tugas makalah jahe fix

Upload: alfa-ganjar

Post on 14-Oct-2015

148 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

TUGAS MAKALAHAGROKLIMATOLOGI

PENGELOLAAN IKLIM PADA TANAMAN JAHE

Semester :Gasal 2013/2014

Oleh :Nama : Alfa Ganjar PrayogaNIM : A1L012181Angkatan : 2012Kelas : Agroteknologi D

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANAGROTEKNOLOGIPURWOKERTO2013

I. PENDAHULUAN

A. SejarahJahe merupakan salah satu komoditas ekspor rempah-rempah Indonesia, disamping itu juga menjadi bahan baku obat tradisional maupun fitofarmaka, yang memberikan peranan cukup berarti dalam penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa negara. Sebagai komoditas ekspor dikemas berupa jahe segar, asinan (jahe putih besar), jahe kering (jahe putih besar, kecil dan jahe merah), maupun minyak atsiri dari jahe putih kecil (jahe emprit) dan jahe merah. Volume permintaannya terus meningkat seiring dengan permintaan produk jahe dunia serta makin berkembangnya industri makanan dan minuman di dalam negeri yang menggunakan bahan baku jahe.Jahe ( Zingiber Officinale ) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain. Nama daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dsb.Tanaman Jahe merupakan salah satu tanaman rempah-rempah yang diperdagangkan di dunia. Jahe diekspor dalam bentuk jahe segar, jahe kering, jahe segar olahan dam minyak atsiri. Dengan semakin berkembangnya perusahaan jamu dalam negeri bahkan telah melakukan ekspor kemancanegara maka peluang pengembangan jahe sebagai salah satu bahan baku pembuatan jamu menjadi sangat terbuka. Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu sentra produksi jahe di Jawa Barat sebenarnya mempunyai peluang yang cukup besar dalam pengembangan jahe. Hal ini jika dilihat dari potensi daerah, penyediaan sarana pertanian dan banyaknya petani yang secara rutin menanam jahe. Sesuai dengan kesesuaian lahan dan iklim, banyak tempat di Kabupaten Sukabumi yang cocok untuk penanaman jahe. Begitu pula dengan sarana pertanian yang mudah didapatkan dan terutama banyak petani yang telah berpengalaman dalam perjahean. Walaupun demikian sampai saat ini petani belum mendapatkan nilai tambah yang maksimal dalam usahataninya atau dengan kata lain keuntungan usahatani jahe masih banyak dirasakan oleh pedagang pengumpul dan para eksportir. Hal ini disebabkan karena para petani belum menguasai teknologi budidaya yang mutakhir dan masalah mutu hasil produksi. Dengan demikian banyak ditemukan kegagalan dalam usahatani yang disebabkan oleh masalah hama/penyakit terutama penyakit busuk bakteri, harga yang tidak sesuai dan hasil produksi yang rendah.Sebagai salah satu komoditas perkebunan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama sebagai bahan rempah-rempah dan obat-abatan tradisional maka jahe mempunyai prospek pemasaran yang cukup baik untuk dikembangkan. Apalagi dewasa ini jahe telah menjadi salah satu komoditas ekspor yang permintaannya cukup tinggi dengan harga yang cukup tinggi dibandingkan dengan biaya produksi. Kendala yang ditemui oleh para eksportir adalah pasokan jahe dari sentra-sentra produksi tidak mencukupi dibandingkan dengan pesanan yang diterima. Adapun negara-negara tujuan ekspor adalah Amerikan Serikar, Belanda, Uni Emirat Arab, Pakistan, Jepang, Hongkong. Bahkan Hongkong yang tidak mengembangkan jahe juga telah mengekspor manisan jahe yang dioleh dari jahe yang diimpor dari Indonesia.

B. Uraian Tanaman Klasifikasi Divisi: Spermatophyta Sub-divis: Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus: Zingiber Species : Zingiber Officinale

Deskripsi Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 23 mm, lebar 8 15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 4 mm ; bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak berbulu. Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, 2,75 3 kali lebarnya, sangat tajam ; panjang malai 3,5 5 cm, lebar 1,5 1,75 cm ; gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu jarang ; sisik pada gagang terdapat 5 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 5 cm; daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 1,75 cm ; mahkota bunga berbentuk tabung 2 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 2,5 mm, lebar 3 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm ; tangkai putik 2.

Jenis Tanaman Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu : 1. Jahe putih/kuning besar Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bias dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. 2. Jahe putih/kuning kecil Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya. 3. Jahe merah Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.

