tugas makalah dr ris

Upload: wwit-diana-roswita

Post on 11-Jul-2015

314 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KOLESTEROL Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas dari Dosen Hardiyono

Oleh : Ahmad Raihan Ahmad Sayfudin Boy Erwendy Laily Fitriah M. Muyasar Nurdiana Rissa Roswita

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PRODI S1 KEPERAWATAN KELAS IIB TAHUN AKADEMIK 2009/2010JL LET.JEND S. PARMAN BANJARMASIN TELP 0511 3360265

KALIMANTAN SELATAN

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami mahasiswa Akademi Keperawatan Stikes Mumammadiyah Banjarmasin dapat menyelesaikan Makalah Tentang Epidemiologi Penyakit Malaria. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas dari dosen Hardiono, . Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya masukan dari semua pihak berupa saran dan kritik yang bersifat membangun guna memperbaiki makalah ini di kemudian hari supaya lebih baik dan sempurna.

Banjarmasin,

Mei 2010

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....i DAFTAR ISI ..ii BAB I PENDAHULUAN ...1 I. II. Latar Belakang ....1 Perumusan ...2 1. Perumusan Masalah ....2 2. Tujuan Penulisan ....2 BAB II PEMBAHASAN ....3 A. Fertilisasi ...3 B. Tahapan Proses Fertilisasi .4 C. Fungsi Fertilisasi ...5 D. Aspek Utama Fertilisasi ....5 E. Membran Ekstra Embrio .......................................................5 F. Gastrulasi ..6 G. Ektoderm, mesoderm, endoderm ..6 H. Fusi oosit dan membrane sel sperma 7 I. Penyebab terjadinya kecacatan .7 BAB III PENUTUP .8 A. Penutup 8 DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN I. Latar Belakang Dalam kajian makalah yang berjudul EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA. Kami membahas dan menjelaskan tentang epidemiologi dan bahayanya penyakit malaria di Indonesia, Internasional, dan di Kalimantan Selatan. Penyakit malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis. Penyakit tersebut semula banyak ditemukan di daerah rawa-rawa dan dikira disebabkan oleh udara rawa yang buruk, sehingga dikenal sebagai malaria (mal = jelek; aria=udara). Penyebab penyakit malaria adalah Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium. Ada empat macam plasmodium yang menyebabkan malaria: Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan kematian. Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit kambuh. Malariae, penyebab malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak banyak ditemukan. Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan membelah diri.

II. Perumusan

1. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan diuraikan dalam makalah ini. Berikut ini rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah : Epidemiologi penyakit malaria Siklus Hidup Nyamuk Anopheles ? Bagaimana cara penularan dan penyebaran penyakit malaria ? Bagaimana tanda-tanda penyakit malaria ? Apa bahaya dari penyakit malaria ? Bagaimana tindakan dan pencegahannya ? Apa tindakan-tindakan dari pencegahan ? Bagaimana penyebaran penyakit malaria di Indonesia,

Internasional, dan di Kalimantan Selatan ? Bbagaimana fakta dan data mengenai malaria ?

2. Tujuan Penulisan Makalah ini ditulis untuk menyelesaikan tugas dari Dosen dan mengkaji lebih dalam tentang EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA dan bertujuan agar Kami mengerti dan dapat memahami tentang epidemiologi dan bahayanya penyakit malaria di Indonesia, Internasional, dan di Kalimantan Selatan dengan baik sehingga dapat mengerti dengan baik dan benar.

BAB II PEMBAHASAN A. Epidemiologi Penyakit Malaria Epidemiologi malaria merupakan pengetahuan yang menyangkut studi tentang kejadian (insidensi, prevalensi, kematian) karena malaria, penyebaran atau penularannya pada penduduk yang tinggal di suatu wilayah pada periode waktu tertentu, beserta faktorfaktor yang mempengaruhinya. Tujuan studi epidemiologi malaria adalah untuk menggunakannya sebagai dasar rasional dalam pengendalian, penularan dan pencegahannya pemberantasan,

(Mardihusodo, 2007). Dalam epidemiologi malaria secara garis besar menyangkut 3 hal utama yang saling berkaitan yaitu inang (host): manusia sebagai inang antara dan nyamuk vektor sebagai inang definitif parasit malaria, penyebab penyakit (agent): Plasmodium, dan lingkungan (environment). Menurut Harijanto (2000), keterbatasan pengetahuan tentang epidemiologi malaria yang terdiri dari biologi parasit, vektor, ekologi manusia dan lingkungan menjadi hambatan dalam menanggulangi malaria. a) Faktor parasit Agar dapat hidup terus sebagai spesies, parasit malaria harus ada dalam tubuh manusia untuk waktu yang cukup lama dan menghasilkan gametosit jantan dan betina pada saat yang sesuai untuk penularan. Parasit juga harus menyesuaikan diri dengan sifatsifat spesies nyamuk Anopheles yang antrofilik agar sporogoni dimungkinkan dan menghasilkan sporozoit yang infektif (Harijanto, 2000).

