tugas koorporat (nur azis)

10
Tugas : Pelaporan Koorporat Dosen : Drs. Muh. Nur Azis.,MM Pelaporan Koorporat Disusun Oleh Oktavianus Rante Awan

Upload: reza

Post on 10-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Tugas : Pelaporan KoorporatDosen :Drs. Muh. Nur Azis.,MM

Pelaporan Koorporat

Disusun Oleh

Oktavianus Rante Awan

Program Profesi Akuntansi (PPAK)Universitas HasanuddinMakassar20151. Kasus 15.1Knut inc, merupakan perusahaan komoditi, Knut Inc masuk ke dalam kontrak forward dan membeli 1 juta kilogram emas pada harga tetap sesuai dengan persyaratan yang berlaku dalam kontrak forward sebagaimana tujuan yang diharapkan dari Kurt Inc . dalam Kontrak forward yang diikuti oleh Knut Inc, memungkinkan Knut Inc untuk menyerahkan fisik emas tersebut pada akhir bulan 6 atau untuk membayar atau menerima pembayaran bersih secara tunai, berdasarkan perubahan nilai wajar emas . Apakah kontrak Forward dapat dicatat sebagai derivatif ?Penyelesaian : Kontrak forward adalah suatu kontrak di mana kedua belah pihak yaitu pembeli dan penjual bernegosiasi dan menandatangani kontrak tertulis yang berisi kesanggupan kedua belah pihak untuk memperjualbelikan suatu komoditi atau aset tertentu (dalam jumlah dan kualitas tertentu), pada tingkat harga tertentu di kemudian hari. Mekanisme ini ditujukan untuk mengurangi risiko ketidakpastian harga komoditi atau aset tertentu di masa datang. Instrumen forward merupakan instrumen keuangan derivatif yang paling tua. Kontrak forward berbeda dengan kontrak spot dalam hal penyerahan barangnya. Kontrak spot memiliki arti harga berlaku saat ini dan penyerahan barang dilakukan pada saat ini juga, sedangkan dalam kontrak forward harga ditetapkan saat ini tetapi penyerahan barang dilakukan pada masa mendatang. Harga yang ditetapkan di pasar forward disebutharga berjangkadan tanggal jatuh tempo yang ditentukandisebut tanggal pengiriman atau tanggal kadaluwarsa. Kontrak forward tidak diperdagankan di bursa terorganisir, tetapi diperdagankan dengan cara over the counter (OTC). Derivatif merupakan salah satu instrumen keuangan, dimana instrument keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Instrumen keuangan terdiri dari berbagai komponen, di mana instrumen derivatif adalah salah satunya. Dimana derivatif memiliki 3 karakteristik, antara lain : Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan(sering disebut dengan variabel yang mendasari/underlying, antara lain suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya. Untuk variabel non-keuangan, variabel tersebut tidak berkaitan dengan pihak-pihak dalam kontrak; Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar; dan Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa mendatang. Knut Inc dapat mengakui pencatatan atas istrumen derivatif didalm laporan keuangannnya sebagai aktiva atau kewajiban berdasarkan hak atau kewajiban menurut perjanjian dan disajikan dalam nilai wajar. Kontrak forward comidty yang diikuti oleh Kurt Inc, dapat disimpulkan sebagai suatu produk derivatif, sehingga termasuk dalam ruang lingkup PSAK 50/55, di mana PSAK 50/55 mengatur pengakuan dan pengukuran derivatif untuk dicatat pada neraca sebagai aset keuangan atau kewajiban keuangan, yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk perubahan atas nilai wajar derivatif antar tanggal laporan keuangan, dengan pengecualian bahwa derivatif tersebut merupakan kontrak jaminan keuangan atau sebagai instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif. Dalam hal perubahan Nilai wajar (Vair Value) atas komoditi emas, Penggunaan nilai wajar pada umumnya mengacu kepada suatu portofolio aset keuangan yang dikelola dan kinerjanya perlu dievaluasi pada titik waktu tertentu berdasarkan nilai wajarnya. Namun, kontrak forward comidty pada tanggal laporan keuangan walaupun perlu dilaporkan dalam neraca (on balance sheet) pada nilai wajar, tidak dimaksudkan untuk mengukur kinerja kontrak forward (kecuali dalam hal digunakan akuntansi lindung nilai, di mana efektivitas lindung nilai perlu dievaluasi).

