tugas kesulitan beljar.doc
TRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH
KESULITAN BELAJAR PRA AKADEMIK
OLEH
KADEK SISKA AGUSTINI
1311061064
5B
JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015
KESULITAN BELAJAR
Kesulitan belajar (Learning Difficulties=LD) adalah gangguan belajar pada anak yang
ditandai dengan adanya kesenjangan antara taraf intelegensi dengan kemampuan akademik yang
harus dicapai.
FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR
A. Faktor Intern
1. Faktor fisiologi
Faktor fisiologi adalah factor fisik dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang sakit,
tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima pelajaran,
memahami pelajaran menjadi tidak sempurna. Selain sakit factor fisiologis yang perlu
kita perhatikan karena dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar
adalah cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh yang ringan seperti
kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak, serta cacat tubuh yang
tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada
dibutuhkan dalam belajar. Selain IQ factor psikologis yang dapat menjadi penyebab
munculnya masalah kesulitan belajar adalah bakat,minat, motivasi, kondisi kesehatan
mental anak, dan juga tipe anak dalam belajar.
B. Faktor ekstern
1. Faktor-faktor sosial
Yaitu faktorfaktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah. Anakanak
yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan anakanak
yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan perhatian. Selain itu
juga bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah harmonis, atau jarang bertemu,
atau bahkan terpisah. Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh
pada kebiasaan belajar anak.
2
2. Faktor non sosial
Faktorfaktor nonsosial yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan
belajar adalah faktor guru di sekolah, kemudian alatalat pembelajaran, kondisi tempat
belajar, serta kurikulum.
Dari beberapa faktor yang disebutkan di atas, ada beberapa lagi faktor yang menjadi penyebab
timbulnya masalah kesulitan belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba memahami
permasalahan ini secara lebih khusus, diantaranya:
1. Faktor keturunan
Walaupun tidak sepenuhnya faktor keturunan berpengaruh terhadap kesulitan belajar, tapi
juga tidak sedikit orang yang dalam satu garis keturunan memiliki kemampuan untuk
membaca, menulis, dan mengeja bahkan mengitung, serta kesulitan belajar yang sama.
2. Gangguan fungsi otak
Penelitian menganggap bahwa terdapat kesamaan ciri pada perilaku anak yang
mengalami kelambanan atau kesulitan belajar dengan anak yang abormal. Hanya
sajaanak yang mengalami kelambanan belajar memiliki adanya sedikit tanda cedera pada
otak. Oleh karena itu, para ahli tidak terlalu menganggap cedera otak sebagai
penyebabnya, kecuali ahli syaraf membuktikan masalah ini. Sebenarnya sangat sulit
untuk membuktikan dan memastikan bahwa kelamban atau kesulitan belajar itu
disebabkan cedera otak.
3. Pengoganisasian berpikir
Siswa yang mengalami kelambanan atau kesulitan belajar akan mengalami kesulitan
dalam menerima penjelasan tentang pelajaran. Slah satu penyebabnya adalah mereka
tidak mampu mengorganisasikan cara berpikirnya secara baik dan sistematis. Misalnya
anak yang sulit membaca akan sulit pula merasakan atau menyimpulkan apa yang
dilihatnya. Para ahli berpendapat bahwa mereka perlu dilatih berulangulang dengan
tujuan meningkatkan daya belajarnya.
4. Kekurangan gizi
Ada kaitan yang erat antara kekurangan gizi dengan kelambanan belajar, artinya
kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab terjadinya kelambananbelajar. Walaupun
pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar, tetapi banyak bukti menyatakan bila pada awal
3
pertumbuhan anak sangat kekurangan gizi, keadaan itu akan berpengaruh terhadap
perkembangan syaraf utamanya sehingga menyebabkan kurang baik dalam proses
belajarnya.
5. Faktor lingkungan
Ada banyak faktor yang tidak menguntungkan terhadap perkembangan mental anak, baik
yang datangnya dari keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Gangguan
tersebut dapat berupa perasaan hati, tekanan keluarga, atau kesalah pola asuh yang
diterapkan pada anak. Meskipun faktorfaktor ini dapat mempengaruhi kesulitan belajar
tetapi bukan merupakan satusatunya faktr penyebab terjadinya kesulitan belajar. Namun
yang pasti faktor tersebut dapat mengganggu daya ingat dan daya.
