tugas kepemimpinan.docx

23
TUGAS MATA KULIAH KEPEMIMPINAN JUDUL MAKALAH : RETORIKA DAN GAYA KEPEMIMPINAN AHOK DALAM PENEGAKAN KEBIJAKAN DI JAKARTA DISUSUN OLEH : NAMA : RACHMAT ANUGRAH SIRAJUDDIN NIM : 1265542028 ANGKATAN : 2012 KELAS : B PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Upload: daengacos

Post on 22-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

TUGAS MATA KULIAH KEPEMIMPINAN

JUDUL MAKALAH :

RETORIKA DAN GAYA KEPEMIMPINAN AHOK DALAM PENEGAKAN KEBIJAKAN DI JAKARTA

DISUSUN OLEH :

NAMA : RACHMAT ANUGRAH SIRAJUDDIN

NIM : 1265542028

ANGKATAN : 2012

KELAS : B

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

PENDAHULUAN

Page 2: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

Dalam menjalankan suatu organisasi, perusahaan, maupun negara dibutuhkan seorang

pemimpin yang loyal, tegas, dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Pemimpin

merupakan seseorang yang telah dipilih dan ditunjuk untuk mengontrol, menjaga, serta

mengatur suatu kelompok, organisasi, perusahaan, maupun masyarakat untuk mencapai

tujuan bersama. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Tead, Terry, dan Hoyt (dalam

Utami, 2013) yang mengatakan bahwa pemimpin memengaruhi orang lain agar mau

bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain

dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Riyadiningsih (2006) juga

menjelaskan bahwa seorang pemimpin mampu mengarahkan bawahannya untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kemampuan, keadaan

psikologis, dan karakter pribadinya.

Seorang pemimpin mempunyai cara dan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda

dalam mengaktualisasikan kekuasaan dan kebijakannya masing-masing. Dalam jurnalnya,

Kartono (2009 dalam Utami, 2013) menyebutkan beberapa gaya kepemimpinan, di antara

lain: 1) gaya kepemimpinan paternalistik, 2) gaya kepemimpinan karismatik, 3) gaya

kepemimpinan bebas, 4) gaya kepemimpinan demokratis, 5) gaya kepemimpinan otokratis, 6)

gaya kepemimpinan militeristis, 7) gaya kepemimpinan populistis, dan 8) gaya

kepemimpinan administatif atau eksekutif.

Gaya kepemimpinan seseorang erat kaitannya dengan bagaimana cara pemimpin

dalam mempersuasi orang lain melalui retorikanya. Zarefsky (2004) mengatakan bahwa

retorika adalah salah satu keyakinan bahwa pemimpin memiliki suatu gaya khas yang

membuat ia berbeda dari yang lain. Oleh sebab itu, pemimpin sering mengandalkan kata-kata

yang diucapkannya untuk mempengaruhi dan memobilisasi pengikut mereka dan

meyakinkan masyarakat tentang manfaat yang dapat timbul dari kepemimpinan mereka.

Tujuan utama dari retorika adalah adalah untuk mempersuasi publik. Alo (2012) mengatakan

dalam jurnalnya, persuasi adalah proses komunikatif interaktif di mana pengirim pesan

bertujuan untuk mempengaruhi kepercayaan, dalam konteks politik yang demokratis, niat

pemimpin calon adalah untuk menarik potensi pengikut untuk diri mereka sendiri melalui

kebijakan mereka.

Retorika berbicara tentang kemampuan pemimpin dalam meyakinkan masyarakat

untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Salah satu bentuk dari pelaksaan aturan,

yaitu melalui penegakan kebijakan. Pada dasarnya, kebijakan dibuat untuk mengatasi

masalah-masalah yang terjadi di masyarakat, namun terkadang beberapa orang tidak dapat

Page 3: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

menerima kebijakan baru yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, retorika seorang pemimpin

dalam menyampaikan kebijakan sangat menentukan diterima atau tidaknya suatu kebijakan

baru di dalam masyarakat. Berkenaan dengan hal tersebut, kami tertarik untuk mengkaji

tentang retorika dan gaya kepemimpinan Ahok dalam mempersuasi masyarakat dengan gaya

dan tutur bahasa yang disampaikan.

Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dipanggil Ahok merupakan salah satu pemipin,

lebih tepatnya seseorang yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta saat ini. Beliau cukup

ramai dibicarakan oleh masyarakat karena memiliki retorika dan gaya kepemimpinan yang

berbeda dibandingkan pemimpin lain. Beliau dipandang sebagai pemimpin yang arogan,

tempramen, dan to the point. Penulis berusaha mengkaitkan tentang bagaimana retorika yang

dilakukan Ahok mampu memengaruhi, bahkan mengubah pola pikir dan sikap masyarakat

atau tidak. Sepaham dengan pernyataan yang telah disampaikan Zarefsky (2004), ia

menyebutkan bahwa retorika tidak hanya faktor yang mengubah sikap audiens tetapi juga

cerminan dari diri pemimpin tersebut.

Isu ini penting untuk dibahas karena besarnya peran seorang pemimpin, terutama

untuk menghadapi tantangan di masa depan, selain itu yang tidak kalah penting adalah

pentingnya seorang pemimpin dalam mengatur masyarakatnya sehingga tercipta masyarakat

yang damai, dan sejahtera. Berbagai penelitian di Indonesia telah dilakukan mengenai

hubungan atasan dan bawahan dalam sebuah organisasi, bagaimana seorang pemimpin

memberikan motivasi kepada bawahan, dan bagaimana gaya kepemimpinan maupun retorika

presiden diluar negeri. Dalam makalah ini kami akan mengkaji secara teoritis apakah gaya

kepemimpinan dan retorika seorang Ahok juga akan berpengaruh terhadap penegakan

kebijakan di DKI Jakarta. Penulis akan menganalisis retorika dan gaya kepemimpinan Ahok

dalam menegakkan kebijakan yang akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan.

ISI / PEMBAHASAN

Retorika dan efeknya

Page 4: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

Retorika dan pemimpin adalah dua hal yang saling berkaitan. Retorika yang dilakukan

adalah ketika pemimpin menyampaikan orasi dan kebijakannya di depan masyarakat baik

secara bahasa verbal dan nonverbal. Menurut de Wet (2010 dalam Alo 2012), retorika dan

persuasi bekerja bersama-sama. Retorika adalah seni membujuk orang lain; Oleh karena itu,

persuasi tidak terlepas dari retorika.

Terdapat pula cara mengidentifikasi retorika beserta efeknya kepada penerima

retorika. Pertama, meneliti bahwa sikap sering berubah sesuai dengan dasar sebuah

pesan.Kedua, penempatan sebuah sikap atau opini dengan lainnya adalah salah satu macam

dari perubahan sikap.Ketiga, fokus pada pesan-audiens, hubungan-mencari efek dari pesan

audiens- hanya satu dimensi dari transaksi retorika, dan tidak selalu banyak membantu dan

informatif (Zarefsky, 2004).

Setiap orang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda dalam menjalankan

tugasnya. Berdasarkan gaya kepemimpinan tersebut, Ahok dapat dikategorikan dalam gaya

kepemimpinan otokratis. Pembawaan Ahok yang tegas dan keras membuat Ahok disegani

oleh masyarakat. Hal tersebut juga berlaku ketika Ahok menyampaikan retorikanya di depan

media atau publik.

Gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja (Ahok), saat ini menjadi

sorotan publik. Berbagai macam media pun, seringkali terkena “semprot” oleh pernyataan

Ahok. Tidak hanya media, masyarakat yang menurutnya keliru dalam bertindak juga sering

terkena imbas kemarahannya langsung. Salah satu bentuk kemarahannya adalah ketika Ahok

marah pada pejabat Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) DKI Jakarta yang tidak

bisa menjelaskan programnya dengan rinci.

Retorika yang dilakukan Ahok, bisa jadi akan mengubah sikap masyarakatnya, dari

simpatik menjadi tidak atau sebaliknya. Dalam Zarefsky (2004), disebutkan bahwa bukan

hanya faktor retorika yang mengubah sikap audiens tetapi juga cerminan dari diri pemimpin

tersebut. Retorika adalah salah satu keyakinan bahwa pemimpin memiliki suatu gaya khas

yang membuat ia berbeda dari yang lain.