2. Kasus 16. 1 LVMH grup, merupakan produsen dan pengecer barang mewah diseluruh dunia dan telah mengadopsi IFRS dalam penyusunan laporan keuangannya. Adapun penjelasan dalam laporan keuangan tahun 2010 tentang aset keuangan yang tersedia untuk dijual sebagai berikut: Aset keuangan yang tersedia untuk dijual diukur pada nilai tercatat pada tanggal neraca seperti dikutip dalam kasus investasi, dan pada nilai realisasi bersih dalam kasus investasi kuotasi. Perubahan positif atau negatif dalam nilai yang dibawa ke ekuitas dalam "cadangan revaluasi" Jika penurunan nilai dinilai tidak definitif, penurunan nilai diakui dan berubah menjadi pendapatan bersih / beban; penurunan ini hanya dipulihkan melalui laporan laba rugi pada saat penjualan yang tersedia sesuai untuk aset keuangan dijual. Dalam Kebijakan LVMH Grup diungkapkan bahwa aset keuangan yang tersedia untuk dijual hanya terdiri dari instrumen modal (ekuitas). sebaliknya, penurunan nilai atas rugi penjualan utang diperbolehkan diakui dalam laporan laba rugi, karena pendekatan ini memberikan konsistensi, dengan persyaratan dalam hal kerugian penurunan nilai atas utang dan piutang dapat diakui hingga jatuh tempo atas investasi yang dimiliki, dan karena kerugian dari penurunan nilai instrumen utang bergerak obyektif ditentukan dari yang pada instrumen ekuitas. Rugi penurunan nilai pada instrumen utang yang siap dijual dapat diakui dalam laporan laba rugi, jika : Nilai wajar instrumen tersebut meningkat dan Peningkatan tersebut secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai melalui laporan laba rugi, entitas membalikkan kerugian penurunan nilai, dengan jumlah pembalikan diakui dalam laporan laba rugi (IAS 39,70). Diminta :Berdasarkan kasus nyata diatas, diminta :A. Diskusikanlah tentang implikasi kebijakan LVMH atas pemulihan kerugian penurunan nilai instrumen ekuitas yang siap dijual serta instrumen utang penjualan B. Memberikan saran atau solusi tentang kebijakan pembalikan rugi penurunan nilai untuk semua jenis aset keuangan yang siap dijual.

Penyelesaian :A. Implikasi kebijakan LVMH atas pemulihan kerugian penurunan nilai instrumen ekuitas yang siap dijual serta instrumen utang penjualan.a) Berdasarkan PSAK No.48,50 dan 55 Implikasi atas Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai Aset Individu Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan Pernyataa lain (contohnya, model revaluasi di PSAK 16). Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset revaluasian harus diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai dengan PSAK terkait. Implikasi atas Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai untuk UPK (Unit Penghasil kas) Pembalikan rugi penurunan nilai untuk suatu unit penghasil kas dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali untuk goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari aseta setnya. Peningkatan dalam jumlah tercatat ini diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset individual dan diakui sesuai dengan PSAK ini.. Dalam mengalokasikan pembalikan rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas,jumlah tercatat aset tidak boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari: jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode sebelumnya. Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah dialokasikan untuk aset tersebut harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill. Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk asset selain Goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas asset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. Dalam pemulihan kerugian penurunan nilai untuk investasi instrumen ekuitas tidak dapat dipulihkan melalui laporan laba rugi dan rugi penurunan nilai aset keuangan yang diukur pada biaya peroleh tidak dapat dipulihkan. sedangkan investasi instrumen kewajiban diakui pada laporan laba rugi namun dicatat pada biaya perolehan tidak dapat dilakukan pemulihan kerugian penurunan nilai. Rugi penurunan nilai yang diakui atas goodwill tidak dapat dibalik pada periode selanjutnya. (PSAK No.48) Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Rugi penurunan nilai untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan (misalnya rugi penurunan nilai atas instrumen ekuitas yang tidak mempunyai kuotasi harga pasar yang tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidakdapat diukur secara andal) tidak boleh dibalik. LVMH Grup tidak dapat membalik rugi penurunan nilai yang diakui pada periode interim sebelumnya berkaitan dengan goodwill atau investasi pada instrumen ekuitas atau asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan

b) Berdasarkan ISAK No. 17Rugi penurunan nilai untuk goodwill, investasi pada instrumen ekuitas, dan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan tidak dapat dibalik pada periode interim. Ketika penilaian rugi penurunan nilai hanya dilakukan pada periode interim, tidak ada rugi penurunan nilai yang diakui atau rugi penurunan nilai yang diakui menjadiberkurang, namun pembalikan rugi penurunan nilai tersebut tidak dapat dilakukan pada periode interim.

B. Saran atau solusi tentang kebijakan pembalikan rugi penurunan nilai untuk semua jenis aset keuangan yang siap dijual.

LVMH Group setiap akhir periode pelaporan harus melakukan review apakah aset yang dimilikinya mengalami penurunan nilai. Sebelum penurunan nilai dilakukan, entitas menguji ada tidaknya indikasi penurunan nilai, kecuali untuk goodwill.Jika tidak ada indikasi maka penurunan nilai tidak dilakukan. Jika terdapat indikasi, entitas akan menghitung nilai terpulihkan dengan membandingkan mana yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai. Kerugian akan diakui sebesar selisih nilai tercatat dengan nilai terpulihkan. Rugi penurunan nilai dapat dikurangi atau dihindari jika penilaian penurunan nilai hanya dibuat pada pada akhir periode pelaporan berikutnya. LVMH Group harus menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan interim sebagaimana yang diterapkan dalam laporan keuangan tahunannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://mikoedoankz.wordpress.com/2013/11/14/derivatif-lindung-nilai/https://bangliman.wordpress.com/2014/11/17/derivative-forward-contract-1/http://www.futurumcorfinan.com/2013/10/derivatif-dan-lindung-nilai-kontrak-forward-valas-antara-akuntansi-dan-pajak-bagian-i/PSAK 48 Penurunan Nilai (IAS 36: Impairment eff 2014) Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan Dan Pengukuran Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI PSAK 50 Instrumen Keuangan: Pengakuan Dan Pengukuran Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (Isac) No.17 Laporan Keuangan Interim Dan Penurunan NilaiSlide Sharing Session Overview on the Impac of PSAK 50 and 55 (Revised 2006)Per June 28, 2010 ct, Enrst & Young International Financial Reporting Standards Certificate Learning Material The Institute of Chartered Accountants, England and Wales