MACAM-MCAM KESULITAN BELAJAR
1. Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan diman proses belajar seseorang
terganggu karena timbilnya respon yang bertentangan
2. Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar adalah mengacu kepada gejala diman
anak tidak mampu belajar (menghindari belajar)
3. Learning dysfuction adalah mengacu pada gejala dimana proses belajar tidak berfungsi
dengan baik meskipun sebenarnya anak tidak menunjukkan gangguan alat indera, gangguan-
gangguan psikologis lainnya.
4. Underchiever adalah mengacu kepada anak – anak yang memiliki tingkat potensi intelektual
yang tergolong diatas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
5. Slo Learner (lambat belajar) adalah anak – anak yang lambat dalam proses belajar sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama dalam belajar.
CARA MENGENALI ANAK DIDIK YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR
Deteksi dini bagi orang tua untuk mendeteksi anak dalam kesulitan belajar ini bisa dimulai ketika
anak usia 3 hingga 5 tahun. Masa ini adalah proses dasar hingga akhir sekolah dasar.
1. Pendeteksian dini ini ini bisa dipantau dengan pemantauan:
2. Perkembangan persepsi.
3. Kemampuan berbahasa.
4
4. Perkembangan motoric
5. Penguasaan diri anak
6. Penguasaan dalam pemusatan perhatian.
7. Kemampuan daya tangkap (memori).
8. Perkembangan konseptual.
Ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar, antara lain :
1. Terlambat dalam berbicara
2. Kosa kata terbatas
3. Sulit mengikat tali sepatu
4. Sulit mengikuti perintah lisan
5. Sulit berkonsentrasi
6. Mudah lupa
7. Sering kehilangan barang
8. Sulit berinteraksi dengan lingkungan
GEJALA ANAK KESULITAN BELAJAR PRA AKADEMIK
1. Terlambat bicara dibanding dengan anak seusianya
2. Memiliki kesulitan dalam mengucapkan beberapa kata Dibandingkan anak seusianya,
penguasaan jumlah katanya lebih sedikit (terbatas)
3. Sering tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk satu kalimat yang akan
dikemukakan
4. Sulit mempelajari dan mengenali angka, huruf dan nama-nama hari
5. Sulit merangkai kata untuk menjadi sebuah kalimat
6. Sering gelisah yang berlebihan
7. Mudah terganggu konsentrasinya
8. Sulit berinteraksi dengan teman seusianya
9. Sulit mengikuti instruksi yang diberikan untuknya
10. Sulit mengikuti rutinitas tertentu
11. Menghindari tugas-tugas tertentu seperti menggunting dan menggambar
5
KLASIFIKASI KESULITAN BELAJAR
1. Gangguan Perkembangan Motorik (Gerak)
Gangguan pada kemampuan melakukan gerak dan koordinasi alat gerak. Bentuk-bentuk
gangguan perkembangan motorik meliputi; motorik kasar (gerakan melimpah, gerakan
canggung), motorik halus (gerakan jari jemari), penghayatan tubuh, pemahaman
keruangan dan lateralisasi (arah).
2. Gangguan Perkembangan Sensorik (Penginderaan)
Gangguan pada kemampuan menangkap rangsang dari luar melalui alat-alat indera.
Gangguan tersebut mencakup pada proses penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman, dan pengecap.
3. Gangguan Perkembangan Perseptual (Pemahaman atau apa yang diinderai)
Gangguan pada kemampuan mengolah dan memahami rangsang dari proses
penginderaan sehingga menjadi informasi yang bermakna. Bentuk-bentuk gangguan
tersebut meliputi:
- Gangguan dalam Persepsi Auditoris, berupa kesulitan memahami objek yang
didengarkan.
- Gangguan dalam Persepsi Visual, berupa kesulitan memahami objek yang dilihat.
- Gangguan dalam Persepsi Visual Motorik, berupa kesulitan memahami objek yang
bergerak atau digerakkan.
- Gangguan Memori, berupa ingatan jangka panjang dan pendek.
- Gangguan dalam Pemahaman Konsep.
- Gangguan Spasial, berupa pemahaman konsep ruang.
4. Gangguan Perkembangan Perilaku
Gangguan pada kemampuan menata dan mengendalikan diri yang bersifat internal dari
dalam diri anak. Gangguan tersebut meliputi:
- ADD (Attention Deficit Disorder) atau gangguan perhatian
- ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau gangguan perhatian yang
disertai hiperaktivitas.
