tugas komunikasi dan konseling adhd

Upload: delvina-ginting

Post on 05-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ADHD

TRANSCRIPT

  • TUGAS KOMUNIKASI DAN KONSELING

    TERAPI PENYAKIT ADHD DENGAN MENGGUNAKAN OBAT

    METADATE (METILFENIDAT)

    Disusun Oleh :

    Deantari Karlina

    Delvina Ginting

    Devinna

    UNIVERSITAS PADJAJARAN

    FAKULTAS FARMASI

    BANDUNG

  • DAFTAR ISI

    A. Kasus Terapi Penyakit ADHD...................

    B. Contoh Komunikasi Dan Konseling Kepada Pasien ADHD..

    C. Informasi Obat Metadata...................

    D. Informasi Obat Metadhone.

    E. Informasi Penyakit ADHD.....

    DAFTAR PUSTAKA...

    1

    1

    3

    4

    6

    12

  • 1

    A. KASUS TERAPI PENYAKIT ADHD

    Food and Drug Administration (FDA) telah melaporkan peristiwa kesalahan

    pengobatan yang menyebabkan kematian pada pasien anak laki-laki berusia 8 tahun

    yang seharusnya diberikan terapi obat metadata untuk mengobati penyakit ADHD.

    Kematian pasien tersebut diakibatkan karena kesalahan farmasis yang memberikan obat

    metadon dengan nama mirip dengan obat metadata. Kasus seperti ini dapat dihindari

    apabila apoteker melakukan komunikasi dan konseling kepada pasien tersebut.

    B. CONTOH KOMUNIKASI DAN KONSELING KEPADA PASIEN ADHD

    Kaylee adalah seorang gadis berumur 8 tahun. Dia datang ke apotek dengan ibunya

    untuk mengambil obat yang diresepkan dari dokter.

    Apoteker : Selamat siang ibu, saya Raisa apoteker di apotek ini. Apakah ada

    yang bisa saya bantu bu?

    Ibu kaylee : Saya ingin menebus obat yang diresepkan oleh dokter.

    (menyerahkan resep kepada apoteker)

    Apoteker : (menerima resep dan terlihat ragu ketika membaca resep karena

    tulisan dokter kurang jelas. Apoteker ragu apakah obat yang diresepkan adalah

    metadon atau metadata. Apoteker kemudian menghampiri pasien kembali.)

    Apoteker : Ibu Kaylee. (apoteker memanggil nama pasien)

    Ibu kaylee : iya bu.

    Apoteker : apakah ibu pasien yang bernama Kaylee?

    Ibu kaylee : bukan bu. Kaylee itu anak saya. Ada apa ya bu? (ibu kaylee terlihat

    khawatir)

    Apoteker : apakah dokter mengatakan sesuatu terkait obat atau keadaan anak

    ibu?

    Ibu kaylee : dokter tidak menjelaskan secara detail. Namun dokter mengatakan

    bahwa anak saya akan diberikan obat untuk meningkatkan konsentrasi dan

    membantunya agar dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

    Apoteker : oh (setelah mendengar keterangan tersebut, apoteker terlihat

    yakin dengan obat yang diresepkan). Tunggu sebentar ya bu, saya akan menyiapkan

    obatnya.

  • 2

    Apoteker kemudian menyiapkan obat metadata (metilfenidat HCl) yang merupakan

    obat lini pertama bagi pasien yang menderita ADHD.

    Apoteker : Ibu kaylee..(apoteker memanggil nama pasien)

    Ibu kaylee : ya bu..

    Apoteker : ini obat untuk anak ibu. Sebelumnya, apakah dokter sudah

    menjelaskan tentang cara penggunaan obat ini?

    Ibu kaylee : belum loh bu.

    Apoteker : Oh begitu ya bu, kalau begitu saya akan menjelaskan beberapa

    informasi mengenai obat ini. Hanya butuh waktu beberapa menit saja. Informasi ini

    akan sangat membantu pengobatan anak ibu. Bagaimana bu?

    Ibu kaylee : iya bu. Saya sangat bersedia mendengarkan informasi dari ibu.

    Apoteker : Apakah anak ibu sudah pernah menggunakan obat ini sebelumnya?

    Ibu kaylee : belum bu. Ini yang pertama.