b) Faktor manusia Ras atau suku bangsa, pada orang yang mempunyai Haemoglobin S (Hb S) tinggi ternyata tahan terhadap infeksi P.faciparum. Penelitian menunjukkan bahwa Hb S menghambat perkembangbiakan P.falciparum pada waktu invasi sel darah merah maupun pada waktu pertumbuhannya. c) Faktor lingkungan 1) Lingkungan fisik Terdiri dari suhu, kelembaban, hujan, ketinggian, angin, sinar matahari, arus air dan kadar garam. Suhu mempengaruhi perkembangan parasit dalam nyamuk. Suhu yang optimun berkisar antara 20 dan 30C. Makin tinggi suhu makin pendek masa inkubasi ekstrinsik (sporogoni) dan sebaliknya makin rendah suhu makin panjang masa inkubasi ekstrinsik. Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembaban 60% merupakan batas paling rendah untuk memungkinkan hidupnya nyamuk, pada kelembaban lebih tinggi menyebabkan aktifitas nyamuk menjadi lebih sering menggigit, sehingga meningkatkan penularan malaria. Kecepatan dan arah angin dapat mempengaruhi jarak terbang nyamuk dan ikut menentukan jumlah kontak antara nyamuk dan manusia. Disamping arah angin sinar matahari juga mempengaruhi pertumbuhan larva nyamuk serta arus air yang deras lebih disukai oleh nyamuk An.minimus, air tergenang disukai nyamuk An.letifer, air yang statis (mengalir lambat) disukai nyamuk An.barbirostris.

2) Lingkungan biologik tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai tumbuhan lain dapat mempengaruhi kehidupan larva karena dapat menghalangi sinar matahari atau melindungi dari serangan mahluk hidup lainnya, serta adanya tambak ikan juga akan mempengaruhi populasi nyamuk. 3) Lingkungan sosial-budaya kebiasaan beraktifitas manusia untuk berada di luar rumah sampai tengah malam akan memudahkan nyamuk untuk menggigit, perilaku masyarakat terhadap malaria akan mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk memberantas malaria antara lain dengan menyehatan lingkungan, menggunakan kelambu, memasang kawat kasa pada rumah dan menggunakan obat nyamuk. Berbagai kegiatan manusia seperti pembuatan bendungan, pembuatan jalan, pertambangan dan pembangunan pemukiman baru/transmigrasi akan menyebabkan perubahan lingkungan yang menguntungkan malaria (man-made malaria) (Harijanto, 2000). B. Siklus Hidup Nyamuk Anopheles Malaria merupakan penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya yang disebabkan oleh parasit malaria/protozoa genus Plasmodium bentuk aseksual yang masuk ke dalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria Anopheles betina (Harijanto, 2000). Secara parasitologis, dalam daur hidup Plasmodium, manusia diketahui sebagai inang antara karena Plasmodium, parasit malaria dalam stadium aseksual, maksimal sebagai mikrogametosit (jantan muda) dan makrogametosit (betina muda) yang mampu melakukan singami (Mardihusodo, 2007). Plasmodium, parasit malaria pada

manusia di Indonesia adalah P.falciparum, P.vivax, P.malariae dan P.ovale. Parasit malaria dalam tubuh manusia berhabitat utama dalam sel darah merah (eritrosit) yang memakan haemoglobin (WHO, 2007b). Lebih lanjut Mardihusodo (2007), menjelaskan bahwa vektor malaria adalah nyamuk Anopheles betina, yang merupakan inang definitif, dalam lambung nyamuk mikrogametosit dan makrogametosit Plasmodium, masing-masing telah menjadi miktogamet dan maktogamet yang kemudian kawin (singami) kemudian melakukan proses sporogoni dalam dinding lambung nyamuk, pecah, keluar puluhan ribu-ratusan ribu sporozoit yang akan menuju kelenjar liur nyamuk inangnya. Menurut Bruce-Chwatt (1985) bahwa perkembangan nyamuk Anopheles mengalami metamorphosis sempurna, yaitu dari telur, larva, dan pupa hidup di dalam air, sedangkan stadium dewasa hidup di udara. Telur Anopheles diletakkan satu persatu terpisah di permukaan air dengan panjang menyerupai perahu, yaitu bagian bawah cembung (konveksi) dan bagian atas cekung (konkaf). Telur yang baru diletakkan berwarna putih, setelah 1-2 jam berubah menjadi hitam dan dalam waktu 2-4 hari telur akan menetas menjadi larva.

