tugas kol2
TRANSCRIPT
- Menggambarkan diagram perubahan reaksi SEAr
- Menuliskan mekanisme reaksi SEAr
- Menentukan orientasi gugus masuk pada senyawa benzen monosubstitusi- Membedakan gugus aktivasi dan deaktivasi cincin benzen- Menjelaskan tahapan reaksi substitusi elektrofilik senyawa aromatik, SNAr
- Menuliskan bentuk resonansi garam Meisenheimer-Jackson- Menggambarkan diagram perubahan reaksi SNAr
- Menuliskan mekanisme reaksi SNAr
- Menjelaskan mekanisme reaksi SN1Ar
- Menjelaskan mekanisme substitusi nukleofilik aromatik lewat benzuna
Tahapan reaksi substitusi elektrofilik senyawa aromatik, SEAr
Substitusi elektrofilik terjadi pada banyak reaksi yang mengandung cincing benzen (arene).
Untuk mempermudah sebelumnya kita akan melihat hanya pada cincin benzen.
Ini yang perlu anda mengerti untuk mekanisme substitusi elektrofilik:
Benzen, C6H6, adalah molekul planar yang berupa cincin dari 6 buah karbon yang
masing-masing terikat pada hidrogen.
Terjadi delokalisasi pada bagian atas dan bawah dari
bidang planar cincin.(lihat gambar).
Keberadaan dari elektron yang
terdelokaslisasi ,embuat benzen stabil.
Benzen memolak reaksi adisi sebab akan mengakibatkan hilangnya delokalisasi yang
membuat hilangngnya stabilisasi.
Benzen dilambangkan dengan simbol berikut ini, dimana cincin melambangkan
elektron yang terdelokalisasi dan setiap sudut dari segienam merupakan atom
karbon yang berikatan dengan hidrogen
Reaksi substitusi elektrofilik diakibatkan oleh ion positif
Benzen dan elektrofil
Karena elektron yang terdelokalisasi ter-exposed di bagian atas dan bawah dari
bidang planar tempat molekul carbon berada, benzen menjadi sangat tertarik pada elektrofil
(atom/molekul yang mencari daerah yang kaya akan elektron pada molekul yang lain.
Elektrofil bisa merupakan ion positif, atau bagian yang yang memiliki polaritas positif pada
sebuah molekul. Elektron yang terdelokalisasi pada bagian atas dan bawah dari bidang
planar molekul benzen sangat mudah diserang, sama seperti bagian atas dan bawah pada
molekul eten. Namun hasil keduanya tidaklah sama.
Jika benzen mengalami reaksi adisi sama seperti eten sebagian dari elekton yang
terdelokalisasi harus berikatan dengan atom atau grup yang baru. Sehingga delokalisasi
akan terputus, dan ini membutuhkan energi. Sebaliknya, delokalisasi akan bisa tetap
dipertahankan jika atom hidrogen digantikan dengan sesuatu yang lain (reaksi substitusi).
Atom hidrogen tidak memiliki hubungan dengan dislokalisasi. Pada kebanyakan reaksi
dengan benzen, elektrofil merupakan ion positif dan reaksi ini memiliki suatu pola general.
Mekanisme general
Tahap pertama
Seandainya elektrofil merupakan ion positif X+.
Dua dari elektron pada sisten yang terdeloakalisai tertarik kearah X+ dan membentuk
ikatan. Sehingga terjadi pemutusan dislokalisasi, walaupun tidak seluruhnya.
Ion yang terbentuk pada tahap ini bukan
merupakan hasil akhir. Tahap ini hanya
merupakantahap antara. Hasilnya
merupakan hasil antara.
Masih terjadi delokalisasi pada hasil antara, namun hanya pada sebagian daerah dari
ion. Ion pada hasil antara bermuatan positif sebagai hasil dari penggabungan molekul netral
dan ion positif. Muatan positif ini lalu menyebar sepanjang daerah yang terdelokalisasi pada
cincin. Anda cukup menggambarkan “+” pada bagian tengah cincin untuk menunjukkan hal
ini.
Hidrogen pada bagian bagian atas dari gambar bukanlah hidrogen yang baru,
hidrogen tersebut sudah berikatan pada carbon yang sama sebelum reaksi. Dan untuk lebih
memperjelas reaksi selanjutnya hidrogen tersebut perlu dituliskan.
Tahap kedua
Disini kita akan memerkenalkan ion baru, Y-. Darimana ini datang? Anda harus ingat bahwa
tidak mungkin untuk mendapatkan positif ion saja pada suatu sistem kimia. Jadi ion
Y- merupakan ion yang sebelumnya berikatan dengan X+.
Elektron tidak berpasangan pada Y-membentuk ikatan dengan atom hidrogen pada bagian
atas dari cincin. Ini berarti bahwa pasangan dari elektron yang menghubungkan hidrogen
dengan cincin tidak diperlukan lagi. Bagian tersebut lalu bergerak kebawah dan mengisi
ruang kosong pada daerah dislokalisasi elektron dan mengembalikan dislokalisasi elektron
seperti semula. Sehingga stabilitas benzen-pun kembali.
Energi pada reaksi
Dislokalisasi sempurna terputus sementara saat X menggantikan H pada cincin dan ini
membutuhkan energi. Namun energi tersebut terbayar saat dislokalisasi kembali terbentuk.
Energi awal yang diperlukan menjadi energi aktivasi dari reaksi (sekitar 150 kJ mol-1), dan ini
berarti reaksi benzen memiliki kecepatan reaksi yang lambat.
Substitusi elektrofilik yang tidak diakibatkan ion positif
Halogenasi dan sulfonisasi Pada reaksi ini, elektrofilik merupakan molekul dengan polaritas
positif
(bukannya ion positif).
Bentuk resonansi ion arenium
Gugus pensubstitusi yang menurunkan laju reaksi relatif terhadap laju reaksi dengan benzena
adalah gugus pendeaktivasi. Gugus ini menarik elektron dan menurunkan rapatan elektron cincin
aromatik sehingga stabilitas ion arenium turun. Gugus pensubstitusi dapat emnarik elektron dari
cincin melalui resonansi atau induksi. Ikatan π yang dapat terjadi melalui overlap orbital p substituen
dengan sistem π cincin aromatik menyebabkan efek penarikan elektron secara resonansi. Gugus
penarik elektron tipe resonansi umumnya mempunyai atom positif atau atom parsial positif yang
terikat langsung dengan cincin. Gugus -CN dan –NO2 merupakan contoh gugus penarik elektron tipe
resonansi. Efek induksi dihasilkan dari perbedaan elektronegativitas atom-atom ikatan. Atom-atom
elektronegatif menarik elektron cincin aromatik melalui ikatan . Gugus penarik elektron tipe
induksi dicontohkan oleh halogen.