tugas kemuhamadiyahan

77
TUGAS KEMUHAMADIYAHAN Disusun Oleh : Selfi Andriyani NIM : 2012437102 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2013

Upload: andriyaniselfi

Post on 02-Jan-2016

332 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Prinsip-prinsip ilmu kemuhammadiayaan

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Disusun Oleh : Selfi Andriyani

NIM : 2012437102

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2013

Page 2: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Pertanyaan:

1. Uraikan bagaimana sejarah perkembangan alam pikiran islam/sejarah pemikiran dalam islam.

Jawab:

PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN ISLAM

A. Sejarah Timbulnya Aliran/Firqah dan Mazhab dalam Islam

Sejarah Islam pernah mengalami masa kejayaan, kemunduran dan kebangkitan kembali.

Sejak masa perintisan dakwah oleh Nabi Muhammad SAW hingga sekarang telah mengalami

jatuh bangun. Masa kejayaan Islam ditandai oleh besarnya dinasti Abasiyah, Umaiyah,

Umaiyah Andalusia dan Fathimiyah. Karena faktor politik dan kekuasaan akhirnya

terpecahlah persatuan dan kesatuan umat Islam dan dari situlah mulai timbul berbagai aliran.

Dengan pemikiran atau ijtihad dari para ulama maka macam-macam aliran, firqah, dan

mazhab terbentuk serta berkembang.

1. Timbulnya Aliran/Firqah

Setelah Rasulullah wafat, kekhalifahan Islam dilanjutkan oleh para sahabat atau disebut

Khulafaur Rasyidin. Khalifah pertama yang diangkat adalah Abu Bakar, pada masa itu

persatuan umat Islam dapat dipertahankan. Tongkat kekhalifahan lalu dilanjutkan oleh Umar

bin Khattab setelah Abu Bakar wafat. Pada masa itu Islam telah masuk ke bangsa luar Arab.

Pada masa Utsman bin Affan pelebaran dakwah Islam mengembang luas ke timur dan barat.

Namun saying sebelum selesai jihad besar itu kaum muslimin ditimpa bencana besar.

Pecahnya pemberontakan melawan amirul mu’minin khalifah Utsman.

Pemberontakan dimulai dari sejumlah orang yang tidak sependapat dengan kebijakan

khalifah Utsman dan lalu meluas ke kota-kota besar Islam termasuk Kota Madinah.

Pemberontakan itu mengakibatkan Utsman terbunuh. Maka menyebabkan pecahnya

persatuan Umat Islam. Golongan yang tidak puas dengan Utsman kemudian mengangkat Ali

bin Abi Thalib sebagai khalifah. Adapun golongan yang menuntut pembunuh Utsman

mengikuti Mu’awaiyah bin Abu Sofyan. Permusuhan itu terus berlanjut hingga akhirnya

khalifah Ali mengalami kelemahan dan kalah serta terbunuh. Kelompok Mu’awiyah (yang

menuntut pengadilan atas pembunuhan Utsman) tampil memimpin masyarakat Islam dan

biasa dikenal dengan Daulah Bani Umayah.

1

Page 3: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Dengan berakhirnya masa Khulafaur Rasyidin, kaum muslimin pada waktu itu setidaknya

terpecah menjadi 3 kelompok, yaitu:

a. Jumhur –ul –muslimin pendukung Mu’awiyah dan pemerintahannya.

b. Syi’ah, pendukung yang tetap mencintai Ali dan ahli baitnya.

c. Khawarij yang mendendam pada Utsman, Ali dan tidak tunduk pada Mu’awiyah.

Khawarij secara kelembagaan tidak ada lagi.

Terpecahnya umat Islam menjadi berbagai alirah telah diperingatkan Nabi Muhammad

SAW pada hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Amir bin Ash bahwa Rasulullah

bersabda:

“Sungguh Bani Israil terpecah menjadi 73 golongan. Dan umatku akan terpecah menjadi 73

golongan pula yang semuanya akan berada di neraka kecuali satu golongan. Para sahabat

bertanya: golongan yang mana itu? Rasulullah menjawab: Ialah mereka yang tetap mengikuti

jejakku dan para sahabat”.

2. Sejarah Timbulnya Mazhab

Pada masa Daulah Abbasiyah sekitar abad XIII, Islam mengalami masa keemasan dalam

bidang Ilmu Pengetahuan. Namun setelah masa itu dunia Islam mengalami kemunduran

termasuk dalam bidang Fiqih atau hukum Islam. Kemunduran itu ditandai adanya taqlid

kepada imam mazhab di kalangan umat Islam. Lahirnya mazhab-mazhab dipengaruhi dari

kuatnya pengaruh para iman mujtahid, maka para pengikut tersebut dinamakan penganut

mazhab.

B. Macam-Macam Aliran/Firqah dan Mazhab

Firqah adalah pemikiran yang berkaitan dengan aqidah Islam.

1. Macam-macam aliran atau firqah

a. Syiah

Firqah Syiah adalah suatu aliran yang hidup dan berkembang pada masa Khalifah Ali bin Abi

Thalib. Setelah terjadi pertentangan antara Mu’awiyah dan Khalifah Ali. Pertentangan itu

selanjutnya menimbulkan beberapa golongan firqah yang mendukung khalifah dan menolak

Mu’awiyah bin Abu Sofyan sebagai khalifah. Golongan itu menamakan dirinya golongan

Syiah.

2

Page 4: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

b. Khawarij

Yang kecewa pada Ali dan tidak tunduk pada Mu’awiyah.

c. Mu’tazilah

Aliran yang termasuk aliran dalam ilmu kalam (pemisah, memisahkan diri dari gurunya

yaitu Al Basri yang terkenal dengan rasionalisme Islam karena banyak menggunakan akal

dalam menafsirkan hal-hal yang berkaitan dengan aqidah).

d. Ahlus Sunnah Wal Jamaah

Aliran yang termasuk aliran dalam ilmu kalam yaitu golongan yang berpegang pada

sunnah dan merupakan mayoritas sebagai lawan bagi golongan/aliran Mu’tazilah yang

bersifat minoritas dan tidak kuat berpegang pada sunnah yang dipelopori oleh Abu Hasan Al

Asy’ari (260 – 324 H) yang lahir di Bagdad tahun 260 H dan wafat tahun 324 H.

2. Macam-macam mazhab dalam Islam

a. Mazhab Hanafi

Golongan yang menjadi pengikut Imam Abu Hanifah bin Nu’man bin Sabit.

b. Mazhab Maliki

Golongan yang menjadi pengikut Imam Malik bin Anas

c. Mazhab Syafi’i

Golongan yang menjadi pengikut Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’i.

d. Mazhab Hambali

Golongan yang menjadi pengikut Imam Ahmad bin Hanbal.

C. Perkembangan Filsafat dan Tasawuf dalam Islam

Menurut bahasa, filsafat berasal dari kata Yunani yaitu philein (cinta) dan sophos

(hikmah). Orang Arab memindahkan kata philosophia menjadi falsafah-falsafah. Dalam

bahasa Indonesia dikenal dengan filsafat. Arti dan maksudnya adalah suka pada hikmah atau

senang memikirkan dan menganalisa soal-soal kehidupan.

Adapun filsuf adalah orang yang suka kepada hikmah atau ahli pikir. Berfilsafat berarti

berpikir tetapi tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara

3

Page 5: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

mendalam dan sungguh-sungguh. Oleh karena itu filsafat berarti “berpikir secara mendalam,

sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran inti atau hakikat mengenai

segala sesuatu yang ada”. (Sidi Gazalba)

Filsafat Islam adalah cara berpikir dan menganalisis sesuatu masalah atas dasar ajaran

Islam memakai metode filsafat. Orang yang melakukan cara seperti itu disebut filsuf Islam.

Dianatara filsuf Islan yang terkenal adalah:

1. Al Farabi2. Ibnu Sina3. Al Ghazali4. Ibnu Rusyd

Beberapa ahli tasawuf, antara lain:

1. Al Ghazali

2. Al Qusyairy

3. Syahabudin

Sumber : http://jepepastibisa.blogspot.com/2011/06/anda-pengin-artikel-di-bawah-ini.html

2. Uraikan bagaimana sejarah berdirinya organisasi muhamadiyah dengan menyebutkan latar belakang berdirinya organisme muhamadiyah?

Jawab:

Pendidikan barat yang diperkenalkan kepada penduduk pribumi sejak paruh

kedua abad XIX sebagai upaya penguasa kolonial untuk mendapatkan tenaga kerja,

misalnya, sampai akhir abad XIX pada satu sisi mampu menimbulkan restratifikasi

masyarakat melalui mobilitas sosial kelompok intelektual, priyayi, dan profesional.

Pada sisi lain, hal ini menimbulkan sikap antipati terhadap pendidikan Barat itu

sendiri, yang diidentifikasi sebagai produk kolonial sekaligus produk orang kafir.

Sememara itu, adanya pengenalan agama Kristen dan perluasan kristenisasi

yang terjadi bersamaan dengan perluasan kekuasaan kolonial ke dalam masyarakat

pribumi yang telah terlebih dahulu terpengaruh oleh agama Islam, mengaburkan

identitas politik yang melekat pada penguasa kolonial dan identitas sosial -keagamaan

pada usaha kristenisasi di mata masyarakat umum.

Bagi sebagian besar penduduk pribumi, tekanan politis, ekonomis, sosial,

maupun kultural yang dialami oleh masyarakat secara umum sebagai sesuatu yang

4

Page 6: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

identik dengan kemunculan orang Islam dan kekuasaan kolonial yang menjadi

penyebab kondisi tersebut tidak dapat dipisahkan dari agama Kristen itu sendiri. Hal

ini semakin diperburuk oleh struktur yuridis formal masyarakat kolonial, yang secara

tegas membedakan kelompok masyarakat berdasarkan suku bangsa. Dalam stratifikasi

masyarakat kolonial; penduduk pribumi menempati posisi yang paling rendah,

sedangkan lapisan atas diduduki orang Eropa, kemudian orang Timur Asing, seperti:

orang Cina, Jepang, Arab, dan India.

Tidak mengherankan jika kebijakan pemerintah kolonial ini tetap dianggap

sebagai upaya untuk menempatkan orang Islam pada posisi sosial yang paling rendah

walaupun dalam lapisan sosial yang lebih tinggi terdapat juga orang Arab yang

beragama Islam. Di samping itu, akhir abad XIX juga ditandai oleh terjadinya proses

peng-urbanan yang cepat sebagai akibat dari perkemhangan ekonomi, politik, dan

sosial.

Kota-kota baru yang memiliki ciri masing-masing sesuai dengan faktor

pendukungnya muncul di banyak wilayah. Perluasan komunikasi dan ransportasi

mempermudah mobilitas penduduk. Sementara itu pembukaan suatu wilayah sebagai

pusat pemerintahan, pendidikan, industri, dan perdagangan telah menarik banyak

orang untuk datang ke tempat tersebut. Sementara itu pula, tekanan ekonomi, politik,

maupun sosial yang terjadi di daerah pedesaan telah mendorong mereka datang ke

kota-kota tersebut.

 

Memasuki awal abad XX sebagian besar kondisi yang telah terbentuk

sepanjang abad XIX terus berlangsung. Dalam konteks ekonomi, perluasan aktivitas

ekonomi sebagai dampak perluasan penanaman modal swasta asing maupun perluasan

pertanian rakyat belum mampu menimbulkan perubahan ekonomi secara struktural

sehingga kondisi hidup sebagian besar penduduk masih tetap rendah. Di beberapa

tempat penduduk pribumi memang berhasil mengembangkan pertanian tanaman

ekspor dlan mendapat keuntungan yang besar, akan tetapi ekonomi mereka masih

sangat labil terhadap perubahan pasar.

Sementara itu perluasan aktivitas ekonomi menimbulkan persaingan yang

semakin besar sehingga para pengusaha industri pribumi harus bersaing dengan

produk impor yang lebih berkualitas dan lebih murah di pasar lokal, sedangkan para

peclagang pribumi juga harus bersaing ketat dengan pedagang asing yang terus

mendominasi perdagangan lokal, regional, maupun internasional. Dalam

5

Page 7: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

perkembangan selanjutnya persaingan ini di beberapa tempat tidak lagi hanya terbatas

pada masalah ekonomi, melainkan juga telah berkembang menjadi persoalan sosial,

kultural, ataupun politik. Walaupun dalam bidang politik terjadi pergeseran dari

kekuasan administratif yang tersentralisasi ke arah desentralisasi pada tingkat lokal,

kontrol yang ketat pejabat Belanda terhadap pejabat pribumi masih tetap berlangsung.

Sementara itu, kebijakan Politik Balas Budi atau Politik Etis yang difokuskan

pada bidang edukasi, irigasi, dan kolonisasi yang dilaksanakan sejak dekade pertama

abad XX, telah memberikan kesempatan yang lebih luas kepada penduduk pribumi

mengikuti pendidikan Barat dibandingkan dengan masa sebelumnya melalui

pembentukan beberapa lembaga pendidikan khusus bagi penduduk pribumi sampai

tingkat desa. Akan tetapi, kesempatan ini tetap saja masih sangat terbatas jika

dibandingkan dengan jumlah penduduk pribumi secara keseluruhan.

 Kesempatan itu masih tetap diprioritaskan bagi kelompok elit penduduk

pribumi, atau kesempatan yang ada hanya terbuka untuk pendidikan rendah,

sedangkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan menengah dan tinggi masih

sangat terbatas. Seperti pada masa sebelumnya, kondisi seperti ini terbentuk selain

disebabkan oleh kebijakan pemerintah kolonial, juga dilatarbelakangi sikap antipati

dari kelompok Islam, yang menjadi pendukung utama masyarakat pribumi terhadap

pendidikan Barat itu sendiri.