C. Cara Penularan dan Penyebaran Penyakit Malaria Adapun cara penularan dan penyebaran penyakit malaria, yaitu sebagai berikut : Penularan penyakit malaria dari orang yang sakit kepada orang

sehat, sebagian besar melalui gigitan nyamuk. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia dapat terhisap oleh nyamuk, berkembang biak di dalam tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali kepada orang sehat yang digigit nyamuk tersebut.

Jenis-jenis vektor (perantara) malaria yaitu: Anopheles Sundaicus, nyamuk perantara malaria di Anopheles Aconitus, nyamuk perantara malaria daerah Anopheles Maculatus, nyamuk perantara malaria daerah Penularan yang lain adalah melalu transfusi darah.

daerah pantai. persawahan. perkebunan, kehutanan dan pegunungan. Namun kemungkinannya sangat kecil.

D. Tanda-tanda Penyakit Malaria Adapun tanda-tanda penyakit malaria, yaitu sebagai berikut : Dimulai dengan dingin dan sering sakit kepala. Penderita Dingin diikuti demam dengan suhu 40 derajat atau lebih.

menggigil atau gemetar selama 15 menit sampai satu jam. Penderita lemah, kulitnya kemerahan dan menggigau. Demam berakhir serelah beberapa jam. Penderita mulai berkeringat dan suhunya menurun. Setelah serangan itu berakhir, penderita merasa lemah tetapi keadaannya tidak mengkhawatirkan.

E. Bahaya dari Penyakit Malaria Adapun bahaya yang perlu diperhatikan apabila terserang penyakit malaria, yaitu sebagai berikut : Rasa sakit yang ditimbulkan sangat menyiksa si penderita Tubuh yang sangat lemah, sehingga tidak dapat bekerja seperti Dapat menimbulkan kematian pada anak-anak dan bayi Perkembangan otak bisa terganggu pada anak-anak dan bayi,

biasa

sehingga menyebabkan kebodohan.

F. Tindakan dan Pencegahan Penyakit Malaria Adapun tindakan dan pencegahan yang di lakukan untuk terhindar dari penyakit malaria, yaitu sebagai berikut : Memutus rantai penularan dengan memilih mata rantai yang

paling lemah. Mata rantai tersebut adalah penderita dan nyamuk malaria. Seluruh penderita yang memiliki tanda-tanda malaria diberi pengobatan pendahuluan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan mencegah penularan selama 10 hari. Bagi penderita yang dinyatakan positif menderita malaria setelah diuji di laboratorium, akan diberi pengobatan secara sempurna. Bagi orang-orang yang akan masuk ke daerah endemis malaria seperti para calon transmigran, perlu diberi obat pencegahan.

G. Tindakan tindakan dari Pencegahan Adapn tindakan tindakan dari pencegahan penyakit malaria, yaitu seagai berikut : Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa,

memakai obat nyamuk bakar, menyemprot ruang tidur, dan tindakan lain untuk mencegah nyamuk berkembang di rumah. Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang daerah endemis malaria. tidur, semak-semak sekitar rumah, genangan air, dan kandangkandang ternak. Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci dengan menempatkan mereka di luar rumah di dekat tempat nyamuk bertelur.

Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah

dan parit. Atau dengan memberi sedikit minyak pada air yang tergenang. Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman Menyemprot rumah dengan DDT. kering atau pengeringan sawah secara berkala

H. Penyebaran Penyakit Malaria di Indonesia, Internasional, dan di Kalimantan Selatan Penyakit Malaria di Indonesia Di Indonesia penderita malaria masih mencapai 1-2 juta orang pertahun, dimana yang meninggal mencapai angka 100 ribu jiwa. Meskipun yang memiliki kasus malaria paling tinggi adalah daerah papua, tapi menurut Nyoman sekitar 107 juta orang Indonesia tinggal di daerah endemis malaria yang tersebar dari Aceh sampai Papua, termasuk di Jawa yang padat penduduknya. Jadi masyarakat kita masih sangat rawan terjangkit penyakit yang disebarkan nyamuk anopheles ini. Di Indonesia terdapat 424 kabupaten endemis malaria dari 576 kabupaten yang ada, diperkirakan 45 persen penduduk Indonesia berisiko tertular malaria. Sekitar 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya (SKRT,2001). Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah endemis malaria, dalam peta wilayah endemisitas malaria tahun 2008 dengan kategori High Incidence Area (HIA)/daerah dengan endemisitas yang tinggi ada 28 persen wilayah, Middle Incidence Area (MIA)/daerah dengan endemisitas menengah ada 52 persen wilayah dan Low Incidence Area (LIA)/daerah dengan endemisitas rendah ada 20 persen (Dinkes Provinsi, 2008). Walaupun kasus malaria di tahun 2008 lalu mengalami penurunan dibanding tahun 2007, bukan berarti kita harus berhenti

