tugas makala agama tentang al alim

12
Tugas Makala Agama Tentang Al Alim Kelompok Al Alim Anggota : Andina Rahma Nubita (03) Aqsa Fahrezi Muhammad (06) Astrid Rasikah (07) Bio Nita Achmad (10) Danny Ageng Firmansyah (12) Krisna Rifki Pratama (22) Muhammad Noval Firmansyah (27) Renvillina Cici Nurlaili (32)

Upload: akbarnur96

Post on 16-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Makala Agama Tentang Al Alim

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Makala Agama Tentang Al Alim

Tugas Makala Agama Tentang Al Alim

Kelompok Al Alim

Anggota :

Andina Rahma Nubita (03)

Aqsa Fahrezi Muhammad (06)

Astrid Rasikah (07)

Bio Nita Achmad (10)

Danny Ageng Firmansyah (12)

Krisna Rifki Pratama (22)

Muhammad Noval Firmansyah (27)

Renvillina Cici Nurlaili (32)

Page 2: Tugas Makala Agama Tentang Al Alim

Al Alim

Al-Alim, العليم, Maha Mengetahui Segala Sesuatu

“Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah; kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”

Bagi Allah, tidak ada yang tersembunyi. Serapat-rapat manusia menyimpan rahasia, Allah pasti mengetahuinya. Sekelebat mata yang berkhianat, Allah mengetahuinya. Niat hati yang tersimpan rapi, Allahpun mengenalinya. Lebih jauh dari itu, rahasia di balik rahasiapun, diketahui-Nya. Sesuatu yang sudah mengendap lama atau yang telah terlupakan oleh manusia, serta segala yang kini telah berada di bawah sadarnya, Allah tetap mengetahuinya. Dia berfirman :

“Jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia (me-ngetahuinya serta) mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi (dari rahasia).” (QS. Thaaha: 19)

Lalu, dapatkah kita bersembunyi dari pantauan-Nya? Dapatkah kita merahasiakan sesuatu di hadapan Allah? Dapatkah kita keluar dari monitoring-Nya?

Sungguh, Allah bahkan telah mengetahui segala sesuatu sebelum terjadi, karena Dialah yang membuat rencana, Dia pula eksekutornya.

Page 3: Tugas Makala Agama Tentang Al Alim

“Tiada satu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakan-Nya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid: 22)

Tidak hanya itu, bahkan Allah-lah sumber dari segala sumber ilmu. Dia tidak saja sekadar tahu, tapi Dia adalah sumber pengetahuan. Perlu diketahui bahwa ilmu Allah itu bukan hasil dari sesuatu, tapi segala sesuatu yang ada dan terjadi di dunia ini merupakan hasil dari ilmu-Nya. Allah berfirman: “Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.” (Al-Baqarah: 255)

Meskipun demikian, Allah tidak mau memonopoli ilmu-Nya sendiri. Dia mau berbagi kepada makhluk-Nya, terutama kepada manusia. Khusus dalam hal ini, manusia dibebaskan menyandang gelar aliim bagi mereka sampai pada kualifikasi tertentu. Orang yang berpengetahuan boleh disebut aliim, sama dengan Asma yang disandang Allah. Akan tetapi harus disadari bahwa ilmu manusia tetaplah tak sebanding dengan ilmu Allah, bahkan tidak ada apa-apanya. “Tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al-Israa: 85)Untuk menggambarkan betapa sedikitnya ilmu manusia, Al-Qur’an menegaskan: “Katakanlah, sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (QS. Al-Kahfi: 109)

Page 4: Tugas Makala Agama Tentang Al Alim

Itulah sebabnya Rasulullah diperintahkan agar senantiasa berdo’a agar diberi tambahan ilmu. “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS. Thaaha: 114)

Ilmu yang diharap tentu saja ilmu yang menimbulkan dampak positif dalam kehidupan, yaitu ilmu yang melahirkan amal shalih yang sesuai dengan petunjuk Ilahi. Ilmu inilah yang akan menimbulkan kesadaran tentang jatidiri manusia yang merasa dhaif di hadapan Allah swt. Dalam pandangan islam, ilmu yang hakiki adalah ilmu yang mengantarkan pemiliknya kepada iman, dan ketundukan kepada Allah swt.

