

berbagai kreasi permainan yang diterapkan oleh guru.

c) Guru lebih mampu dalam mengelola emosinya.

d) Pembelajaran dapat menumbuhkan hubungan yang harmoni

antara guru dan anak didik.

e) Guru dapat mengatasi anak – anak yang mempunyai kesulitan

belajar melalui pendekatan personal.

f) Guru dapat menumbuhkan semangat anak didik dalam belajar

melalui permainan hypnoteaching.

g) Guru ikut membantu anak didik dalam menghilangkan

kebiasaan – kebiasaan buruk yang mereka miliki.

9. Kelebihan dan Kekurangan Metode Hypnoteaching

Adapun kelebihan yang dimiliki oleh metode

hypnoteaching sebagai berikut:33

1. Perserta didik bisa berkembang sesuai dengan minat dan

potensi yang dimilikinya.

32

Ibid., h. 80 33

Ibid., h. 81

Page 41: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

25

2. Guru bisa menciptkan potensi pembelajaran yang beragam

sehingga tidak membosankan bagi peserta didik.

3. Proses pembelajaran lebih dinamis

4. Terdapat interaksi yang baik antara guru dan peserta didik.

5. Materi yang disajikan mampu memusatkan perhatian peserta

didik.

6. Materi mudah dikuasai peserta didik sehingga mereka lebih

termotivasi untuk belajar.

7. Banyak terdapat proses pemberian ketrampilan selama

pembelajaran.

8. Proses pembelajaran bersifat aktif.

9. Peserta didik lebih bisa berimajinasi dan berpikir secara kreatif.

10. Disebabkan tidak menghafal, daya serap peserta didik akan

lebih cepat dan bertahan lama.

11. Pemantauan guru akan peserta didik menjadi lebih intensif.

12. Disebabkan suasana pembelajaran releks dan menyenangkan,

hal ini membuat peserta didik merasa senang dan bersemangat

ketika mengikuti pembelajaran.

Adapun kekurangan metode pembelajaran hypnoteaching

sebagai berikut:34

1. Banyaknya peserta didik yang berada dalam satu kelas

mengakibatkan para guru merasa kesulitan untuk memberikan

perhatian satu per satu kepada peserta didiknya.

2. Para guru perlu belajar dan berlatih untuk menerapkan metode

hypnoteaching.

3. Metode hypnoteaching masih tergolong dalam metode baru dan

belum banyak dipakai oleh para guru di Indonesia.

4. Kurang tersedianya sarana dan prasarana di sekolah yang bisa

mendukung penerapan metode pembelajaran hypnoteaching.

34

Ibid., h.82

Page 42: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

26

B. MOTIVASI

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata inggris motivation yang berarti

dorongan, kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong,

menyebabkan dan merangsang. Motivate sendiri berarti alasan, sebab

dan daya penggerak. Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.35

Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi

belajar, yaitu motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan

arah kegiatan belajar. Sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat

dicapai.36

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan37

. Perubahan energi dalam diri seseorang berbentuk

suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang

mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang

mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala

upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.38

35 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafifido

Persada,2011), cet.19 h. 73 36

Pupuh Faturrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi belajar mengajar, (Bandung PT Rfika

Aditama, 2009), cet 3, h. 19 37

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta PT Bumi Aksara 2004) cet.3 h.

158 38

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002) cet 2h.

148

Page 43: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

27

2. Jenis – jenis Motivasi

Motivasi dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu :39

a. Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intristik adalah motif-motif

yang mejadi aktif atu berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,

karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Motivasi intristik bila tujuannya interen dengan

situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik

untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu.

Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai

nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena

keinginan lain seperti ingin dapat pujian, nilai yang tinggi atau hadiah,

dan sebagainya.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intristik.

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena

adanya perangsang dari luar.

3. Fungsi – Fungsi Motivasi

Fungsi motivasi Ngalim Purwanto mengemukakan, diantaranya:

a. Mendorong manusia untuk berbuat dn bertindak artinya motif itu

berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan

energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas

b. Menentukan arah perbuatan artinya yakni kearah perwujudan suatu

tujuan atau cita-cita, motivasi mencegah penyelewengan dari jalan

yang ditempuh untuk mencapai tujuan itu.

c. Menyeleksi perbuatan kita artinya menentukan perbuatan-

perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai

39

Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi belajar mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada 2011) cet. 19 h. 89-91

Page 44: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

28

tujuan dengan mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat

bagi tujuan itu.40

Sedangkan fungsi motivasi menurut Senjaya Sutisna adalah:

a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi

tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.

b. Motivasi sebagai pengarah, artinya mengarahkan suatu perbuatan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi sebagai penggerak, artinya menggerakan tingkah laku

seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau

lambatnya.

C. BELAJAR

1. Pengertian Belajar

Kata “belajar” menurut kamus lengkap bahasa Indonesia

artinya “berusaha, berlatih untuk memperoleh kepandaian atau

ilmu/pengetahuan, berubah tingkah laku atau tanggapan yang

disebabkan oleh pengalaman”.41

Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua

lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar”

merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut

ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan

setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari,

sore hari, atau pagi hari.42

Dalam proses belajar, seseorang melakukan

aktifitas sekaligus berinteraksi dengan lingkungan. Aktifitas belajar

40

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) 41

Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya Agung 2005 42

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. Ke 2, h.

12

Page 45: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

29

merupakan aktifitas mental yang menghasilkan banyak perubahan

yang umumnya relative konstan.

Masalah pengertian belajar ini, para ahli psikologi dan

pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan

bidang keahlian mereka masin-masing. Tentu saja mereka mempunyai

alasan yang dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah. Ada

beberapa definisi tentang pengertian belajar, diantaranya:

a. Menurut Alisuf Sabri, merumuskan “belajar merupakan proses

perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan”.43

b. Menurut Slameto, belajar adalah “suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu

itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.44

c. Menurut Whitherington, dalam bukunya Educational Psychologi,

sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwwanto, MP, bahwa belajar

adalah „” suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan

diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.45

Aktifitas belajar pada umumnya diisi dengan kegiatan

pengumpulan sejumlah ilmu pengetahuan itu diharapkan pula

terjadinya perubahan dalam diri seseorang. Jadi, belajar pada dasarnya

adalah proses pengulangan dari apa yang telah dilakukan oleh para

pendidik, dengan melakukan modifikasi untuk sebuah perubahan yang

diinginkan.

43

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:CV Pedoman Ilmu Jaya, 2010) cet. Ke 4,

h. 62 44

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2010), cet. Ke 5, h. 56 45

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, h. 71

Page 46: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

30

2. Prinsip – Prinsip Belajar

Adapun prinsip – prinsip belajar sebagai berikut:46

A. Berdasarkan prasyarat yang di perlukan untuk belajar

1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahkan partisipasi

aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk

mencapai tujuan instrukstional.

2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcment dan varisasi

yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional.

3. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak

dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan

belajar dengan efektif.

4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingakunganya.

B. Sesuai hakikat belajar

1. Belajar itu proses kontiinu, maka harus tahap demi tahap

menurut perkembangannya.

2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, ekspolisasi dan

discovery.

C. Sesuai materi atau bahan ajar yang harus dipelajari

1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki

struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah

menangkap pengertiannya.

2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu

sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.

D. Syarat keberhasilan belajar

1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa

dapat belajar dengan tenang.

2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali – kali

agar pengertian, keterampilan, sikap itu mendalam pada

siswa.

46

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2010), cet. Ke 5, h. 27

Page 47: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

31

D. MOTIVASI BELAJAR

1. Hakikat Motivasi Belajar

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan

tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur

yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam

keberhasilan seseorang dalam belajar.47

2. Indikator Motivasi Belajar

Indikator motivasi belajar dapat di klasifikasikan sebagai berikut48

:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

Keinginan untuk berhasil dapat disebut juga dengan motif

berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan sesuatu

tugas atau pekerjaan, motif untuk memperoleh kesempurnaan.

Motif ini bersumber dari dalam diri manusia yang bersangkutan.

Motif berprestasi adalah motif yang dipelajari, sehingga motif itu

dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Tidak selamanya penyelesaian suatu tugas dilatarbelakangi oleh

motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil. Kadang – kadang,

seorang individu menyelesaikan sutau pekerjaan sebaik orang yang

memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan

menghindari kegagalan yang bersumber pada ketakutan pada

kegagalan itu. Ini menunjukan bahwa keberhasilan siswa tersebut

disebabkan oleh dorongan atau rangsangan dari luar dirinya.

c. Adanya harapan dan cita – cita masa depan

47

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan pengukurannya, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011)

cet. 8 h. 23 48

Ibid., h. 23

Page 48: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

32

Dengan melihat contoh keberhasilan yang telah dicapai oleh orang

lain, maka akan timbul motivasi guna mencapai harapan dan cita –

cita yang diinginkan sesuatu contoh tersebut.

d. Adanya penghargaan dalam belajar

Penghargaan baik secara verbal berupa pujian maupun pemberian

hadiah adalah cara paling efektif untuk meningkatkan motif belajar

siswa kepada hasil belajar yang baik. Hal ini akan memacu

semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu,

siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar

siswa yang berprestasi.

e. Adanya kegiataan yang menarik dalam belajar

Kegiatan yang menarik dalam belajar sangat berperan penting

dalam meningkatkan motivasi belajar sebab dengan kegiataan yang

menarik akan menghilangkan kejenuhan dalam belajar dan

sebaliknya siswa akan betah berlama- lama dalam belajar.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Lingkungan belajar yang kondusif memungkinkan sesorang siswa

dapat belajar dengan baik. Dengan lingkungan yang kondusif

konsentrasi siswa dalam memahami suatu materi lebih mudah

dilakukan.

3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Motivasi belajar dianggap sangat penting dalam proses belajar

dan pembelajaran dilihat dari fungsi, nilai dan manfaatnya. Hal

tersebut menjadi acuan bahwa motivasi belajar mendorong timbulnya

tingkah laku dan juga mempengaruhi serta dapat mengubah tingkah

laku siswa. Dalam hal ini ada tiga fungsi motivasi yaitu:49

(1) Motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku atau

perbuatan dalam belajar. Suatu perbuatan akan timbul karena

49

Hamzam B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya (Analisis di Bidang Pendidikan),

(PT Bumi Akasara : Jakarta, 2011)

Page 49: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

33

adanya motivasi, Motivasi dalam hal ini sebagai motor penggerak

dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

(2) Motivasi belajar berfungsi sebagai pengarah dalam belajar.

