tugas kti bahasa indonesia
DESCRIPTION
KTI Bahasa IndonesiaTRANSCRIPT
Titanium Oksida Penggati Silikon yang Lebih Efektif
Efisien Ekonomis untuk Panel Surya
(Panel Surya 3E-TriE Solusi Krisis Energi)
Margi Fitriawan, Fisika FMIPA Unnes, Jl. Taman Siswa, Gunungpati, Semrang.,
E-mail : [email protected], [email protected]
Abstrak – Panel surya berbasiskan Titanium Osksida (TiO2)pengganti Silikon (Si)
bertujuan untuk meningkatkan nilai efektif efisien dan ekonomis dari panel surya
yang masyarakat kita memandangnya sebagai barang mewah dan canggih. Titanium
Oksida (TiO2) adalah senyawa kimia yang mudah didapatkan, selain itu senyawa
tersebut juga dapat disintetiskan dengan mudah untuk dijadikan bahan panel surya.
Sedangkan untuk Semikonduktor Silikon sendiri sudah banyak dimanfaatkan setelah
penemuannya, salah satunya adalah untuk bahan panel surya. Akan tetapi mengingat
langkanya Silikon dan harganya yang cukup mahal maka perlu adanya bahan
alternatif yang dapat digunakan untuk menggati Silikon dengan harga yang
terjangkau dengan kualitas yang hampir sama.
Kata kunci : Panel surya, Silikon, Titanium Dioksida, Semikonduktor.
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Energi menurut ahli fisika adalah sesuatu yang tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan, tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Energi dan
kehidupan adalah dua hal yang saling berkaitan dan tidak dapat saling dipisahkan.
Bayangkan apakah kita manusia dapat bertahan dengan tidak adanya makanan, listrik,
cahaya, dan kehangatan yang merupakan beberapa bentuk dari energi, tentunya sudah
sangat jelas bahwa tidak ada satu manusia pun yang dapat bertahan dengan kondisi
tersebut. Beberapa sumber energi ada yang dapat diperbarui dengan membutuhkan
waktu yang relatif singkat seperti sinar matahari dan gaya gravitasi, tetapi ada pula
sumber energi yang diperbarui dengan waktu yang cukup lama tidak hanya ratusan
atau ribuan tahun akan tetapi membutuhkan waktu sampai jutaan tahun semisal batu
bara dan minya bumi. Manusia harus berpikir keras tentang hal tersebut mengingat
adanya tantangan pada abad 21 untuk umat manusia yang cukup meresahkan, yaitu
krisis sumber energi. Indonesia adalah salah satu negara beriklim tropis yang
terkenal dengan terik sinar mataharinya yang cukup lama dan berintensitas cahaya
yabg tinggi, apalagi pada daerah dan kota-kota yang berada dekat dengan garis
lintang khatulistiwa seperti Semarang, Padang, Jakarta, dan kota-kota lainnya. Hal
tersebut merupakan salah satu peluang dan alternatif dari kelangkaan sumber energi
yang melanda bukan hanya di negara kita tetapi juga di seluruh permukaan bumi.