 Secara umum mereka lebih suka mengirimkan anak-anak mereka ke

pesantren, atau hanya sekedar ke lembaga pendidikan informal lain yang mengajarkan

pengetahuan dasar agama Islam. Akan tetapi, sebenarnya ada dualisme cara

memandang pendidikan Barat ini. Di samping dianggap sebagai perwujudan dari

pengaruh Barat atau Kristen terhadap lingkungan sosial dan budaya lokal maupun

Islam, pendidikan Barat juga dilihat secara objektif sebagai faktor penting untuk

mendinamisasi masyarakat pribumi yang mayoritas beragama Islam.

Pendidikan Barat yang telah diperkenalkan kepada penduduk pribumi secara

terbatas ini ternyata telah menciptakan kelompok intelektual dan profesional yang

mampu melakukan perubahan-perubahan maupun memunculkan ide-ide baru di

dalam masyarakat maupun sikap terhadap kekuasaan kolonial. Perubahan dan

pencetusan ide-ide baru itu pada masa awal hanya terbatas pada bidang sosial,

kultural, dan ekonomi, akan tetapi kemudian mencakup juga permasalahan politik.

Walaupun feodalisme dalam sikap maupun struktur yang lebih makro di dalam

masyarakat, khususnya di Jawa masih tetap berlangsung, pembentukan "organisasi

6

Page 8: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

modern" merupakan salah satu realisasi yang penting dari upaya perubahan dengan

ide-ide baru tersebut.

Pada tahun 1908 organisasi Budi Utomo didirikan oleh para mahasiswa

sekolah kedokteran di Jakarta. Walaupun dasar, tujuan, dan aktivitas Budi Utomo

sebagai suatu organisasi masih terikat pada unsur-unsur primordial dan terbatas,

keberadaan Budi Utomo secara langsung maupun tidak berpengaruh terhadap bentuk

baru dari perjuangan kebangsaan melawan kondisi yang diciptakan oleh kolonialisme

Belanda. Berbagai organisasi baru kemudian didirikan, dan perjuangan perlawanan

terhadap kekuasaan kolonial yang dulu terkosentrasi di kawasan pedesaan mulai

beralih terpusat di daerah perkotaan.

Dunia Islam dan Masyarakat Muslim Indonesia Secara makro perkembangan

dunia Islam pada akhir abad XIX dan awal abad XX ditandai oleh usaha untuk

melawan dominasi Barat setelah sebagian besar negara yang penduduknya beragama

Islam secara politik, sosial, ekonomi, maupun budaya telah kehilangan kemerdekaan

dan berada di bawah kekuasaan kolonialisme dan imprialisme Barat sejak beberapa

abad sebelumnya. Dalam masyarakat Muslim sendiri muncul usaha untuk mengatasi

krisis internal dalam proses sosialisasi ajaran Islam, akidah, maupun pemikiran pada

sebagian besar masyarakat, baik yang disebabkan oleh dominasi kolonialisme dan

imperialisme Barat, maupun sebab-sebab lain yang ada dalam masyarakat Muslim itu

sendiri.

Dalam kehidupan beragama ini terjadi kemerosotan ruhul Ishmi, jika dilihat

dari ajaran Islam yang bersumber pada Quran dan Sunnah Rasulullah. Pengamalan

ajaran Islam bercampur dengan bid'ah, khurafat, dan syi'ah. Di samping itu, pemikiran

umat Islam juga terbelenggu oleh otoritas mazhab dan taqlid kepada para ulama

sehingga ijtihad tidak dilakukan lagi. Dalam pengajaran agama Islam, secara umum

Qur'an yang menjadi sumber ajaran hanya diajarkan pada tingkat bacaan, sedangkan

terjamahan dan tafsir hanya boleh dipelajari oleh orang-orang tertentu saja. Sementara

itu, pertentangan yang bersumber pada masalah khilafiyah dan firu'iyah sering muncul

dalam masyarakat Muslim, akibatnya muncul berbagai firqah dan pertentangan yang

bersifat laten.

Di tengah-tengah kemerosotan itu, sejak pertengahan abad XIX muncul ide-

ide pemurnian ajaran dan kesadaran politik di kalangan umat Islam melalui pemikiran

dan aktivitas tokoh-tokoh seperti: Jamaludin Al-Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid

Ridha, dan para pendukung Muhammad bin Abdul Wahab. Jamaludin Al-Afgani

7

Page 9: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

banyak bergerak dalam bidang politik, yang diarahkan pada ide persaudaraan umat

Islam sedunia dan gerakan perjuangan pembebasan tanah air umat Islam dari

kolonialisme Barat.

Sementara itu, Muhammad Abduh dan muridnya, Rasyid Ridha, berusaha

memerangi kestatisan, syirik, bid'ah, khurafat, taqlid, dan membuka pintu ijtihad di

kalangan umat Islam. Restrukturisasi lembaga pendidikan Islam dan mewujudkan ide-

ide ke dalam berbagai penerbitan merupakan wujud usaha pemurnian dan

pembaharuan yang dilakukan oleh dua orang ulama dari Mesir ini. Rasyid Ridha,

misalnya, menerbitkan majalah Al-Manar di Mesir, yang kemudian disebarkan dan

dikenal secara luas di seluruh dunia Islam. Sementara itu, ide-ide pembaharuan yang

dikembangkan oleh pendukung Muhammad bin Abdlul Wahab dalam gerakan Al

Muwahhidin telah mendapat dukungan politis dari penguasa Arab Saudi sehingga

gerakan yang dikenal oleh para orientalis sebagai Wahabiyah itu berkembang menjadi

besar dan kuat.

Seperti yang terjadi di dalam dunia Islam secara umum, Islam di Indonesia

pada abad XIX juga mengalami krisis kemurnian ajaran, kestatisan pemikiran maupun

aktivitas, dan pertentangan internal. Perjalanan historis penyebaran agama Islam di

Indonesia sejak masa awal melalui proses akulturasi dan sinkretisme, pada satu sisi

telah berhasil meningkatkan kuantitas umat Islam. Akan tetapi secara kualitas muncul

kristalisasi ajaran Islam yang menyimpang dari ajaran Islam yang murni.

Di Pulau Jawa, misalnya, persoalan kemurnian ajaran Islam ini sangat terasa

karena unsur-unsur lokal sangat berpengaruh dalam proses sosialisasi ajaran di dalam

masyarakat seperti yang terlihat pada: sekaten, kenduri, tahlilan, dan wayang. Kondisi

seperti ini dapat dilihat pada laporan T.S. Raffles tentang Islam di Jawa pada awal

abad XIX, yang menyatakan bahwa orang Jawa yang berpengetahuan cukup tentang

Islam dan berprilaku sesuai dengan ajaran Islam hanya beberapa orang saja.

Selain itu, K.H. Ahmad Rifa'i, salah seorang ulama di Jawa yang sangat

disegani oleh pemerintah kolonial, pada pertengahan abad XIX menyatakan bahwa

pengamalan agama Islam orang Jawa banyak menyimpang dari aqidah Islalamiyah

dan harus diluruskan. Interaksi reguler antara sekelompok masyarakat Muslim

Indonesia dengan dunia Islam memberi kesempatan kepada mereka untuk

mempelajari dan memahami lebih dalam ajaran Islam sehingga tidak mengherankan

kemudian muncul ide-ide atau wawasan baru dalam kehidupan beragama di dalam

masyarakat Indonesia. Mereka mulai mempertanyakan kemurnian dan implementasi

8

Page 10: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

ajaran Islam di dalam masyarakat. Oleh sebab itu, di samping unsur-unsur lama yang

terus bertahan seperti pemahaman dan pengamalan ajar-an Islam yang sinkretik dan

sikap taqlid terhadap ulama, di dalam masyarakat Muslim Indonesia pada akhir abad

XIX dan awal abad XX juga berkembang kesadaran yang sangat kuat untuk

melakukan pembaharuan dalam banyak hal yang berhubungan dengan agama Islam

yang telah berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Hal ini tentu saja menimbulkan konflik antarkelompok, yang terpolarisasi

dalam bentuk gerakan yang dikenal sebagai "kaum tua" berhadapan dengan "kaum

muda" atau antara kelompok "pembaharuan" berhadapan dengan "antipembaharuan".

Sementara itu, krisis yang terjadi di dalam Islam di Indonesia, selain disebabkan oleh

dinamika internal juga tidak dapat dipisahkan dengan perluasan kekuasaan pemerintah

kolonial Belanda. Islam sejak awal muncul sebagai kekuatan di balik perlawanan

terhadap kolonialisme, baik dalam pengertian idiologis maupun peran langsung para

ulama dan umat Islam secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat berbagai perlawanan

yang terjadi sepanjang abad XIX dan awal abad XX, seperti: Perang Diponegoro,

Perang Bonjol, Perang Aceh, dan protes-protes petani, yang semuanya diwarnai oleh

unsur Islam yang sangat kental.

Akibatnya, pemerintah kolonial cenderung melihat Islam sebagai ancaman

langsung dari eksistensi kekuasaan kolonial ini. Setiap aktivitas yang berhubungan

dengan Islam selalu dicurigai dan dianggap sebagai langkah untuk melawan penguasa.

Oleh sebab itu, berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh C. Snouck Hurgronje

pada akhir abad XIX pemerintah kolonial secara tegas memisahkan Islam dari politik,

akan tetapi Islam sebagai ajaran agama dan kegiatan sosial dibiarkan berkembang

walaupun tetap berada dalam pengawasan yang ketat. Kecurigaan pemerintah kolonial

yang berlebihan terhadap Islam ini membatasi kreativitas umat, baik dalam pengertian

ajaran, pemikiran, maupun penyesuaian diri dengan dinamika dan perubahan yang

terjadi dalam masyarakat secara umum.

Hal ini semakin diperburuk oleh munculnya sikap taqlid kepada para ulama

tertentu pada sebagian besar umat Islam di Indonesia pada waktu itu.  Pemerintah

kolonial juga berusaha mengeksploitasi perbedaan yang ada dalam masyarakat yang

berhubungan dengan Islam, seperti perbedaan sosio-antropologis antara kelompok

santri dan abangan yang menjadi konflik sosial berkepanjangan. Selain itu, aktivitas

kristenisasi yang dilakukan oleh missi Katholik maupun zending Protestan terhadap

penduduk pribumi yang telah beragama Islam terus berlangsung tanpa halangan dari

9

Page 11: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

penguasa kolonial. Lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai menengah, panti

asuhan, dan rumah sakit yang didirikan oleh missi dan zending sebagai pendukung

utama dalam proses kristenisasi, secara reguler mendapat bantuan dana yang besar

dari pemerintah.

Ahmad Dahlan dan Pembentukan Muhammmadiyah di tengah-tengah kondisi

tidak menentu seperti yang digambarkan di atas, Ahmad Dahlan muncul sebagai salah

seorang yang perduli terhadap kondisi yang sedang dihadapi masyarakat pribumi

secara umum maupun masyarakat Muslim secara khusus. Ahmad Dahlan lahir di

Kampung Kauman Yogyakarta pacla tahun 1868 dengan nama Muhammad Darwis.

Ayahnya K.H. Abu Bakar adalah imam dan khatib Masjid Besar Kauman Yogyakarta,

sementara ibunya Siti Aminah adalah anak K.H. Ibrahim, penghulu besar di

Yogyakarta. Menurut salah satu silsilah, keluarga Muhammad Darwis dapat

dihubungkan dengan Maulana Malik Ibrahim, salah seorang wali penyebar agama

Islam yang dikenal di Pulau Jawa.

Sebagai anak keempat dari keluarga K.H. Abubakar, Muhammad Darwis

mempunyai 5 orang saudara perempuan dan I orang saudara laki-laki. Seperti

layaknya anak-anak di Kampung Kauman pada waktu itu yang diarahkan pada

pendidikan informal agama Islam, sejak kecil Muhammad Darwis sudah belajar

membaca Quran di kampung sendiri atau di tempat lain. Ia belajar membaca Quran

dan pengetahuan agama Islam pertama kali dari ayahnya sendiri dan pada usia

delapan tahun ia sudah lancar dan tamat membaca Quran. Menurut cerita, sejak kecil

Muhammad Darwis sudah menunjukkan beberapa kelebihan dalam penguasaan ilmu,

sikap, dan pergaulan sehari-hari dibandingkan teman-temannya yang sebaya.

Ia juga mempunyai keahlian membuat barang-barang kerajinan dan mainan. 

Seperti anak laki-laki yang lain, Muhammad Darwis juga sangat senang bermain

layang-layang dan gasing. Seiring dengan perkembangan usia yang semakin

bertambah, Muhammad Dalwis yang sudah tumbuh remaja mulai belajar ilmu agama

Islam tingkat lanjut, tidak hanya sekedar membaca Quran. Ia belajar fiqh dari K.H.

Muhammad Saleh dan belajar nahwu dari K.H. Muhsin. Selain belajar dari dua guru

di atas yang juga adalah kakak iparnya, Muhammad Darwis belajar ilmu agama lslam

lebih lanjut dari K.H. Abdul Hamid di Lempuyangan dan KH. Muhammad Nur.