Zarefsky (2004) juga menyebutkan efek dari beretorika, bahwa pesan yang

disampaikan seorang yang menggunakan retorika bisa berefek pada masyarakat. Misalnya

saja Ahok menyampaikan kebjiakannya kepada masyarakat dengan gaya retorika khasnya

yang keras. Hal ini mengubah sikap masyarakat semakin baik atau malah bertambah buruk.

Persepsi setiap orang berbeda, bergantung bagaimana ia menanggapinya.

Retorika Ahok dalam Penegakan Kebijakan

Page 5: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap pemimpin mempunyai gaya

kepemimpinan dan retorikanya masing-masing. Begitu pula dengan Ahok, retorikanya yang

selalu tepat sasaran dan tanpa basa-basi mampu mempengaruhi masyarakat untuk

mempercayai setiap kata-katanya.Retorika Ahok menunjukkan bagaimana gaya

kepemimpinan dirinya. Dengan retorika yang menekankan pada fakta yang ada, tegas, dan

tepat sasaran menunjukkan bahwa Ahok adalah pemimpin yang otokratis, dimana pemimpin

otokratis adalah pemimpin yang berusaha mewujudkan tujuannya dengan berbagai cara.

Pemimpin ini cenderung tegas, keras, dan obsesif dalam mencapai tujuannya. Namun, tujuan

tersebut berusaha dicapai dengan perhitungan dan perencanaan yang sistematis.

Salah satu contoh yang menunjukkan hal diatas adalah kejadiansaat Ahok marah

karenatemukan kartu virtual account untuk para penghuni Rusunawa Marunda yang tidak

dilengkapi nama dan foto pengguna.

Kejadian ini salah satunya dimuat dalam portal media online Kompas.com pada

tanggal 4 September 2014— Saat itu Ahok meluapkan kekesalannya karena kecewa dengan

kartu virtual account produksi Bank DKI, Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono yang

duduk di hadapannya terlihat pucat. Ia tertunduk, mengangguk, dan berbincang dengan

Direktur Operasional Bank DKI Martono Suprapto. 

Basuki kecewa karena kartu virtual account itu hanya mencantumkan nomor unit

rusun para penghuni. Tidak ada identitas beserta foto penghuni. Basuki mempermasalahkan

hal ini karena rancangan kartu dibuat seadanya. Pemprov DKI menjadi tidak bisa mengontrol

penghuni dan status kepemilikan rusunnya. Menurut Ahok, pencantuman nama dan foto

penting untuk mencegah mafia menjualbelikan rusun.

Kejadian ini bisa menggambarkan bagaimana Ahok mempunyai ketegasan dan

perencanaan yang jelas dari setiap system atau program yang dibuat. Hal ini juga

menunjukkan bahwa Ahok termasuk dalam salah satu karakter pemimpin public yang baik,

menurut Subowo (2013) salah satu karaketr yang harus dimiliki pemimpin public yang dapat

membina masyarakat menghadapi tantangan masa depan adalah The meaning of direction

(memberikan visi, arah, dan tujuan). Seorang pemimpin yang efektif membawa kedalaman

(passion), perspektif, dan arti dalam proses menentukan maksud dan tujuan dari

kepemimpinannya. Setiap pemimpin yang efektif adalah menghayati apa yang

dilakukannya. Waktu dan upaya yang dicurahkan untuk bekerja menuntut komitmen

dan penghayatan.

Page 6: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

Seperti yang sudah dijelaskan dalam Kompas.com bahwa perlunya foto penghuni dan

nomor unit rusun untuk memudahkan Pemprov DKI untuk melakukan control dan untuk

mencegah mafia menjualbelikan rusun. Selain itu juga menunjukkan komitmen Ahok untuk

memberantas mafia.

Kejadian lain yang juga bisa menggambarkan ketegasan, dan komitmen Ahok pada

pemberantasan korupsi dan pungutan liar adalah ketika KPK menunjukkan praktik pungutan

liar di Balai Uji Kir Jl Kedaung, Jakarta Barat. Mengetahui praktik tersebut Ahok langsung

menutup tempat tersebut.