    Apoteker : Obat ini namanya metilfenidat. Obat anak ibu bentuknya tablet dan

    diminum 2 kali sehari sebelum sarapan dan makan siang ya bu.

    Ibu kaylee : iya bu. (ibu tersebut mengangguk namun terlihat khawatir dengan

    efek samping obat tersebut dan efek yang akan didapatkan).

    Apoteker : (mengeluarkan brosur obat) ibu, disini ada beberapa aturan

    penggunaan obat yang harus ibu perhatikan, (menunjuk ke arah brosur). Dan disini juga

    terdapat informasi mengenai efek samping obat. Jika anak ibu mengalami hal yang

    aneh,selama menggunakan obat ini harap segera laporkan ke dokter ya bu. Selain itu,

    ibu tidak usah khawatir terkait obat ini. Karena obat ini merupakan obat yang aman dan

    obat yang sudah sering diresepkan untuk anak-anak yang menderita penyakit seperti

    Kaylee karena efeknya yang bagus.

    Ibu kayle : oh begitu ya bu. Saya menjadi agak lega. Karena saya khawatir

    sekali anak saya tidak dapat belajar dengan baik disekolahnya karena penyakit ini.

    Apoteker : apakah kaylee memiliki gangguan lain bu? Mungkin seperti

    masalah jantung atau yang lainnya?

    Ibu kayle : tidak ada bu.

    Apoteker : apakah sebelumnya kaylee mengkonsumsi obat lain bu?

  • 3

    Ibu kayle : tidak ada bu.

    Apoteker : kalau begitu obat ini sangat aman untuk anak ibu. (kembali

    meyakinkan ibu kaylee). Jika kaylee ingin mengkonsumsi obat lain bersamaan dengan

    obat ini, sebaiknya ibu berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter atau apoteker ya bu.

    Ibu kaylee : baik bu.

    Apoteker : kalau begitu bisakah ibu menjelaskan kembali kepada saya

    bagaimana penggunaan obat ini? (apoteker ingin memastikan bahwa ibu Kaylee

    mengerti)

    Ibu kaylee : obat ini digunakan 2 kali sehari sebelum sarapan dan makan siang.

    Jika anak saya akan mengkonsumsi obat lain atau mengalami hal yang aneh, saya harus

    menghubungi dokter atau apoteker.

    Apoteker : benar sekali bu. Saya harapkan ibu selalu memantau keadaan anak

    ibu ya. Jika dalam jangka waktu sebulan keadaan anak ibu tidak membaik. Segera

    hubungi dokter kembali ya bu. Semoga anak ibu lekas sembuh.

    Ibu Kaylee : Terima kasih bu.

    C. INFORMASI OBAT METADATA

    Nama Generik : Metilfenidat

    Nama Dagang : Ritalin (Novartis)

    Komposisi Obat : Metilfenidat HCl

    Indikasi : penyakit hiperaktif pada anak-anak dan narkolepsi

    Tempat penyimpanan : pada tempat yang aman, pada suhu 15-30C. Lindungi dari

    lembab.

    Dosis : Anak-anak >6 tahun, diawali dengan 5 mg 1-2 kali sehari

    dapat ditingkatkan apabila diperlukan dengan dosis 5-10 mg pada interval mingguan

    maksimal 60 mg / hari dalam dosis terbagi. Hentikan jika dalam 1 bulan

    penggunaan tidak ada respon.

    Aturan pakai : metilfenidat dapat diberikan sebelum sarapan dan makan

    siang. Penggunaan di malam hari dapat dipertimbangkan apabila efek berkurang

    pada malam hari sehingga menyebabkan peningkatan hiperaktif.

  • 4

    Perhatian : Pasien dengan gangguan jantung; pasien dengan

    masalah kejiwaan; Masalah Sirkulasi di jari tangan dan kaki (vaskulopati

    Peripheral, termasuk fenomena Raynaud): jari tangan atau kaki mungkin merasa

    mati rasa, dingin, nyeri, dan / atau dapat berubah warna dari pucat, biru, merah;