Artinya motivasi mengarahkan pada perubahan untuk mencapai

yang diinginkan. Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan

apa yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

(3) Motivasi belajar berfungsi sebagai penggerak. Artinya motivasi

menggerakan tingkah laku seseorang dalam belajar. Motivasi

belajar juga berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian

prestasi.

4. Unsur – Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Adapun yang menjadi unsur – unsur yang mempengaruhi

motivasi belajar yakni:50

1. Cita – cita atau aspirasi siswa

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak

kecil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang

lezat, berebut permainan, dapat membaca, dapat menyanyi, dan

lain sebagainya. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut

menimbulkan cita – cita dalam kehidupan. Cita – cita akan

memperkuat motivasi belajar intrinsik maupu ekstrinsik.

2. Kamampuan siswa

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan

kemampuan atau kecakapan mencapainya. Keinginan membaca

perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal huruf. Secara

ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat

motivasi anak untuk melasanakan tugas – tugas perkembangan.

3. Kondisi Siswa

Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani

mempengaruhi motivasi belajar. Sebagai contoh ketika tubuh

50

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta : PT RINEKA CIPTA,

2009 ), h. 97

Page 50: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

34

kita sedang sakit semangat untuk belajar pun berkurang.

Demikian sebaliknya, sehingga dapat diartikan bahwa kondisi

berepengaruh pada motivasi belajar.

4. Kondisi Lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam,

lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan

bermasyarakat. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat

terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Oleh karena itu kondisi

lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban

pergaulan, perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan

yang aman, tentram, tertib, dan indah, maka semangat dan

motivasi belajar mudah diperkuat.

5. Unsur – unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan,

dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman

hidup. Pengalaman dengan teman sebaya berpengaruh pada

motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa

lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan,

juga mengalami perubahan. Semua lingkungan tesebut

mendinamiskan motivasi belajar siswa.

6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul

setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Interaksi efektif

pergaulannya sekitar lima jam sehari. Intensitas pergaulan

tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa

siswa.

E. Hasil Penelitian Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh:

a. Rodli Abdul Latif, penelitiannya yang berjudul “pengaruh

metode hypnoteaching dalam contextual teaching and learning

Page 51: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

35

(CTL) terhadap kemampuan komunikasi dan analisis kritis

siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 5 Yogyakarta” tahun 2013.

Hasil penelitian ini peneliti mengungkapkan metode

hypnoteaching dalam contextual teaching and learning (CTL)

berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan komunikasi

siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 5 Yogyakarta. Selain itu

peneliti juga mengungkapkan metode hypnoteaching dalam

contextual teaching and learning (CTL) berpengaruh terhadap

peningkatan kemampuan analisis kritis siswa kelas XI IPA di

SMA Negeri 5 Yogyakarta.

b. Dina Dara Ginting, penelitian yang berjudul “pengaruh

hypnoteaching terhadap hasil belajar bahasa Indonesia” tahun

2013. Hasil penelitian ini peneliti mengungkapkan Penelitian

ini melibatkan 20 siswa (dua puluh) SMP kelas VII-3 sebagai

eksperimental kelompok dan 20 (dua puluh) siswa SMP kelas

VII-1 sebagai aa kelompok kontrol. Teknik sampling yang

digunakan adalah cluster sampling. Data yang diperoleh

dengan menggunakan tes prestasi akademik. Data dianalisis

menggunakan Paired Sample t-test. Itu Hasil penelitian

menunjukkan bahwa siswa prestasi akademik SMP Negeri 17

Medan memiliki meningkat setelah menerima metode

hypnoteaching (t = 14,559, M-pra = 4.30, M post = 14,60). itu

berarti bahwa berpengaruh hypnoteaching dalam meningkatkan

akademik prestasi.

F. Kerang Berfikir

Pendidikan dan belajar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Belajar merupakan kegiatan utama dalam usaha pendidikan. Proses belajar

akan memberikan hasil yang optimal apabila adanya pengelolaan yang

baik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Dilihat dari realita

yang ada masih banyak guru yang menggunakan metode pembelajaran

yang membuat siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran. Oleh

Page 52: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

36

karena itu, guru dituntut sebagai seorang pendidik dan motivator bisa

menggunakan metode yang membuat siswa semangat dalam belajar dan

agar siswa lebih termotivasi belajar di dalam kelas. Metode pembelajaran

yang digunakan guru harus bervariasi dan bisa meningkatkan motivasi

belajar siswa di dalam kelas. Metode hypnoteaching salah satunya bisa

menjadi siswa lebih termotivasi dalam belajar di dalam kelas. Metode

hypnoteaching merupakan metode pembelajaran alam bawah sadar dimana

bisa membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar.

Salah satu solusi yang bisa digunakan oleh guru adalah

menggunakan metode metoede pembelajaran hypnoteaching. Banyak

metode baru yang berkembang dalam proses belajar mengajar.

Diantaranya metode problem solving, interactive learning, cooperative

learning, dan lain-lain. Salah satu metode yang baru ini berkembang

adalah metode hypnoteaching. Dimana metode ini menggabungkan antara

ilmu hipnosis dalam proses mengajar. Hypnoteaching menekankan pada

prilaku peserta didik sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif dan

tertanam pada diri peserta didik pola pikir untuk meningkatkan motivasi

belajar sehingga kelak kehidupannya lebih baik.

Melalui teknik hipnosis, peserta didik dengan mudah tersugesti,

sehingga peserta didik yang terhipnosis dapat mengikuti sugesti yang di

perintahkan. Sehingga perilaku peserta didik yang terhipnotis dapat

disesuaikan dengan keinginan yang kita harapkan dan sesuai dengan

sugesti yang diterima.

Metode hypnoteaching karena kebanyakan siswa ketika sedang

belajar di kelas sering kali merasa bosan dengan metode belajar yang

diterapkan guru. Sehingga siswa membutuhkan motivasi belajar untuk

meningkatkan hasil belajar siswa di kelas. Penulis berharap setelah

memakai metode hypnoteaching ini siswa lebih termotivasi dalam belajar,

serta mempunyai semangat dalam belajar sehingga siswa mampu

mengatasi rasa jenuh dalam belajar.

Page 53: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

37

Dengan demikian mengatasi masalah dalam proses pembelajaran

dapat dilakukan dengan berbagai hal, salah satunya dengan menggunakan

metode hypnoteaching dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam

proses belajar mengajar tanpa mengesampingkan metode-metode lainnya.

Metode hypnoteaching lebih punya variasi dalam proses pembelajaran.

Page 54: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah PKBM Himmata yang

beralamat di Jalan Tanah Merah, Plumpang Jakarta Utara. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Agustus hingga bulan September 2015.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PKBM Himmata yang terletak di

Jalan Tanah Merah, Plumpang Jakarta Utara.

B. Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif meneliti kondisi alamiah, tanpa

manipulasi objek.51

Artinya pengumpulan data dilakukan bukan dengan

kondisi yang terkendali atau labolatoris. Peneliti adalah instrumen utama

dalam pengumpulan dan penginterprestasikan data. Peneliti berusaha

untuk menggambarkan secara jelas segala yang terjadi di lapangan dan

kemudian dianalisa untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan

penelitian.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun teknik pemilihan subjek yang digunakan peneliti adalah

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.52

Purposive sampling

51

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif ( Bandung : CV Alfabeta, 2010), h.3

Page 55: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

39

adalah sampel yang diambil betul – betul sesuai dengan maksud dan

tujuan penelitian. Maka dari itu peneliti menentukan sampel yang sesuai

berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai

keterkaitan dengan karakteristik poluasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Berdasarkan teknik pemilihan subjek di atas yang menjadi

informan dalam penelitian ini adalah Guru yang I menerapkan Metode

Hypnoteaching dalam proses belajar – mengajar. Kepala sekolah PKBM

Himmata, dan 17 Peserta didik yang terdiri kelas XI 12 Siswa dan kelas X

5 Siswa. Kemudian objek dalam penelitian ini adalah pengaruh metode

hypnoteaching terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di PKBM

Himmata.

D. Sumber Data

a. Data primer

Data primer adalah data yang langsung memberikan data pada

pengumpul data. 53

Kata – kata dan tindakan merupakan sumber data yang

diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Data

primer yang digunakan pada penelitian adalah hasil wawancara, dan hasil

observasi langsung. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan

informasi langsung tentang pengaruh metode hypnoteaching terhadap

peningkatan motivasi belajar siswa di PKBM Himmata.

.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen. 54

Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin,

publikasi dari berbagai organisasi, lampiran – lampiran dari badan

resmi seperti kementrian – kementrian, hasil studi, thesis, hasil survey,

studi historis, dan sebagainya. Data sekunder dalam penelitain ini

adalah catatan hasil evaluasi, catatan hasil rapat, dokumen yang

53

Ibid., h.308 54

Ibid., h.309

Page 56: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

40

mendukung dan foto – foto kegiatan. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan data sekunder untuk memperkuat penemuan dan

melengkapi informasi yang telah di kumpulkan melalui wawancara

langsung dengan guru serta peserta didik PKBM Himmata.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan kualitatif dan sumber data

yang akan digunakan, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

dengan analisis dokumen, observasi, dan wawancara. Untuk

mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara

atau teknik pengumpulan data tertentu sehingga proses penelitian dapat

berjalan lancar.

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif pada umumnya

menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Atas

dasar konsep tersebut, maka ketiga teknik pengumpulan data diatas

digunakan dalam penelitian ini.

1. Observasi

Menurut Nasution, “observasi adalah dasar semua ilmu

pengetauan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu

fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.“ 55

Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk

memperkuat data, terutama aktivitas pembelajaran dan unjuk kerja guru.

Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasikan

data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kenyataan yang

sebenarnya. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung

dan tidak langsung tentang penggunaan metode hypnoteaching di dalam

kelas.

2. Wawancara

55

Ibid., h.310

Page 57: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

41

` Wawancara adalah “teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban –

jawaban responden.”56

Wawancara yang dilakukan dengan dua bentuk,

yaitu wawancara terstruktur (peneliti telah menentukan format masalah

yang akan di wawancarai, yang berdasarkan masalah yang akan diteliti.

Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada responden telah ditentukan

jawaban-jawabannya). Selain itu juga dengan wawancara tidak terstruktur

(peneliti bebas menentukan fokus masalah wawancara, kegiatan

wawancara mengalir seperti dalam percakapan biasa, yaitu mengikut dan

menyesuaikan dengan situasi dan kondisi responden). Dalam penelitian ini

wawancara di pergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan pihak-

pihak terkait atau subjek penelitian, antara lain kepala sekolah dalam

rangka memperoleh penjelasan atau informasi tentang hal-hal yang belum

tercantum dalam observasi dan dokumentasi.

3. Angket

Angket adalah “teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau

mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Sebagaian

besar penelitian sosial, termasuk pendidikan, menggunakan kuesioner

sebagai teknik yang di pilih untuk mengumpulkan data.”57

Dari pendapat

di atas dapat di simpulkan bahwa angket adalah alat untuk memperoleh

data dengan mengirimkan pertanyaan – pertanyaan kepada subjek

penelitian. Jadi, angket merupakan alat pengumpulan data yang diajukan

disertai beberapa alternatif jawaban untuk dipilih oleh responden.

4. Dokumentasi

Teknik ini, merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi

yang berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian. Menurut

Suharsimi Arikunto menguraikan “Metode dokumentasi adalah adalah

mencari data mengenai hal – hal yang berkaitan dengan variable berupa

56

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung : Pustaka Setia, 2011 ) H. 173 57

Ibid., h. 177

Page 58: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

42

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prastasti, notulen, rapat,

lengger, agenda, dan sebagainya”.58

Dokumen-dokumen yang

dimaksudkan adalah dokumen pribadi, dokumen resmi, referensi-referensi,

foto-foto, dan rekaman kaset. Data ini bermanfaat untuk meramalkan

jawaban dari fokus permasalahan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument penelitian

utamanya adalah manusia. Alasannya ialah bahwa segala sesuatu belum

mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur

penelitian, data yang di kumpulkan, hipotesis yang digunakan, bahkan

hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat di tentukan secara pasti dan

jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang

penelitian itu.

1. Pedoman Observasi

Tabel 3.1

Kisi – kisi Observasi

No Indikator Pengamatan

1.

2.

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode

hypnoteaching

Perubahan motivasi belajar siswa dengan menggunakan

hypnoteaching

58

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta : Rhinke

Cipta, 2006), Cet 13 h. 201

Page 59: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

43

2. Pedoman Wawancara

Tabel 3.2.

Kisi – kisi wawancara dengan guru

Pertanyaan wawancara kepada

guru yang menggunakan metode

hypnoteaching

1. Bagaimana proses penerapan

metode hypnoteaching di

sekolah ?

2. Apa tujuan dan manfaat

metode hypnoteaching ?

3. Apa saja hambatan dalam

belajar dengan menggunakan

metode hypnoteaching ?

4. Apakah dengan

menggunakan metode

hypnoteaching dapat

menumbuhkan motivasi

belajar siswa atau dengan

yang lainnya ?

Kepala PKBM HIMMATA

Meliputi terkait PKBM Himmata

1. Mengapa dinamakan sekolah

PKBM Himmata ?

2. Gambaran umum tentang

sekolah PKBM Himmata ?

3. Visi dan misi sekolah PKBM

Himmata ?

4. Bagaimana cara siswa masuk

ke sekolah PKBM Himmata

?

5. Berapa jumlah siswa

keseluruhan ?

6. Apa saja kegiatan non

Page 60: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

44

akademik siswa-siswi di

sekolah ?

7. Apa saja latar belakang guru

di sekolah PKBM Himmata ?

Tabel 3.3.

Kisi – kisi Angket

Variabel Indikator Butir Soal

Motivasi

Belajar Siswa

√ Menghadapi tugas dalam waktu yang lama

dan tidak berhenti sampai selesai

√ Sikap dalam menghadapi kesulitan

√ Sikap dengan prestasi yang dicapai

√ Kemandirian terhadap tugas sekolah

√ Mempertahankan pendapat terhadap hal –

hal yang diyakini

√ Sikap dalam memecahakan masalah dalam

soal

1,2

3,4

5,6,7

8,9,10

11,12

13,14,15

Page 61: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

45

3. Pedoman Studi Dokumentasi

Tabel 3.4.

Kisi – kisi Dokumentasi

NO Dokumen

1.

2.

3.

4.

Catatan struktur kepengurusan sekolah

Catatan nama peserta didik di sekolah

Peraturan tata tertib di sekolah

Foto dokumentasi kegiatan proses belajar – mengajar

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

√ Motivasi belajar siswa dengan

menggunakan metode hypnoteaching

Metode

Hypnoteaching

√ Mengkondisikan siswa untuk

mengaplikasikan metode hypnoteaching

√ Menerapkan Langkah – langkah untuk

mengaplikasikan metode hypnoteaching

√ Manfaat dari penerapan metode

hypnoteaching

√ Metode pembelajaran hypnoteaching yang

disenangi siswa

16, 17,18

19,

20,21,22

23,24,25

26

Page 62: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

46

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan

data yang di peroleh , selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu

atau menjadi hipotesis. Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugino,

mengemukan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.59

a. Data Reduction ( Reduksi Data )

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok,

memfokuskan pada hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal –

hal yang penting, di cari tema dan polanya dan membuang yang tidak

di perlukan. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang

tinggi.

b. Data Display ( Penyajian data )

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendislpay data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa di

lakukan dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

Flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman ( 1984 )

menyatakan “ the most frequent from display data for qualitative

research data ini the past has been narrative text “. yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing / Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. kesimpulan

awal yang dikemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila

tidak di temukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

59

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif ( Bandung : CV Alfabeta, 2010.) h. 337

Page 63: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

47

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukan pada awal, didukung oleh bukti – bukti yang valid dan

konsisten saat saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukan merupakan kesimpulan yang

kredibel. 60

Selanjutnya data dari angket penelitian ini, penulis

menggunakan teknik analisis secara kualitatif yang dinamakan

deskritif analisis yaitu menggambarkan apa adanya.

Langkah pertama adalah membuat Tabel frekuensi kemudian

dilengkapi dengan presentasi. Dalam hal ini penulis menggunakan

rumus sebagai berikut :

P =

x 100 %

Keterangan :

P : Angka Presentasi

F: Frekuensi yang di cari

N: Number of Cases ( Jumlah frekuensi/banyaknya individu)

100%: Bilangan tetap61

60

Ibid., h. 338 - 345 61

Anas Sudjono, Pengantar Stastistik Pendidikan, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

1997), cet ke – 8, H. 40

Page 64: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah PKBM Himmata Jakarta Utara

1. Sejarah singkat sekolah PKBM Himmata Jakarta Utara

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) HIMMATA didirikan

pada tahun 2004 yang awal kegiatan belajar mengajar bermula dari

pembinaan anak-anak jalanan, yatim dan dhu‟afa yang berada di sekitar

wilayah Pertamina Plumpang Jakarta Utara. Anak-anak tersebut sebagian

besar tidak memiliki latar belakang pendidikan formal maupun non

formal. Oleh sebab itu, didirikanlah PKBM HIMMATA sebagai sarana

pembekalan ilmu dan keterampilan untuk anak-anak jalanan, yatim dan

dhuafa sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Saat

ini program yang dijalankan oleh PKBM HIMMATA tanpa biaya, yang

meliputi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Paket A Setara

SD, Paket B Setara SMP dan Paket C Setara SMA, Pendidikan Life Skill

dengan unggulan utama adalah pembuatan sabun cair dan sampo motor

maupun seni Angklung serta Teater.

PKBM HIMMATAyang berada di bawah naungan Yayasan

HIMMATA, dilahan 1.005 m² PKBM HIMMATA saat ini dibangun

beberapa ruang belajar yang digunakan sebagai sarana kegiatan belajar

mengajar, diantaranya laboratorium komputer, laboratorium lifeskill,

laboratorium bahasa, Sanggar/Aula Kreatifitas, Taman Bacaan

Masyarakat(TBM), Studio Musik, dan Laboratorium Keterampilan Tata

Boga. Peserta didik PKBM HIMMATA saat ini mencapai lebih dari 400

orang. Hampir sebagian besar berada pada tingkatan usia sekolah.

Masalah yang dihadapi oleh PKBM HIMMATA saat ini adalah animo

masyarakat yang tinggi untuk mengikuti kegiatan pendidikan maupun

keterampilan

Page 65: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

49

sementara kemampuan PKBM HIMMATA untuk menyelenggaran

kegiatan program pendidikan dan keterampilan sangat terbatas.

2. Deskripsi Lingkungan

PKBM HIMMATA berada di daerah Plumpang Jakarta Utara,

tepatnya di Tanah Merah Plumpang, Kelurahan Rawa Badak Selatan yang

merupakan lokasi pemukiman penduduk yang telah sekian lama

memanfaatkan lahan tidur milik Pertamina. Secara geografis lokasi PKBM

HIMMATA dari arah utara berhadapan dengan Pasar Ular yang biasa

dikenal masyarakat sebagai tempat yang menyediakan berbagai barang

impor dengan harga yang relatif murah. Dari arah selatan, PKBM

HIMMATA berdampingan dengan kilang minyak Pertamina Plumpang.

Dari arah timur berdekatan dengan wilayah Kelurahan Rawa Badak

Selatan Kecamatan Koja. Dan dari arah Barat langsung berhadapan dengan

jalan raya Yos Sudarso (by pass).

Daerah Tanah Merah Plumpang dipilih sebagai pusat lokasi

pembinaan dan pendidikan oleh PKBM HIMMATA, karena dianggap akan

memudahkan kinerja lembaga dalam menjangkau anak-anak jalanan, yatim

dan dhuafa, dan tentunya juga mudah dijangkau oleh anak-anak tersebut,

khususnya di wilayah Jakarta Utara. Tetapi mengingat mobilitas kerja anak

jalanan khususnya yang memiliki karakteristik hidup di jalan (children of

the street), cenderung tidak mengenal batas wilayah, maka keberadaan

PKBM HIMMATA di Plumpang juga dapat dijangkau oleh komunitas anak

jalanan di Ibukota Jakarta.