Nilai positif yang dapat kita ambil dari tipe kepemimpinan Ahok adalah, dengan

ketegasannya ia mampu mencapai suatu tujuan. Tujuan ini dicapai dengan perencanaan yang

matang dan perhitungan yang cermat. Tipe kepemimpinan Ahok ini mulai langka di era abad

demokratis ini, namun tidak berarti ia sama sekali tidak mendengarkan masukan pihak lain

dan mengacuhkannya. Keterbukaan terhadap saran dan kritik sangat dibutuhkan pada abad ke

21 ini, namun penyampaian dan retorika Ahok yang menunjukkan bahwa ia orang yang

tegas, tidak menerima kesalahan fatal dan mengharapkan yang terbaik dari orang-orang yang

bekerja di sekitarnya.

Retorika Ahok sepertinya memang mudah membuat orang meradang, namun retorika

tersebut yang membuta orang menilai bahwa Ahok merupakan individu yang tanpa takut

merubah apa yang selama ini salah. Ia dari seseorang yang berasal dari kelompok minoritas

yang dengan tegas dan terlihat dari segala perbuatan dan perilakunya, menantang siapa saja

yang tidak ingin dirubah menjadi lebih baik.Keliatannya dia berpegang pada sebuah pakem

yang dalam manajemen di sebut confront the brutal fact .Menghadapi fakta yang brutal alias

menghadapi kenyataan sebenarnya , dan tidak lari menghindarinya dengan segala dalih.

Amin (2014) menjelaskan bahwa confront the brutal fact berarti menerima semua

realitas saat ini yang terjadi dan melihatnya dengan objektif. Melihat hal secara objektif dan

melihat realitas dengan apa adanya tidak berarti kita tidak memiliki visi yang baik.

“Confronting the brutal facts means accepting the current reality and

seeing it as what it is objectively. Being objective and seeing the reality as

what it is does not mean that you shouldn’t have a vision for greatness. You

definitely should have a clear vision, but at the same time refine the path to it

by accepting the brutal facts of the current situation”. (Amin, 2014)

Page 7: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

Kenapa Ahok termasuk orang yang confronting brutal facts? Karena bisa dibilang

selama ini warga Jakarta sudah menerima keruwetan dan segala macam komplikasi

kenegatifan Jakarta dengan pasrah. Mereka mungkin berfikir itulah yang memang terjadi dan

akan seterusnya seperti itu, namun Ahok hadir disana dan mulai memvisualisasikan keadaan

Jakarta yang sebenarnya kepada masyarakat dan menunjukkan bahwa keruwetan dan segala

komplikasi tersebut dapat diatasi. Tentunya ia memvisualisasikannya melalui retorika yang

tegas. Contohnya adalah kebijakan yang ialakukan mengenai pengaturan Tanah abang yang

ruwet.

Perda tentang ketertiban umum sudah ada sejak lama, tapi nampaknya Perda tentang

ketertiban umum juga telah lama diinjak-injak dan tidak digubris oleh para Pedagang Kaki

Lima dan preman yang mem-backing mereka. Para pembuat Perda sebelumnya mungkin juga

sudah melakukan banyak hal untuk menegakan peraturan tersebut. Hanya saja ketika

kemudian persoalan menertibkan pedagang kaki lima ini juga harus berhadapan dengan dunia

gelap premanisme, mereka tidak punya nyali. Terlebih ketika di balik premanisme Tanah

abang itu ternyata ada “oknum-oknum hantu” yang tidak dapat tersentuh dan secara kasat

mata kebal hukum, dimana pengaruh mereka mencengkeram kekuasaan tertinggi di negeri

ini. Semakin ciut lah nyali para aparat itu untuk menegakan ketertiban umum. Daripada

mereka kehilangan nafkahnya, lebih baik mereka tutup mata dan telinga soal Tanah abang.

Berpuluh tahun situasi pembiaran itu terjadi. Dan orang Jakarta nyaris percaya bahwa

di Tanah abang kesemrawutan itu memang sebuah keniscayaan yang harus diterima secara

legowo dan pasrah. Warga Jakarta tidak mampu melakukan apa-apa dengan keadaan Tanah

abang yang seperti itu. Mereka memaksa akal sehatnya untuk mempercayai kebenaran

tersebut bertahun-tahun lamanya sehingga sampai di keadaan dimana mereka tidak

mempertanyakan hal itu lagi.