Muhammad Darwis yang sudah dewasa terus belajar ilmu agama Islam

maupun ilmu yang lain dari guru-guru yang lain, termasuk para ulama di Arab Saudi

ketika ia sedang menunaikan ibadah haji. Ia pernah belajar ilmu hadist kepada Kyai

10

Page 12: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Mahfudh Termas dan Syekh Khayat, belajar ilmu qiraah kepada Syekh Amien dan

Sayid Bakri Syatha, belajar ilmu falaq pada K.H. Dahlan Semarang, dan ia juga

pernah belajar pada Syekh Hasan tentang mengatasi racun binatang.  Menurut

beberapa catatan, kemampuan intelektual Muhammad Darwis ini semakin

berkembang cepat dia menunaikan ibadah haji pertama pada tahun 1890, beberapa

bulan setelah perkawinannya dengan Siti Walidah pada tahun 1889.

Proses sosialisasi dengan berbagai ulama yang berasal dari Indonesia seperti:

Kyai Mahfudh dari Termas, Syekh Akhmad Khatib dan Syekh Jamil Jambek dari

Minangkabau, Kyai Najrowi dari Banyumas, dan Kyai Nawawi dari Banten, maupun

para ulama dari Arab, serta pemikiran baru yang ia pelajari selama bermukim di

Mekah kurang lebih delapan bulan, telah membuka cakrawala baru dalam diri

Muhammad Darwis, yang telah berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.

Perkembangan ini dapat dilihat dari semakin, luas dan bervariasinya jenis kitab yang

dibaca Ahmad Dahlan. Sebelum menunaikan ibadah haji, Ahmad Dahlan lebih

banyak mempelajari kitab-kitab, dari Ahlussunnah waljamaah dalam ilmu aqaid, dari

madzab Syafii dalam ilmu Fiqh dari Imam Ghozali dan ilmu tasawuf.

Sesudah pulang dari menunaikan ibadah haji, Ahmad Dahlan mulai membaca

kitah-kitab lain yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Semangat membaca

Ahmad Dahlan yang besar ini dapat dilihat pada kejadian ketika ia membeli buku

menggunakan sebagian dari modal sebesar 1500 setelah ia pulang dari menunaikan

ibadah haji yang pertama, yang sebenarnya diberikan oleh keluarganya untuk

berdagang. Sementara itu, keinginan untuk memperdalam ilmu agama Islam terus

muncul pada diri Ahmad Dahlan. Dalam upaya untuk mewujudkan cita-citanya itu, ia

menunaikan ibadah haji kedua pada tahun 1903, dan bermukim di Mekah selama

hampir dua tahun. Kesempatan ini digunakan Ahmad Dahlan untuk belajar ilmu

agama Islam baik dari para guru ketika ia menunaikan ibadah haji pertama maupun

dari guru-guru yang lain.

Ia belajar fiqh pada Syekh Saleh Bafadal, Syekh Sa'id Yamani, dan Syekh Sa'

id Babusyel. Ahmad Dahlan belajar ilmu hadist pada Mufti Syafi'i, sementara itu ilmu

falaq dipelajari pada Kyai Asy'ari Bawean. Dalam bidang ilmu qiruat, Ahmad Dahlan

belajar dari Syekh Ali Misri Makkah. Selain itu, selama bermukim di Mekah ini

Ahmad Dahlan juga secara reguler mengadakan hubungan dan membicarakan

berbagai masalah sosial-keagamaan, termasuk masalah yang terjadi di Indonesia

dengan para Ulama Indonesia yang telah lama bermukim di Arab Saudi, seperti:

11

Page 13: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas

Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang.

 Berdasarkan koleksi buku-buku yang ditinggalkan oleh Ahmad Dahlan,

sebagian besar adalah buku yang dipengaruhi ide-ide pembaharuan. Di antara buku-

buku yang sering dibaca Ahmad Dahlan antara lain: Kosalatul Tauhid karangan

Muhammad Abduh, Tafsir Juz Amma karangan Muhammad Abduh, Kanz AL-Ulum,

Dairah Al Ma'arif karangan Farid Wajdi, Fi Al -Bid'ah karangan Ibn Taimiyah, Al

Tawassul wa-al-Wasilah karangan Ibn Taimiyah, Al-Islam wa-l-Nashraniyah

karangan Muhammad Abduh, Izhar al-Haq karangan Rahmah al Hindi, Tafsshil al-

Nasyatain Tashil al Sa'adatain, Matan al-Hikmah karangan Atha Allah, dan Al-

Qashaid al-Aththasiyvah karangan Abd al Aththas.

Pengalaman Ahmad Dahlan mengajar agama Islam di dalam masyarakat

dimulai setelah ia pulang dari menunaikan ibadah haji pertama. Ahmad Dahlan mulai

dengan membantu ayahnya mengajar para murid yang masih kanak-kanak dan remaja.

Dia mengajar pada siang hari sesudah dzuhur, dan malam hari, antara maghrib sampai

isya. Sementara itu, sesudah ashar Ahmad Dahlan mengikuti ayahnya yang mengajar

agama Islam kepada orang-orang tua. Apabila ayahnya berhalangan, Ahmad Dahlan

menggantikan ayahnya memberikan pelajaran sehingga akhirnya ia mendapat sebutan

kyai, sebagai pengakuan terhadap kemampuan dan pengalamannya yang luas dalam

memberikan pelajaran agama Islam.

Sebagai Khatib Amin, Ahmad Dahlan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan

agama Islam yang dimiliki, pengalaman berinteraksi dengan berbagai kelompok

dalam  dunia Islam, serta pengalamannya memberi pelajaran agama Islam selama ini

sehingga sering muncul ide dan aktivitas baru. Berbeda dengan para khatib lain yang

cenderung menghabiskan waktu begitu saja ketika sedang bertugas piket di serambi

masjid besar Kauman, Ahmad Dahlan secara rutin memberikan pelajaran agama Islam

kepada orang-orang yang datang ke masjid besar ketika ia sedang melakukan piket.

Ahmad Dahlan juga mulai menyampaikan ide-ide baru yang lebih mendasar,

seperti persoalan arah kiblat salat yang sebenarnya. Akan tetapi, ide baru ini tidak

begitu saja bisa dilaksanakan seperti yang diajarkan di serambi masjid besar karena

mempersoalkan arah kiblat salat merupakan suatu hal yang sangat peka pada waktu

itu. Ahmad Dahlan memerlukan waktu hampir satu tahun untuk menyampaikan

masalah ini. Itu pun hanya terbatas pada para ulama yang sudah dikenal dan dianggap

sepaham di sekitar Kampung Kauman. Pada satu malam pada tahun 1898, Ahmad

12

Page 14: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Dahlan mengundang 17 orang ulama yang ada di sekitar kota Yogyakarta untuk

melakukan musyawarah tentang arah kiblat di surau milik keluarganya di Kauman.

 Diskusi antara para ulama yang telah mempersiapkan diri dengan berbagai

kitab acuan ini berlangsung sampai waktu subuh, tanpa menghasilkan kesepakatan.

Akan tetapi, dua orang yang secara diam-diam mendengar pembicaraan itu beberapa

hari kemudian membuat tiga garis putih setebal 5 cm di depan pengimaman masjid

besar Kauman untuk mengubah arah kiblat sehingga mengejutkan para jemaah salat

dzuhur waktu itu. Akibatnya, Kanjeng Kyai Penghulu H.M. Kholil Kamaludiningrat

memerintahkan untuk menghapus tanda tersebut dan mencari orang yang melakukan

itu.

Sebagai realisasi dari ide pembenahan arah kiblat tersebut, Ahmad Dahlan

yang merenovasi surau milik keluarganya pada tahun 1899 mengarahkan surau

tersebut ke arah kiblat yang sebenarnya, yang tentu saja secara arsitektural berbeda

dengan arah masjid besar Kauman. Setelah dipergunakan beberapa hari untuk

kegiatan Ramadhan, Ahmad Dahlan mendapat perintah dari Kanjeng Penghulu untuk

membongkar surau tersebut, yang tentu saja ditolak. Akhirnya, surau tersebut

dibongkar secara paksa pada malam hari itu juga. Walaupun diliputi perasaan kecewa,

Ahmad Dahlan membangun kembali surau tersebut sesuai dengan arah masjid besar

Kauman setelah berhasil dibujuk oleh saudaranya, sementara arah kiblat yang

sebenarnya ditandai dengan membuat garis petunjuk di bagian dalam masjid.

Setelah pulang dari menunaikan ibadah haji kedua, aktivitas sosial-keagamaan

Ahmad Dahlan di dalam masyarakat di samping sebagai Khatib Amin semakin

berkembang. Ia membangun pondok untuk menampung para murid yang ingin belajar

ilmu agama Islam secara umum maupun ilmu lain seperti: ilmu falaq, tauhid, dan

tafsir. Para murid itu tidak hanya berasal dari wilayah Residensi Yogyakarta,

melainkan juga dari daerah lain di Jawa Tengah.  Walaupun begitu, pengajaran agama

Islam melalui pengajian kelompok bagi anak- anak, remaja, dan orang tua yang telah

lama berlangsung masih terus dilaksanakan. Di samping itu, di rumahnya Ahmad

Dahlan mengadakan pengajian rutin satu minggu atau satu bulan sekali bagi

kelompok-kelompok tertentu, seperti pengajian untuk para guru dan pamong praja

yang berlangsung setiap malam Jum`at.

Pembentukan ide-ide dan aktivitas baru pada diri Ahmad Dahlan tidak dapat

dipisahkan dari proses sosialisasi dirinya sebagai pedagang dan ulama serta dengan

alur pergerakan sosial- keagamaan, kultural, dan kebangsaan yang sedang

13

Page 15: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

berlangsung di Indonesia pada awal abad XX. Sebagai seorang pedagang sekaligus

ulama, Ahmad Dahlan sering melakukan perjalanan ke berbagai tempat di Residensi

Yogyakarta maupun daerah lain seperti: Periangan, Jakarta, Jombang, Banyuwangi,

Pasuruan, Surabaya, Gresik, Rembang, Semarang, Kudus, Pekalongan, Purwokerto,

dan Surakarta. Di tempat-tempat itu ia bertemu dengan para ulama, pemimpin lokal,

maupun kaum cerdik cendekia lain, yang sama-sama menjadi pedagang atau bukan.

Dalam pertemuan-pertemuan itu mereka berbicara tentang masalah agama

Islam maupun masalah umum yang terjadi dalam masyarakat, terutama yang secara

langsung berhubungan dengan kemunculan, kestatisan, atau keterbelakangan

penduduk Muslim pribumi di tengah- tengah masyarakat kolonial. Dalam konteks

pergerakan sosial keagamaan, budaya, dan kebangsaan, hal ini dapat diungkapkan

dengan adanya interaksi personal maupun formal antara Ahmad Dahlan dengan

organisasi seperti : Budi Utomo, Sarikat Islam, dan Jamiat Khair, maupun hubungan

formal antara organisasi yang ia cirikan kemudian, terutama dengan Budi Utomo.

Secara personal Ahmad Dahlan mengenal organisasi Budi Utomo melalui

pembicaraan atau diskusi dengan Joyosumarto, seorang anggota Budi Utomo di

Yogyakarta yang mempunyai hubungan dekat dengan dr. Wahidin Sudirohusodo,

salah seorang pimpinan Budi Utomo yang tinggal di Ketandan Yogyakarta. Melalui

Joyosumarto ini kemudian Ahmad Dahlan berkenalan dengan dr. Wahidin

Sudirohusodo secara pribadi dan sering menghadiri rapat anggota maupun pengurus

yang diselenggarakan oleh Budi Utomo di Yogyakarta walaupun secara resmi ia

belum menjadi anggota organisasi ini. Setelah banyak mendengar tentang aktivitas

dan tujuan organisasi Budi Utomo melalui pembicaraan pribadi dan kehadirannya

dalam pertemuan -pertemuan resmi, Ahmad Dahlan kemudian secara resmi menjadi

anggota Budi Utomo pada tahun 1909.

Dalam perkembangan selanjutnya, Ahmad Dahlan tidak hanya menjadi

anggota biasa, melainkan ia menjadi pengurus kring Kauman dan salah seorang

komisaris dalam kepengurusan Budi Utomo Cabang Yogyakarta. Sementara itu, pada

sekitar tahun 1910 Ahmad Dahlan juga menjadi anggota Jamiat Khair, organisasi

Islam yang banyak bergerak dalam bidang pendidikan dan mayoritas anggotanya

adalah orang-orang Arab. Keterlibatan secara langsung di dalam Budi Utomo

memberi pengetahuan yang banyak kepada Ahmad Dahlan tentang cara berorganisasi

dan mengatur organisasi secara modern.

14

Page 16: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Sementara itu, walaupun Ahmad Dahlan tidak terlibat secara aktif di dalam

Jamiat Khair, selain belajar berorganisasi secara modern di kalangan orang Islam, ia

juga mendapat pengetahuan tentang kegiatan sosial, terutama yang berhubungan

dengan pendirian dan pengelolaan lembaga pendidikan model sekolah. Semua ini

tentu saja merupakan suatu hal yang baru dan sangat berpengaruh bagi langkah-

langkah yang dilakukan Ahmad Dahlan pada masa selanjutnya, seperti pendirian

sekolah model Barat maupun pembentukan satu organisasi.

Sebagai pengurus Budi Utomo, aktivitas Ahmad Dahlan tidak hanya terbatas

pada hal-hal yang berhubungan langsung dengan masalah organisasi. Ia sering

memanfaatkan forum pertemuan pengurus maupun anggota Budi Utomo sebagai

tempat untuk menyampaikan informasi tentang agama Islam, bidang yang sangat ia

kuasai. Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah acara resmi selesai. Kepiawaian

Ahmad Dahlan dalam menyampaikan informasi tentang agama Islam dalam berbagai

pertemuan informal itu telah menarik perhatian para pengurus maupun anggota Budi

Utomo yang sebagian besar terdiri dari pegawai pemerintah dan guru sehingga sering

terjadi diskusi yang menarik di antara mereka tentang agama Islam.