Di samping itu wilayah Tanah Merah Plumpang yang menjadi pusat

kegiatan PKBM HIMMATA, adalah wilayah pemukiman yang selama ini

ditempati oleh masyarakat urban perkotaan yang datang dari berbagai daerah

di Indonesia untuk mengadu nasib di Ibukota Jakarta. Mengingat

keterbatasan keterampilan atau skill kerja yang dimiliki, secara ekonomis

masyarakat Tanah Merah Plumpang hampir seluruhnya bekerja di sektor

Page 66: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

50

non formal yang lebih mengandalkan skill fisik atau lapangan kerja yang

membutuhkan keterampilan sederhana, seperti buruh pelabuhan, pedagang

asongan, karyawan pabrik, kuli, pemulung, dan lain sebagainya.

Kondisi sosial kemasyarakatan di sekitar PKBM HIMMATA adalah

kalangan marjinal yang secara status, ekonomi maupun profesi yang

merupakan kaum urbanisasi yang tidak memiliki keterampilan yang

memadai. Sehingga dimungkinkan program yang telah dilaksanakan di

PKBM HIMMATA ini dapat mendukung pelaksanaan dan pengembangan

program PNFI sebagai upaya memenuhi kebutuhan belajar masyarakat dalam

rangka memperbaiki kualitas hidupnya.

3. Identitas Sekolah

Tabel 4.1

1 Nama Lembaga PKBM HIMMATA

2 Alamat Lembaga Jl. Plumpang B No. 30 Rt.002/004,

RBS, Koja, Jakarta Utara 14230

3 No. Telp/ Fax/ E-mail 0214303949/

[email protected]

4 Tahun Berdiri 2004

5 Legalitas Lembaga Terakreditasi BAN PNF

6 Rekening Bank BANK DKI Cabang Walikota

Jakarta Utara

No. Rek : 201-02-11012-2

Atas Nama PKBM HIMMATA

7 NPWP 70.593.937.9-045.000

4. Peranan PKBM Himmata

Perhatian khusus kepada anak jalanan, yatim dan dhuafa yang

diberikan oleh PKBM HIMMATA didasarkan pada peta permasalahan

yang dihadapi anak yaitu: permasalahan kelangsungan hidup (survival),

Page 67: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

51

permasalahan perkembangan (developmental), dan permasalahan

perlindungan (protection).

Tabel 4.2

PERMASALAHAN INDIKASI

Kelangsungan Hidup

(survival)

- ancaman bahaya seksual.

- ancaman Narkoba (pemakai dan pengedar).

- ancaman kesehatan (akibat polusi udara,

lingkungan tidak higienis).

- ancaman pertumbuhan (kurang gizi).

- ancaman jiwa (korban kecelakaan lalu lintas

dan tindakan kriminalitas).

Perkembangan

(developmental)

- perkembangan kepribadian yang tidak baik

(cepat dewasa, berwatak keras, susah diatur,

liar, bebas tanpa arahan).

- hilangnya fungsi pengasuhan dan pembinaan

dari orang tua dan keluarga.

- tidak adanya kesempatan untuk mengikuti

pendidikan (perkembangan intelektual,

moral, dan sosial terhenti).

Perlindungan

(protection)

- adanya perlakuan salah terhadap anak.

- eksploitasi anak untuk kepentingan ekonomi,

seksual, dan instrumen tindak kriminal.

- belum adanya jaminan nyata dari pemerintah

dan perhatian dari masyarakat terhadap

masalah anak jalanan.

Page 68: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

52

5. Visi dan Misi sekolah PKBM Himmata Jakarta Utara

a. Visi

Unggul dalam pendidikan bagi anak kurang beruntung di

Indonesia berdasarkan pribadi muslim, mandiri, cerdas dan aktif.

b. Misi

1. Meningkatkan mutu terunggul dalam pendidikan bagi anak

bernasib tidak beruntung di Indonesia.

2. Mengembangkan dan menyebarkan ide pembaruan tentang

pembinaan dan pendidikan anak di Indonesia.

3. Mendidik peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada

Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecakapan hidup,

mandiri dan memiliki kompetensi untuk menghadapi masa

depan.

4. Menjalankan pelayanan pemdidikan bagi masyarakat

khususnya terhadap anak yang bernasib kurang beruntung.

5. Melakukan kerjasama dengan pemerintah dan masyarakat

dalam pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan.

B. Keadaan pengurus, fasilitas yang dimiliki

1. Keadaan pengurus

Tabel 4.3

JABATAN NAMA PENDIDIKAN HP

Ketua Syahrudin,

S.Kom

S-1 0856 9524 2555

Sekretaris Ahmad Yanuari SMA 0856 9253 3396

Bendahara Carnasim SMK 0857 8255 4461

Kord. Paket A Sri Yuliyanti SMK 0857 1166 2618

Page 69: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

53

2. Sarana dan fasilitas yang dimiliki

Tabel 4.4

Kord. Paket B & C Untung SMK 0857 7308 9515

Kord Lifeskill Ade Indra. K SMA 0857 1914 5578

Kord TBM M. Imam A Haris SMA 0896 7620

1. Status Lahan/

Bangunan

Luas Tanah

Luas Bangunan

1.005 M

700 M

Milik

Sendiri

2. Rincian Bangunan Ruang Tamu

Ruang Sekretariat

Ruang Kantor Pengurus

Ruang Belajar Teori

Ruang Praktek Keterampilan

Ruang Usaha/ Produksi

Ruang Taman Bacaan

Ruang Serba guna

2 ruang

2 ruang

1 ruang

7 ruang

4 ruang

1 ruang

2 ruang

1 ruang

3 Sarana

Kesekretariatan

Kursi Tamu

Meja – Kursi Kerja

Lemari Arsip/ Filing Kabinet

Komputer/ Laptop

Printer

Mesin Faximile/ Telpon

7 set

6 set

6 unit

6 unit

2 unit

1 unit

4 Sarana Pembelajaran Meja- kursi belajar

Papan tulis

Buku modul/ bahan ajar

Media pembelajaran

216 set

8 buah

60 eks

2 unit

Page 70: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

54

3. Deskripsi Data dan Analisis Data

1. Deskripsi dan Analisis atas Data yang bersumber dari guru

a) Proses penerapan metode hypnoteaching di sekolah. Sebenarnya

metode hypnoteaching sudah sering digunakan oleh guru IPS di

sekolah PKBM Himmata Jakarta Utara dalam proses pembelajaran.

Kata-kata positif perlu diberikan kepada siswa. Misalnya, guru

mengatakan “dilarang membuang sampah sembarangan”, sehingga

siswa secara langsung menerima kata-kata positif tersebut. Oleh

karena itu, guru sangat berperan dalam menggunakan metode

hypnoteaching. Guru dituntut memiliki kemampuan berbahasa

indonesia yang baik dan benar.62

b) Manfaat penerapan metode hypnoteaching di sekolah. Metode

hypnoteaching merupakan metode pembelajaran cara teratur yang

digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai

sesuai yang dikehendaki. Metode hypnoteaching merupakan salah

satu cara yang digunakan guru untuk melaksanakan proses

pembelajaran di kelas. Manfaat dari metode hypnoteaching salah

satunya dari siswa agar siswa tidak merasa bosan dalam proses

pembelajaran. Situasi dalam kelas sangat diperlukan agar siswa

tertarik pada pembelajaran tersebut.63

c) Hambatan dalam mengajar menggunakan metode hypnoteaching di

sekolah. Kondisi siswa baik secara sosial maupun ekonomi

tentunya akan mempengaruhi kondisi psikis dari siswa itu sendiri.

Terkadang walaupun guru telah mengikuti langkah dalam proses

penerapan metode hypnoteaching, jika siswa menolak sugesti yang

62

Hasil wawancara dengan guru PKBM Himmata Jakarta Utara 63

Hasil wawancara dengan guru PKBM Himmata Jakarta Utara

5 Sarana Keterampilan Alat Keterampilan 8 set

Page 71: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

55

diberikan oleh guru maka hasil dari penerapan metode

hypnoteaching tidak akan maksimal.64

d) Pengaruh metode hypnoteaching terhadap peningkatan motivasi

belajar siswa. Salah satu langkah dalam penerapan metode

hypnoteaching yaitu dengan menggunkan kata – kata positif , kata

– kata positif itu yang guru jadikan bahan untuk memberikan

sugesti – sugesti yang positif sehingga siswa termotivasi untuk

belajar. Kemudian di awal proses pembelajaran guru memulai

dengan games, cerita inspiratif serta yeeling, hal tersebut akan

membuat siswa tertarik dan semangat untuk belajar, sehingga

secara tidak langsung akan memotivasi siswa itu sendiri.65

2. Deskripsi dan analisis atas data yang bersumber dari siswa

Berikut ini adalah deskripsi data mengenai hasil angket yang

bersumber dari siswa kelas X dan kelas XI PKBM Himmata Jakarta Utara

dengan membuat tabulasi yang merupakan proses mengubah data diri dari

instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka

(presentase) dapat dilihat dari kriteria yang disuguhkan dalam bentuk

tabel-tabel, dan juga disertai analisis atas data yang telah didapat.

Tabel 4.5

Saya dapat mengerjakan tugas sampai dengan selesai tanpa berhenti

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 8 47%

2 Sering 3 18%

3 Kadang – Kadang 6 35%

4 Tidak Pernah 0 0%

JUMLAH

17 100%

64

Hasil wawancara dengan guru PKBM Himmata Jakarta Utara 65

Hasil wawancara dengan guru PKBM Himmata Jakarta Utara

Page 72: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

56

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut siswa kelas X dan XI di PKBM

Himmata Jakarta Utara selalu mengerjakan tugas sampai dengan selesai tanpa

berhenti maksudnya tidak melewati nomor sebelumnya. Dari 17 responden 8 atau

47% menyatakan bahwa selalu dapat mengerjakan tugas sampai dengan selesai

tanpa berhenti. 3 atau 18% responden menyatakan bahwa siswa sering

mengerjakan tugas sampai dengan selesai tanpa berhenti. 6 atau 35% responden

menyatakan bahwa kadang-kadang siswa mengerjakan tugas sampai dengan

selesai tanpa berhenti. Dengan demikian siswa mengerjakan tugas selalu

berurutan sesuai nomor.