Mengapa dapat disimpulkan demikian tidak hanya berdasarkan opini, sebab dengan
intensitas cahaya yang tinggi dengan waktu yang lama dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi dengan menggunakan dan mengembangkan panel surya. Menurut
UndangUndang No. 30/2007 Tentang Energi, dalam Pasal 20 ayat 4 berbunyi :
Setiap orang berhak memperoleh energi,Penyediaan dan pemanfaatan energi baru
dan energi terbarukan wajib ditingkatkan oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah sesuai dengan kewenangannya.kemudian dalam Pasal 20 ayat 5 berbunyi :
Penyediaan dan pemanfaatan energi dari sumber energi baru dan sumber energi
terbarukan dapat memperoleh kemudahan dan/atau insentif dari Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya untuk jangka waktu
tertentu hingga tercapai nilai keekonomiannya . Panel surya sendiri sudah diketahui
secara umum bahwa merupakan alat yang dapat mengkonversi energi dari sinar
matahari menjadi energi listrik. Dengan demikian jelas dari segi geografis negara
kitacukup berpotensi untuk panel surya. Akan tetapi dapat memakai serta
memanfaatkan panel surya saat ini perlu biaya yang mahal, ini dikarenakan panel
surya saat ini menggunakan bahan semikonduktor Silikon yang merupakan bahan
yang hampir seluruhnya hanya dapat didapat dari tambang saja dan sulitnya untuk
dibuat ataupun disinteiskan, sebab Silikon walaupun elemen terbanyak kedelapan di
alam semesta dari segi massanya, tapi jarang ditemukan dalam bentuk bongkahan
Silikon murni. Silikon adalah salah satu semikonduktor dengan titik didih yang tinggi
yaitu 1.400-2.800 ºC yang merupakan jajaran semikonduktor yang berkualitas
terbaik. Sedangkan untuk Senyawa Titanium Oksida (TiO2) adalah logam berwarna
putih keperakan yang mempunyai kekuatan tegangan tinggi (mesipun pada suhu
tinggi) ringan serta daya tahan yang luar biasa.Kembali ke pembahasan tentang panel
surya, panel surya berbahan semikonduktor Silikon membutuhkan biaya produksi
sebesar Rp. 50.000 untuk setiap panel dengan daya satu wattnya, sehingga untuk
menggantikan listrik dari PLN dengan daya 450 watt misalnya membutuhkan biaya
minimal Rp. 22.500.000 hanya untuk memproduksi panel, belum dihitung dari segi
pemasangan dan perawatan. Sedangkan apabila kita menggunakan panel surya
berbasiskan Titanium Oksida (TiO2) biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi
setiap panel dengan daya yang sama hanya memerlukan Rp. 15.000 sehingga untuk
menggantikan listrik PLN dengan daya 450 watt hanya akan membutuhkan biaya
sebesar Rp. 6.750.000, kita dapat membandingkan dan melihat bahwa biaya yang
dibutuhkan untuk membuat panel surya dengan daya yang sama dibutuhkah biaya
dengan rentang yang jauh antara keduanya, sehingga pada akhirnya hal tersebut
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, itu merupakan peluang dan sumber energi
alternatif yang sangat cocok dengan kondisi negara kita selain itu juga dapat menjadi
solusi dari permasalahan dari krisis energi yang dapat diperbarui dengan proses yang
lebih cepat.
1.2. Tujuan Pengembangan Panel Surya 3E-TriE
Adapun tujuan pengembangan dari panel surya 3E-Trie berbasis atau
berbahan Titanium Osida (TiO2) ini adalah
1. Menggatikan panel surya Silikon yang mahal dan cukup berbahaya
dengan Titanium Oksida yang lebih aman.
2. Membuat panel surya yang lebih efektif, efisien, dan ekonomi.
1.3. Manfaat Pengembangan Panel surya 3E-TriE
Dari pengembangan panel surya 3E-TriE berbahan Titanium Oksida dapat
diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Menghasilkan produk panel surya yang lebih berkualitas dengan biaya yang
murah.
2. Memasyarakatkan panel surya dengan agar lebih luas pemakaiannya.
3. Menggantikan sumber energi yang lebih ramah lingkungan dengan panel
surya jenis Titanium Oksida.
4. Panel surya dapat menjadi solusi pengganti energi dari bahan bakar fosil yang
lebih aman.