Sebagaimana firman-Nya:

“Sesungguhnya orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan sebelumnya apabila al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. Mereka berkata, Mahasuci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti terlaksana. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. Al-Israa: 107-109).

Ibnul Qayyim t berkata,

Dialah Yang Maha Berilmu, ilmu-Nya meliputi segala yang berada di alam baik yang tersembunyi maupun yang tampak

Dalam segala sesuatu ada ilmu-Nya, Yang Maha suci

Dialah yang meliputi segala sesuatu dan tidak memiliki sifat lupa dan dia mengetahui apa yang terjadi besok.

Page 5: Tugas Makala Agama Tentang Al Alim

Serta yang sedang terjadi pada waktu ini.

Juga, Ia mengetahui urusan yang belum terjadi

Seandainya terjadi, bagaimana terjadinya sesuatu yang mungkin tersebut.

Asy-Syaikh Muhammad Khalil Harras menerangkan ucapan Ibnul Qayyim di atas, “Ini adalah penjelasan yang paling bagus dan paling lengkap tentang asma Allah al-’Alim. Beliau menyebutkan cakupan ilmu Allah Subhanahu wata’ala atas segala hal yang dapat diketahui, baik yang wajib (harus ada), yang mumtani’ (tidak mungkin ada/terjadi), atau yang mumkinat (mungkin ada).

Adapun yang wajib ada, sesungguhnya Ia mengetahui diri Dzat-Nya yang mulia, sifat-sifat-Nya yang suci, yang menurutakal tidak mungkin tidak ada pada Zat Allah Subhanahu wata’ala, bahkan wajib ada dan tetap pada-Nya.

Adapun yang mumtani’ (tidak mungkin ada/terjadi), maka Allah Subhanahu wata’ala Maha Mengetahui saat tidak terjadinya. Allah Subhanahu wata’ala juga mengetahui akibat dari adanya atau terjadinya seandainya hal itu terjadi. Contohnya, Allah Subhanahuwata’ala mengabarkan akibat dari adanya tuhan-tuhan yang lain bersama-Nya dalam firman-Nya,

“Sekiranya ada di langit dan di bumi sesembahan-sesembahan selain Alah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai ‘Arsy dari apa yang mereka sifatkan.” (al-Anbiya: 22)

Ini adalah kerusakan yang tidak terjadi. Sebab, hal itu adalah akibat dari sesuatu yang mustahil, yaitu adanya sesembahan lain bersama Allah Subhanahu wata’ala. Apabila hal yang

Page 6: Tugas Makala Agama Tentang Al Alim

mustahil ini terjadi, akan terjadi pula kerusakan tersebut, seperti firman Allah Subhanahu wata’ala yang lain,

“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, setiap tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.” (al-Mu’minun: 91)

Perginya setiap tuhan dengan ciptaannya dan sebagian tuhan-tuhan itu akan mengalahkan yang lain adalah akibat adanya sesembahan yang lain bersama Allah Subhanahu wata’ala. Dan ini adalah sebuah hal yang mustahil. Apabila hal ini terjadi, tentu akibatnya juga akan terjadi.

Ini adalah pemberitaan dari-Nya -dalam bentuk pengandaian- tentang sesuatu yang muncul akibat dari adanya sesembahan-sesembahan selain Allah Subhanahu wata’ala, seandainya hal itu terjadi.

Adapun hal-hal yang mungkin terjadi (mumkinat), yaitu yang mungkin menurut akal terjadinya atau tidak terjadinya, Allah Subhanahu wata’ala mengetahui apa yang ada dan apa yang tidak ada, yang terjadi dan yang tidak, dari hal-hal yang hikmah Allah Subhanahu wata’ala menuntut tidak terjadinya. Ilmu-Nya mencakup seluruh alam semesta, yang atas dan yang bawah. Tiada suatu tempat atau waktu pun yang lepas dari ilmu Allah Subhanahu wata’ala. Ia mengetahui yang gaib dan yang tampak, yang lahir dan yang batin, serta yang jelas dan yang tersembunyi.