Tabel 4.6

Saya tidak dapat mengerjakan tugas ketika mengalami kesulitan

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 1 6%

2 Sering 5 29%

3 Kadang – Kadang 10 59%

4 Tidak Pernah 1 6%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut siswa kelas X dan XI di PKBM

Himmata Jakarta Utara kadang-kadang tidak dapat mengerjakan tugas ketika

mengalami kesulitan. Dari 17 responden 1 atau 6% menyatakan bahwa selalu

tidak dapat mengerjakan tugas ketika mengalami kesulitan. 5 atau 29%

menyatakan bahwa sering tidak dapat mengerjakan tugas ketika mengalami

kesulitan. 10 atau 59% meyatakan bahwa tidak dapat mengerjakan tugas ketika

mengalami kesulitan. 1 atau 6% menyatakan bahwa tidak pernah tidak dapat

mengerjakan tugas ketika mengalami kesulitan. Jadi, kesimpulannya kadang-

kadang siswa tidak mengerjakan tugas ketika mengalami kesulitan, oleh karena itu

guru harus memberikan perhatian lebih kepada siswanya.

Page 73: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

57

Tabel 4.7

Apabila ada tugas atau PR saya dapat mengerjakannya dengan baik

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 7 41%

2 Sering 4 24%

3 Kadang – Kadang 6 35%

4 Tidak Pernah 0 0%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut siswa kelas X dan XI di PKBM

Himmata Jakarta Utara selalu mengerjakan tugas atau pr dengan baik. Hal itu

disebabkan pengaruh dari metode hypnoteaching untuk meningkatkan motivasi

siswa dalam belajar. Dari 17 responden 7 atau 41% menyatakan bahwa selalu

mengerjakan tugas atau pr dengan baik. 4 atau 24% menyatakan bahwa sering

mengerjakan tugas atau pr dengan baik. 6 atau 35% menyatakan bahwa kadang-

kadang mengerjakan tugas atau pr. Jadi, metode hypnoteaching sangat diperlukan

dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi siswa dalam

mengerjakan tugas.

Tabel 4.8

Saya dapat bersikap cukup puas terhadap prestasi yang telah dicapai

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 6 35%

2 Sering 4 24%

3 Kadang – Kadang 6 35%

4 Tidak Pernah 1 6%

JUMLAH

17 100%

Page 74: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

58

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara selalu bersikap puas terhadap prestasi yang telah dicapai. Dari 17

responden 6 atau 35% menyatakan bahwa selalu bersikap puas terhadap prestasi

yang telah dicapai. 4 atau 24% menyatakan bahwa sering bersikap puas terhadap

prestasi yang telah dicapai. 6 atau 35% menyatakan bahwa kadang-kadang

bersikap puas terhadap prestasi yang telah dicapai. 1 atau 6% menyatakan bahwa

tidak pernah bersikap puas terhadap prestasi yang telah dicapai. Jadi, metode

hypnoteaching lebih di tingkatkan lagi, karena yang menjawab selalu dan kadang-

kadang jumlahnya sama. Oleh karena itu, guru dituntut lebih mendalam lagi

dalam menggunakan metode hypnoteaching.

Tabel 4.9

Saya berminat untuk mencapai sebuah target dalam berprestasi

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 14 82%

2 Sering 3 18%

3 Kadang – Kadang 0 0%

4 Tidak Pernah 0 0%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara selalu berminat untuk mencapai sebuah target dalam berprestasi.

Dari 17 responden 14 atau 82% menyatakan bahwa selalu berminat untuk

mencapai sebuah target dalam berprestasi. 3 atau 18% menyatakan bahwa sering

berminat untuk mencapai sebuah target dalam berprestasi. Jadi, dalam diri siswa

harus di tanamkan sebuah target dalam mencapai prestasi. Metode hypnoteaching

sangat diperlukan agar siswa lebih serius dalam mencapai target tersebut.

Page 75: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

59

Tabel 4.10

Saya bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas agar prestasi saya lebih baik

dari siswa lain

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 9 53%

2 Sering 4 24%

3 Kadang – Kadang 3 18%

4 Tidak Pernah 1 6%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan kelas XI di PKBM

Himmata Jakarta Utara selalu bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas agar

prestasinya lebih baik dari siswa lain. Dari 17 responden 9 atau 53% menyatakan

bahwa selalu bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas agar prestasinya

lebih baik dari siswa lain. 4 atau 24% menyatakan bahwa sering bersungguh-

sungguh dalam menjalankan tugas agar prestasinya lebih baik dari siswa lain. 3

atau 18% menyatakan bahwa kadang-kadang menyatakan bahwa bersungguh-

sungguh dalam menjalankan tugas agar prestasinya lebih baik dari siswa lain. 1

atau 6% menyatakan bahwa tidak pernah bersungguh-sungguh dalam

menjalankan tugas agar prestasinya lebih baik dari siswa lain. Jadi, guru sudah

menggunakan metode hypnoteaching dengan baik, dimana siswa selalu

bersungguh-sungguh menjalankan tugasnya sebagai seorang siswa. Metode

hypnoteaching sangat membantu siswa untuk termotivasi dalam berprestasi di

sekolahnya.

Page 76: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

60

Tabel 4.11

Saya selalu mendapatkan hasil yang maksimal ketika belajar di rumah

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 2 12%

2 Sering 8 47%

3 Kadang – Kadang 7 41%

4 Tidak Pernah 0 0%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara sering mendapatkan hasil yang maksimal ketika belajar di rumah.

Dari 17 responden 2 atau 12% menyatakan bahwa selalu mendapatkan hasil yang

maksimal ketika belajar di rumah. 8 atau 47% menyatakan bahwa sering

mendapatkan hasil yang maksimal ketika belajar di rumah. 7 atau 41%

menyatakan bahwa kadang-kadang mendapatkan hasil yang maksimal ketika

belajar di rumah. Jadi, metode hypnoteaching yang diterapkan di sekolah

mendapat pengaruh ketika siswa belajar dirumah. Dan ketika mendapat tugas dari

sekolah siswa termotivasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal bila

dikerjakan di rumah.

Tabel 4.12

Saya tidak dapat mengerjakan tugas sekolah dengan bekerja sendiri

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 2 12%

2 Sering 4 24%

3 Kadang – Kadang 8 47%

4 Tidak Pernah 3 18%

JUMLAH

17 100%

Page 77: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

61

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara kadang-kadang tidak dapat mengerjakan tugas sekolah dengan

bekerja sendiri. Dari 17 responden 2 atau 12% menyatakan bahwa selalu tidak

dapat mengerjakan tugas sekolah dengan bekerja sendiri. 4 atau 24% menyatakan

bahwa sering tidak dapat mengerjakan tugas sekolah dengan bekerja sendiri. 8

atau 47% menyatakan bahwa kadang-kadang tidak dapat mengerjakan tugas

sekolah dengan bekerja sendiri. 3 atau 18% menyatakan bahwa tidak pernah tidak

dapat mengerjakan tugas sekolah dengan bekerja sendiri. Jadi, guru harus lebih

meningkatkan lagi metode hypnoteaching dalam pembelajaran agar siswa lebih

termotivasi dalam bekerja sendiri dalam mengerjakan tugas ketimbang dengan

bekerja sama dengan orang lain. Guru harus menanamkan sifat percaya diri

terhadap siswa agar siswa lebih termotivasi.

Tabel 4.13

Saya dapat mengerjakan tugas sekolah itu dikerjakan di rumah

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 6 35%

2 Sering 4 24%

3 Kadang – Kadang 5 29%

4 Tidak Pernah 2 12%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara selalu mengerjakan tugas sekolah itu dikerjakan di rumah. Dari 17

responden 6 atau 35% menyatakan bahwa selalu dapat mengerjakan tugas sekolah

itu dikerjakan di rumah. 4 atau 24% menyatakan bahwa sering dapat mengerjakan

tugas sekolah dikerjakan di rumah. 5 atau 29% kadang-kadang dapat mengerjakan

tugas sekolah dikerjakan di rumah. 2 atau 12% menyatakan bahwa tidak pernah

dapat mengerjakan tugas sekolah dikerjakan di rumah. Jadi, guru memberikan

siswa tugas sekolah atau pr selalu dikerjakan dirumah. Metode hypnoteaching

Page 78: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

62

sangat berperan agar siswa lebih termotivasi dalam mengerjakan tugas sekolah

dikerjakan di rumah. Karena metode hypnoteaching di dalamnya mengajarkan

tentang fokus, sehingga siswa lebih konsentrasi mengerjakan tugas sekolah di

rumah.

Tabel 4.14

Saya dapat mempertahankan pengetahuan saya untuk dijadikan keyakinan dalam

berargumen (diskusi)

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 6 35%

2 Sering 8 47%

3 Kadang – Kadang 2 12%

4 Tidak Pernah 1 6%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara menyatakan bahwa sering mempertahankan pengetahuan saya untuk

dijadikan keyakinan dalam berargumen (diskusi). Dari 17 responden 6 atau 35%

menyatakan bahwa selalu dapat mempertahankan pengetahuannya untuk dijadikan

keyakinan dalam berargumen (diskusi). 8 atau 47% menyatakan bahwa sering

mempertahankan pengetahuannya untuk dijadikan keyakinan dalam berargumen

(diskusi). 2 atau 12% menyatakan bahwa kadang-kadang mempertahankan

pengetahuannya untuk dijadikan keyakinan dalam berargumen (diskusi). 1 atau

6% menyatakan bahwa tidak pernah mempertahankan pengetahuannya untuk

dijadikan keyakinan dalam berargumen (diskusi). Jadi, di dalam metode

pembelajaran hypnoteaching diajarkan bagaimana cara siswa berpendirian kuat,

sehingga siswa tidak mudah tergoyah pada pendiriannya.

Page 79: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

63

Tabel 4.15

Saya tidak mampu mempertahankan pengetahuan saya (ragu-ragu) ketika

menjawab soal-soal

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 2 12%

2 Sering 5 29%

3 Kadang – Kadang 10 59%

4 Tidak Pernah 0 0%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X san XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara kadang-kadang tidak mampu mempertahankan pengetahuannya

(ragu-ragu) ketika menjawab soal-soal. Dari 17 responden 2 atau 12%

menyatakan bahwa selalu tidak mampu mempertahankan pengetahuannya (ragu-

ragu) ketika menjawab soal-soal. 5 atau 29% menyatakan bahwa sering tidak

mampu mempertahankan pengetahuannya (ragu-ragu) ketika menjawab soal-soal.