    Kontraindikasi : kecemasan atau agitasi; depresi berat, keinginan bunuh diri;

    riwayat keluarga Sindrom Tourette; ketergantungan obat atau alkohol; psikosis;

    hipertiroidisme; penyakit kardiovaskular; ibu menyusui

    Efek Samping : sakit perut, mual, muntah, dispepsia, mulut kering,

    anoreksia, penurunan berat badan, takikardia, palpitasi, aritmia, perubahan tekanan

    darah; batuk, nasofaringitis; insomnia, gugup, asthenia, depresi, lekas marah, agresi,

    sakit kepala, mengantuk, pusing, gangguan gerak; demam; arthralgia; ruam,

    pruritus, alopecia;

    Interaksi Obat : MAOI, antikoagulan kumarin, antidepresan trisiklik,

    fenobarbital, fenitoin, primidon, fenilbutason, guenetidin, dan alkohol.

    Farmakokinetik : metilfenidat mudah diserap melalui saluran pencernaan.

    Adanya makanan mempercepat absorbsi metilfenidat. Konsentrasi plasma puncak

    dicapai 2 jam setelah pemberian dosis oral.mengalami metabolisme lintas pertama

    yang ekstensif. Ikatan dengan protein rendah (10-33%). Metilfenidat disekresikan

    dalam bentuk metabolit melalui urin dan hanya sebagian kecil melalui feses; kurang

    dari 1% muncul dalam urin dalam bentuk metilfenidat. Metabolit utama adalah

    asam ritalinic (2-fenil-2-piperidyl asam asetat). Waktu paruh eliminasi obat dalam

    plasma adalah 2 jam. Metilfenidat didistribusikan ke ASI.

    Mekanisme aksi : Metilfenidat menghambat penyerapan dopamin di neuron

    adrenergik sentral dengan menghalangi transportasi dopamin atau pembawa protein.

    Metilfenidat bekerja pada sistem stimulasi batang otak dan korteks serebral serta

    menyebabkan peningkatan aktivitas simpatomimetik dalam sistem saraf pusat.

    D. INFORMASI OBAT METADHONE

    Indikasi : Terapi untuk rasa sakit yang teramat sangat, detoksifikasi

    dan terapi pemeliharaan dari adiksi narkotika.

  • 5

    Dosis :Metadon dapat di berikan secara oral maupun suntikan,tetapi

    suntikan subkutan menimbulkan iritasi lokal .metadon tersedia dalam bentuk tablet

    5 dan 10 mg serta sedia suntikan dalam ampul atu fial dengan kadar 10 mg

    \ml.dosis analgetik metadon oral untuk dewasa 2,5 15 mg ,tergantung dari

    hebatnya nyeri dan respon pasien sedangkan dosis parenteral ialah 2,5 -10 mg

    Interaksi Obat : Golongan Barbiturat: Drug actions may be additive.

    Cimetidine, protease inhibitors: Monitoring pada pernafasan dan CNS. CNS

    depressants (eg, tranquilizers, sedatives, alcohol): Additive CNS depression.

    Fluvoxamine: Monitor for increased CNS depression when taken with methadone.

    Monitor for signs and symptoms of withdrawal when fluvoxamine is discontinued.

    Hydantoins, rifampin, barbiturates: May decrease effectiveness of methadone.

    Urinary acidifiers: May increase renal clearance of methadone.

    Efek Samping : CV: Hipotensi; palpitasi; bradikardi; takikardia. CNS:

    euforia; disforia; sakit kepala; insomnia; pusing; edasi; disorientasi; inkoordinasi.

    DERM: berkeringat; pruritus; urtikaria. GI: mual; muntah; konstipasi; sakit perut;

    mulut kering. GU: retensi urin . HEMA: Trombositopenia. RESP: Laringospasm;

    reflek batuk.

    Kontra indikasi : Obat obat yang tergolong antagonis opioid umumnya tidak

    menimbulkan banyak efek kecuali bila sebelumnya telah ada efek agonis opioid

    endogen sedang aktif misalnya dalam keadaan stres atau syok.contohnya

    nalakson,naltrekson,nalorfin,levalorfan,siklazosin dan sejenisnya memperlihatkan

    efek antagonis,efek otonomik,endokrin,analgetik dan depresi nafas mirip efek yang

    ditimbulkan oleh morfin.

    Mekanisme Obat : mengurangi rasa sakit dengan menstimulasi reseptor opiat

    pada CNS, juga menyebabkan depresi pernafasan, vasodilatasi periferal, dan

    inhibisi dari usus, dan stimulasi dari kemoreseptor yang dapat menyebabkan muntah

    dan peningkatan pendarahan.

