tugas kelompok 8 motorik
TRANSCRIPT
TUGAS
BELAJAR MOTORIK
TENTANG
MENGETAHUI DAN MEMAHAMI PERKEMBANGAN MOTORIK
DISUSUN OLEH 8 :
MHD. HENDRIKA
FAISAL TANJUNG
DIMAS PRASETYO
Pendidikan dan Kesehatan
Fakultas Ilmu Olahraga
UNIVERSITAS JAMBI
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjat kan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kemurahannya lah
saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul ‘MENGETAHUI DAN MEMAHAMI
PERKEMBANGAN MOTORIK’ dengan lancar.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi saya pada
khususnya, saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna untuk itu saya menerima saran dan kritik yang membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan. Akhir kata saya sampaikan terimakasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................I
KATA PENGANTAR.....................................................................................................II
DAFTAR ISI..................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
RUMUSAN MASALAH...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
1.1 PENGERTIAN PERKEMBANGAN MOTORIK DAN PENGARUHNYA .......4
1.2 KONSEP DAN DEFINISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIK DAN
MOTORIK .................................................................................................................5
1.3 PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK......................................................................6
1.4 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIK...................................................7
1.5 TAHAPAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK..................................................8
1.6 PERKEMBANGAN PERSEPSI GERAK....................................................................9
1.7 KOMPONEN SISTEM PERSEPSI MOTORIK........................................................10
1.8 HUBUNGAN APLIKASI PERKEMBANGAN MOTORIK PADA PENJAS..............11
1.9 TEKNIK LATIHAN PERKEMBANGAN GERAK....................................................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................................13
KESIMPULAN.................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembelajaran keterampilan gerak merupakan salah satu bagian dari pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah, yang kepadanya dibebankan tanggung jawab untuk mencapai
pembelajaran agar anak memiliki keterampilan gerak yang memadai. Keterampilan gerak
merupakan kemampuan yang seharnsnya dimiliki oleh siswa sebagai bekal dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Apabila seorang anak mempunyai keterampilan gerak yang baik,
makadia mempunyai kesempatan yang besar untuk dapat menguasai kecakapan hidup yang
dibutuhkan. Persoalan yang muncul adalah bagaimana guru pendidikan jasmani dapat
menciptakan, mendorong dan mengelola situasi pembelajaran dengan segenap
kemampummya agar anak dapat belajar dan mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk dapat
mencapai tujuan pencapaian keterampilan gerak yang baik melalui pembelajaran pendidikan
jasmani bukan merupakan upaya yang mudah.
Rumusan masalah:
1.Pengertian perkembngan motorik ?
2. Konsep dan Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik dan Motorik?
3. Perkembangan Psikomotorik ?
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik ?
5. Tahapan Perkembangan Fisik Motorik ?
6. Perkembangan Persepsi Gerak ?
7. Komponen Sistem Persepsi Motorik ?
8. Hubungan Perkembangan Motorik terhadap Penjas ?
9. Teknik Latihan Perkembangan Gerak ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN MOTORIK DAN PENGARUHNYA
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik
terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan
senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka,
melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-
bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari
satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan
menunjang perkembangan rasa percaya diri.
Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat
dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak
untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi
anak yang fringer (terpinggirkan)
B.KONSEP DAN DEFINISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIK DAN
MOTORIK
Perkembangan motorik merupakan perubahan tingkah laku motorik yang terjadi secara terus-menerus
sepanjang siklus kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh tuntutan – tuntutan tugas ,biologis
individual dan juga lingkungan. Perkembangan diartikan sebagai satu perubahan individu pada tingkat
fungsional. Sedangkan dalam domain psikomotorik, kognitif dan afektif, tingkat fungsional yang
dimaksud adalah produk keturunan, kematangan, pertumbuhan,dan pengalaman sebagai pengaruh dari
lingkungan.
Secara konseptual, perkembangan anak didasarkan pada tiga domain yaitu psikomotorik, kognitif dan
afektif. Domain psikomotorik terdiri atas kemampuan fisik dan motorik yang didasarkan pada proses
biologis ( pertumbuhan ) dan motorik (fungsional ).
Perkembangan Psikomotorik merupakan seluruh kemampuan pokok dalam memfungsikan
keterampilan motorik. Dalam perkembangan psikomotorik terbagi menjadi tiga bagian yaitu,
pertumbuhan dan perkembangan motorik dan pengembangan persepsi motorik serta kesegaran
jasmani.
Pertumbuhan dan perkembangan dan fisik merupakan semua hal kapasitas anak untuk melakukan
kegiatan olahraga tergantung struktur fisik dan bagaimana cara perkembangan mulai dari usia dini
hingga dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan fisik secara kuantitatif dan
fungsional seperti pada sistem syaraf, tulang dan otot.
C.PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK
Dalam pertumbuhan terdapat istilah Cephalocaudal dan Proximodistal. Cephalocaudal adalah
perkembangan fisik yang terjadi secara longitudinal dari kepala hingga kaki. Ini perkembangan yang
terjadi secara bertahap khususnya terhadap peningkatan pengendalian otot yang dimulai dari otot
kepala dan leher kebagian togok Fenomena ini terjadi pada masa fetus ( bayi dalam kandungan ).