2. Pembahasan
2.1. Silikon dan Titanium Oksida
Silikon merupakan salah satu unsur kimia bernomor atom 14 yang bersifat
semikonduktor yang sudah dimanfaatkan secara luas di bidang elektronika. Unsur ini
dipakai sebagai bahan beberapa komponen-komponen elektronika seperti diode,
transistor, dan IC. Selain untuk bahan komponen elektronika Silikon juga
dimanfaatkan untuk membuat unit pemrosesan pada perangkat komputasi mulai dari
kalkulator, telepon genggam, komputer desktop, laptop, bahkan sampai super
komputer. Maka sudah jelas Silikon tidak dapat lepas dari perkembangan teknologi
yang begitu pesat, sehingga Silikon sangat berjasa untuk kita umat manusia. Seperti
yang telah sedikit dijelaskan tentang silikom pada latar belakang, bahwa unsur ini
terbanyak kedelapan dari massanya, tetapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk
murni. Silikon yang ditemukan kebanyakan berbentuk debu, pasir, bebatuan, dan
lempeng silikat. Lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan
silicon sebagai unsur kedua paling melimpah di kerak bumi atau sekitar 28% massa,
setelah oksigen. Karakteristik silicon sendiri antara lain : berbentuk padat pada suhu
kamar, memiliki titik lebur 1400 ºC, memiliki titik didih 2800 ºC dan memiliki
konduktivitas termal yang tinggi (149 W/mK). Hal yang menarik dari Silikon adalah
unsur ini akan memiliki massa jenis yang lebih besar pada fase cairnya yang ini dapat
dimanfaatkan sebagai proses untuk membentuk Silikon. Kemampuan Konversi
Silikon adalah 16-18%, artinya untuk 100 watt daya yang datang dari sinar matahari,
ada 16-18 watt listrik yang dihasilkan.
Titanium Oksida (TiO2) adalah salah satu senyawa kimia yang banyak
digunakan sebagai pembuat cat. Jika dikenai pada cahaya, terutama sinar ultraviolet,
maka senya tersebut akan bereaksi dengan oksigendi udara, dan dapat memecahkan
materi-materi organik. Karakteristik untuk Titanium Dioksida antara lain : Biasa
berbentuk serbuk/bubuk, berwarna keputihan, Titik leleh sekitar 300 ºC , dan bertitik
didih 456 ºC. Untuk kemapuan konversi dari TiO2 ini berkisar antara 16-20%, yang
ini juga berarti bahwa setiap 100 watt daya dari sinar matahari akan dihasilkan listrik
dengan daya 16-20%.
2.2 Keunggulan Titanium Dioksida daripada silikon
Untuk memperjelas tentang pemilihan bahan Titanium Oksida sebagai panel
surya akan diberikan beberapa keunggulan atau kelebihan Titanium Dioksida
dibanding Silikon :
1. Kemampuan konversi Titanium Dioksida yang lebih tinggi dibandingkan
silikon. Untuk Titanium Oksida 16-20% sedangkan silicon hanya 16-18%
2. Titanium Oksida yang lebih mudah ditemukan daripada Silikon. Titanium
Oksida adalah barang umum yang dapat kita temuai di hmapi semua tempat.
3. Harga yang relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan Silikon. Sebagai
contoh mudah dapat kita lihat dari pembuatan panel surya berbahan TiO2
membutuhkan biaya Rp. 15.000 sedangkan Silikon Rp. 50.000.
4. Titanium Oksida lebih menghasilkan daya jauh lebih banyak daripada Silikon.
5. Panel surya dengan bahan Titanium Oksida lebih mudah dibuat daripada
Silikon. Bahkan titanium Oksida dapat dibuat dengan tangan dan peralatan
yang sederhana
6. Perawatan panel surya berbahan Titanium Oksida lebih mudah dan
murahdaripada yang berbahan Silikon. Sebab jika terjadi kerusakan pada
panel surya disebabkan bahan yang sudah lama dan mulai berkurang
kinerjanya tinggal diganti dengan Titanium Oksidanya. Berbeda dengan panel
surya yang berbahan Silikon perwatannya lebih susah dan membutuhkan
biaya yang mahal, ingat harga Silikon tidaklah murah.