6
KONDISI YANG DAPAT MENIMBULKAN KESULITAN BELAJAR DAN
GANGGUAN EMOSI PADA ANAK
1. Penempatan anak yang tidak sesuai dengan taraf kemampuan :
anak – anak yang lambat dalam perkembangan mentalnya sehingga kemampuan untuk
belajar juga terbatas dibanding anak seusianya. Sering terjadi anak ditempatkan dikelas /
sekolah yang tidak sesuai dengan taraf kemampuannya (karena anak pada usia TK belum
terlalu kelihatan perbedaan kemampuannya). Anak dipaksa untuk belajar seperti anak
normal, sehingga ketika anak tidak mampu (gagal) akan dimarahi, diejek, dibandingkan
dengan anak lainnya akibatnya anak akan malas, timbul rasa benci baik pada guru, orang tua
atau teman. Perasaan emosinya lalu diekspresikan dalam bentuk tingkah laku yang
mengganggu, sehingga bagi anak – anak itu bakat – bakat yang lain yang potensial juga
menjadi terhambat perkembangannya karena tak dapat disalurkan ataupun diekspresikan.
2. Gangguan yang terjadi akibat belum tercapainya kesiapan belajar (learning readiness).
Kemampuan untuk belajar calistung berkembang bersama dengan proses pematangan
kepribadian dan kecerdasan secara keseluruhan. Kesulitan belajar sering terjadi karena anak
tidak/ belum memiliki taraf kematangan yang diperlukan untuk sipa belajar.
3. Akibat pembiasaan yang kurang menyenangkan yang berhubungan dengan proses belajar
4. Cara – cara pendidikan yang terlalu memanjakan anak dapat menimbulkan permasalahan
pada emosi dan perilakunya.
Anak – anak yang terlalu dilayani dan dimanja (biasanya anak TK yang masih ditunngu
orang tua / pengasuhnya saat belajar di sekolah), cenderung tidak ulet dalam usaha mencapai
sesuatu. Mereka cepat meninggalkan tugas yang sulit dan lebih banyak menuntut pemuasan
segera tanpa usaha yang sumgguh – sungguh. Belajar baginya adalah sesuatu yang sangat
membosankan karena harus berfikir , capek dan sebagainya. Mereka cenderung
mengandalkan orang lain dan kurang bertanggung jawab.
5. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif.
Gangguan dengan gambaran utama kurangnya kemampuan memusatkan perhatian dan
hiperaktif serta impulsif yang tidak sesuai dengan taraf perkembangan anak, mereka sangat
mudah tertarik pada objek yang ada disekitarnya sehingga tidak bisa lama berkonsentrasi
dan proses belajar tidak dapat berjalan dengan baik.
6. Autisme masa kanak – kanak.Autisme masa kanak – kanak.
7
Gangguan perkembangan pada anak dengan gambaran utama dengan adanya gangguan
komunikasi verbal/ non verbal. gangguan pada interaksi sosial, sulit mengadakan kontak
mata, aktivitas motorik sering meningkat tak terkendali
Untuk menghindari atau meminimalkan terjadinya kesulitan belajar pada anak, maka para orang
tua perlu memperhatikan sekolah/ TK ketika akan memasukkan anaknya untuk sekolah, pilihlah
sekolah /TK yang sistem pengajarannya memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
a. TK yang pembelajarannya haruss berorientasi ada perkembangan anak
b. TK yang pembelajarannya berorientasi pada kebutuhan anak
c. Tk yang mempunyai prinsip bermain sambil belajar, belajar seraya bermain
d. Stimulasi tepadu
e. Mengembangkan kecakapan Hidup (Life Skill)
f. Menggunakan berbagai media/ sumber belajar
g. Lingkungan TK yang kondusif, lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian
menarik dan menyenangkan sehingga anak betah dalam lingkungan sekolah baik
didalam/ di luar kelas.
h. Pembelajaran Aktif , Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
SUMBER
Inayah.Budiasih.2014. “Mengenal Anak Berkesulitan Belajar”. Tersedia pada :
http://hanglekiumc.com/2012/10/05/mengenalanakberkesulitanbelajar. Diakses pada
27 Agustus 2015
Alimin.Zaenal.2006. “KESULITAN BELAJAR DALAM PERSPEKTIF”. Universitas
Pendidiakn Inodnesia : Pendidikan Kebutuhan Khusus.
8