berupaya untuk mengendalikan malaria, karena angka API (Annual Parasite Incidence/Angka kasus positif malaria) kita masih tinggi yaitu 9,6 per seribu penduduk (High Case Incidence/kategori kasus yang tinggi), sedangkan dikatakan suatu daerah bebas malaria jika dalam tiga tahun berturut-turut tidak ada kasus indegenous (penularan setempat/kasus positif malaria pada bayi,balita dan ibu hamil) dengan sistem surveilans yang baik dan benar dengan angka API hanya satu per seribu penduduk. Kita tidak harus menyerah dan berpangku tangan, kita harus tetap berupaya agar Papua dan Bangka Belitung menjadi daerah bebas dari malaria, upaya yang dilakukan tidak hanya oleh pemerintah tetapi masyarakat juga harus sadar dan berperilaku yang dapat mencegah penyakit malaria. Penyakit Malaria di (internasional) Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Setiap tahun lebih dari 500 juta manusia terinfeksi malaria dan lebih dari 1 juta diantaranya meninggal dunia. Kasus terbanyak berada di Afrika namun juga melanda Asia, Amerika Latin, Timur Tengah dan beberapa bagian negara Eropa (Depkes RI,2007). Penyakit Malaria di Kalimantan Selatan Banjarmasin, Malaria salah satu penyakit menular yang paling ditakuti masyarakat dunia kini telah menghantui sekitar tiga juta jiwa lebih masyarakat penghuni wilayah Propinsi Kalimantan Selatan.Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, drg.Rosehan Adhani ketika dikonfirmasikan wartawan saat mengikuti kegiatan coffie morning Gubernur Kalsel diaula Abdi Persada kantor Gubernur Kalse, Banjarmasin Rabu (11/7) membenarkan serangan malaria kini sudah mengkhawatirkan.

Empat Kabupaten/Kota dari 13 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, Tanah Laut, Tanah Bumbu Balangan, dan Banjarbaru serangan malaria sudah dinyatakan dalam kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan telah merenggut 22 orang korban meninggal dunia. Di Kabupaten Banjar malaria menyerang warga Desa Paramasan dengan korban meninggal sebanyak 14 orang, enam orang warga dinyatakan positif mengidap malaria harus mendapatkan pengobatan secara rutin. Di Kota Banjarbaru yaitu di Desa Landasan Ulin dan Syamsuddin Noor, satu orang meninggal, Kabupaten Balangan di Kecamatan Halong, tiga orang meninggal Kabupaten Tanah Bumnbu, satu orang meninggal. Kabupaten Tanah Laut dari 210 orang yang diperiksa 79 orang juga dinyatakan positif Malaria, Banjarbaru 59 orang penderita, Tanah Bumbu (Tanbu) 47 orang, Hulu Sungai Selatan (HSS),44 orang, Kotabaru 39 orang. Kabupaten Balangan 12 orang, Banjarmasin, enam orang, Hulu Sungai Tengah (HST) lima orang, Barito Kuala (Batola) satu orang. Sedangkan dua kabupaten lainnya, Tapin dan HSU, dinyatakan bebas kasus malaria. Meningkatnya serangan malaia di Kalsel cukup

membingungkan masyarakat, masalahnya wilayah ini tak hentihentinya melakkan penanggulangan terhadap penyakit menular bahkan sudah miliaran rupiah uang digunakan hanya dalam upaya pemberantasan berbagai penyakit menular ini.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Fertilisasi merupakan peristiwa bersatunya inti spermatozoa dan inti ovum yang terjadi di ampulla tuba fallopi. Aspek utama fertilisasi yaitu aktivasi sel telur dan amphimixis. Fungsi dari fertilisasi determinasi sek berdasarkan penentuan jenis kelamin dan determinasi sex berdasarkan hormonal. Membran ekstra embrio terdiri dari amnion, korion, kantung kuning, dan plasenta. Gastrulasi adalah proses pembentukan 3 lapisan germinal yaitu aktoderm, mesoderm, entoderm pada embrio. Ektoderm membentuk organ dan bangunan yang memelihara hubungan dengan dunia luar. Mesoderm membentuk jaringan dan organ-organ.

8 DAFTAR PUSTAKA http://danieher.multiply.com/journal/item/14/Fertilisasi