2.3. Pembuatan Panel Surya Titanium Oksida
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat panel surya yang menggunakan
Titanium Oksida antara lain :
1. Kaca bening yang tidak konduktif ukuran 5x5 cm.
2. Kaca bening yang konduktif ukuran 5x5 cm.
3. Titanium Dioksida (TiO2) dalam bentuk serbuk.
4. Dilute Nitric Acid.
5. Redoks Elektrolit.
6. Natural Dye (pewarna).
7. Isolasi
Dalam pembuata panel surya titanium oksida ada beberapa langkah atau proses yang
perlu dilakukan sebagai berikut :
1. Pada kaca bening non konduktif, sisi-sisinya diisolasi hingga keseluruhannya
tertutup. Dan yang terlihat hanya bagian tengahnya saja. Kira-kira bagian terihat 3x3
cm dari 5 x5 cm
2. Masukkan serbuk Titanium Dioksida dan campurkan dengan Dilute Nitric Acid
hingga bercampur merata dan agak kental. Dengan perbandingan Titanium Dioksida
dan Dilute Nitric Acid 2:1.
3. Kemudian letakkan pada bagian kaca yang tidak berisolasi dan ratakan dengan
batang kaca. Dan tunggu 10 menit hingga mongering. Jangan dikeringkan dengan
dijemur langsung di bawah terik matahari, biarkan saja mongering sendiri
4. Kemudian bagian isolasinyanya dilepas dengan perlahan dan jang sampai bagian
yang kering tadi terkelupas, ataupun retak.
5. Setelah yakin bahwa campuran Titanium Dioksida dan Dilute Nitric Acid tadi
mengering, teteskan cairan pewarna hingga memberikan warna pada bagian yang
mengering.
6. Basuh dengan air, lalu bilas dengan alkhohol.
7. Dan bersihkan dari kotoran yang menempel dengan tisu kering;
8. Kemudian tempelkan kaca bening konduktif.
9. Selanjutnya teteskan cairan redoks elektrolit.
10. Ujilah arus listrik dengan menjepitkan penjepit buaya yang negatif kebagian kaca
induktif dan positifnya ke kaca yang diberi cairan redoks elektrolit.
Gambar 1. Diagram proses pembuatan panel surya TiO2 (3E-TriE)
3. Hasil dan Pembahasan Pembuatan Panel Surya Titanium Dioksida
3.1. Hasil Pembuatan Panel Surya Titanium Dioksida
Panel surya berbahan TiO2 menghasilkan besar voltase atau tegangan listrik
yang bervariasi (mungkin dikarenakan takaran yang kurang tepat antara Titanium
Dioksida dan Dilute Nitric Acid tadi) tetapi memiliki nilai rata-rata sekitar 1.34 V.
Nilai tersebut hanya untuk satu huah panel, apabila ingin mendapatkan voltase yang
lebih tinggi dapat dilakukan perangkaian beberapa buah panel surya. Tentunya panel
surya 3E-TriE ini butuh penelitian untuk pengembangan panel surya lebih lanjut,
Isolasi kaca bening non konduktif
pada
Campur Titanium Dioksida dan
Dilute Nitric Acid
Letakkan campuran bahan tadi di
atas kaca non konduktif, tunggu
sampai kering
Lepas isolasi dan teteskan cairan
warna pada bagian yang
mengering tadi
Bersihkan, kemudian tempel kaca
konduktif pada bagian yang
mengering tadi
Tetesi dengan cairan Redoks
Elektrolit dan siap untuk diuji
supaya dihasilkan panel surya yang lebih berkualitas dari pada panel surya 3E-TriE
ini.