Keadaan tersebut terus berlanjut sampai Ahok menunjukan kepada kita bagaimana

seharusnya merawat akal sehat. Dia menggebrak kemapanan Tanah abang, kemapanan para

pedagang kaki lima, kemapanan preman yang mem-backing PKL tersebut, kemapanan para

“oknum-oknum hantu” yang bermain di Tanah abang. Dan yang terpenting mengkonfrontasi

fakta brutal yang sudah diterima oleh masyarakat Jakarta sekian lama tersebut. Dengan

retorika nya yang keras, tegas namun memiliki tujuan, Ahok akhirnya dapat menunjukkan

bahwa dengan ketegasan dan kekerasan niat yang selama ini ditunjukkan dengan retorikanya

dapat memuluskan kebijakan yang selama ini susah dan rumit untuk dilakukan.

Ahok sebagai Pemimpinan Publik

Page 8: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

Tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara semakin berat di masa depan,

tantangan ini berupa arus globalisasi yang begitu cepat, regionalisasi, knowledge economy,

dan borderless world. Alo (2012) menyebutkan bahwa para pemimpin politik di Africa

mayoritas membicarakan tentang isu sosial dan ekonomi dalam pidatonya. Empat ideologis

dominan muncul dari analisis pidato pemimpin Africa adalah pertumbuhan ekonomi dan

kemerdekaan di Afrika, kesatuan dan nasionalisme nasional, globalisme, kemandirian. Dari

temuan Alo tersebut dapat dilihat betapa pentingnya peran seorang pemimpin, terutama

dalam menghadapi isu-isu tersebut. Menurut Subowo (2013) untuk mengarungi tantangan

masa depan tersebut dibutuhkan pemimpin yang tidak hanya berkarakter tetapi diharapkan

pemimpin-pemimpin yang akan datang mampu memenuhi dan memiliki kondisi-kondisi

seperti berikut ini:

1. The meaning of direction (memberikan visi, arah, dan tujuan). Seorang

pemimpin yang efektif membawa kedalaman (passion), perspektif, dan arti dalam

proses menentukan maksud dan tujuan dari kepemimpinannya. Setiap pemimpin

yang efektif adalah menghayati apa yang dilakukannya. Waktu dan upaya yang

dicurahkan untuk bekerja menuntut komitmen dan penghayatan.

Salah satu contoh kejadian yang dapat diberikan adalah kejadian saat Ahok

marah karenatemukan kartu virtual account untuk para penghuni Rusunawa Marunda

yang sudah dijelaskan pada point sebelumnya.

2. Trust in and from the Leader (menimbulkan kepercayaan). Keterbukaan (candor)

merupakan komponen penting dari kepercayaan. Seorang pemimpin yang

menciptakan iklim keterbukaan dalam kepemimpinannya adalah pemimpin yang

mampu menghilangkan penghalang berupa kecemasan yang menyebabkan

masyarakat yang dipimpinnya menyimpan sesuatu yang buruk atas kepemimpinnya.

Bila pemimpin membagi informasi mengenai apa yang menjadi kebijakannya,

pemimpin tersebut memberlakukan keterbukaan sebagai salah satu tolok ukur dari

“performance” kepemimpinannya.

Judge dan Locke (1993 dalam Wibawa, n.d) menegaskan pula bahwa

gaya kepemimpinan merupakan salah satu faktor penentu kepuasan kerja. Jenkins

menambahkan bahwa keluarnya karyawan lebih banyak disebabkan oleh

ketidakpuasan terhadap kondisi kerja karena karyawan merasa pimpinan tidak

memberi kepercayaan kepada karyawan, tidak ada keterlibatan karyawan dalam

pembuatan keputusan, pemimpin berlaku tidak objektif dan tidak jujur pada

karyawan. Pendapat ini didukung oleh Nanus (1992 dalam Wibawa, n.d) yang

Page 9: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

mengemukakan bahwa alasan utama karyawan meninggalkan organisasi

disebabkan karena pemimpin gagal memahami karyawan dan pemimpin tidak

memperhatikan kebutuhan-kebutuhan karyawan.

3. A sense of hope (memberikan harapan dan optimisme). Harapan merupakan

kombinasi dari penentuan pencapaian tujuan dan kemampuan mengartikan apa yang

harus dilakukan. Seorang pemimpin yang penuh harapan menggambarkan dirinya

dengan pernyataan-pernyataan seperti ini, misalnya: “Saya mempunyai kemampuan

dan pengetahuan tentang transportasi public, maka saya akan menyiapkan strategi

yang tepat untuk mengatasi kemacetan.