    Peringatan : Kehamilan: kategori untuk pasien hamil masih belum jelas.

    Penggunaan methadone dihubungkan dengan rendahnya berat bayi pada saat

  • 6

    dilahirkan. Anak-anak: tidak dianjurkan untuk anak-anak, karena dosis tidak dapat

    didefinisikan dengan baik

    E. INFORMASI PENYAKIT ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY

    DISORDER (ADHD)

    Attention deficit hyperactive disorder (ADHD) adalah kondisi perkembangan

    kurangnya perhatian dan gangguan kebingungan, dengan atau tanpa disertai hiperaktif.

    Ada 3 bentuk dasar ADHD yang dijelaskan dalam Diagnostik dan Statistik manual IV

    (DSM-IV) dari Asosiasi Psikiater Amerika : attentional; hiperaktif / impulsif; dan

    dikombinasikan (Zainab, 2014).

    Tanda dan gejala

    Terdapat 3 jenis attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) yaitu (Zainab, 2014):

    1. Didominasi hiperaktif

    2. Didominasi kurangnya perhatian

    3. Gabungan

    Kriteria DSM-IV-TR saat ini tersedia di bawah ini:

    a. Hiperaktif / impulsivitas

    Hal ini harus mencakup setidaknya 4 dari gejala berikut:

    Hiperaktif-impulsif yang harus berlangsung selama minimal 6 bulan ke tingkat yang

    maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan:

    Hiperaktif dibuktikan dengan gelisah pada tangan atau kaki, menggeliat di kursi

    Hiperaktif dibuktikan dengan meninggalkan kursi di kelas atau dalam situasi lain di

    mana diharapkan tetap duduk

    Hiperaktif dibuktikan dengan berjalan di sekitar atau memanjat secara berlebihan

    dalam situasi di mana perilaku ini tidak pantas (pada remaja atau orang dewasa, ini

    mungkin terbatas perasaan gelisah yang subjektif)

    Hiperaktif dibuktikan dengan kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam kegiatan

    di waktu luang

  • 7

    Impulsif dibuktikan dengan melontarkan jawaban atas pertanyaan sebelum

    pertanyaan telah selesai

    Impulsif dibuktikan dengan menunjukkan kesulitan dalam antri atau menunggu

    giliran dalam permainan atau situasi kelompok

    b. Kurangnya perhatian

    Hal ini harus mencakup setidaknya 6 dari gejala berikut dimana kurangnya perhatian

    yang harus berlangsung selama minimal 6 bulan ke tingkat yang maladaptif dan tidak

    konsisten dengan tingkat perkembangan:

    Sering gagal memberikan perhatian secara dekat atau membuat kecerobohan dalam

    pekerjaan sekolah, bekerja, atau kegiatan lain

    Sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas atau kegiatan

    bermain

    Seringkali terlihat tidak mendengarkan sesuatu yang dikatakan

    Sering tidak menindaklanjuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah,

    tugas, dan tugas di tempat kerja (bukan karena perilaku oposisi atau kegagalan

    untuk memahami instruksi)

    Sering mengalami kesulitan mengatur tugas dan kegiatan

    Sering menghindari atau sangat tidak suka tugas (seperti pekerjaan sekolah atau

    pekerjaan rumah) yang membutuhkan usaha mental

    Sering kehilangan hal-hal yang diperlukan untuk tugas-tugas atau kegiatan (tugas-

    tugas sekolah, pensil, buku, peralatan, atau mainan)

    Sering mudah terganggu oleh rangsangan asing

    Sering pelupa dalam kegiatan sehari-hari

    Lainnya

    Onset tidak lebih dari usia 7 tahun

    Gejala muncul dalam 2 atau lebih situasi, seperti ketika sekolah, bekerja, atau di

    rumah

    Gangguan tersebut menyebabkan distress klinis signifikan atau penurunan fungsi

    sosial, akademik, atau pekerjaan

  • 8

    Gangguan tidak terjadi secara eksklusif selama gangguan perkembangan pervasif,

    skizofrenia, atau gangguan psikotik lainnya dan lebih baik tidak dicatat dengan

    suasana hati, kecemasan, disosiatif, atau gangguan kepribadian

    Etiologi dan Patofisiologi

    Faktor genetik dan nongenetik terlibat dalam patogenenis. Meskipun tidak ada

    tanda-tanda patofisiologis definitif untuk ADHD, studi pencitraan menunjukkan subyek

