tugas kemasan

11
TUGAS TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN KLASIFIKASI PENGEMAS DAN PENGGUNAANNYA Oleh : Gilang Radhitya Pratama NIM : 125100601111010 KELAS : K TEKNIK BIOPROSES JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: radhitya-gilang

Post on 03-Dec-2015

256 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tentang kemasan dan syaratnya

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas kemasan

TUGAS TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

KLASIFIKASI PENGEMAS DAN PENGGUNAANNYA

Oleh :

Gilang Radhitya PratamaNIM : 125100601111010

KELAS : K

TEKNIK BIOPROSESJURUSAN KETEKNIKAN PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Page 2: Tugas kemasan

Kemasan

Kemasan adalah kegiatan penempatan produksi ke dalam wadah dengan segala jenis material lainnya yang dilakukan oleh produsen atau pemasar untuk disampaikan kepada konsumen. Pengemasan menurut WTO yaitu suatu sistem yang terpadu untuk mengawetkan, menyiapkan produk, hingga siap untuk didistribusikan ke konsumen akhir dengan cara yang murah dan efisien. Kemasan berfungsi sebagai pelindung, sebagai sarana promosi & informasi, dan memberikan nilai tambah. Kemasan melindungi produk, baik dari pengaruh luar maupun dalam. Biasanya kemasan melindungi dari sinar matahari berlebih, kelembaban, dsb terhadap produk serta melindungi dari pengaruh penanganan yang tidak benar. Kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi atau membungkus pangan baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak. Kemasan pangan ditujukan untuk memberi perlindungan pada pangan, misalnya untuk mencegah atau mengurangi kerusakan, meindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti permeasi gas, kelembaban, gesekan, benturan dan getaran, gangguan kimia seperti oksidasi dan sinar ultraviolet, juga gangguan biologik seperti bakteri dan kapang.

Saat ini terdapat banyak negara yang semakin memberikan perhatian khusus pada kemanan kemasan pangan yang beredar, karena adanya potensi komponen dari kemasan bermigrasi ke dalam pangan. Sebagian komponen kemasan pangan tersebut dapat menimbulkan efek buruk dan membahayak kesehatan. Komponen berbahaya tersebut dapat berasal dari residu bahan baku kemasan misalnya monomer, katalis yang digunakan untuk mempercepat laju reaksi, hasil urai bahan dasar dan bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan kemasan pangan.

Jenis – Jenis Kemasan

1. Edible film

Edible film merupakan lapisan tipis yang digunakan untuk melapisi makanan (coating), atau diletakkan diantara komponen yang berfungsi sebagai penahan terhadap transfer massa seperti kadar air, oksigen, lemak, dan cahaya atau berfungsi sebagai pembawa bahan tambahan pangan. Dalam berbagai kasus edible film dengan sifat mekanik yang baik dapat menggantikan pengemas sintetik. Meskipun edible film tidak ditunjukkan untuk mengganti secara total pengemas sintetis, tetapi edible filmtidak ditunjukkan untuk mengganti secara total pengemas sinstetis, tetapi edible film memiliki potensi untuk mengurangi pengemasan danmembatasi perpindahan uap air, aroma, dan lemak antara komponen makana, Potensi tersebut tidak dimiliki oleh pengemas sintetis (Krochta dande Mulder Jhonston,1997)

2. Kemasan Plastik

Plastik adalah campuran yang mengandung polimer, filler, pemlastis, pengawet, nyala, antioksidan, lubrikan, penstabil panas, dan pigmen warna. Jenis polimer yang banyak digunakan adalah polietilen, polivinil klorida dan polistirina. Resiko yang dapat ditimbulkan akibat campuran senyawa tersebut diantaranya, senyawa kimia toksisk, yang merupakan akibat bermigrasinya plasitk dengan produk pangan, yang depengaruhi oleh tingginya suhu dan lamanya waktu kontak. Jenis kemasan plastik adalah sebagai berikut.