C. Manfaat Tanaman Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain. Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.

D. Sentra Penanaman Terdapat di seluruh Indonesia, ditanam di kebun dan di pekarangan. Pada saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan India merupakan negara produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia.

E. Syarat Pertumbuhan Iklim 1. Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun. 2. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari. 3. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC. Media Tanam 1. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus. 2. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. 3. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0. Ketinggian Tempat 1. Jahe tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0 - 2.000 m dpl. 2. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.

F. Pedoman Budidaya Pembibitan Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit. Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi antara lain: a. Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar). b. Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan). c. Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet.

Penanaman suatu komoditas pertanian tidak selalu dilakukan pada habitat asalnya, sehingga Untuk mendapatkan produksi dengan kualitas dan kuantitas yang baik maka dibutuhka tanaman dengan kondisi lingkungan yang baik. Salah satu cara untuk mendapatkan kondisi lingkungan yang baik adalah dengan melakukan pengelolaan cuaca. Pengelolaan cuaca yang dapat dilakukan diantaranya adalah penyesuaian, peramalan, pengubahsuaian, dan penyulihan. Pengelolaan cuaca untuk tanaman jahe sangat perlu dilakukan khususnya untuk penanaman pada lingkungan yang bukan merupakan habitat aslinya sehingga dibutuhkan beberapa pengelolaan cuaca agar tanaman tetap berproduksi optimal tanpa bergantung pada cuaca ataupun iklim.Adapun Fungsi Pengeloaan cuaca adalah: 1) Planning (perencanaan)2) Organizing (pengorganisasian)3) Staffing (penstafan) 4) Leading (kepemimpinan)5) Controling (pengawasan)

II. PENGELOLAAN CUACA

Pengelolaan cuaca adalah suatau proses perencanaan dan implementasi kegiatan yang bersifat manipulasi unsur cuaca untuk memperoleh manfaat. (tanpa menyebabkan kerusakan sumberdaya atmosfer). tujuannya adalah untuk menurunkan ketergantungan usaha pertanian ter-hadap cuaca (iklim).

A. PENYESUAIANPenyesuaian adalah pengelolaan iklim (suatu usaha pertanian) yang dilaksanakan sesuai dengan iklim suatu wilayahPenyesuaian dapat dilakukan dengan cara:a. Meneliti dengan cermat watak iklim suatu tempat. b. Merekap/mencatat unsur iklim apa yang dianggap penting (1 atau beberapa)c. Mencari syarat tumbuh tanaman yang sesuai dengan iklim Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.Sedangkan Ketinggian Tempat yang dikehendaki tanaman jahe pada daerah tropis dan subtropis adalah 0 - 2.000 m dpl. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl. Sehingga dalam upaya pengelolaan cuaca untuk tanaman jahe melalui penyesuaian dapat dilakukan dengan menanam tanaman tersebut pada lokasi yang sesuai, untuk di Indonesia misalnya budidaya jahe dapat dilakukan di Sukabumi, Kupang,Ponorogo, dll yang merupakan sentra penghasil jahe di Indonesia karena memiliki kesesuaian cuaca (iklim). Keunggulan metode penyesuaian: Biaya produksi rendah, karena keberhasilannya diserahkan kepada alam Kelemahan metode penyesuaian: Penyesuaian biasanya terhadap nilai rata-rata kejadian di atmosfer untuk berbagai unsur cuaca (iklim), yang terdapat nilai ektrim.

B. PERAMALANPeramalan adalah pengelolaan suatu usaha pertanian dengan menduga cuaca (iklim) yang akan terjadi di suatu wilayah. Peramalan jangka pendek (harian) meliputi suhu, curah hujan, Kecepatan Angin sehingga dapat digunakan acuan dalam menentukan waktu pemupukan, pengendalian OPT, dll.. Peramalan Jangka panjang meliputi strategi usaha pertanian, pola tata tanam, kapan menyebar benih, memindah bibit, memanen, menentukan awal musim hujan (akhir musim kemarau) Caranya menentukan peramalan Mengikuti media (Radio, TV, Surat kabar, dll.) Menghitung (mengolah) data cuaca (iklim) Menghubungkan antar data cuaca (iklim) dll. Peramalan cuaca untuk penanaman jahe sangat penting mengingat Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun. Sehinga penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk pertumbuhannya. Selain itu peramalan juga sangat berpengaruh terhadap pengendalian OPT, dan pemupukan terkait dengan waktu dan metode yang digunakan. Misalnya tidak melakukan pengendalian hama dengan cara menyemprot pada saat hujan, dll. Keunggulan metode Peramalan: Peramalan yang baik membantu mengurangi resiko gagal pada penyesuaian, karena dapat mengetahui penyimpangan di waktu yang akan datang. Kelemahan metode peramalan: Perubahan cuaca yang tidak menentu menjadi faktor penghambat ketepatan