    dengan ADHD mengalami penurunan volume otak keseluruhan secara relatif terhadap

    pengaturan di beberapa daerah otak (korteks prefrontal kanan, nukleus berekor, anterior

    cingulate gyrus, dan cerebellum). Penipisan korteks secara keseluruhan telah diamati pada

    anak-anak yang mengalami ADHD, dan studi banding menunjukkan adanya keterlambatan

    dalam penebalan korteks otak pada penderita ADHD secara relatif terhadap pengaturan usia

    yang sesuai. Perubahan otak ini diperkirakan mengganggu fungsi utama yang diperlukan

    untuk prioritas tugas, pengambilan keputusan, pengaturan motorik, kesadaran ruang dan

    waktu.

    Genetik diperantarai melalui perubahan serotonergik, kolinergik, dan terutama

    fungsi dopaminergik telah didokumentasi pada anak-anak dan orang dewasa dengan

    ADHD. Defisit dalam dopaminergik pada otak penderita ADHD menyebabkan

    terganggunya kemampuan untuk menunda kepuasan, menolak gangguan, mengatur gairah,

    dan hadir untuk informasi atau tugas-tugas yang membosankan atau berulang-ulang.

    Disfungsi ini melibatkan beberapa reseptor dopaminergik (D2, D3, D4, dan D5) dan protein

    transporter dopamin aktif (DAT) yang presinaptik. Norepinefrin dan epinefrin adalah

    agonis pada reseptor dopaminergik dan kerjanya juga diatur oleh DAT.

    Pengobatan dengan stimulan telah terbukti meningkatkan tingkat penebalan

    kortikal, dan farmakoterapi dapat meningkatkan atau menormalkan fungsi reseptor

    dopaminergik. Penderita yang memiliki kelainan ditunjukkan dalam DAT tampaknya

    memiliki respon lebih baik terhadap methylphenidate dan atomoxetine. Pengobatan yang

    efektif memodulasi dopamine dan norepinephrine untuk meningkatkan fungsi utama,

    mengatur gairah, dan mempertahankan perhatian untuk meningkatkan kinerja. Respon

    klinis yang terkait dengan stimulan tidak paradoks dan tidak diagnostik untuk ADHD

    karena stimulan dapat meningkatkan perhatian, menurunkan aktivitas motorik, dan

  • 9

    meningkatkan kemampuan belajar pada penderita ADHD subklinis atau individu dengan

    masalah lain (Dipiro et al, 2011).

    Diagnosis

    Tes psikometri dan pendidikan penting untuk diagnosis ADHD. Sejarah awal pasien

    mungkin menunjukkan kebutuhan untuk mengikuti tes tambahan, sebagai berikut (Zainab,

    2014) :

    Memeriksa anak dengan menggunakan Conners 'Parent dan Teacher Rating Scale

    dan memeriksa remaja menurut Skala Disorder Attention Deficit Brown (BADDS)

    untuk Remaja dan Dewasa

    Menilai impulsif dan kurangnya perhatian menggunakan tes komputer berkala

    seperti Conners Continous Perfomance Test (CPT), The Integrated Visual dan

    Auditory (IVA) CPT, atau keduanya

    Menilai wanita menggunakan Nadeau / Quinn / Littman ADHD Self-Rating Scale

    for Girls

    Menilai fungsi eksekutif pasien dengan menggunakan berbagai tes neuropsikologi

    Melakukan evaluasi ketidakmampuan belajar (intelligence quotient [IQ] vs prestasi)

    Perawatan medis

    Terdapat 2 komponen utama dalam perawatan medis anak-anak dengan attention deficit

    hyperactivity disorder (ADHD), yang sebelumnya disebut attention deficit disorder (ADD),

    adalah terapi perilaku dan farmasi. Komponen farmasi menggunakan obat.