3.2. Pembahasan Pembuatan Panel Surya Titanium Dioksida
Dalam pembuatan panel surya Titanium Dioksida dengan metode dicampur
dengan Dilute Nitric Acid bertujuan untuk meningkatkan elektron pada Titanium
Dioksida sehingga dalam pengoprasiannya panel surya tersebut dapat bekerja dengan
optimal dan lebih efisien. Untuk bahan Dilute Nitric Acid sendiri dapat diganti
dengan bahan lain yang bersifat asam supaya menghasilkan daya dan voltase yang
tingi biasanya, daripada bahan yang bersifa basa. Hal ini kemungkinan besar karena
dalam ilmu kimia sudah dijelaskan bahwa asam (semakin tinggi pHnya) akan
semakin baik menghantarkan elektron yang otomatis pula dalam menghantarkan
listrik. Penambahan pewarna ini dimaksudkan untuk penyerapan panel surya yang
lebih baik. Sebab bahan Titanium Oksida yang berwarna putih. Kita mengetahui
dalam ilmu fisika bahwa warna putih memiliki kemampuan penyerapan yang rendah
daripada warna lainya. Penambahan warna yang menghasilkan panel surya lebih
maksimal bila warna yang digunakaan adalah warna hitam. Oleh sebab itu memberi
saran untuk yang ingin melanjutkan mengembangkan panel surya 3E-TriE ini
disarankan untuk memakai bahan campuran Titanium Oksida yang menghasilkan
panel surya yang lebih baik, dengan metode apapun uji coba, try and error, dan
sebagainya. Mungkin komposisi perbandigan kedua bahan tersebut juga
mempengaruhi hasilnya. Selain itu Gunakan pewarna untuk panel surya yang
cenderung lebih gelap, karena hal ini sudah pasti menghasilkan hasil yang lebih baik.
4. Kesimpulan
Dengan panel surya berbahan Titanium Oksida menghasilkan voltase yang
cukup dan daya yang cukup pula yang dapat digunakan untuk menghidupkan barang-
barang elektronika. Panel surya dengan biaya produksi yang murah ini jika
dikembangkan dan masuk pabrik serta diproduksi secara masal akan memudahkan
untuk sumber energi listrik yang mudah dan ramah lingkungan. Panel surya
berbahan Titanium Oksida yang murah meriah ini tentunya juga akan menjadikan
salah satu solusi listrik murah jika sudah sampai tahap produksi pabrik. Dan ini
tentunya dapat berimbas baik pada dunia industri baik industri besar maupunindustri
rumahan yang selama ini salah satu keluhannya yaitu tentang masalah listrik untuk
menjalankan usahanya.
Daftar Pustaka
[1] Sahrul Saehana. Sel Surya Bebasis Nanokomposit TiO2.. 3. 2011.
[2] Yuwono Surya, Donanta Dhaneswara, Alfian Ferdiansyah, dan Arif Rahman. Sel
Tersensitasi Zat Pewarna Berbasis Nanopartikel Tio2 Hasil Proses Sol-Gel Dan
Perlakuan Pasca-Hidrotermal. 14. 2012.
[3] Rita Prasetyowati, Sahrul Saehana, Mikrajuddin Abdullah, dan
KhairurrijaPengaruh Penyisipan Logam Fe Pada Lapisan Tio2 Terhadap Performansi
Sel Surya Berbasis Titania. 7. 2011.
[4] Irmansyah, Akhiruddin Maddu dan Mahfuddin Zuhri.Pabrikasi dan Karakterisasi
Sel Surya Tersensitisasi Dye Berbasis Elektroda Komposit TiO2/SnO2dan Elektrolit
Polimer. 8. 2011.
[5] Dui Yanto Rahman, Elfi Yuliza, Khairurrijal dan Mikrajuddin Abdullah. Optimasi
Efisiensi Sel Surya Berbasis TiO2 dengan Variasi Metode Pemanasan dan Sintering
Sampel di dalam furnace. 4. 2013.
[6] Akhiruddin Maddu, Mahfuddin Zuhri, dan Irmansyah. Penggunaan Ekstrak
Antosianin Kol Merah Sebagai Fotosensitizer Pada Sel Surya Tio2nanokristal
Tersensitisasi Dye. 7. 2007
[7] Rohmat Subodro, Ari Handono Ramelan. Sintesa Titanium Dioxide (Tio2) Untuk
Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC). 11. 2012.