Dalam poin ini penulis akan menghubungkan dengan karakteristik pemimpin

transformative. Seorang pemimpin harus mampu menghadirkan suatu transformasi

bagi organisasi maupun masyarakat yang dipimpinnya. Hasil penelitian Bennis dan

Nanus, Tichy dan Devanna telah memberikan suatu kejelasan tentang cara

pemimpin transformasional mengubah budaya dan strategi-strategi sebuah

organisasi. Pada umumnya, para pemimpin transformasional memformulasikan

sebuah visi, mengembangkan sebuah komitmen terhadapnya, melaksanakan

strategi-strategi untuk mencapai visi tersebut, dan menanamkan nilai-nilai baru

sehingga dapat memberikan harapan dan optimisme bagi masyarakat.

Lebih lanjut, Bernard M. Bass dan Bruce J. Avolio dalam Dewi, 2014)

mengemukakan bahwa kepemimpinan, transformasional mempunyai empat dimensi

yaitu:

a. Dimensi yang pertama disebut idealized influence (pengaruh ideal). Dimensi

pertama ini digambarkan sebagai perilaku pemimpin yang membuat para

pengikutnya mengagumi, menghormati dan sekaligus mempercayainya.

Page 10: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

b. Dimensi yang kedua yaitu sebagai inspirational motivation (motivasi inspirasi).

Dalam dimensi ini pemimpin transformational digambarkan sebagai pemimpin

yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi

bawahan, mendemonstasikan komitmennya, terhadap seluruh tujuan organisasi,

dan mampu menggugah spirit tim dalam organisasi mellaui penumbuhan

antusiasme dan optimisme.

c. Dimensi yang ketiga disebut intelectual stimulation ( stimulasi intelektual).

Pemimpin transformasi harus mampu menumbuhkan ide-ide baru memberi solusi

yang kreatif terhadap permasalahan yang dihadapi bawahannya, dan memberikan

motivasi kepada bawahan untuk mencari pendekatan-pendekatan baru dalam

melaksanakan tugas-tugas organisasi.

d. Dimensi yang terakhir yalam menguraikan karakteristik pemimpin disebut

individualized consideration (konsiderasi individu). Dalam dimensi ini pemimpin

transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau

mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan dari bahwahan dan

secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan dan secara

khusus. (Stewart, 2006 dalam Dewi, 2014).

Pemimpin ingin agar masyarakat menerima segala kebijakan, rencana dan

tindakan terutama dalam bidang sosial-ekonomi (Denton dan Hahn, 1986; Teittinen,

2000 dalam Alo, 2012).

Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Litbang Kompas yang

dilakukan melalui survey pendapat

warga Ibu Kota terhadap gerakan

pembenahan yang dilakukan Oleh

Jokowi-Ahok di Jakarta.

Page 11: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

Setelah dua tahun berjalan, kinerja pemerintahan Jakarta Baru dianggap

semakin baik oleh sebagian besar warga Ibu Kota. Masyarakat menyukai perubahan

yang dilakukan, terutama di bidang kesehatan, birokrasi, dan pendidikan. Penilaian ini

seiring dengan pernyataan 71,4 persen responden yang mengaku puas terhadap

kinerja pemerintahan Jakarta Baru. Berikut adalah beberapa upaya pembenahan yang

dilakukan oleh Jokowi sebelum mengundurkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta

yang tentunya juga akan diteruskan oleh Ahok:

Pelayanan Kesehatan

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat di pasar tradisional dan

rumah susun serta pengembangan puskesmas rawat inap. Juga muncul kebijakan

penambahan kapasitas tempat tidur kelas tiga pada rumah sakit umum daerah (RSUD)

dan peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan.

Hampir 80 persen responden puas terhadap kebijakan kesehatan yang ada.

Salah satunya, kemunculan Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang kemudian melebur

menjadi satu dengan sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Sebelum ada KJS, warga

miskin harus melalui birokrasi panjang mendapatkan surat miskin untuk pengobatan

gratis. Dengan KJS, warga bisa mendapatkan layanan kesehatan di puskesmas,

dilanjutkan ke rumah sakit jika diperlukan.