a. PET (polyethylene terephthalate)

Jenis plasitk ini bersifat jernih dan transaparan, kuat, tahan pelarut, kadep gas dan air, melunak pada suhu 80oC. Biasanya digunakan untuk botol minuman, minyak goreng,kecap, sambal, obat, dan tidak digunakan untuk air hanta apalagi panas. Pada

Page 3: Tugas kemasan

jenis plastik ini, disarankan hanya untuk satu kali penggunaan dan tidak untuk mewadahi pangan dengan suhu >60oC

b. HDPE (Higj density Polyethylene)

Bahan plastik ini bersifat keras gingga semi fleksibel, tahan terhadap bahan kimia dan kelembaban, dapat ditembus gas, permukaan berlilin, buram, mudah diwarnai, diproses dan dibentuk, melunak pada suhu 75oC. Biasanya digunakan untuk botol susu cair, jus, minuman, wadah es krim, kanting belanja, obat, tutup plastik. Disarankan hanya untuk satukali penggunaan karena jika digunakan berulang kali dikhawatirkan bahan penyusunnya lebih mudah bermigrasi ke dalam pangan.

c. PVC (Polyvinyl chloride)

Bahan plastik inisulit untuk didaur ulang. Bersifat lebih tahan terhadap senyawa kimia. Biasanya digunakan untuk botol kecap, botol sambal, baki, plastik pembungkus. Plastik jenis ini sebaiknya tidak untuk mewadahi pangan yang mengandung lemak/minyak, alkohol dan dalam kondisi panas

d. LDPE (Low density polyethylene

Bahan plasitk ini mudah diproses, kuat, fleksibel, kedap air,tidak jernih tapi tembus cahaya, melunak pada suhu 70oC. Biasanya digunakan untuk botol madu, wadah yoghurt, kantong kresek, palstik tipis. Plastik ini sebaiknya tidak digunakan kontak langsung dengan pangan

e. PP (Polypropylene)

Ciri-ciri plastik jenis iibiasanya transparan tetapi tidak jerniuh atau berawan, keras tetapi flesibel, kuat, permukaan berlilin, tahan terhadap bahan kimia, panas, dan minyak, melunak pada suhu 140oC.Merupak pilihan bahan plastik yang baik untuk kemasan pangan, tempat obat, botol susu, sedotan

f. PS (Polystyrene)

Terdapat dua macam PS, yaitu yang kaku dan lunak. PS yang kaku biasanya jernih seperti kaca, kaku,getas, mudah terpengaruh lemak dan pelarut (seperti alkohol), mudah dibentuk,melunak pada suhu 95oC. PS yang lunak berbentuk bisa biasanya berwarna putih, lunak, getas, medahterpengaruh lemak dan pelarut lain seperti alkohol. Bahan ini dapat melepaskan styrene jika kontak dengan pangan. Biasanya digunakan sebagai wadah makanan atau minuman sekali, pakai, wadah CD, akrton wadah telur,dll.Kemasan styrofoam sebaiknya tidak digunakan dalam microwave. Kemasan styrofoam yang rusak atau berubah bentuk sebaiknya tidak digunakan untuk mewadahi makanan berlemak atau berminyak terutama dalam keadaaan panas.

g. Melamin

Termasuk dalam golongan plasitk temoset atau plastik yang tidak dapat didaur ulang. Bersifat keras, kuat, mudah diwarnai, bebas ras danbai, tahan terhadap pelarut dan noda, kurang tahan terhadap asam dan alkali. Terbuat dari resin (bahn pembuat plastik) dan formaldehid atau formalin. Kandungan formalin dan melamin dapat bermigrasi ke dalam pangan, terutama jika produk pangan dalam keadaan panas, asam dan mengandung minyak. Biasanyan digunakan sebagai peralatan makan, misalnya piring,

Page 4: Tugas kemasan

cangkir sendok, garpu, sendok nasi. Melamin yang tidak memenuhi syarat sebaiknya tidak digunakan untuk mewadahi pangan yang berair, mengandung asam, terlebih dalam kondisi panas.