Ilmu-Nya tidak ditimpa oleh kelalaian atau kelupaan, sebagaimana firman-Nya yang menceritakan ucapan Musa ‘alaihis salam,

Page 7: Tugas Makala Agama Tentang Al Alim

“Musa menjawab, “Pengetahuan tentang itu ada di sisi Rabbku, di dalam sebuah kitab, Rabb kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa.” (Thaha: 52)

Demikian pula, ilmu-Nya meliputi seluruh alam semesta yang atas dan yang bawahnya berikut segala makhluk yang ada beserta zatnya, sifatnya, perbuatannya, serta seluruh urusannya. Allah Subhanahu wata’ala juga tahu apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, yang tiada ujungnya. Allah Subhanahu wata’ala mengetahui apa yang tidak terjadi, pun seandainya terjadi -yakni apabila hal itu ditakdirkan terjadi- Ia tahu bagaimana cara terjadinya.

Allah Subhanahu wata’ala juga tahu keadaan para mukallaf sejak Dia menciptakan mereka, setelah mewafatkan mereka, dan setelah menghidupkan mereka kembali. Ilmu-Nya telah mencakup perbuatan mereka seluruhnya, yang baik dan yang buruk, serta balasan atas amal-amal tersebut beserta perincian hal tersebut di negeri kekal abadi.

Adapun dalil aqli atas ilmu Allah Subhanahu wata’ala ada beberapa hal.

1. Adalah mustahil untuk mengadakan/menciptakan sesuatu tanpa ilmu. Sebab, Allah Subhanahu wata’ala menciptakan sesuatu dengan kehendak-Nya, dan kehendak-Nya terhadap sesuatu mengandung pengetahuan terhadap apa yang dikehendaki-Nya, seperti firman Allah Subhanahu wata’ala,

“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui; dan Dia Maha halus lagi Maha Mengetahui?” (al-Mulk: 14)

2. Kekokohan, kedetailan, keajaiban ciptaan, dan kecermatan dalam penciptaan yang ada pada makhluk-makhluk, ini menjadi bukti bahwa Penciptanya sangat berilmu, karena secara

Page 8: Tugas Makala Agama Tentang Al Alim

kebiasaan tidak mungkin itu semua terjadi dari selain Dzat yang tidak berilmu.

3. Di antara makhluk ada yang berilmu, dan ilmu adalah sifat kesempurnaan. Seandainya Allah Subhanahu wata’ala tidak berilmu, berarti ada di antara makhluk ada yang lebih sempurna dari-Nya.

4. Ilmu yang ada pada makhluk sesungguhnya berasal dari Penciptanya. Dengan demikian, Pemberi kesempurnaan itu lebih berhak menyandang kesempurnaan tersebut, karena sesuatu yang tidak memiliki tidak mungkin bisa memberi. (Syarah Nuniyyah, 2/73-75)

Allah Swt. Maha Mengetahui yang tampak atau yang gaib. Pengetahuan Allah Swt. tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Segala aktivitas yang dilakukan oleh makhluk diketahui oleh Allah Swt. Bahkan, peristiwa yang akan terjadi pun sudah diketahui oleh Allah Swt. Dengan kata lain, pengetahuan Allah Swt. itu tanpa batas. Luar biasa, bukan? Agar lebih yakin perhatikan firman-Nya berikut ini:

”Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. dan Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula). dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (Surah al-An’am/6:59)

Page 9: Tugas Makala Agama Tentang Al Alim

Perlu kalian ketahui bahwa Allah Swt. menyuruh kita untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya, agar kalian dapat mengetahui ciptaan-Nya, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Sesungguhnya, Allah Swt. sangat menyukai orang yang rajin mencari ilmu pengetahuan dan mengamalkannya.

Perilaku yang dapat diwujudkan dalam meyakini sifat Allah al-‘Alim adalah kita harus terus-menerus mencari ilmu-ilmunya Allah Swt. dengan cara belajar dan merenungi ciptaan-Nya. Tapi ingat! Penting juga untuk diperhatikan bahwa kita tidak boleh merasa paling pandai. Orang berilmu itu harus tetap rendah hati.

TERIMA KASIH.