C. PENGUBAHSESUAIANPengubahsuaian adalah pengelolaan suatu usaha pertanian dengan mengubah cuaca / iklim (mikro) supaya mendekati kebutuhan cuaca (iklim) suatu tanaman. Akan tetapi cuaca meso dan makro sulit diubah. Pengubahsuaian yang dapat dilakukan untuk tanaman jahe misalnya adalah penanaman jahe pada daerah yang memiliki curah hujan yang sangat rendah, maka pengubahsuaian dapat dilakukan dengan membuat saluran irigasi ataupun dengan penyiraman berkala sampai tanaman berumur 5-6 bln karena pada fase ini tanaman cukup banyak membutuhkan air. Sedangkan untuk pengubahsuaian cuaca / iklim yang lain hampir tidak perlu dilakukan karena tanaman jahe merupakan tanaman yang cukup toleran terhadap beberapa kondisi cuaca. Keunggulan metode pengubahsuaian: Menambah wilayah yang cocok untuk daerah perkebunan kopi Kelemahan metode pengubahsuaian: Biaya agak mahal

D. PENYULIHANPenyulihan (subtitusi) adalah pengelolaan suatu usaha pertanian dengan mengganti/menambah unsur cuaca (iklim) yang terbatas atau yang tidak ada. Penyulihan yang dapat dilakukan misalnya adalah budidaya tanaman jahe yang menghendaki panen di luar musim (off season). Maka penanaman mulai dilakukan pada awal musim kemarau. Pada saat musim kemarau diperkirakan tidak pernah terjadi hujan (CH= 0), sehingga ketersediaan air bagi tanaman sangat minim. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibuat saluran irigasi yang mampu menyuplai kebutuhan air bagi tanaman mengingat tanaman jahe membutuhkan air yang cukup banyak pada saat pertumbuhan vegetativnya. Keunggulan metode penyulihan : Kepastian keberhasilan produksi tinggi Kelemahan metode penyulihan : Modal awal (investasi) tinggi

III. KESIMPULAN

1. Jahe ( Zingiber Officinale ) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu yang mampu hidup (memiliki toleran tinggi) pada beberapa kondisi cuaca / iklim tertentu. Akan tetapi tanaman jahe juga memiliki cuaca / iklim yang optimum bagi pertumbuhannya, sehingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka perlu dilakukannya beberapa pengelolaan cuaca. 2. Hubungan antara unsur iklim dan hasil tanaman sangat berpengaruh, yaitu jumlah produksi yang dihasilkan serta efektivitas dan efisiensi pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit.3. Peranan cuaca dan iklim terhadap produksi tanaman adalah pada proses fotosintesis yang menentukan hasil dari jumlah dan kualitas hasil tanaman.4. Iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi atau dikendalikan sesuai dengan kebutuhan maka melalui penggunaan metode statistik, dapat dilakukan pendugaan besarnya pengaruh unsur cuaca terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.5. Pengelolaan cuaca dibagi menjadi 4 cara yaitu peneyesuaian, peramalan, pengubahsuaian (modifikasi), dan subtitusi (penyulihan) yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. 6. Adapun Fungsi Pengeloaan cuaca adalah: a. Planning (perencanaan)b. Organizing (pengorganisasian)c. Staffing (penstafan) d. Leading (kepemimpinan)e. Controling (pengawasan)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 411 Hal.

Anonim. 1999. Mengenal Budidaya Jahe dan Prospek Jahe. Koperasi Daar El-Kutub, Jakarta,

Kartasapoetra, Ance Gunarsih, Ir., 1993. Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta : Bumi Aksara.

Kartojo. 1995. Peran Iklim Bagi Pertanian. Jakarta. Industri Pengolahan Pangan di Indonesia vol.VI. Hal 15-20.

Paimin, FB. 1999. Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe. Penebar Swadaya, Jakarta

Tjasyono, B. 2004. Klimatologi. ITB: Bandung.

Yoganingrum, A. 1999. Paket Informasi Teknologi Budidaya dan Pasca Panen. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-LIPI, Jakarta,