10 atau 59% menyatakan bahwa kadang-kadang tidak mampu mempertahankan

pengetahuannya (ragu-ragu) ketika menjawab soal-soal. Jadi, perlu di tingkatkan

lagi dalam penerapan metode hypnoteaching agar siswa selalu mampu

mempertahankan pengetahuannya ketika menjawab soal-soal.

Page 80: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

64

Tabel 4.16

Saya berdiskusi dengan siswa lainnya jika saya mengalami kesulitan dalam proses

belajar

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 4 24%

2 Sering 7 41%

3 Kadang – Kadang 6 35%

4 Tidak Pernah 0 0%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara sering berdiskusi dengan siswa lainnya jika mengalami kesulitan

dalam proses belajar. Dari 17 responden 4 atau 24% menyatakan bahwa selalu

berdiskusi dengan siswa lainnya jika mengalami kesulitan dalam proses belajar. 7

atau 41% menyatakan bahwa sering berdiskusi dengan siswa lainnya jika

mengalami kesulitan dalam proses belajar. 6 atau 35% menyatakan bahwa

kadang-kadang berdiskusi dengan siswa lainnya jika mengalami kesulitan dalam

proses belajar. Jadi, dalam proses pembelajaran siswa di perbolehkan berdiskusi

dengan siswa lainnya jika mengalami kesulitan. Karena dalam pembelajaran pasti

ada masalah yang harus di diskusikan agar siswa lebih berfikir kritis.

Page 81: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

65

Tabel 4.17

Apabila saya mengalami kesulitan belajar, saya lebih suka bekerja keras untuk

menyelesaikan dari pada beralih kepada kegiatan lainnya

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 2 12%

2 Sering 10 59%

3 Kadang – Kadang 4 24%

4 Tidak Pernah 1 6%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara sering mengalami kesulitan belajar tetapi lebih suka bekerja keras

untuk menyelesaikan dari pada beralih kepada kegiatan lainnya. Dari 17

responden 2 atau 12% menyatakan bahwa selalu mengalami kesulitan belajar

tetapi lebih suka bekerja keras untuk menyelesaikan dari pada beralih kepada

kegiatan lainnya. 10 atau 59% menyatakan bahwa sering mengalami kesulitan

belajar tetapi lebih suka bekerja keras untuk menyelesaikan dari pada beralih

kepada kegiatan lainnya. 4 atau 24% menyatakan bahwa kadang-kadang

mengalami kesulitan belajar tetapi lebih suka bekerja keras untuk menyelesaikan

dari pada beralih kepada kegiatan lainnya. 1 atau 6% menyatakan bahwa tidak

pernah mengalami kesulitan belajar tetapi lebih suka bekerja keras untuk

menyelesaikan dari pada beralih kepada kegiatan lainnya. Jadi, siswa berhak

bekerja sendiri walaupun guru sudah menerapkan metode hypnoteaching dalam

proses pembelajaran. Karena metode hypnoteaching untuk memberikan motivasi

kepada siswa.

Page 82: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

66

Tabel 4.18

Saya merasa tidak tertarik apabila guru memberikan soal terus-menerus

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 0 0%

2 Sering 4 24%

3 Kadang – Kadang 8 47%

4 Tidak Pernah 5 29%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara kadang-kadang merasa kadang- kadang tidak tertarik apabila guru

memberikan soal terus-menerus. Dari 17 responden 4 atau 24% menyatakan

bahwa sering merasa tidak tertarik apabila guru memberikan soal terus-menerus. 8

atau 47% menyatakan bahwa kadang-kadang merasa tidak tertarik apabila guru

memberikan soal terus-menerus. 5 atau 25% menyatakan bahwa tidak pernah

merasa tidak tertarik apabila guru memberikan soal terus menerus. Jadi, seorang

guru harus pintar dalam mencari metode yang membuat siswa merasa senang

dalam proses pembelajaran. Jangan sampai siswa merasa bosan dengan apa yang

diajarkan oleh guru, sehingga pelajaran yang diajarkan tidak masuk ke dalam

otak.

Page 83: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

67

Tabel 4.19

Guru anda merupakan pribadi yang menyenangkan

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 1 6%

2 Sering 3 18%

3 Kadang – Kadang 9 53%

4 Tidak Pernah 4 24%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara kadang-kadang berpendapat guru yang mengajarkan metode

hypnoteaching merupakan pribadi yang menyenangkan. Dari 17 responden 1 atau

6% menyatakan bahwa guru yang mengajarkan menggunakan metode

hypnoteaching selalu merupakan pribadi yang tidak menyenangkan. 3 atau 18%

menyatakan bahwa guru yang mengajarkan menggunakan metode hypnoteaching

sering merupakan pribadi yang tidak menyenangkan. 9 atau 53% menyatakan

bahwa guru yang mengajarkan menggunakan metode hypnoteaching kadang-

kadang merupakan pribadi yang tidak menyenangkan. 4 atau 24% menyatakan

bahwa guru yang mengajarkan menggunakan metode hypnoteaching tidak pernah

merupakan pribadi yang tidak menyenangkan. Jadi, seorang guru yang

menggunakan metode hypnoteaching harus disenangi oleh siswanya karena akan

berpengaruh pada siswa tersebut. Motivasi timbul juga karena gurunya.

Page 84: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

68

Tabel 4.20

Saya nyaman ketika berada di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 6 35%

2 Sering 6 35%

3 Kadang – Kadang 5 29%

4 Tidak Pernah 0 0%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara selalu nyaman ketika berada di kelas. Dari 17 responden 6 atau 35%

menyatakan bahwa siswa selalu nyaman ketika berada di dalam kelas ketika

metode hypnoteaching diterapkan. 6 atau 35% menyatakan bahwa siswa sering

nyaman ketika berada di dalam kelas ketika metode hypnoteaching diterapkan. 5

atau 29% menyatakan bahwa kadang-kadang siswa nyaman ketika berada di

dalam kelas ketika metode hypnoteaching diterapkan. Jadi, penggunaan metode

hypnoteaching selalu bervariasi agar siswa selalu nyaman di kelas. Oleh karena

itu, guru harus pintar berbahasa dengan baik agar perkataan-perkataan yang baik

diserap oleh siswa.

Tabel 4.21

Saya nyaman berada di dalam kelas dan saya memahami pelajarannya

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 5 29%

2 Sering 10 59%

3 Kadang – Kadang 2 12%

4 Tidak Pernah 0 0%

JUMLAH

17 100%

Page 85: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

69

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara sering merasa nyaman berada di dalam kelas dan memahami

pelajarannya. Dari 17 responden 5 atau 29% menyatakan bahwa selalu merasa

nyaman di dalam kelas dan memahami pelajarannya. 10 atau 59% menyatakan

bahwa sering nyaman berada di dalam kelas dan memahami pelajarannya. 2 atau

12% menyatakan bahwa kadang-kadang merasa nyaman di dalam kelas dan

memahami pelajarannya. Kesimpulannya adalah seorang guru harus pandai dalam

mencairkan suasana dalam belajar. Di PKBM Himmata sudah cukup bagus dalam

membuat siswa nyaman berada di dalam kelas dan membuat siswa memahami

pelajaran.

Tabel 4.22

Guru memulai pelajaran dengan games, cerita inspiratif, maupun yelling

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 11 65%

2 Sering 3 18%

3 Kadang – Kadang 2 12%

4 Tidak Pernah 1 5%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara menyatakan bahwa guru selalu memulai pelajaran dengan games,

cerita inspiratif, maupun yelling. Dari 17 responden11 atau 65% menyatakan

bahwa guru selalu memulai pelajaran dengan games, cerita inspiratif, maupun

yelling. 3 atau 18% menyatakan bahwa guru sering memulai pelajaran dengan

games, cerita inspiratif, maupun yelling. 2 atau 12% menyatakan bahwa guru

kadang-kadang memulai pelajaran dengan games, cerita inspiratif, maupun

yelling. 1 atau 5% menyatakan bahwa guru tidak pernah memulai pelajaran

dengan games, cerita inspiratif, maupun yelling. Kesimpulannya adalah guru

berusaha selalu memulai pembelajaran dengan games, cerita inspiratif maupun

Page 86: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

70

yelling. Dan hal tersebut merupakan salah satu langkah dalam metode

hypnoteaching, sehingga siswa lebih tertarik dalam pembelajaran di kelas.

Tabel 4.23

Anda adalah siswa yang tidak memiliki impian atau cita-cita

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 2 12%

2 Sering 1 6%

3 Kadang – Kadang 2 12%

4 Tidak Pernah 12 71%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara menyatakan bahwa siswa di PKBM Himmata Jakarta Utara tidak

pernah tidak memiliki impian atau cita-cita. Dari 17 responden 2 atau 12%

menyatakan bahwa siswa selalu yang tidak memiliki impian atau cita-cita. 1 atau

6% menyatakan bahwa siswa sering yang tidak memiliki impian atau cita-cita. 2

atau 12% menyatakan bahwa siswa kadang-kadang yang tidak memiliki impian

atau cita-cita. 12 atau 71% siswa yang tidak pernah tidak memiliki cita-cita atau

impian. Kesimpulannya adalah kebanyakan siswa di PKBM Himmata Jakarta

Utara memiliki cita-cita atau impian. Oleh karena itu, guru sebagai motivator

harus mendorong siswa agar cita-cita siswa tersebut tercapai.

Page 87: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

71

Tabel 4.24

Guru selalu memberikan kata-kata positif kepada siswa-siswinya

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 11 65%

2 Sering 4 24%

3 Kadang – Kadang 2 12%

4 Tidak Pernah 0 0%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara menyatakan bahwa guru selalu memberikan kata-kata positif kepada

siswa-siswinya. Dari 17 responden 11 atau 65% menyatakan bahwa guru selalu

memberikan kata-kata positif kepada siswa-siswinya. 4 atau 24% menyatakan

bahwa guru sering memberikan kata-kata positif kepada siswa-siswinya. 2 atau

12% menyatakan bahwa guru kadang-kadang memberikan kata-kata positif

kepada siswa-siswinya. Kesimpulannya adalah dalam penerapan metode

hypnoteaching guru memberikan kata-kata positif terhadap muridnya. Kata-kata

positif harus ditanamkan kepada muridnya agar yang dilakukan maupun terucap

dari muridnya selalu hal yang positif, sehingga siswa lebih termotivasi dalam

belajar.