Problem bidang kesehatan juga diyakini oleh mayoritas responden bisa

diperbaiki Basuki. Pemprov DKI berencana mengubah beberapa puskesmas menjadi

RS tipe D untuk mengatasi keterbatasan jumlah tempat tidur di RS. Pemprov DKI

juga akan memperbaiki kualitas RSUD menjadi lebih baik hingga setara RS swasta

dan menempatkan dokter spesialis di RSUD.

Birokrasi

Sebanyak 76 persen responden mengaku puas dengan perbaikan birokrasi.

Lelang jabatan lurah dan camat menjadi gebrakan yang patut diacungi jempol.

Melalui uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) ala Jokowi-Basuki,

didapatkan pegawai negeri sipil yang punya kompetensi dan profesionalisme untuk

memimpin kelurahan atau kecamatan.

Keberadaan lelang jabatan kepala sekolah juga menjadi hal baru yang positif.

Melalui program ini, profesionalitas tenaga pendidik diuji. Semua tenaga pendidik

PNS di Jakarta yang berusia maksimal 54 tahun berhak mendaftar lelang. Dengan

Page 12: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

lelang ini, kepala sekolah baru diharapkan lebih mementingkan manajemen kegiatan

belajar-mengajar dibandingkan dengan mengurusi proyek. Bulan Maret, 180 kepala

sekolah hasil lelang jabatan telah dilantik Gubernur Jokowi.

Perbaikan birokrasi tampaknya akan terus berlanjut. Penerbitan Peraturan

Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun 2013 mengenai Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(PTSP) selama ini telah memberikan kemudahan dan kepastian bagi masyarakat

dalam memperoleh pelayanan perizinan dan non-perizinan. Mulai Januari 2015,

pengurusan pelayanan publik akan lebih gampang dengan berdirinya 500 kantor

Badan PTSP di Jakarta. Lelang jabatan yang berhasil di waktu lalu akan dilanjutkan

dengan rencana lelang jabatan terhadap 6.434 jabatan eselon II-IV.

Pendidikan

Perbaikan di sektor pendidikan juga dinilai memuaskan oleh 75 persen

responden. Kartu Jakarta Pintar (KJP) menjadi kebijakan yang menonjol. Keberadaan

KJP membawa angin segar bagi pelajar miskin di Jakarta. Setiap bulan, siswa SD

mendapat dana KJP Rp 1,08 juta, siswa SMP Rp 1,2 juta, dan siswa SMA Rp 1,4 juta.

Sampai saat ini, sudah 576.000 KJP yang dibagikan kepada pelajar miskin berprestasi.

Pelaksanaan KJP yang relatif lancar selama dua tahun menyebabkan 83,8 persen

responden berharap banyak pada perbaikan di sektor pendidikan. Ke depan, KJP akan

tetap dilaksanakan untuk membantu pelajar miskin. Pekerjaan rumah lain yang harus

diselesaikan adalah peningkatan kualitas tenaga pendidik dan tawuran pelajar.

4. Result (memberikan hasil melalui tindakan, risiko, keingintahuan, dan

keberanian). Pemimpin masa depan adalah pemimpin yang berorientasi pada

hasil, melihat dirinya sebagai katalis –yang berharap mendapatkan hasil besar, tapi

menyadari dapat melakukan sedikit saja jika tanpa usaha dari orang lain.

KESIMPULAN

Page 13: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

Peran seorang pemimpin begitu besar dalam kemajuan bangsa, dan menegakkan

kebijakan demi mengantarkan masyarakat untuk menjawab tantangan masa depan.