    1. Terapi Perilaku

    Intervensi sekolah atau pendidikan

    Usia anak pada diagnosis awal dan keparahan gejala ADHD (ADD) mempengaruhi

    fungsi kerjasama anak dengan spesialis pendidikan. Konsultan awalnya terlibat dalam

    diagnosis dan evaluasi yang penting dalam mempromosikan pengembangan

    keterampilan belajar. Guru memiliki fungsi penting. Umpan balik secara berkala

    tentang kinerja sekolah anak diperoleh melalui penggunaan skala standar, deskripsi

    narasi, dan tindak lanjut komunikasi umumnya merupakan komponen tak terpisahkan

  • 10

    dari perawatan berkelanjutan. Pelaksanaan akomodasi akademik dan adaptasi seringkali

    diperlukan.

    Fisioterapi

    Untuk remaja dilakukan pembinaan ADHD (ADD), partisipasi dalam kelompok

    pendukung, atau keduanya dapat membantu menormalkan gangguan dalam

    memperoleh umpan balik dan informasi umum.

    Konselor seperti psikolog, dokter anak untuk perkembangan perilaku, pekerja klinis

    sosial, dan perawat praktek yang telah terbiasa dengan ADHD (ADD) sangat membantu

    berharga pasien dan keluarga mereka. Modifikasi perilaku dan terapi keluarga biasanya

    diperlukan untuk perawatan optimal (Zainab, 2014).

    2. Terapi dengan Obat

    Stimulan

    Stimulan adalah pilihan pengobatan obat yang paling efektif, dengan keberhasilan

    berkisar antara 70% -96%. Methylphenidate dan amfetamin memblokir reuptake dopamine

    dan norepinephrine, amfetamin juga meningkatkan pelepasan katekolamin. Kedua obat

    menghambat monoamine oxidase (MAO), namun amfetamin lebih kuat dari

    methylphenidate. Karena stimulan yang berbeda bekerja melalui mekanisme yang sedikit

    berbeda, kurangnya respon terhadap satu golongan senyawa kimia stimulan

    (methylphenidate dan dexmethylphenidate) tidak menghalangi respon ke golongan lain

    (dextroamphetamine atau garam amfetamin campuran). Dosis maksimum stimulan harus

    ditentukan untuk keberhasilan individu dengan efek samping minimal (Dipiro et al, 2011).

    Non stimulan

    Atomoxetine pelepasan diperpanjang dan guanfacine adalah pengobatan pilihan

    kedua dengan stimulan untuk pengobatan ADHD pada anak-anak dan remaja.

    Atomoxetine juga dapat digunakan pada orang dewasa. Manfaat potensi obat tersebut

    relatif terhadap stimulan dan tidak berpotensi untuk penyalahgunaan, kurang potensial

    terhadap efek pertumbuhan, dan berkurangnya gangguan tidur.

    Atomoxetine adalah inhibitor reuptake norepinephrine selektif yang harus

    digunakan dalam dosis terbagi di pagi atau sore hari oleh anak-anak untuk

  • 11

    meningkatkan tolerabilitas. Dewasa dapat mengambil sekali sehari, biasanya di pagi

    hari.

    Guanfacine dan clonidine adalah 2-agonis adrenergik sentral, bertindak baik

    secara presinaptik untuk menghambat pelepasan norepinefrin dan postsinaptik untuk

    meningkatkan aliran darah di korteks prefrontal. Meningkatkan aliran darah di korteks

    prefrontal menunjukkan peningkatan memori kerja dan fungsi utama. Keduanya

    berinteraksi dengan banyak sistem neurotransmitter, termasuk sistem katekolamin,

    indoleamin, dan asam amino (Dipiro et al, 2011).

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    British National Formulary. 2009. British National Formulary (BNF) 57.

    Dipiro, J., R.L Talbert., Gary Y., Gary M., Barbara W and L.M Posey.2011.

    Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 8th

    Edition. New York: Mc Graw

    Hill.

    Food and Drug Administration. 2013. Medicine Guide Metadate CD. UCB, Inc.

    Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference 36. Pharmaceutical Press:

    London Chicago.

    Tatro D.S. (2003). A to Z Drug Facts. San Francisco: Facts and Comparisons.

    Zainab, P. 2014. Pediatric Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Available online at:

    http://emedicine.medscape.com/article/912633-overview [Diakses 1 September

    2014].

    www.fda.gov

    http://emedicine.medscape.com/article/912633-overviewhttp://www.fda.gov/