Page 88: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

72

Tabel 4.25

Apakah guru kamu pernah berkata “kamu anak bodoh atau nakal”

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 1 6%

2 Sering 1 6%

3 Kadang – Kadang 4 24%

4 Tidak Pernah 11 65%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara menyatakan bahwa guru tidak pernah berkata “kamu anak bodoh

atau nakal”. Dari 17 responden 1 atau 6% menyatakan bahwa guru selalu berkata

“kamu anak bodoh atau nakal”. 1 atau 6% menyatakan bahwa guru sering berkata

“kamu anak bodoh atau nakal”. 4 atau 24% menyatakan bahwa kadang-kadang

berkata “kamu anak bodoh atau nakal”. 11 atau 65% menyatakan bahwa guru

tidak pernah berkata “kamu anak bodoh atau nakal”. Kesimpulannya adalah guru

jangan sampai mengeluarkan kata-kata negatif kepada siswa, karena akan

berdampak buruk terhadap motivasi belajar siswa.

Tabel 4.26

Proses pembelajaran di kelas sangat menyenangkan

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 3 18%

2 Sering 6 35%

3 Kadang – Kadang 8 47%

4 Tidak Pernah 0 0%

JUMLAH

17 100%

Page 89: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

73

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara menyatakan bahwa kadang-kadang menyenangkan. Dari 17

responden 3 atau 18% menyatakan bahwa proses pembelajaran di kelas selalu

menyenangkan. 6 atau 35% menyatakan bahwa proses pembelajaran di kelas

sering menyenangkan. 8 atau 47% menyatakan bahwa proses pembelajaran di

kelas kadang-kadang-kadang menyenangkan. Guru berperan penting di dalam

kelas saat proses pembelajaran. Dimana siswa lebih mudah menerima pelajaran

ketika proses pembelajaran sangat menyenangkan.

Tabel 4.27

Dengan menerapkan metode hypnoteaching siswa lebih mudah memahami materi

yang diajarkan

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 6 35%

2 Sering 6 35%

3 Kadang – Kadang 1 6%

4 Tidak Pernah 4 24%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara menyatakan bahwa penerapan metode hypnoteaching membantu

memahami materi yang diajarkan. Dari 17 responden 6 atau 35% menyatakan

bahwa dengan menerapkan metode hypnoteaching siswa selalu memahami materi

yang diajarkan. 6 atau 35% menyatakan bahwa dengan menerapkan metode

hypnoteaching siswa sering memahami materi yang diajarkan. 1 atau 6%

menyatakan bahwa dengan menerapkan metode hypnoteaching siswa kadang-

kadang memahami materi yang diajarkan. 4 atau 24% menyatakan bahwa dengan

menerapkan metode hypnoteaching siswa tidak pernah memahami materi yang

diajarkan. Dengan demikian sebagian besar siswa menyatakan penerapan metode

hypnoteaching membantu mereka dalam memahami materi yang diajarkan. Hal

Page 90: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

74

tersebut karena metode hypnoteaching merupakan metode yang menitik beratkan

pada aspek fokus siswa.

Tabel 4.28

Metode hypnoteaching membuat siswa lebih percaya diri dengan kemampuan

yang dimilikinya

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 8 47%

2 Sering 6 35%

3 Kadang – Kadang 3 18%

4 Tidak Pernah 0 0%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara menyatakan bahwa metode hypnoteaching selalu membuat siswa

lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya. Dari 17 responden 8 atau

47% menyatakan bahwa metode hypnoteaching selalu membuat siswa lebih

percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya. 6 atau 35% menyatakan bahwa

metode hypnoteaching sering membuat siswa lebih percaya diri dengan

kemampuan yang dimilikinya. 3 atau 18% menyatakan bahwa metode

hypnoteaching kadang-kadang membuat siswa lebih percaya diri dengan

kemampuan yang dimilikinya. Selain menambah motivasi siswa dalam belajar,

metode hypnoteaching juga membuat siswa lebih percaya diri. Sehingga siswa

bisa menunjukan kelebihan skillnya di sekolah.

Page 91: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

75

Tabel 4.29

Metode hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang saya senangi

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 5 29%

2 Sering 6 35%

3 Kadang – Kadang 5 29%

4 Tidak Pernah 1 6%

JUMLAH

17 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara menyatakan bahwa metode hypnoteaching metode pembelajaran

yang sering disenangi. Dari 17 responden 5 atau 29% menyatakan bahwa metode

hypnoteaching metode pembelajaran yang selalu disenangi. 6 atau 35%

menyatakan bahwa metode hypnoteaching metode pembelajaran yang sering

disenangi. 5 atau 29% menyatakan bahwa metode hypnoteaching metode

pembelajaran yang kadang-kadang disenangi. 1 atau 6% menyatakan bahwa

metode hypnoteaching metode pembelajaran yang tidak pernah disenangi.

Kesimpulannya adalah metode hypnoteaching sudah sering disenangi oleh siswa.

Tabel 4.30

Metode hypnoteaching membuat saya menjadi termotivasi untuk belajar dengan

giat

No Alternatif Jawaban F %

1 Selalu 7 41%

2 Sering 5 29%

3 Kadang – Kadang 4 24%

4 Tidak Pernah 1 6%

JUMLAH

17 100%

Page 92: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

76

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata

Jakarta Utara menyatakan bahwa metode hypnoteaching selalu membuat menjadi

termotivasi untuk belajar dengan giat. Dari 17 responden 7 atau 41% menyatakan

bahwa metode hypnoteaching selalu membuat menjadi termotivasi untuk belajar

dengan giat. 5 atau 29% menyatakan bahwa metode hypnoteaching sering

membuat menjadi termotivasi untuk belajar dengan giat. 4 atau 24% menyatakan

bahwa metode hypnoteaching kadang-kadang membuat menjadi termotivasi untuk

belajar dengan giat. 1 atau 6% menyatakan bahwa metode hypnoteaching tidak

pernah membuat menjadi termotivasi untuk belajar dengan giat. Kesimpulannya

adalah metode hypnoteaching selalu membuat siswa di PKBM Himmata

termotivasi untuk belajar dengan giat.

4. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan kemudian dianalisis,

maka dapat disimpulkan pengaruh penggunaan metode hypnoteaching terhadap

peningkatan motivasi belajar siswa di PKBM Himmata Jakarta Utara adalah

sebagian besar siswa, yakni sebanyak 70% merasakan nyaman ketika berada di

kelas, dan hal ini berkaitan dengan pribadi guru yang menyenangkan. Pada

awal pembelajaran guru selalu memulai dengan games, cerita inspiratif,

maupun yelling 65% siswa merasa hal itu positif. Dan sebesar 53% siswa

menyatakan proses pembelajaran di kelas sangat menyenangkan. Hal tersebut

dimungkinkan karena guru menyadari akan pentingnya membuat suasana

nyaman di awal proses pembelajaran, sehingga memulai pembelajaran guru

menggunakan games, cerita inspiratif atau yelling.

Kemudian siswa beranggapan bahwa dengan menggunakan metode

hypnoteaching siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan (sebesar

70%), karena dalam menjelaskan pelajaran guru menggunakan kata-kata positf

(sebesar 89%) dan tidak pernah mengatakan “kamu anak bodoh/nakal”

(sebesar 89%).

Page 93: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

77

Siswa juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan metode

hypnoteaching siswa lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki

(sebesar 82%), hal tersebut terlihat pada saah diskusi siswa percaya diri dengan

argument yang dimiliki. Dan metode hypnoteaching membuat termotivasi

untuk lebih giat belajar (sebesar 70%). Sehingga metode hypnoteaching

menjadi salah satu metode yang disukai oleh peserta didik sebanyak 64%.

Page 94: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

78

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian mengenai pengaruh metode hypnoteaching terhadap

peningkatan motivasi belajar siswa di PKBM HIMMATA JAKARTA UTARA

mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan

kemudian dianalisis, maka dapat disimpulkan pengaruh penggunaan metode

hypnoteaching terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di PKBM Himmata

Jakarta Utara adalah sebagian besar siswa, yakni sebanyak 70% merasakan

nyaman ketika berada di kelas, dan hal ini berkaitan dengan pribadi guru yang

menyenangkan. Pada awal pembelajaran guru selalu memulai dengan games,

cerita inspiratif, maupun yelling 65% siswa merasa hal itu positif. Dan sebesar

53% siswa menyatakan proses pembelajaran di kelas sangat menyenangkan. Hal

tersebut dimungkinkan karena guru menyadari akan pentingnya membuat suasana

nyaman di awal proses pembelajaran, sehingga memulai pembelajaran guru

menggunakan games, cerita inspiratif atau yelling.

Kemudian siswa beranggapan bahwa dengan menggunakan metode

hypnoteaching siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan (sebesar

70%), karena dalam menjelaskan pelajaran guru menggunakan kata-kata positf

(sebesar 89%) dan tidak pernah mengatakan “kamu bodoh/nakal” (sebesar 89%).

Siswa juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan metode hypnoteaching

siswa lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki (sebesar 82%), hal

tersebut terlihat pada saat diskusi siswa percaya diri dengan argument yang

dimiliki. Dan metode hypnoteaching membuat termotivasi untuk lebih giat belajar

(sebesar 70%). Sehingga metode hypnoteaching menjadi salah satu metode yang

disukai oleh peserta didik sebanyak 64%.

Page 95: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

79

B. SARAN

Melihat kesimpulan dari penelitian mengenai pengaruh metode

hypnoteaching terhadap peningkatan motivasi belajar siswa di atas,

peneliti dapat memberikan saran – saran sebagai berikut :

1. Untuk guru agar lebih dapat meningkatkan kemampuan dalam

mengatur siswa, sehingga dapat membuat siswa fokus dan

masuk ke dalam penerapan metode hypnoteaching. Dan

mensugsti siswa lebih mudah.

2. Kepada siswa agar bisa mempersiapkan diri ketika akan

melakukan pembelajaran. Sehingga metode khususnya pada

penelitian ini metode hypnoteaching apapun yang di terapkan

guru siswa dapat memahami dan menerima penyampaian

materi.