Di antara pengurus dan anggota Budi Utomo yang tertarik pada masalah

agama Islam adalah R. Budiharjo dan R. Sosrosugondo, yang pada saat itu menjabat

sebagai guru di Kweekschool Jetis. Melalui jalur dua orang guru ini Ahmad Dahlan

mendapat kesempatan mengajar agama Islam kepada para siswa Kweekschool Jetis,

setelah kepala sekolah setuju dan memberikan izin.  Pelajaran agama Islam di sekolah

guru milik pemerintah itu diberikan di luar jam pelajaran resmi, yang biasanya

dilakukan pada setiap hari Sabtu sore.

Dalarn mengajarkan pengetahuan agama Islam secara umum maupun

membaca Quran, Ahmad Dahlan menerapkan metode pengajaran yang disesuaikan

dengan kemampuan siswa sehingga mampu menarik perhatian para siswa untuk

menekuninya. Tentu saja sebagian siswa merasa bahwa waktu pelajaran agama Is1am

pada hari Sabtu sore itu belum cukup. Oleh sebab itu, beberapa orang siswa, termasuk

mereka yang belum beragama Islam sering datang ke rumah Ahmad Dahlan di

Kauman pada hari Ahad untuk bertanya maupun melakukan diskusi lebih lanjut

tentang berbagai persoalan yang berhubungan dengan agama Islam.

Dalam perkembangan selanjutnya, pengalaman berorganisasi di Budi Utomo

dan Jamiat Khair memberikan pelajaran kepada siswa Kweekschool dan didukung

oleh perkembangan pendapat masyarakat umum pada waktu itu yang mulai menyadari

15

Page 17: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

bahwa pendidikan merupakan salah satu sarana yang penting bagi kemajuan

penduduk pribumi. Oleh karena itu, Ahmad Dahlan secara pribadi mulai merintis

pembentukan sebuah sekolah yang memadukan pengajaran ilmu agama Islam dan

ilmu umum. Dalam berbagai kesempatan Ahmad Dahlan menyampaikan ide pendirian

sekolah yang mengacu pada metode pengajaran seperti yang berlaku pada sekolah

milik pemerintah kepada berbagai pihak, termasuk kepada para santri yang belajar di

Kauman maupun penduduk Kauman secara umum. Sebagian besar dari mereka

bersikap acuh tak acuh, bahkan ada yang secara tegas menolak ide pendidikan sistem

sekolah tersebut karena dianggap bertentangan dengan tradisi dalam agama Islam.

Akibatnya, para santri yang selama ini belajar kepada Ahmad Dahlan satu per-

satu berhenti. Walaupun belum mendapat dukungan dari masyarakat sekitarnya,

Ahmad Dahlan tetap berkeinginan untuk mendirikan lembaga pendidikan yang

menerapkan model sekolah yang mengajarkan ilmu agama Islam maupun ilmu

pengetahuan umum. Sekolah tersebut dimulai dengan 8 orang siswa, yang belajar di

ruang tamu rumah Ahmad Dahlan yang berukuran 2,5 m x 6 m dan ia bertindak

sendiri sebagai guru. Keperluan belajar dipersiapkan sendiri oleh Ahmad Dahlan

dengan memanfaatkan dua buah meja miliknya sendiri. Sementara itu, dua buah

bangku tempat duduk para siswa dibuat sendiri oleh Ahmad Dahlan dari papan bekas

kotak kain mori dan papan tulis dibuat dari kayu suren.

Delapan orang siswa pertama itu merupakan santrinya yang masih setia, serta

anak-anak yang masih mempunyai hubungan keluarga dengan Ahmad Dahlan.

Pendirian sekolah tersebut ternyata tidak mendapat sambutan yang baik dari

masyarakat sekitarnya kecuali beberapa orang pemuda. Pada tahap awal proses belajar

mengajar belum berjalan dengan lancar. Selain ada penolakan dan pemboikotan

masyarakat sekitarnya, para siswa yang hanya berjumlah 8 orang itu juga sering tidak

masuk sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, Ahmad Dahlan tidak segan-segan

datang ke rumah para siswanya dan meminta mereka masuk sekolah kembali, di

samping ia terus mencari siswa baru. Seiring dengan pertambahan jumlah siswa,

Ahmad Dahlan juga menambah meja dan bangku satu per satu sehingga setelah

berlangsung enam bulan jumlah siswa menjadi 20 orang.

Ketika pendirian sekolah tersebut dibicarakan dengan anggota dan pengurus

Budi Utomo serta para siswa dan guru Kweekschool Jetis, Ahmad Dahlan mendapat

dukungan yang besar. Di antara para pendukung itu adalah : Mas Raji yang menjadi

16

Page 18: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

siswa, R. Sosro Sugondo, dan R. Budiarjo yang menjadi guru di Kweekschool Jetis

sangat membantu Ahmad Dahlan mengembangkan sekolah tersebut sejak awal.

R. Budiharjo yang bersama-sama Ahmad Dahlan menjadi pengurus Budi

Utomo Yogyakarta banyak memberikan Saran tentang penyelenggaraan sebuah sekolah

sesuai dengan pengalamannya menjadi kepala sekolah di Kweekschool Jetis. Ia juga

menyarankan kepada Ahmad Dahlan untuk meminta subsidi kepada pemerintah jika

sekolah yang didirikan itu sudah teratur, dengan dukungan dari Budi Utomo. Selain itu,

pendirian sekolah itu juga mendapat dukungan dari kelompok terpelajar yang berasal

dari luar Kauman serta para siswa Kweekschool Jetis yang biasa datang ke rumahnya

pada setiap hari Ahad.

 Sebagai realisasi dari dukungan Budi Utomo, organisasi ini menempatkan

Kholil, seorang guru di Gading untuk mengajar ilmu pengetahuan umum pada sore

hari di sekolah yang didirikan Ahmad Dahlan. Oleh sebab itu, para siswa masuk dua

kali dalam satu hari karena Ahmad Dahlan mengajar ilmu pengetahuan agama Islam

pada pagi hari. Walaupun masih mendapat tantangan dari beberapa pihak, jumlah

siswa terus bertambah sehingga Ahmad Dahlan harus memindahkan ruang belajar ke

tempat yang lebih luas di serambi rumahnya.

Akhirnya setelah proses belajar mengajar semakin teratur, sekolah yang

didirikan oleh Ahmad Dahlan itu diresmikan pada tanggal 1 Desember 1911 dan

diberi nama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah. Ketika diresmikan, sekolah itu

mempunyai 29 orang siswa dan enam bulan kemudian dilaporkan bahwa terdapat 62

orang siswa yang belajar di sekolah itu. Sebagai lembaga pendidikan yang baru saja

terbentuk, sekolah yang didirikan oleh Ahmad Dahlan memerlukan perhatian lebih

lanjut agar dapat terus dikembangkan. Dalam kondisi seperti itu, pengalaman Ahmad

Dahlan berorganisasi dalam Budi Utomo dan Jamiat Khair menjadi suatu hal yang

sangat penting bagi munculnya ide dan pembentukan satu organisasi untuk mengelola

sekolah tersebut, di samping kondisi makro pada saat itu yang telah menimbulkan

kesadaran akan arti penting suatu organisasi modern maupun masukan yang didapat

dari para pendukung, termasuk dari para murid Kweekschool Jetis.

Salah seorang siswa kweekschool yang biasa datang ke rumah Ahmad Dahlan

pada hari Ahad, misalnya, menyarankan agar sekolah tersebut tidak hanya diurus oleh

Ahmad Dahlan sendiri melainkan dilakukan oleh suatu organisasi supaya sekolah itu

dapat terus berlangsung walaupun Ahmad Dahlan tidak lagi terlibat di dalamnya atau

setelah ia meninggal. Ide pembentukan organisasi itu kemudian didiskusikan lebih

17

Page 19: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

lanjut dengan orang-orang yang selama ini telah mendukung pembentukan dan

pelaksanaan sekolah di Kauman, terutama para anggota dan pengurus Budi Utomo

serta guru dan murid Kweekschool Jetis.

Dalam satu kesempatan untuk mendapatkan dukungan dalam rangka

merealisasi ide pembentukan sebuah organisasi, Ahmad Dahlan melakukan

pembicaraan dengan Budiharjo yang menjadi kepala sekolah di Kweekschool Jetis

dan R. Dwijosewoyo, seorang aktivis Budi utomo yang sangat berpengaruh pada masa

itu. Pembicaraan tersebut tidak hanya terbatas pada upaya mencari dukungan,

melainkan juga sudah difokuskan pada persoalan nama, tujuan, tempat kedudukan,

dan pengurus organisasi yang akan dibentuk. Berdasarkan pembicaraan-pembicaraan

yang dilakukan didapatkan beberapa ha1 yang berhubungan secara langsung dengan

rencana pembentukan sebuah organisasi.

Pertama, perlu didirikan sebuah organisasi baru di Yogyakarta. Kedua, para

siswa Kweekschool tetap akan mendukung Ahmad Dahlan, akan tetapi mereka tidak

akan menjadi pengurus organisasi yang akan didirikan karena adanya larangan dari

inspektur kepala dan anjuran agar pengurus supaya diambil dari orang-orang yang

sudah dewasa. Ketiga, Budi Utomo akan membantu pendirian perkumpulan baru

tersebut. Pada bulan-bulan akhir tahun 1912 persiapan pembentukan sebuah

perkumpulan baru itu dilakukan dengan lebih intensif, melalui pertemuan-pertemuan

yang secara ekplisit membicarakan dan merumuskan masalah seperti nama dan tujuan

perkumpulan, serta peran Budi Utomo dalam proses formalitas yang berhubungan

dengan pemerintah Hindia Belanda.

Walaupun secara praktis organisasi yang akan dibentuk bertujuan untuk

mengelola sekolah yang telah dibentuk lebih dahulu, akan tetapi dalam pembicaraan-

pembicaraan yang dilakukan selanjutnya tujuan pembentukan organisasi itu

berkembang lebih luas, mencakup penyebaran dan pengajaran agama Islam secara

umum serta aktivitas sosial lainnya. Anggaran dasar organisasi ini dirumuskan dalam

bahasa Belanda dan bahasa Melayu, yang dalam penyusunannya mendapat bantuan

dari R. Sosrosugondo, guru bahasa Melayu di Kweekscbool Jetis.

Organisasi yang akan dibentuk itu diberi nama "Muhammadiyah", nama yang

berhubungan dengan nama nabi terakhir Muhammad SAW."' Berdasarkan nama itu

diharapkan bahwa setiap anggota Muhammadiyah dalam kehidupan beragama dan

bermasyarakat dapat menyesuaikan diri dengan pribadi Nabi Muhammad SAW dan

Muhammadiyah menjadi organisasi akhir zaman. Sementara itu, Ahmad Dahlan

18

Page 20: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

berhasil mengumpulkan 6 orang dari Kampung Kauman, yaitu: Sarkawi, Abdulgani,

Syuja, M. Hisyam, M. Fakhruddin, dan M. Tamim untuk menjadi anggota Budi

Utomo dalam rangka mendapat dukungan formal Budi Utomo dalam proses

permohonan pengakuan dari Pemerintah Hindia Belanda terhadap pembentukan

Muhammadiyah.

Setelah seluruh persiapan selesai, berdasarkan kesepakatan bersama dan

setelah melakukan shalat istikharah akhirnya pada tanggal 18 November 1912 M atau

8 Dzulhijjah 1330 H persyarikatan Muhammadiyah didirikan. Dalam kesepakatan itu

juga ditetapkan bahwa Budi Utomo Cabang Yogyakarta akan membantu mengajukan

permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda agar pembentukan Muhammadiyah

diakui secara resmi sebagai sebuah badan hukum. Pada hari Sabtu malam, tanggal 20

Desember 1912, pembentukan Muhammadiyah diumumkan secara resmi kepada

masyarakat dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, pejabat

pemerintah kolonial, maupun para pejabat dan kerabat Kraton Kasultanan Yogyakarta

maupun Kadipaten Pakualaman.

Pada saat yang sama, Muhammadiyah yang dibantu oleh Budi Utomo secara

resmi mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mengakui

Muhammadiyah sebagai suatu badan hukum. Menurut anggaran dasar yang diajukan

kepada pemerintah pada waktu pendirian, Muhammadiyah merupakan organisasi

yang bertujuan menyebarkan pengajaran agama Nabi Muhammad SAW kepada

penduduk bumiputra di Jawa dan Madura serta memajukan pengetahuan agama para

anggotanya. Pada waktu itu terdapat 9 orang pengurus inti, yaitu: Ahmad Dahlan

sebagai kctua, Abdullah Sirat sebagai sekretaris, Ahmad, Abdul Rahman, Sarkawi,

Muhammad, Jaelani, Akis, dan Mohammad Fakih sebagai anggota. Sementara itu,

para anggota hanya dibatasi pada penduduk Jawa dan Madura yang beragama Islam.

Referensi:

Anonin.__.Sejarah Muhammadiyah. (online).

http://www.muhammadiyah.or.id/id/2content-179-det-sejarah-berdiri.html.