3. Kemasan Kertas dan Sejenisnya

Bahan pengemas yang berasl kertas dan sejenisnya sudah lama dikenal masyarakat, termasuk kertas tisu, koran bekas, ataupun kertas bekas lainnya yang telah diputihkan. Struktur dasar kertas adalah bubur kertas (selulosa) dan felted mat. Komponen lain adalah hemisolulosa, fenil propan terpolimerisasi sebagai lem untuk merekatkan serat, minyak esensial, alkaloid, pigmen, mineral,. Pada pembuatan kertas terkadang digunakan klor sebagagai pemutih, adhesive aluminium, pewarna dan pelapis. Bahan berbahay yang ada dalam kertas, yang dapat bermigrasi kedalam pangan atara lain adalah tinta dan klor. Mengingat penggunaan kemasan kertas dapat memeberikan ancaman bagi kesehatan, maka pemilihan bahan yang dikemas, dan penggunaan kertas sebagai pengemas harus diperhatikan. Kertas bertinta seharisnya tidak digunakan untuk membungkus bahan pangan secara langsung. Migrasi bahan kikia berbahaya dari kemasan dapat mengakibatkan terjadinya keracinan ataupun akumulasi bahan toksik.

a. Kertas kulturalTerdiri atas kertas cetak dan kertas tlis. Kertas cetak dibagi kedalam kertas putih, kertas cetak berwarna, kertas gambar, kertas offset dan sebagainya. Sedangkan kertas tulis dibagi kedalam kertas cek, kertas buku tulis, kertas cetak ketikan dan sebagainya.

b. Kertas industri umumnya terdiri dari kertas untuk memebungkus dan mengemas, misalnya kertas kraft, kertas manilia, kertas glassin, kertas kedap lemak, kertas anti-tornish, kertas permanen, ertas pounch, kertas tissue, kertas krep, kertas lilin, kertas tahan basah, dan sebagainya.

Berikut merupakan beberapa jenis kertas pengemas dan kegunaannya.

1. Kertas glasin dan kertas tahan minyakKertas ini dibuat dengan cara memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan-bahan lain seperti plastisizer bertujuan untuk menambah kelembutan dan kelenturan ketas, sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yanh lengket. Penambahan antioksidan bertujuan untuk memperlambat ketengikan dan menhambat pertumbuhan jamur atau khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli, dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin. Kertas glasin juga digunakan sebagai bahan dasar laminat.

2. Kertas kraftMempunyai sifat yang sangat kuat dan banyak digunakan untuk membuat kantong kertas dalam ukuran besar. Kertas ini dibuat dari buubr sulfat dan kayu kraft (yang berasal dari Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas glassine, sehingga bahan pangan yang dibungkes dengan kertas ini akan tetap kering lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin kertas ini biasanya digunakan untuk mengemas keju di Negara-negara Eropa.

Page 5: Tugas kemasan

3. Kertas PekamenKertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti mentega, margarine, biscuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering, atau digoreng), daging (segar, kering,diasap atau dimasak), hasil ternak lain, teh dan kopi.

4. Kertas lilinKertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya adalah lilin parafin dengan titik cair 46-74oC dan dicampur polietilen (titik cair 100-124oC) atau petrolatum (titik cair 40-52oC). Kertas ini dapat menghambat air, tahan terhadap minyak atau oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau, dan lain-lain

5. Kertas Soluble Kertas soluble adalah kertas yang dapat larut dalam air. Kertas ini diperkenalkan pertama sekali oleh Gilbrath Company, Philadelphia dengan nama dagang Dissolvo. Digunakan untuk tulisan dan oleh FDA (Food and Drug Administration) tidak boleh digunakan untuk pangan. Sifat-sifat kertas soluble adalah kuat, tidak terpengaruh kelembaban tetapi cepat larut di dalam air.