3. Kepada Sekolah, lebih memperhatikan kemampuan para guru

lain yang hanya menggunakan metode ceramah dan diskusi

biasa agar lebih kreatif salah satunya dengan menerapkan

metode hypnoteaching.

Page 96: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KETUA PKBM HIMMATA

JAKARTA UTARA

1. Mengapa dinamakan sekolah PKBM Himmata ?

2. Apa saja gambaran umum tentang sekolah PKBM Himmata ?

3. Apa saja visi dan misi sekolah PKBM Himmata ?

4. Bagaimana cara siswa masuk ke sekolah PKBM Himmata ?

5. Berapa jumlah siswa keseluruhan di sekolah PKBM Himmata ?

6. Apa saja kegiatan non akademik siswa-siswi di sekolah PKBM Himmata ?

7. Apa saja latar belakang guru di sekolah PKBM Himmata ?

Page 97: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA

PKBM HIMMATA JAKARTA UTARA

Berita Acara

Wawancara dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal: Senin, 21 September 2015

Tempat: Ruang Tamu

Interview: Syahrudin, S.Kom

1. Mengapa dinamakan sekolah PKBM Himmata ?

Jawab: PKBM adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dan sekolah ini

dibawah naungan yayasan Himmata. PKBM Himmata didirikan pada

tahun 2004 yang awal kegiatan belajar mengajar bermula dari pembinaan

anak-anak jalanan, yatim dan dhu‟afa yang berada di sekitar wilayah

Pertamina Plumpang Jakarta Utara.

2. Apa saja gambaran umum tentang sekolah PKBM Himmata ?

Jawab: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) HIMMATA didirikan

pada tahun 2004. PKBM HIMMATAyang berada di bawah naungan

Yayasan HIMMATA, dilahan 1.005 m² PKBM HIMMATA saat ini

dibangun beberapa ruang belajar yang digunakan sebagai sarana kegiatan

belajar mengajar, diantaranya laboratorium komputer, laboratorium

lifeskill, laboratorium bahasa, Sanggar/Aula Kreatifitas, Taman Bacaan

Masyarakat (TBM), Studio Musik, dan Laboratorium Keterampilan Tata

Boga.

3. Apa saja visi dan misi sekolah PKBM Himmata ?

Jawab: Visinya adalah Unggul dalam Pendidikan bagi anak kurang

beruntung di Indonesia berdasarkan pribadi muslim, mandiri, cerdas dan

aktif. Misinya diantaranya adalah Meningkatkan mutu terunggul dalam

Page 98: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

pendidikan bagi anak bernasib tidak beruntung di Indonesia,

Mengembangkan dan menyebarkan ide pembaruan tentang pembinaan dan

pendidikan anak di Indonesia.Mendidik peserta didik yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecakapan hidup,

mandiri dan memiliki kompetensi untuk menghadapi masa depan,

Menjalankan pelayanan pendidikan bagi masyarakat khususnya terhadap

anak yang bernasib kurang beruntung, Melakukan kerjasama dengan

pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan dan peningkatan

kualitas pendidikan.

4. Bagaimana cara siswa masuk ke sekolah PKBM Himmata ?

Jawab: Sebenarnnya siswa masuk ke sekolah ini seperti masuk ke sekolah

formal, yakni dengan mendaftar dan sekolah mengetahui status sosial dari

siswa tersebut.

5. Berapa jumlah siswa keseluruhan di sekolah PKBM Himmata ?

Jawab: Dari tahun ke tahun siswa PKBM Himmata selalu bertambah

karena dari animo masyarakat yang sangat tinggi. Sampai saat ini siswa

PKBM Himmata keseluruhan hampir dari 400 siswa.

6. Apa saja kegiatan non akademik siswa-siswi di sekolah PKBM Himmata ?

Jawab: Selain belajar di dalam kelas, siswa juga di ajarkan kegiatan-

kegiatan di luar sekolah. Salah satunya kegiatannya adalah adanya group

tarian lenong, teater, serta sering kita melakukan pemanfaatan seperti dari

sabun cair.

7. Apa saja latar belakang guru di sekolah PKBM Himmata ?

Jawab: ada beberapa guru yang mengajar di sekolah dengan lulusan S1

dan ada juga beberapa guru hanya dengan lulusan SMA atau SMK.

Page 99: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU IPS YANG

MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING DI PKBM HIMMATA

JAKARTA UTARA

1. Bagaimana proses penerapan metode hypnoteaching di sekolah ?

2. Apa tujuan dan manfaat metode hypnoteaching ?

3. Apa saja hambatan dalam belajar dengan menggunakan metode

hypnoteaching ?

4. Apakah dengan menggunakan meyode hypnoteaching dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa atau dengan yang lainnya ?

Page 100: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU IPS YANG MENGGUNAKAN

METODE HYPNOTEACHING DI PKBM HIMMATA JAKARTA UTARA

Berita Acara

Wawancara dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal: Senin, 21 September 2015

Tempat: Ruang Kelas

Interview: Nurrahman, S.Pd

1. Bagaimana proses penerapan metode hypnoteaching di sekolah ?

Jawab: Sebenarnya metode hypnoteaching sudah sering digunakan oleh

guru IPS di sekolah PKBM Himmata Jakarta Utara dalam proses

pembelajaran. Kata-kata positif perlu diberikan kepada siswa. Misalnya,

guru mengatakan “dilarang membuang sampah sembarangan”, sehingga

siswa secara langsung menerima kata-kata positif tersebut. Oleh karena

itu, guru sangat berperan dalam menggunakan metode hypnoteaching.

Guru dituntut memiliki kemampuan berbahasa indonesia yang baik dan

benar.

2. Apa tujuan dan manfaat metode hypnoteaching ?

Jawab: Metode hypnoteaching merupakan metode pembelajaran cara

teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai

sesuai yang dikehendaki. Metode hypnoteaching merupakan salah satu

cara yang digunakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran di

kelas. Manfaat dari metode hypnoteaching salah satunya dari siswa agar

siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. Situasi dalam kelas

sangat diperlukan agar siswa tertarik pada pembelajaran tersebut

3. Apa saja hambatan dalam belajar dengan menggunakan metode

hypnoteaching ?

Page 101: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

Jawab: Kondisi siswa baik secara sosial maupun ekonomi tentunya akan

mempengaruhi kondisi psikis dari siswa itu sendiri. Terkadang walaupun

guru telah mengikuti langkah dalam proses penerapan metode

hypnoteaching, jika siswa menolak sugesti yang diberikan oleh guru maka

hasil dari penerapan metode hypnoteaching tidak akan maksimal

4. Apakah dengan menggunakan meyode hypnoteaching dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa atau dengan yang lainnya ?

Jawab: Salah satu langkah dalam penerapan metode hypnoteaching yaitu

dengan menggunkan kata – kata positif , kata – kata positif itu yang guru

jadikan bahan untuk memberikan sugesti – sugesti yang positif sehingga

siswa termotivasi untuk belajar. Kemudian di awal proses pembelajaran

guru memulai dengan games, cerita inspiratif serta yeeling, hal tersebut

akan membuat siswa tertarik dan semangat untuk belajar, sehingga secara

tidak langsung akan memotivasi siswa itu sendiri

Page 102: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

ANGKET PENELITIAN PENGARUH METODE HYPNOTEACHING

TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA-SISWI DI

PKBM HIMATTA, JAKARTA UTARA

Nama :

Kelas :

Sekolah :

1. Saya dapat mengerjakan tugas sampai dengan selesai tanpa berhenti.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

2. Saya tidak dapat mengerjakan tugas ketika mengalami kesulitan

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

3. Apabila ada tugas / PR saya dapat mengerjakannya dengan baik.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

4. Saya dapat bersikap cepat puas terhadap prestasi yang telah dicapai.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

5. Saya berminat untuk mencapai sebuah target dalam berprestasi

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

6. Saya bersungguh – sungguh dalam menjalankan tugas agar prestasi saya

lebih baik dari siswa lain.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

7. Saya selalu mendapatkan hasil yang maksimal ketika belajar dirumah

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

Page 103: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

8. Saya tidak dapat mengerjakan tugas sekolah dengan bekerja sendiri

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

9. Saya dapat mengerjakan tugas sekolah itu di kerjakan dirumah

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

10. Saya dapat mempertahankan pengetahuan saya untuk dijadikan keyakinan

dalam beragumen ( diskusi )

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

11. Saya tidak mampu mempertahankan pengetahuan saya (ragu–ragu) ketika

menjawab soal – soal

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

12. Saya berdiskusi dengan siswa lainnya jika saya mengalami kesulitan dalam

proses belajar

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

13. Apabila saya mengalami kesulitan belajar, saya lebih suka bekerja keras

untuk menyelesaikan dari pada beralih kepada kegiatan lainnya.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-Kadang

d. Tidak Pernah

14. Saya merasa tidak tertarik apabila guru memberikan soal terus – menerus

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

15. Guru anda adalah pribadi yang menyenangkan

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

Page 104: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

16. Saya nyaman ketika berada di dalam kelas

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

17. saya nyaman berada didalam kelas dan saya memahami pelajarannya

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. TidakPernah

18. Guru memulai pelajaran dengan games, cerita inspiratif, maupun yelling

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

19. Anda adalah siswa yang tidak memiliki impian atau cita – cita

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

20. Guru selalu memberikan kata – kata positif kepada siswa- siswinya

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

21. Apakah guru kamu pernah berkata “kamu anak bodoh/ nakal ”

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

22. Proses pembelajaran di kelas sangat menyenangkan

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

23. Dengan menerapkan metode hypnoteaching siswa lebih mudah memahami

materi yang di ajarkan

a. selalu

b. Sering

c. Kadang – kadang

d. Tidak Pernah

24. Metode hypnoteaching membuat siswa lebih percaya diri dengan

kemampuan yang dimilikinya

a. selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

Page 105: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada

25. Metode hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang saya senangi

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

26. Metode hypnoteaching membuat saya menjadi termotivasi untuk belajar

dengan giat

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

Page 106: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada
Page 107: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada
Page 108: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada
Page 109: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada
Page 110: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada
Page 111: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada
Page 112: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada
Page 113: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44515/1/JULIAN...menyampaikan risalah – Nya dan mengajarkan kepada