3. Tuliskan Mukadimah anggaran dasar muhamadiyah dan rumuskan apa saja isi dari mukadimah tersebut.

Jawab:

19

Page 21: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

A. Sejarah Perumusan

Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan oleh

Ki Bagus Hadikusuino sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan kembali

terhadap pokok-pikiran pokok-pikiran yang dijadikan dasar amal usaha dan

perjuangan Kyai Ahmad Dahlan dengan menggunakan wadah persyarikatan

Muhamnadiyah. Rumu¬san “Muqaddimah” diterima dan disahkan oleh Muktamar

Muhammadiyah ke 31 yang dilangsungkan di kota Yogya¬karta pada tahun 1950,

setelah melewati penyempurnaan segi redaksional yang dilaksanakan oleh sebuah

team yang dibentuk oleh sidang Tanwir.Team penyempurnaan tersebut anggota-

anggotanya terdiri dari – Buya HAMKA, K.H. Farid Ma’ruf, Mr. Kasman

Singodime¬djo serta Zain Jambek.

Muqaddimah Anggaran Dasar Muhamnadiyah disusun dan dirumuskan baru

pada periode Ki Bagus Hadikusu¬mo, sebab-sebabnya antara lain :

1). Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar perjuangan

Muhammadiyah Kyai Ahmad Dahlan membangun Muhammadiyah bu¬kannya

didasarkan pada teori yang terlebih dahulu dirumuskan secara ilmiyah dan

sistematis. Akan teta¬pi apa yang telah diresapinya dari pemahaman agama yang

bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits beliau segera diwujudkan dalam amalan yang

nyata. Oleh karena itu Kyai Ahmad Dahlan lebih tepat dikatakan sebagai seorang

ulama yang praktis, bukan¬nya ulama teoritis.

Pada awal perjuangan Muhammadiyah, keadaan serupa itu tidak mengaburkan

penghayatan seseorang terhadap Muhammadiyah, baik ia seorang Muhammadiyah

sendiri ataupun seorang luar yang berusaha memahami¬nya. Akan tetapi serentak

Muharrmadiyah semakin luas serta bertambah banyak anggota dan simpatisannya

mengakibatkan semakin jauh mereka dari sumber gagas¬an. Karena itu wajar

apabila terjadi kekaburan peng¬hayatan terhadap dasar-dasar pokok yang menjadi

daya pendorong Kyai Ahmad Dahlan dalam menggerakkan per¬syarikatan

Muharrmadiyah.

2). Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampak¬kan gejala menurun,

akibat terlalu berat mengejar kehidupan duniawi. Perkembangan masyarakat terus

20

Page 22: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

maju, ilmu pe¬ngetahuan dan teknologi tidak henti-hentinya menya¬jikan hal-hal

yang membuat manusia kager dan mence-ngangkan, membuat dunia semakin ciut

dan sempit; pengaruh budaya secara timbal-balik terjadi dengan lancarnya antara

satu negara dengan negara lainnya baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat

negatif. Keadaan yang serpua itu tidak terkecuali mengenai masyarakat Indonesia.

Tersebab adanya perkembangan zaman serupa itu yang seluruhnya hampir dapat

dinyatakan mengarah kepada kehidupan duniawi dan sedikit sekali yang mengarah

kepada peningkatan kebahagiaan rohani, menyebabkan masyarakat Indonesia

termasuk di dalam¬nya keluarga Muhavmadiyah terhimbau oleh gemerlapan

kemewahan duniawi.

3). Makin kuatuya berbagai pengaruh dari luar yang langsung atau tidak berhadapan

dengan faham dan keyakinan Muhammadiyah bersama dengan perkembangan

zaman yang membawa berbagai perubahan dalam masyarakat, maka tidak

ketinggalan pengaruh cara-cara berfikir, sikap hidup atau pandangan hidup masuk ke

tengah-tengah masyara¬kat Indonesia. Selain banyak yang bermanfaat, tak sedikit

yang dapat merusak keyakinan dan faham Mu¬hammadiyah.

4). Dorongan disusunnya preambul UUD 1945 sesaat menjelang proklamasi

Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, tokoh- tokoh

pergerakan bangsa Indonesia dihimpun oleh pemerintah Jepang dalam wadah

“Badan Penyelidik” usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang

tugasnya antara lain mempelajari Negara Indonesia Merdeka. Dan di antara hal yang

penting adalah terumus¬kannya “Piagam Jakarta” yang kelak dijadikan

“Pembu¬kaan UUD 1945″ setelah diadakan beberapa perubahan dan

penyempurnaan di dalamnya. Pada saat merumuskan materi tersebut, para pimpinan

pergerakan bangsa Indonesia benar-benar memusyawarahkan secara matang dengan

disertai debat yang seru antara satu dengan yang lain, yang ditem¬puh demi mencari

kebenaran. Pengalaman ini dialami sendiri oleh Ki Bagus Hadikusumo yang

kebetulan terlibat di dalamnya kare¬na termasuk sebagai anggota BPUPKI. Beliau

merasakan betapa pentingnya rumusan Piagam Jakarta, sebab piagam ini akan

memberikan gambaran kepada dunia luar atau kepada siapapun tentang cita-cita

dasar, pandangan hidup serta tujuan luhur bangsa Indonesia bernegara. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat periode Ki Bagus Hadikusumo,

21

Page 23: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

adanya “Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah” benar-benar sudah sa¬ngat

diperlukan karena adanya beberapa alasan dan kenyataan tersebut.

B. Fungsi Muqaddimah Muhammadiyah

Bagi persyarikatan Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar

Muhammadiyah berfungsi sebagai . “Jiwa dan semangat pengabdian serta

perjuangan per¬syarikatan Muhammadiyah”.

C. Matan atau Isi Pokok

Muqoddimah Anggarah Dasar Muhammadiyah

“Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Pe¬nyayang. Segala puji bagi

Allah yang mengasuh semua alam; yang Maha Pemurah dan Penyayang; yang

memegang pengadilan pada hari kemudian; Hanya kepada Kau hamba menyembah

dan hanya kepada Kau hamba mohon pertolongan; Berilah petunjuk kepada hamba

jalan yang lempang; Jalan orang-orang yang telah Kau beri kenikmatan, yang tidak

dimurkai dan tidak tersesat lagi”. (al-Qur’an surat al¬Fatihah).

“Saya ridha, bertuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan bernabi

kepada Muhammad Rasulul¬lah Shallal ahu ‘alaihi wasallam”.

1. Amma ba’du, Bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-

mata. Bertuhan dan ber¬ibadah serta tunduk dan ta’at kepada Allah adalah satu-

satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.

2. Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat-iradat) Allah atass

kehidupan manusia.

3. Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat

diujudkan di atas dasar keadilan, kejujuran, persaudaraan dan go¬tong-royong

bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas

dari pada pengaruh syaitan dan hawa nafau. Agama Allah yang dibawa dan

diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya

Pdcok hukum dalam masyarakat yang utama dan seba¬ik-baiknya.

22

Page 24: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

4. Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari pada hukum yang manapun juga,

adalah kawajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepa¬da

Allah. Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi

Adam sampai Nabi Muhammad saw. dan diajarkan kepada unmatnya masing-

masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat.

5. Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang baha¬gia dan sentosa sebagai yang

tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama ummat Islam, ummat yang percaya

akan Allah dan Hari Kemudian, wajib¬lah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci

itu; beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giat¬nya mengumpulkan segala

kekuatan dan memperguna¬kannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia ini,

dengan niat yang kurni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya

mengharapkan karunia Allah dan ridla-Nya belaka serta mempu¬nyai rasa

tanggung-jawab di hadlirat Allah atas segala perbuatannya; lagi pula harus sabar dan

tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukar¬an atau kesulitan yang menimpa

dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya dengan penuh pengharapan

akan perlindungan dan perto¬longan Allah Yang Maha Kuasa.

6. Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan

berkat dan rahmat Allah dan didirong oleh firman Allah dalam al-Qur’an :

“Adakanlah dari kamu sekalian golongan yang me¬ngajak kepada keIslaman,

menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari pada keburukan. Mereka itulah-

golongan yang beruntung berbahagia”. (al-Qur’an surat Ali ‘Imran ayat 104). Pada

tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah oleh

Almarhum K.H.A. Dahlan didirikanlah suatu Persyarikatan sebagai “GERAKAN

ISLAM’ dengan nama “MUHAMMADIYAH” yang disusun dengan majlis-majlis

(Bagian-bahgian)¬nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “syura” yang

dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Muktamar.

7. Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewa,jiban mengamalkan perintah-

perintah Allah dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhamnad saw, guna

menda¬patkan karunia dan ridla-Nya, di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai

masyarakat yang sen¬tosa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang

melimpah-limpah, sehingga merupakan : “Suatu negara yang indah, bersih, suci dan

makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha Pengampun”. Maka degan

23

Page 25: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Muhammadiyah ini mudah-mudahan umnat Islam dapatlah diantarkan ke pintu

gerbang Syurga “Jannatun Na’imi’ dengan keridlaan Allah Yang Rahman dan

Rahim.

D. Tafsir

Sebelum memasuki keterangan secara terperinci, terlebih dahulu perlu

diketahui bahwa apabila Muqad¬dimah tersebut di atas disimpulkan, maka akan

dida¬patkan tujuh pokok pikiran, yaitu :

1). Pertama Hidup manusia harus mentauhidkan Allah; ber-Tuhan, beribadah serta

tunduk dan taat hanya kepada Allah

2). Kedua Hidup manusia adalah bermasyarakat

3). Ketiga Hanya hukum Allah satu-satunya hukum Yang dapat dijadikan sendi

pembentuk pribadi utama, dan mengatur tertib hidup bersama menuju kehidupan

berba¬hagia-sejahtera Yang hakiki dunia dan akhirat

4). Keempat Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk

mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benar¬nya adalah wajib sebagai ibadah

kepa¬da Allah dan berbuat ihsan kepada sesama manusia

5). Kelima Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk

mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benar¬nya hanya akan berhasil bila

meng¬ikuti jejak perjuangan Nabi Muhammad saw

6). Keenam Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan di atas hanya dapat dicapai

apabila dilaksanakan dengan cara berorganisasi

7). Ketujuh seluruh perjuangan memadu ke satu titik tujuan Muhammadiyah, yakni

“Terwujudnya masyarakat Utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subha¬nahu

wata’ala

Keterangan pokok pikiran pertama :

24

Page 26: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

“Hidup manusia harus mentauhidkan Allah; ber-Tuhan, beribadah serta tunduk

dan taat hanya kepada Allah”. Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diberi

kedudukan tertinggi di antara makhluk-makhluk lainnya, dan ia dititahkan dengan

disertai satu tujuan tertentu. Oleh karena itu sudah seharusnyalah kalau manusia

menyesuaikan hidup dan kehidupannya sejalan dengan maksud dan tujuan Allah

menciptakannya dengan cara mendasarkan seluruh hidupnya di atas dasar Tauhid,

dalam arti hidup ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah

semata. Manusia harus percaya dan yakin dengan sesungguh-sungguhnya, bahwa

tidak ada sesuatu apapun yang wajib disembah, tak ada sesuatu apapun yang pantas

ditakuti, tidak ada sesuatu apapun yang pantas dicintai, dan tidak ada sesuatu apaun

yang wajib ditaati serta diagung-agungkan kecuali hanya kepada Allah semata-mata.

Kalaupun di dalam hidupnya seseorang mesti mencurahkan rasa cinta ataupun

kesadaran mentaati sesuatu, maka keseluruhannya dilaksanakan dalam kerangka

dasar mencintai dan mentaati kepada Allah juga. Dalam surat Muhammad ayat 19

Allah berfirman : “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada ada Tuhan kecuali

Allah”. Ayat ini selain berisi penegasan tentang keberadaan Allah Yang Esa, juga

memberikan rangsangan kepada akal fikiran manusia agar dipergu¬nakan sebaik-

baiknya untuk menalar. Kalimat “ketahuilah” mengandung makna bahwa manusia

diperintahkan Allah untuklmenggunakan fikiran dan kemampuan lain¬nya guna

merenungkan dan memikirkan berbagai kejahatan (mahluk) yang tergelar di alam

semesta ini. Manusia diperintahkan untuk membaca dan mengetahui berbagai

rahasia alam beserta segala isinya. Demikian juga ia diperintahkan untuk

merenungkan terhadap dirinya sendiri secermat-cermatnya. Renungan manusia yang

didukung oleh akal fikiran yang kritis disertai dengan pengamatan intuisi yang halus

dan tajam pasti akan membuahkan hasi semakin bertambah kuat keyakin¬annya

bahwa sesungguhnya seluruh jagat raya beserta “gala isinya ini adalah mahluk

Allah, diciptakan dengan perencanaan dan bertujuan. Manusia yang telah mencapai

tintkat kryakinan atau iman yang didapatkan lewat perpaduan antara aiaran wahyu

denga penemuan akalnya (ra’yu) akan melahirkan kehidupan yang damai, tenang

dan pasrah sepenuhnya ke haribaan Allah swt. Dan hidup serupa inilah Yang dapat

dinyatakan sebagai hidup yang telah selaras dengan kehendak Ilahi, seperti

diterangkan dalam surat adz-Dzariyat ayat 56 : “Dan tidaklah Aku menciptakan jin

dan manusia kecuali agar supaya mereka beribadah kepadaKu”. Pengabdian diri

semata-mata hanya kepada Allah, yang pangkalnya digerakkan dan disinari oleh

25

Page 27: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

iman yang kokoh, akan melahirkan amal ibadah yang ikhlas, dan bersih, serta

dilaksanakan penuh ketaatan semata-mata hanya mengharapkan ridlaNya. Surat al-

Bayyinah ayat 4-5 menerangkan bahwa .”tidaklah mereka diperintahkan (sesuatu

apapun) kecuali agar supaya mereka menghambakan diri kepada Allah, dengan

mengikhlaskan agama semata-mata untuk Allah juga.