4. Kemasan logam

Kemasan kaleng dapat terbuat dari berbagai jenis logam misalnya seng, aluminium dan besi. Dalam kadar rendah alumunium dan seng tidak beracun bagi tubuh manusia, Namun perludiperhatikan bahwa logam akan bereaksi dengan asam, yang menyebabkan logam tersebut melarut. Banyak bahan pangan yang bersifat asam, sehingga kontak antara asam dengan kemasan logam dapat melarutkan kemasan loga yang bersangkutan. Waktu kontak berkorelasi positif dengan benyaknya logam yang terlarut, artinya semakin lama waktu kontak, maka semakin banyak logam yang terlarut. Oleh karena itu perlu dipilih jenis pangan yang layak dikemas dengan kaleng atau kemasan logam, agar kualitas produk pangan tetap terjaga. Perlu pula diperhatikan penggunaan bahan tambahan pada pembuatan kaleng seperti, cat, serta bahan pelapis kaleng organik epoksi fenoldan organosol. Kaleng ataupun kemasan logam lainnya tidak bilehmengandung logam timbal, kromium, merkuri, dan kadmium karena dapat mengakibatkan efek negatif terhadap kesehatan manusia.

Klasifikasi bahan pengemas logam

a. Kaleng plat timah dan baja bebastimahPlat timah adalah bahan yang digunakan untuk membuta kemasan kaleng, teridir dari lenbaran baja dengan pelapis timah. Lembaran mengndung timah putih berkisar 1,0-1,25% dengan ketebalan 0,15-0,5mm.

b. Kemasan aluminiumAluminium foil adalah bahan kemasan berupa lembaran logam aluminium yang padat dan tipis dengan ketebalan <0,15. Kombinasi alumunium foil dengan bahan kemasan lain dapat menghasilkan kemasan baru yaitu retort pouch. Contohnya adlah kemasan yang terdiri dari poliester-adhesif-alumunium-foiladhesif-polipropilen.

c. Kemasan aerosolKemasan aerosol banyak digunakan unruk mengemas produk-produk non pangan seperti kosmetika (parfum), Pembersih kaca, dll. Kemasan aerosol dalam bidang pangan yaitu kemasan whipped cream kemasan aerosol terdiri dari 3 bagian yaitu produk cair, propelen, pendorong cairan, dan bagian gas dengan pengaruh tekanan.

Page 6: Tugas kemasan

d. DrumDrum logam untuk bahan pangan umunya dibuat dari baja atau alumunium. Drum bahabanyak digunakan untuk minyak goreng. Bentuk drum yang lain yaitu jemblung dibuat dari kaleng dengan bahan dasar seng,biasanya digunakan untuk kerupuk/ jajanan kering.

5. Kemasan Kaca

Kaca/gelas dan porselen merupakan kemasan yang paling tahan terhadap air, gas ataupun asam, atau memiliki sifat inert. Kemasan kaca juga dapat diberi warna, banyak digunakan untuk produk minuman yang memiliki sifat-sifat tertentu sehingga dapat menyaring cahaya yang masuk ke dalam kemasan kaca. Jenis kemasan ini dianggap kemasan yang paling aman untuk produk pangan. Porselen atau keramik, biasanya sering digunakan sebagai gelas atau peralatan makan. Selain ada yang dibuat dari tanah liat, ada pula porselen yang dibuat dari bahan dolomite dengan beberapa bahan campuran lainnya. Porselen cukup aman digunakan sebagai wadah makanan, terutama yang bersuhu tinggi. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih gelas, atau peralatan makan dari porselen antara lain suhu pembakaran pada saat pembuatan serta bahan bakunya. Porselen dibuat dengan cara dibakar pada suhu sangat tinggi yaitu di atas 1200°C.