Masyarakat yang bisa menjawab tantangan masa depan adalah masyarakat yang maju,

beretika, berpendidikan dan yang paling penting adalah tertib atau taat pada kebijakan yang

dibuat oleh pemerintah. Dalam upaya penegakan kebijakan oleh pemimpin tentunya tidak

semata-mata tugas dari pemimpin, namun juga harus dibantu oleh segenap pemerintahan

yang berwenang. Untuk mewujudkan pemerintahan yang “bersih” pun tidak mudah, hal ini

harus diawali dengan hubungan yang baik antara pemimpin dan semua dinas terkait yang

membantunya. Berulangkali penulis mengatakan bahwa segala upaya yang dilakukan tidak

mudah, oleh karena itulah retorika dan gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat

berperan dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam penegakan kebijakan. Retorika dan

gaya kepemimpinan yang dimiliki seorang Ahok pemimpin dalam meyakinkan masyarakat

untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan meskipun dengan caranya yang tegas,

bahkan cenderung keras, dan cara yang dilakukan Ahok ini terbukti berhasil dalam mengatur

warga Jakarta. Hal ini tentu merupakan hal yang positif karena seorang pemimpin dituntut

untuk membawa transformasi bagi organisasi dan masyarakat yang dipimpinya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

Amin.(2013). Transform Your Tech Company From Good to Great (3/7) – Confront

the Brutal Facts. Diakses pada 5 November 2014, dari

http://blog.7geese.com/2013/02/16/confront-the-brutal-facts/

Alidamanik. (2013, 22 Agustus). Membaca Ahok. Pesan ditulis

dihttp://alidamanik.blogdetik.com/2013/08/22/membaca-ahok/

Alo, Moses A. (2012). A Rhetorical Analysis of Selected Political Speeches of

Prominent African Leaders. British Journal of Arts and Social Sciences ISSN: 2046-9578,

Vol.10 No.I

Dewi, U. (2014). Karakteristik Kepemimpinan Politik Indonesia:Transaksional

atauTransformatif?. Ilmu Administrasi Negara, FIS, UNY

Koesmono, H. Teman. 2007.Pengaruh Kepemimpinan Dan Tuntutan Tugas Terhadap

Komitmen Organisasi Dengan Variabel Moderasi Motivasi Perawat Rumah Sakit Swasta

Surabaya. JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL. 9, NO. 1, MARET 2007:

30-40

Sabrina, Joan. (2014) Analisis Penerimaan Pembaca Terhadap Berita Tentang Gaya

Kepemimpinan Ahok Di Majalah Detik. Jurnal E-Komunikasi Vol 2. No.1 Program Studi

Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra, Surabaya

Suwirta, Andi dan Hermawan, Iyep Candra. 2012. Masalah Karakter Bangsa dan

Figur Kepemimpinan di Indonesia: Perspektif Sejarah. Atikan, 2(1) 2012

Tan, Hwee Hoon&Wee, Gladys. (2002). The role of rhetoric content in charismatic

leadership: A content analysis of a Singaporean leader's speeches. International Journal of

Organization Theory and Behavior. Vol. 5, Nos 3 & 4

Utami, Sulistyo S. 2013. Gaya Kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Berdasarkan

Prinsip Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik (GCG). Jurnal Liquidity Jakarta: STIE

Ahmad Dahlan

Zarefsky, david. (2004). Presidential Rhetoric and the power of definition.

Presidential studies quarterly. 34(3), 607-619

Subowo, Ari. (2013). Analisis Kepemimpinan Publik di Indonesia. Administrasi Publik Fisip

Universitas Diponegoro.

Page 15: TUGAS KEPEMIMPINAN.docx

Wibawa, D.A. (n.d). Kepemimpinan Transaksional dan Kepemimpinan

transformasional. Diposting dalam

kppnrantauprapat.net/files/artikel/Kepemimpinan_Transaksional_dan_Transformasional.pdf

Jordan, S. (2014, Juli 24). Ahok Marah-marah di Balai Uji Kir, Jokowi: Memang

Harus Ditindak Tegas. detikNews. Diakses dari

http://news.detik.com/read/2014/07/24/103255/2646750/10/ahok-marah-marah-di-balai-uji-

kir-jokowi-memang-harus-ditindak-tegas?

Aziza, K. (2014, September 04). Ahok Marah, Dirut Bank DKI Pucat, Penghuni

Rusun Marunda Tepuk Tangan. Megapolitan.kompas.com. diakses dari

(

http://megapolitan.kompas.com/read/2014/09/04/11275501/Ahok.Marah.Dirut.Bank.DKI.Pu

cat.Penghuni.Rusun.Marunda.Tepuk.Tangan

Sak. (2014). Optimisme “Jakarta Baru” Berlanjut. Diposting dalam

http://ahok.org/berita/news/optimisme-jakarta-baru-berlanjut/