Keterangaa pokok pikiran kedua :

“Hidup manusia adalah bermasyarakat”. Hidup bermasyarkat bagi manusia

adalah sunnatullah seperti ditegaskan oleh Allah dalam surat al-Hujurat ayat 13

“Sesungguhnya Kami menjadikan engkau semua dalam bentuk berbangsa-bangsa

dan bersuku-suku agar saling kenal-mengenal.” Secara pengalaman telah diakui oleh

para cerdik-cendekiawan, bahwa kehidupan manusia selalu bergerombol. Hal seperti

itu karena manusia didorong berbagai dorongan, seperti dorongan spirituil, dorongan

intelektuil, dorongan biologis, ataupun dorongan harga diri. Karena kenyataan

serupa itu Aristoteles memandang manusia sebagai makhluk bermasyarakat (Zoon

politikon ). Islam mengakui manusia sebagai makhluk yang mandiri dan berpribadi.

Sekalipun demikian ia tidak akan dapat melepaskan diri dari hubungan sesama

manusia, bahkan dengan mempelajari sifat dan susunan hidup manusia maka

bagaimanapun juga tinggi nilai pribadinya akan totapi ia tidak akan mFSnpunyai

nilai bila sifat kehidupannya hanya semata-mata berguna bagi dirinya sendiri. Nilai

seseorang akan ditentukan oleh ukuran seberapa jauh ia memberikan pengorhanan

dan darma baktinya dalam upaya membina kelestarian hidup bersama. Jadi hanya

dengan hidup bermasyarakat terletak arti dan nilai kehidupan manusia. Hubungan

pengertian antara pokok pikiran pertama dengan pokok pikiran kedua adalah erat

sekali karena adanya manusia berpribadi yang dilandasi dengan jiwa tauhid

merupakan unsur pokok dalam membentuk dan mewujudkan suatu masyarakat yang

baik, teratur lagi tertib.

Keterangan pokok pikiran ketiga.

“Hanya hukum Allah satu-satunya hukum yang dapat dijadikan sendi

pembentukan pribadi utama dan pengatur tertib hidup bersama menuju kehidupan

bahagia sejahtera yang hakiki dunia dan akhirat.” Pendirian pokok pikiran ketiga ini

lahir dan kemudian menjadi keyaninan yang kokoh dan kuat adalah sebagai hasil

26

Page 28: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

penelaahan dan pecnahaman terhadap ajaran Islam dalam arti dan sifat yang

sebenar-benarnya. Oleh karena itu pokokpikiran ini merupakan “bekal keyakinan

dan pendangan hidup”. Agama Islam merupakan ajaran-ajaran yang sangat

sempurna serta mutlak nilai kebenarannya. la merupakan petunjuk jiwa dan sebagai

rahmat serta taufiq Allah kepada manusiakuntuk meraih kebahagiaan hakiki dunia

dan akhirat. Surat Ali Imran ayat 19 dan 85 menegaskan “Sesungguhnya agama

yang ada di sisi Allah hanyalah agama Islam, dan siapapun yang mencari agama

selain agama Islain, tidak akan diterima dan ia diakhirat termasuk golongan orang-

orang yang rugi.” Surat al-Maidah ayat 3 menerangkan tentang kesempurnaan Islam:

“Pada hari ini telah Aku sernpurnakan agama untukmu dan telah Aku cukupkan pula

nikmatKu padamu, dan Aku merelakan Islam sebagai agamamu.”

Definisi agama (Addien) menurut keputusan Majlis Tarjih :

a. Agama Islam ialah sesuatu yang disyari’at¬kan oleh Allah dengan perantaraan

pada Nabi-Nya berupa perintah, larangan serta tuntunan untuk meshlahatan hamba

di dunia dan akhirat.

b. Agama Islam Nabi Muhammad ialah sesuatu yang telah diturunkan oleh Allah

dalam al¬Qur’an dan yang termaktub dalam Sunnah yang shahih, berupa perintah,

larangan serta tuntunan untuk kemashlahatan hamba di dunia dan akhirat.

Dengan pengertian tersebut, Muhammadiyah mem¬punyai faham bahwa

Islam bukan semata-mata mengajar¬kan bagaimana seharusnya seseorang

menghubungkan dirinya kepada Allah, seperti shalat, puasa, hajji, dan sebagainya.

Akan tetapi Islam membawa ajaran yang sempurna menuntun hambanya

mendapatkan kehidup¬an bahagia sejahtera dunia dan akhirat. Islam menca¬kup

seluruh segi kehidupan manusia, baik segi kehi¬dupan perorangan ataupun

kehidupan bermasyarakat, seprti masalah aqidah, ibadah akhlak, kebudayaan,

pendidikan, ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, poli¬tik dan militer. Pandangan

Muhammadiyah terhadap ajaran Islam seperti tersebut dikukuhkan oleh ahli¬ahli

ilmu pengetahuan yang menaruh perhatian terha¬dap agama Islam sebagai obyek

pembahasannya seperti kata V.M. Dean dalam bukunya “The nature of the non

Western World” : “Islam is completa integration of religion,political system, way of

live and interpre¬tation of history”. Artinya : Islam adalah suatu perpaduan yang

sernpurna antara agama, sist~3n poli¬tik, pandangan hidup serta penafsiran sejarah.

27

Page 29: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Keterangan pokok pikiran keempat :

“Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk

mewujudkan masyarakat Islam lyang sebenar-benarnya adalah wajib, sebagai ibadah

kepada Allah dan berbuat ihsan dan ishlah kepada sesama manusia.” Berjuang

menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dengan mencari keridhaan Allah

termasuk sabilillah yang artinya : “Jalan yang dapat menyam-paikan kepada yang

diridhai Allah atas semua amal yang diizinkanya”. Pokok pikiran keempat, sebagai

konsekuensi atas keyakinan dan pandangan hidup sebagaimana ter¬simpul dalam

pokok pikiran ketiga. Adanya pandangan dan keyakinan hidup bahwa hanya ajaran

Islam satu-¬satunya yang dapat dijadikan sendi mengatur keter¬tiban hidup manusia

menuju kebahagiaan dan kesejah¬teraan dunia dan akhirat, akhirnya menumbuhkan

kesadaran wajib berjuang, menegakkan ajaran Islam. Oleh karena itu antara pokok

pikiran ketiga dan keempat terjadi hubungan yang erat sekali, sebab satu cita-cita

dan keyakinan baru dipandang positif apabila keyakinan tersebut diperjuangkan.

Bahkan manusia dinyatakan hidup yang sebenarnya bilamana ia mempunyai suatu

keyakinan hidup dan diperjuangkan dengan sepenuh pengerbanan hidupnya. Bagi

setiap muslim harus mempunyai kesadaran wajib berjuang menegakkan ajaran Islam

dengan sepe¬nuh-penuhnya di manapun sebagai tanda dan bukti akan kebenaran

iman dan keislamannya. Allah menggambarkan sifat seorang mukmin yang sebenar-

benarnya sebagai berikut : “Orang-orang mukmin itu hanyalah orang-orang yang

beriman kepada Allah dan rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu serta

berjuang dengan harta dan dirinya di jalan Allah (sabilillah). Orang-orang itulah

orang¬orang yang benar”. (al-Hujurat : 15) . Pendirian, kesadaran dan sikap seperti

di atas merupakan kerangka dan sifat perjuangan Muhammadiyah secara

keseluruhan. Dengan demikian setiap kegiatan dan amalan Muhammadiyah

diarahkan dan disesuaikan denan sikap serta pedirian yang ada. Dan sebaliknya tidak

dapat dibenarkan sama sekali adanya suatu kegiatan yang berlawanan dan yang

menyimpang dari padanya.

Keterangan pokok pikiran kelima :

“Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk

mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil bila

mengikuti jejak perjuangan para Nabi, terutama Perjuagan Nabi Muhammad saw.”.

28

Page 30: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Apabila pokok pikiran keempat membicarakan tentang konsekuensi terhadap

pandangan hidup yang telah diyakini kebenarannya, maka pokok pikiran kelima

memperssoalkan tentang bagaimana cara dan akhlak berjuang menegakkan

keyakinan hidup tersebut. Bagi tiap pejuang muslim tidak ada cara dan contoh yang

patut dijadikan teladan kecuali harus mengikuti car-cara perjuangan para nabi

tertama Nabi Muhammad saw. Sebab pada diri Rasulullah tergambar rentangan

contoh teladan paling bagus dan mulia, seperti yang telah ditegaskan Allah dalam

surat al Ahzab ayat 21 : “Sesungguhnya pada diri kasulul¬lah ada suatu contoh yang

baik bagi kamu sekalian, ialah bagi orang yang mengharapkan keridhaan Allah dan

keselamatan hari akhir serta ingat, sebanyak-banyak¬ kepada Allah”. Surat Ali

Imran ayat 31 memberikan petunjuk kepada orang yang berusaha mencintai Allah

harus menempuh jalan Rasulullah : “Katakanlah, apabila engkau benar-benar

mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya engkau akan dicintai Allah, serta

diam¬puni dosa-dosamu. ban Allah flaha Nengampun lagi Maha Penyayang.

Kehidupan para nabi, terutama nabi Muhammad saw. adalah merupakan kehidupan

yang seluruhnya di¬peruntukkan dalam perjuangan menegakkan cita-cita agung

yakni : Kejayaan agama Allah di seluruh permu¬kaan bumi. Kehidupan Rasulullah

yang sangat menga-¬gumkan adalah merupakan gambaran yang hidup, Yang konkrit

dan rril serta merupakan wujud Yang nyata dari ide yang terkandung dalam Al-

Qur’an. t1anuaia muslim tidak dapat membuat keadilan yang lebih besar terhadap

Al-Qur’an kecuali dengan cara mengikuti Rasulullah. Sebab sesungguhnya

Rasulullah adalah orang yang ditunjuk Allah menjadi alat penyampai wahyu.

Tegasnya seseorang muslim mengikuti jejak beliau karena didasari suatu keyakinan

bahwa tidak ada juru tafsir yang lebih baik dari ajaran A1-Qur’an daripada melaui

orang di mana firman Allah diwahyu¬kan untuk umat Islam. Oleh sebab itu

mempelajari sejarah perjuangan Rasulullah hingga dapat mengeta¬hui rahasia-

rahasia kemenangannya yang gilang-gemi¬lang adalah merupakan syarat mutlak

bagi setiap pejuang Muslim yang bercita-cita menegakkan agama Islam. Sifat-sifat

perjuangan Rasulullah yang wajib diikuti ialah selain merupakan ibadah kepada

Allah, adalah dilakukan dengan segala kesungguhan atau jihad, ikhlas, penuh rasa

tanggung jawab, sabar dantawakkal. Dan karana itu pula persyarikatan yang

didiri¬kan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan dinamakan Muhamma¬diyah, dengan

maksud untuk bertafaul atau berharapan baik. semoga persyarikatan beserta para

29

Page 31: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

pendukung cita-citanya dapat mencontoh pcrjuangan dan diri pribadi Nabi

Muhammad saw.

Keterangan pokok pikiran keenam :

“Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan di atas hanya akan dapat tercapai

apabila dilak¬sanakan dengan berorganisas”. Pokok pikiran keenam membicarakan

tentang alat perjuangan sebagai rangkaian logis pokok pikiran-¬pokok pikiran yang

sebelumnya, ialah: Munculnya keyakinan dan pandangan hidup menumbuhkan

konsekuen¬si untuk memperjuangkannya dengan suatu metode dan akhlak tertentu

serta dilaksanakan dengan mengguna¬kan alat perjuangan demi efisiensi

pelaksanaannya. Perjuagan menegakkan ajaran Islam hanya akan dapat berhasil

secara efektif & efisien apabila diperjuangkan dengan mempergunakan suatu alat

beru-pa organisasi. Dan sudah semestinya organisasi yang dijadikan alat untuk

meraih satu tujuan yang sangat tinggi dan agung, memerlukan berbagai syarat yang

berat juga, yang harus sepadan dan sebanding dengan nilai yang hendak dicapai.

Ajaran Islam menekankan kepada umat¬nya agar dalam berusaha menegakkan

ajaran Islam hendaknya dilakukan dengan cara berorganisasi seba¬gaimana yang

dinyatakan dalam surat ash-Shaf ayat 4: “Sesungguhnya Allah senang kepada orang-

orang yang yang berjuang di atas jalan-Nya secara tersusun rapi iba¬rat suatu

bangunan yang kokoh dan kuat”. Muhammadiyah sadar bahwa mengingat ayat

terse¬but maka berorganisasi untuk melaksakanan kewajiban menegakkan ajaran

Islam, hukumnya adalah wajib. Hal ini dikukuhkan oleh qaidah umum ushul fikih

yang menyatakan bahwa :”Apabila suatu kewajiban tidak selesai kecuali dengan

adanya sesuatu yang lain, maka adanya sesuatu yang lain tersebut hukumnya wajib

juga”. Untuk mengatur agar jalan kehidupan organisasi Muhammadiyah dapat:

a. Tepat, yaitu sesuai dan selalu pada prin¬sip-prinsipnya.

b. Benar, yaitu sesuai dengan teori perjuangan serta lurus menuju maksud dan

tujuan.

c. Tertib, yaitu serasi dan tidak bersimpang¬ siur.

d. Lancar, yaitu maju terus sampai kepada tujuan.

30

Page 32: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Maka, perlu diadakan berbagai peraturan yang berupa :

a. Anggaran Dasar Muhacnmadiyah.

b. Anggaran Rumah Tangga Muhamnadiyah.

c. Qaidah-qaidah.

d. Dan peraturan-peraturan yang diperlukan.