Kategori Pemilihan Jenis Pengemas Pangan

Sifat bahan kimia pengemas, kompatibilitasnya harus dinilai secara seksama. Apakah bahan kimia tersebut mudah termigrasi, misalnya pangan dengan kadar lemak tinggi atau pangan bersuhu tinggi, tidak boleh dikemas dengan plastik yang dapat berpeluang melepaskan monomer yang bersifat karsinogenik kedalam pangan, serta evaluasi terhadap pengaruh suhu dan waktu kontak terhadap komposisi yang dikandung pengemas. Evaluasi terhadap faktor lingkungan ini diperlukan karena mengingat migrasi bahan toksik sangat dipengaruhi suhu, lama kontak dan jenis senyawa toksik dalam kemasan. Hal yang harus diperhatikan adalah :

a. Derajat asam basa (PH)Pangan memiliki kadar asam basa yang beragam. Ada pangan yang bersifat asam, netral dan ada pula yang basa. Pangan yang bersifat asam sebaiknya tidak dikemas dalam kemasan yang terbuat dari logam. Sedangkan pangan yang bersifat netral lebih banyak memiliki kecocokan dengan banyak jenis bahan pengemas.

b. Suhu penyimpananPengemasan pangan ada yang dilakukan pada saat pangan bersuhu tinggi (diatas 60oC), suhu kamar, ataupun suhu rendah. Pengemasan pangan pada suhu tinggi, ataupun penyimpanan pangan terkemas pada suhu tinggi dapat meningkatkan migrasi bahan kimia toksik, misalnya formaldehid dari kemasan melamin dapat bermigrasi kedalam pangan pada suhu tinggi

c. Kandungan bahan kimiaBahan kimia yang dominan dalam pangan dapat berupa protein, lemak/minyak, garam dan sebagainya. Pemilihan kemasan sebaiknya disesuaikan dengan kandungan bahan kimia pada pangan. Sebaiknya kemasan yang dipilih adalah yang tidak bereaksi dengan bahan kimia pada pangan. Sebagai contoh: Pangan berkadar garam tinggi, akan dapat mendegradasi kemasan logam.

Page 7: Tugas kemasan

Migarsi kandungan pengemas terhadap bahan pangan

Migrasi merupak perpindahan bahan kimia baik itu polimer, monomer ataupun katalisator kemasan kedalam pagan. Migrasi bahan kimia tersebut memberikan dampak berupa penurunan kualitas pangan dan keamanan pangan, juga menimbulkan efek terhadap kesehatan. Jumlah senyawa termigrasi pada umumnya tidak diketahui secara pasti, tetapi dapat berpengaruh fatal terutama [ada jangka pangjang. Faktor yang mempengaruhi migrasi adalah jenis serta konsentrasi bahan kimia yang terkandung, sifat dan komposisi pangan, suhu dan lama kintak serta kulaitas bahan kemasan (jika bahan bersifat inert atau tidak mudah bereaksi maka potensi migrasinya kecil dan demikian pula sebaliknya)

Migrasi bahan toksisk merupakan masalah serius jangka panjang bagi kesehatan konsumen, oleh karena itu diperlukan perhatian khusus dalam pemilihan kemasan pangan. Menyikapi keberadaan jenis bahan kemasan yang mudah bermigrasi kedalam produk pangan, diperlukan kebijakan khusus yang efektid dan mencapai sasatan dalam pemilihan kemasan.

Page 8: Tugas kemasan

SUMBER

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 Tentang Pengawasan Kemasan Pangan.

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Tanya Jawab tentang Kemasan Pangan. 2010.

Europian regulation (EC) N0. 1935/2004 on materials and articles intended to come into contact with food.

Commission Directive 2002/72/EC on relating to plastic materials and articles intended to come into contact with foodstuff.

S.S. Deshpande. 2002, Handbook of Food Toxicology, New York-Bassel: Marcel Dekker, Inc.

http://www.bbpp-lembang.go id (diunduh April 2012).

http://www.ecologycenter.org/factsheets/plastichealtheffects.html (diunduh April 2012).

http://www.thesite.org/healthandwellbeing/fitnessanddiet/food/foodpackaging