Keterangan pokok pikiran ketujuh :

“Seluruh perjuangan mengarah ke satu tujuan Muhammadiyah, yakni

terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Pokok pikiran ketujuh

membicarakan tentang tujuan perjuangan. Di mana Muhammadiyah selaku

orga¬nisasi menetapkan bahwa segala amal perjuangan yang telah dan yang akan

dirintisnya tidak boleh lepas dari tujuan yang dicita-citakan sejak semula, yakni

terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu

wata’ala. Adapun wujud dari masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai

Allah SWT dapat diberi ciri sebagai berikut : masyarakat yang sejahtera, aman,

damai, makmur dan bahagia yang diwujudkan atas dasar keadilan, kejujuran,

persaudaraan dan gotong – ¬royong, saling tolong menolong dengan bersendikan

hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.

Masyarakat utama, adil dan makmur yang diri¬dlai Allah SWT selain merupakan

kebahagiaan di dunia bagi seluruh umat manusia, ia juga akan menjadi jenjang bagi

umat Islam untuk memasuki pintu gerbang syurga “JANNATUN NA’IM” untuk

menerima keridhaan Allah yang kekal abadi.

Referensi:

Anonim.__. Mukadimah Anggaran Dasar Muhamadiyah. http://pimpinancabangmuarapadang.wordpress.com/about/sekilas-pcm-muara-padang-1/mukadimah-anggaran-dasar-muhammadiyah/.

4. Jelaskan Apa yang dimaksud dengan kepribadian Muhamadiyah

Jawab:

31

Page 33: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

A. Pengertian Kepribadian Muhammadiyah :

Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat

Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan

perjuangan Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya.

B. Fungsi Kepribadian Muhammadiyah

Kepribadian Muhammadiyah berfungsi sebagai Landasan, Pedoman, dan Pegangan

bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang

sebenar-benarnya.

Kepribadian Muhammadiyah itu mengandung empat pokok pikiran :

1. Apakah Muhammadiyah itu?

2. Dasar dan amal usaha Muhammadiyah.

3. Pedoman amal usaha dan perjuang Muhammadiyah.

4. Sifat-sifat Muhammadiyah.

C. Dasar dan Amal Usaha Muhammadiyah

1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah.

2. Hidup manusia bermasyarakat.

3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam

itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk

kebahagiaan dunia dan akhirat.

4. Menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah

kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada manusia.

5. Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad Saw.

6. Melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

D. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

  Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan

bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya

harus berpedoman “ Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak

membangun disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta

menempuh jalan yang diridhai Allah.”

32

Page 34: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

E. Sifat Muhammadiyah

1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejah teraan.

2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.

3. Lapang dada luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.

4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.

5. Mengindahkan segala hukam, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah

negara yang sah.

6. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh tauladan

yang baik.

7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pebangunan

sesuai dengan ajaran Islam.

8. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam

memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan

makmur yang diridhai Allah.

9. Bersifat adil serta korektif kedalam dan keluar dengan bijaksana.

Referensi:

Agus Tri Sundani. 2011. Kepribadian Muhammadiyah. http://programbrsjhk2011umj.blogspot.com/2011/11/kepribadian-muhammadiyah-agus-tri.html

5. Sebutkan dan Jelaskan Matam keyakinan dan cita-cita muhamadiyah?

Jawab:

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar,

beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja

untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk

malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka

bumi.

Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang

diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan

seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan

33

Page 35: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan

hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.

Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:

a. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW

b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang

diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai

dengan jiwa ajaran Islam.

Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi

bidang-bidang:

a. 'Aqidah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-

gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi

menurut ajaran Islam.

b. Akhlak

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan

berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak bersendi

kepada nilai-nilai ciptaan manusia

c. Ibadah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah

SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.

d. Muamalah Duniawiyah

Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah (pengolahan

dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi

semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah.

e. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat

karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan,

kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu

negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah.

Referensi :

34

Page 36: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Ali mustofa.2006. Kontrofersi Hadist dikalangan Ulama (online).

http://keluargadarmanto.blogspot.com/2010/11/kontroversi-hadits-ahad-

dikalangan.html.

Anonim.__.Matam Keyakinan Dan Cita-Cita Muhammadiyah (online).

http://www.muhammadiyah.or.id/id/.

6. Jelaskan apa yang menjadi khittah perjuangan Muhamadiyah?

Jawab:

A). Ditinjau dari struktur konsepsinya, pada hakekatnya strategi perjuangan

Muhammadiyah merupakan operasionalisasi strategis dari Khittah Perjuangan

Muhammadiyah. Karena itu Khittah Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai pola

dasar dari strategi perjuangan Muhammadiyah.

B). Dilihat dari substansinya, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan

sebagai teori perjuangan, yakni sebagai kerangka berfikir untuk memahami dan

memecahkan persoalan yang dihadapi Muhammadiyah sesuai dengan gerakannya

dalam konteks situasi dan kondisi yang dihadapi. Atas teori perjuangan sebagaimana

dikandung dalam Khittah itu kemudian disusun strategi perjuangan sebagai rangkaian

kebijakan dan pelaksanaannya.

Secara formal organisasi dikenal tiga rumusan Khittah Muhammadiyah yaitu :

Khittah Ujung Pandang th.1971, Khittah Muktamar Muhammadiyah ke-40 th. 1978,

dan Khittah Denpasar th. 2002. Selanjutnya khusus Khittah 1971 dan 2002 menjadi

bingkai dari "Pernyataan pemikiran Muhammadiyah jelang Satu Abad Muktamar

Muhammadiyah ke-45 di MALANG th. 2005. Khittah Perjuangan Muhammadiyah

hasil Muktamar ke-40 th. 1978 di Surabaya berisi pernyataan tentang Hakekat

Muhammadiyah, Muhammadiyah dan Masyarakat, Muhammadiyah dan Politik,

Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah, dan Dasar Program Muhammadiyah,

dengan materi sebagai berikut:

1. Hakekat Muhammadiyah,

Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamika

dari dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah

menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan

masyarakat, diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan yang

35

Page 37: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

menyangkut perubahan struktural dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam

hubungan antar manusia.

Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan

itu, senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahyi

munkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan

lapangan yang dipilihnya, ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk

mencapai tujuannya: "Menegakkan dan menjungjung tinggi Agama Islam sehingga

terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya". Dalam melaksanakan usaha

tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud

dalam "Mattan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah". Keyakinan dan cita-

cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan Muhammadiyah,

juga bagi gerakan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan

ketatanegaraan, serta dalam kerjasama dengan golongan Islam lainnya.

2. Muhammadiyah dan Masyarakat,

Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih dan

menempatkan diri sebagai Gerakan Islam amar ma'ruf nahyi munkar dalam

masyarakat, dengan maksud yang terutama ialah membentuk keluarga dan masyarakat

sejahtera sesuai dengan Da'wah jama'ah. Disamping itu Muhammadiyah

menyelenggarakan amal usaha seperti tersebut dalam Anggaran Dasar Pasal 4, dan

senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan mutunya. Penyelenggaraan amal usaha

tersebut merupakan sebagian ikhtiar Muhammadiyah untuk mencapai Keyakinan dan

cita-cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam, dan bagian dari usaha untuk

terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

3. Muhammadiyah dan Politik,

Dalam bidang Politik, Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya:

dengan dakwah amar ma'ruf nahyi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-

benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsional,

secara operasional dan secara konkrit riil bahwa ajaran Islam mampu mengatur

masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera,

bahagia, material dan spiritual yang diridahai Allah swt. Dalam melaksanakan usaha

itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada kepribadiannya.

36

Page 38: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian

gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan

yang berlaku dalam Muhammadiyah.

Dalam hal ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan bahwa :

a. Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala

bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan

organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau

organisasi apapun.

b. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki

atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran

Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam

Persyarikatan Muhammadiyah.

4. Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah,

Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerjasama dengan

golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Agama

Islam serta membela kepentingannya. Dalam melakukan kerjasama tersebut,

Muhammadiyah tidak bermaksud menggabungkan dan mensubordinasikan

organisasinya dengan organisasi atau institusi lainnya.

5. Dasar Program Muhammadiyah

Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut diatas dan dengan memperhatikan

kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya, perlu ditetapkan langkah

kebijaksanaan sebagai berikut:

a. Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun

sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman

teguh, taat beribadah, ber-akhlak mulia, dan menjadi teladan yang baik ditengah-

tengah masyarakat.

b. Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak

dan kewajibannya sebagai warganegara dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan

dan kesulitan hidup masyarakat.

c. Menepatkan kedudukan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan untuk

melaksanakan dakwah amar ma'ruf nahyi munkar kesegenap penjuru dan lapisan

masyarakat serta segala bidang kehidupan di Negara Republik Indonesia yang

berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

37

Page 39: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

a. Referensi:Anonim.__.Khittah Perjuangan Muhamadiyah. (online).

http://tugascepat.blogspot.com/2010/12/khittah-perjuangan-muhammadiyah.html

7. Jelaskan amal usaha muhamadiyah dalam bidang da’wah dan pendidikan?

Jawab:

Dalam da’wah, banyak kalangan menilai bahwa organisasi dan gerakan Islam

Muhammadiyah termasuk dalam kelompok Islam yang menginginkan berlakunya

ajaran Islam otentik dan murni, yakni dengan menyerukan doktrin kembali kepada al-

Qur’an dan Sunnah. Implikasi negatifnya Muhammadiyah seringkali dianggap

cenderung mengabaikan dan karena itu tidak terlalu menguasai tradisi; baik tradisi

keilmuan Islam klasik maupun tradisi dan budaya lokal. Di samping itu, banyak

kalangan yang menganggap bahwa salafisme Muhammadiyah sekarang ini memiliki

kecenderungan konservatif (dalam pemahaman keagamaan) dan fundamentalis (dalam

sikap politik). Kecenderungan ini menyebabkan Muhammadiyah tidak lagi responsif

terhadap perkembangan pemikiran keislaman yang bersifat aktual dan kontekstual,

serta terjebak pada aktivisme yang “sempit” dalam kancah dinamika kebangsaan di

Indonesia. Ke depan sayap atau pilar dinamisasi (pengembangan) harus semakin

dikembangkan menyertai purifikasi (pemurnian) disertai pengayaan pada masing-

masing aspek tajdid (pembaruan) Muhammadiyah, sehingga gerakan Islam mampu

menampilkan Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit al-ruju’ ila al-Quran wa al-

Sunnah dengan mengembangkan ijtihad.

Dalam bidang pendidikan hingga tahun 2010 Muhammadiyah memiliki 4.623

Taman Kanak-Kanak; 6.723 Pendidikan Anak Usia Dini; 15 Sekolah Luar Biasa;

1.137 Sekolah Dasar; 1.079 Madrasah Ibtidaiyah; 347 Madrasah Diniyah; 1.178

Sekolah Menengah Pertama; 507 Madrasah Tsanawiyah; 158 Madrasah Aliyah; 589

Sekolah Menengah Atas; 396 Sekolah Menengah Kejuruan; 7 Muallimin/Muallimat;

101 Pondok Pesantren; serta 3 Sekolah Menengah Farmasi. Dalam bidang pendidikan

tinggi, sampai tahun 2010, Muhammadiyah memiliki 40 Universitas, 93 Sekolah

Tinggi, 32 Akademi, serta 7 Politeknik.

Referensi:Anonim.__.Proyeksi dan Kondisi Muhammadiyah.(online).

www. muhammadiyah .or.id/4-content-55-det-program-kerja.html .

38

Page 40: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

8. Jelaskan amal usaha muhamadiyah dalam bidang sosial dan kesehatan?

Jawab:

Dalam bidang aksi kemasyarakatan seperti dalam pemberdayaan ekonomi dan

pemberdayaan masyarakat secara luas, kendati dalam periode 2005-2010 sudah

dirintis dengan sungguh-sungguh, tampaknya masih memerlukan langkah yang

semakin terfokus, teristem, dan langsung menembus jantung persoalan masyarakat

luas terutama di akar-rumput (grass roots). Program dan kegiatan sosial-

kemasyarakatan yang dilakukan Muhammadiyah sesuai dengan spirit Al-Ma’un,

dituntut semakin tajam dan dirasakan langsung oleh masyarakat, sehingga gerakan

Islam ini benar-benar menjadi pilar utama dan strategis dinamika kehidupan

masyarakat di akar-rumut yang memberikan bimbingan, pencerahan, pembebasan,

dan pemberdayaan. Dengan orientasi gerakan kemasyarakatan yang demikian

diharapkan Muhammadiyah semakin nyata, kokoh, dan memberikan manfaat yang

sebesar-sebasarnya sebagai kekuatan Masyarakat Madani (Civil Society) yang berada

di jantung kehidupan masyarakat Indonesia.

Dalam bidang kesehatan, hingga tahun 2010 Muhammadiyah memiliki 71

Rumah Sakit Umum; 49 Rumah Sakit Bersalin/Rumah Bersalin; 117 Balai

Pengobatan/Balai Kesehatan Ibu dan Anak; 47 Poliklinik, Balkesmas, dan layanan

kesehatan lain. Lalu, dalam bidang kesejahteraan sosial, hingga tahun 2010

Muhammadiyah telah memiliki 421 panti asuhan yatim, 9 panti jompo, 78 Asuhan

Keluarga, 1 panti cacat netra, 38 santunan kematian, serta 15 BPKM. Dalam bidang

ekonomi, hingga tahun 2010 Muhammadiyah memiliki 6 Bank Perkreditan Rakyat,

256 Baitu Tamwil, 303 Koperasi.

Referensi:Anonim.__.Proyeksi dan Kondisi Muhammadiyah.(online).

www. muhammadiyah .or.id/4-content-55-det-program-kerja.html .

9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tarjid dan Tajdid muhamadiyah?

Jawab:

A. TarjihTarjih berasal dari kata “ rojjaha – yurajjihu- tarjihan “, yang berarti mengambil

sesuatu yang lebih kuat. Menurut istilah ahli ushul fiqh adalah : Usaha yang dilakukan

39

Page 41: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

oleh mujtahid untuk mengemukakan satu antara dua jalan ( dua dalil ) yang saling

bertentangan , karena mempunyai kelebihan yang lebih kuat dari yang lainnya “.

Tarjih dalam istilah adalah membanding-banding pendapat dalam musyawarah

dan kemudian mengambil mana yang mempunyai alasan yang lebih kuat.

B. TajdidTajdid memiliki dua arti, yaitu:

1) Pemurnian

Tajdid dalam ari pemurnaian dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan ajaran

islamn yang berdasarkan dan bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah As-

Shahihah.

2) Peningkatan, pengembangan, moderenisasi dan yang semakna dengannya

Tajdid dalam arti peningkatan, pengembangan, moderenisasi dan yang semakna

dengannya, Tajdid dimaksudkan sebagai penafsiran, pengalaman, dan perwujudan

ajaran islamdengan tetap berpegang teguh kepada Al-Quran dan As-Sunnah Ash-

Shahihah.

Untuk melaksanakan Tajdid dalam kedua pengertian tersebut , diperlukan

aktualisasi akal fikiran yang cerdas dan fitri, serta akal budi yang bersih, yang dijiwai

oleh ajaran Islam. Tajdid Menurut Persyarikatan Muhammadiyah adalah salah satu

watak dari ajaran Islam.

Referensi :Ahmadzain. 2006. Majelis Tarjih Muhammadiyah. (online)

http://ahmadzain.wordpress.com/2006/12/09/majlis-tarjih-muhammadiyah/

Charris Zubair, Ahmad.__ .Jiwa Ijtihad dan Tajdid Muhammadiyah Dalam Dalam

Menyelesaikan Persoalan Kemanusiaan. Yogyakarta: UUGM.

10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan masalah hisab dan ru’yat dan bagaimana penggunaanya di organisasi Muhamadiyah?

Jawab:

A. Pengertian

Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan

posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.

40

Page 42: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan

sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat

dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat

dilakukan setelah matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah matahari terbenam

(maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya

matahari, serta ukurannya sangat tipis. Apabila hilal terlihat, maka pada petang

(maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila

hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.

B. Penggunaan Hisab atau Ru’yat di Muhammadiyah

Muhmammadiyah memakai metode hisab. Hisab yang dipakai Muhammadiyah

adalah hisab  wujud al hilal, yaitu metode menetapkan awal bulan baru yang

menegaskan bahwa bulan Qamariah baru  dimulai jika telah terpenuhi tiga parameter:

telah terjadi konjungsi atau ijtimak, ijtimak itu terjadi  sebelum matahari terbenam,

dan saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.

Alasan Muhammadiyah memilih metode hisab, bukan rukyat, adalah sebagai

berikut:

1. Semangat Alquran  adalah menggunakan hisab. Ini ada dalam ayat: “Matahari dan

bulan beredar menurut perhitungan.” (QS 55:  5). Ayat ini bukan sekadar

menginformasikan matahari dan bulan beredar dengan hukum yang pasti sehingga 

dapat dihitung atau diprediksi, tapi juga dorongan untuk menghitungnya karena

banyak kegunaannya. Dalam  QS Yunus (10) ayat 5 disebutkan kegunaannya untuk

mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.

2. Ilat perintah  rukyat adalah karena umat zaman Nabi SAW adalah umat yang

ummi, tidak kenal baca tulis dan tidak  memungkinkan melakukan hisab. Ini

ditegaskan  Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Al Bukhari dan  Muslim:

“Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi; kami tidak bisa menulis dan tidak

bisa melakukan hisab.  Bulan itu adalah demikian-demikian. Yakni kadang-kadang

dua puluh sembilan hari dan kadang-kadang tiga  puluh hari...”. Dalam kaidah

fiqhiyah, hukum berlaku menurut ada atau tidak adanya ilat. Jika ada ilat, yaitu

kondisi  ummi sehingga tidak ada yang dapat melakukan hisab, maka berlaku

perintah rukyat. Sedang jika ilat tidak  ada (sudah ada ahli hisab), maka perintah

rukyat tidak berlaku lagi.

41

Page 43: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

3. Rukyat umat Islam tidak bisa membuat kalender. Rukyat tidak dapat meramal

tanggal jauh ke  depan karena tanggal baru bisa diketahui pada H-1.

4. Rukyat tidak dapat menyatukan awal bulan Islam secara global.

5. Jangkauan rukyat terbatas, dimana hanya bisa diberlakukan ke arah timur sejauh 10

jam. Orang di  sebelah timur tidak mungkin menunggu rukyat di kawasan sebelah

barat yang jaraknya lebih dari 10 jam. Akibatnya, rukyat fisik tidak dapat

menyatukan awal bulan Qamariah di seluruh dunia karena keterbatasan 

jangkauannya. Memang, ulama zaman tengah menyatidakan, bila terjadi rukyat di

suatu tempat maka rukyat  itu berlaku untuk seluruh muka bumi. Namun, jelas

pandangan ini bertentangan dengan fakta astronomis,  di zaman sekarang saat ilmu

astronomi telah mengalami kemajuan pesat jelas pendapat semacam ini tidak  dapat

dipertahankan.

6. Keenam, rukyat menimbulkan masalah pelaksanaan puasa Arafah. Bisa terjadi di

Makkah belum terjadi  rukyat sementara di kawasan sebelah barat sudah, atau di

Makkah sudah rukyat tapi di kawasan sebelah  timur belum. Sehingga bisa terjadi

kawasan lain berbeda satu hari dengan Makkah dalam memasuki awal  bulan

Qamariah. Masalahnya, hal ini dapat menyebabkan kawasan ujung barat bumi

tidak dapat melaksanakan  puasa Arafah karena wukuf di Arafah jatuh bersamaan

hari Idul Adha di ujung barat itu.

Referensi:Anonin.___.Hisab dan Rukyat.(online).

http://id.wikipedia.org/wiki/Hisab_dan_rukyat. heri, zulfan. 2011. Memahami metode hiusab muhammadiyah.(online).

http://www.riaupos.co.id/opini.php?act=full&id=181&kat=1.

42

Page 44: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

11. Jelaskan bagaimana stuktur organisasi Muhamadiyah

Jawab:

Struktur Organisasi

Organisasi Muhammadiyah1. Jaringan Kelembagaan Muhammadiyah :

o Pimpinan Pusat

o Pimpinaan Wilayah

o Pimpinaan Daerah

o Pimpinan Cabang

43

Page 45: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

o Pimpinan Ranting

o Jama'ah Muhammadiyah

2. Pembantu Pimpinan Persyarikatan

o Majelis

Majelis Tarjih dan Tajdid

Majelis Tabligh

Majelis Pendidikan Tinggi

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

Majelis Pendidikan Kader

Majelis Pelayanan Sosial

Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan

Majelis Pemberdayaan Masyarakat

Majelis Pembina Kesehatan Umum

Majelis Pustaka dan Informasi

Majelis Lingkungan Hidup

Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia

Majelis Wakaf dan Kehartabendaan

o Lembaga

Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting

Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan

Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Lembaga Penanganan Bencana

Lembaga Zakat Infaq dan Shodaqqoh

Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik

Lembaga Seni Budaya dan Olahraga

Lembaga Hubungan dan Kerjasama International

3. Organisasi Otonom

o Aisyiyah

o Pemuda Muhammadiyah

o Nasyiyatul Aisyiyah

44

Page 46: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

o Ikatan Pelajar Muhammadiyah

o Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

o Hizbul Wathan

o Tapak Suci

Referensi :Anonym. __.Struktur Organisasi Muhammadiyah .

http://www.muhammadiyah.or.id/content-54-det-struktur-organisasi.html.

12. Sebutkan dan Jelaskan isme dan aliran sesat yang berkembang di masyakarakat?

Jawab:

Aliran isme yang berkembang dimasyarakat, diantaranya yaitu:

A. Kapitalisme

Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik

modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.

Segi positif tumbuhnya kapitalisme:

1. Lahirnya tenaga kerja bermutu / professional.

2. Kemajuan dibidang pendidikan yang mengikuti perkembangan jaman / teknologi.

3. Baik produsen maupun konsumen saling diuntungkan.

Segi negatif dari tumbuhnya kapitalisme:

1. Modal kecil dimakan oleh modal besar.

2. Memungkinkan lahir monopoli sehingga orang kecil makin kehilangan hak asasi.

3. Mentalitas yang belum siap(bersaing tanpa menjatuhkan lawan).

B. Komunisme

Paham yang mencita-citakan kehidupan harmoni antara kaum kapitalisme dan

kaum buruh. Dalam membangun kehidupan masyarakat yang harmoni hendaknya

mendasari kehidupan masyarakat berbasis komunitas. Dan melalui komunitas ini

mereka berjuang memperbaiki kesejahteraan bersama. (mereka kaum komunis)

berpendapat tidak ada milik pribadi, tetapi milik bersama. Adapun komunitas

mayoritas adalah kaum buruh / kecil. Tokoh komunisme adalah Karl Marx. Orang

45

Page 47: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

yang sangat peduli akan kesejahteraan kaum buruh / kaum kecil. Marx berpendapat

Negara akan maju jika sebagian besar rakyatnya sejahtera.

C. Liberlisme

Liberlisme adalah falsafah politik yang menekankan unsure kebebasan

individu yang dianggap sangat bernilai dan peran Negara dalam melindungi hak-hak

warga negaranya.

Liberalisme adalah paham yang mementingkan:

Hak milik seseorang.

Kebebasan dalam mengelola hak miliknya dengan baik.

John Locke menyatakan bahwa bahwa manusia memiliki 3 hak kodrat :

a. Life : hidup layak sebagai manusia

b. Freedom : Bebas berbuat sesuatu, berdasarkan rasional dengan tujuan kebaikan

lebih dari hari kemarin dan tidak merugikan bagi orang lain.

c. Property    : hak untuk memiliki tempat tinggal yang layak dari usahanya sendiri

(bila ada kekurangan Negara membantunya).

Segi positif dari liberalisme :

1. Setiap manusia memiliki hak milik yang dilindungi dan dihormati.

2. Setiap manusia diberi kesempatan mengelola hak miliknya demi memenuhi

kebutuhan hidup.

3. Mengupayakan (memelihara alam).

Segi negatife dari liberalisme :

1. Melahirkan orang-orang yang sifatnya individualis / egoism yang kuat. (namun

bukan manusia memakan manusia lain / homohomini lupus).

2. Kebebasan yang diberikan mudah disalah gunakan untuk tindakan tak

bertanggung jawab.

D. Sekularisme

Sekularisme dalam penggunaan masa kini secara garis besar adalah sebuah

ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan harus berdiri terpisah

46

Page 48: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

dari agama atau kepercayaan. Sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama

dan kebebasan dari pemaksaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka

yang netral dalam masalah kepercayaan serta tidak menganakemaskan sebuah

agama tertentu.

Alasan-alasan pendukungan dan penentangan sekularisme

Pendukung sekularisme menyatakan bahwa meningkatnya pengaruh

sekularisme dan menurunnya pengaruh agama di dalam negara tersekularisasi adalah

hasil yang tak terelakan dari Pencerahan yang karenanya orang-orang mulai beralih

kepada ilmu pengetahuan dan rasionalisme dan menjaduh dari agama dan tahayul.

Penentang sekularisme melihat pandangan diatas sebagai arrogan, mereka

membantah bahwa pemerintaan sekular menciptakan lebih banyak masalah dari paa

menyelesaikannya, dan bahwa pemerintahan dengan etos keagamaan adalah lebih

baik. Penentang dari golongan Kristiani juga menunjukan bahwa negara Kristen

dapat memberi lebih banyak kebebasan beragama daripada yang sekular. Sosialisme

Sosialisme adalah paham yang mengatakan manusia yang memerlukan

manusia lain untuk menjadi manusia.

E. Sosialisme

Sosialisme melahirkan rasa setiakawan yang kuat dalam masyarakat, sehingga

memiliki Negara / lembaga menjadi milik bersama.

Segi positif sosialisme:

1. Rakyat dihargai, sehingga rakyat ikut mengawasi jalannya roda pemrintah.

2. Membangun untuk tumbuhnya rasa memiliki Negara dihati rakyat, sehingga

masyarakat ikut bertanggung jawab mati hidupnya pemerintah.

Segi negatifnya sosialisme:

1. Hak person kurang dihargai

2. Setiap pribadi tidak bisa mengklaim keberhasilannya, sebab keberhasilan

milik bersama. (hilangnya rasa kebanggaan pribadi).

F. Fanatisme

Fanatisme lebih dari sekedar antusiasme dan keyakinan dan seyakin-yakinnya

bahwa perspektif sebuah kaum adalah prespektif sentral, dalam arti satu-satunya

perspektif yang benar atau satu-satunya perspektif yang paling benar.

47

Page 49: TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Referensi:

Anonim. 2011. Beberapa Paham (isme) yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/beberapa-paham-isme-yang-berpengaruh-dalam-kehidupan-masyarakat-di-indonesia-2/.  

48