Pertama kepala dibentuk dan kemudian kepala dan lengan terakhir tungkai. Sedangkan yang
dimaksud dengan proximosdistal adalah perkembangan yang dimulai dari bagian tengah tubuh ke
bagian tepi yaitu pengendalian pertumbuhan pada otot yang terjadi pada tonggok dan bahu sebelum
pergelangan tangan, tangan, dan jari tangan. Pengendalian motorik kasar kehalus anak – anak melalui
pengendalian yang bersifat umum dan halus pada anak –anak dapat diartikan sebagai pengendalian
yang dilakukan pertama kali oleh sekelompok otot besar dan selanjutnya anak mampu membedakan
bagian – bagian otot yang lebih halus untuk bergerak secara sendiri – sendiri. Kecendrungan bilateral
dan unilateral.Pada saat perkembangan awal dalam mengendalikan motorik, gerakan yang dilakukan
masih bersifat lateral yaitu kecendrungan ank- anak untuk memanifulasi suatu benda. Secara bertahap
anak – anak akan memulai memilih menggunakan kakinya secara bersamaan dengan tangannya.
Pembedaan dan penyatuan (differentiation dan Integration ). Kedua jenis proses ini yang terkait
dengan meningkatnya fungsi motorik yang bersumber dari perkembangan system syaraf.
Differentiation berkaitan dengan perkembangan bertahap dari pengendalian motorik umum atau gross
ke pengendalian motorik yang lebih halus. Sedangkan Intergration adalah suatu kegiatan motorik
yang banyak melibatkan fungsi kedalam integrasi yang terkordinasi satu sama lain. Perkembangan
motorik akan dipengaruhi oleh kematangn dan pengalamannya seperti melalui pengajaran, latihan dan
juga peralatan dalam menguasai keterampilan motorik. Pylogenetic dan ontogenetic. Keterampilan
pylogenetic adalah tingkah laku yang cenderung terjadi secara otomatis serta dengan urutan yang
dapat diperkirakan sebelumnya seperti pada gerakan meraih, menjangkau dan juga mampu bertahan
terhadap pengaruh ingkungan sekitarnya.Perilaku ontogenetic adalh perilaku yang dipengaruhi
melalui belajar dan lingkungan sekitar seperti berenang, bersepeda dan sejenisnya.
D.PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIK
Pertumbuhan dan perkembangan dan fisik merupakan semua hal kapasitas anak untuk melakukan
kegiatan olahraga tergantung struktur fisik dan bagaimana cara perkembangan mulai dari usia dini
hingga dewasa.Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan fisik secara kuantitatif dan
fungsional seperti pada sistem syaraf, tulang dan otot.
1. Perkembangan Sistem Syaraf
Sistem saraf otak merupakan sistem pusat dan komunikasi bagi tubuh manusia. Sistem syaraf meliputi
otak, sumsum tulang belakang, serta syaraf –syaraf ferifer. Melalui pembedaan dan penyatuan, sel
akan berkembang dan membesar ,dilapisi jaringan lemak berwarna putih yang disebut myline yang
memiliki fungsi untuk meningkatkan efektifitas transmisi rangsang syaraf dan juga sekaligus sebagai
insulator terhadap rangsangan syaraf yang salah.
Cerebral Cortex adalah bagian otak yang berfungsi mengontrol respon gerak yang disadari serta
diperlukan untuk penguasaan bahasa ,berpikir abstrak dan semua proses kogntif. Perkembangan ini
hampir sempurna pada saat anak berusia 4 tahun.
Cerebblum merupakan bagian otak yang berkembang paling akhirdan berfungsi dalm control
temporal ( timing ), pengaturan gerak, terampil yang disadari serta untuk mempertahankan
keseimbngan tubuh. Fungsi ini disempurnakan oleh vestibular lainnya, dimana informasi datang akan
di transmit ke berbagai otot yang bertanggung jawab utnuk mempertahankan keseimbangan.
2. Perkembangan Tulang dan Berat Badan.
Tulang memiliki fungi pada tubuh sebagai penyokong berat badan serta menyiapkan sistem gerak dan
tuas untuk melakukan gerakan. Pada orang dewasa ada 206 tulang yang sangat kuat yang
dikembangkan dari tulang lunak sampai menjadi mudah retak pada usia anak –anak dan remaja.
Percepatan dan pertumbuhan pada anak perempuan dimulai sejak usia 9tahun dan mencapai
puncaknya pada usia 12 atau 13 tahun. Jadi sedikit lebih tinggi dari pada anak laki laki yang berusia
12 sampai 14 tahun. Tetapi setelah ini anak laki –laki akan mulai lebih tumbuh lebih tinggi daripada
anak perempuan.
3. Perkembangan Otot
Ada tiga jenis otot yaitu otot halus, jantung, dan rangka. Jaringan otot halus membangun bagian otot
dari organ- organ internal dan berfungsi secara otomatis, otot jantung berfungsi tanpa sadar dibawah
kendali otak. Sedangkan Otot rangka merupakan organ yang dapat berkontraksi secara sadar
berdasarkan rangsangan dari otak – otak melalui syaraf – syaraf gerak yang mempengaruhi otot.
Peningkatan ukuran otot secara normal oleh latihan dan obat – obatan disebut hipertrofi. Berat otot
meningkat rata- rata 40 kali dari saat dilahirkan sampai usia dewasa Ini berarti bahwa anak usia 12
tahun memiliki jumlah rata –rata jaringan otot 2 kali lipat dari anak usia 6 tahun.
E.TAHAPAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK
Perkembangan Keterampilan Gerak Manusia adalah makhluk yang selalu berkembang. Bermula dari
dalam kandungan, lahir kemudian menjadi dewasa, tua dan meninggal.
1.Natal
Masa natal adalah masa dimana manusia memasuki tahap dalam kandungan sampai 1 bulan. Natal
terbagi menjadi 2 tahap,yaitu :
1. Preonatal (dalam kandungan sampai dengan dilahirkan)
2. Neonatal (Masa lahir sampai 1 bulan)
Aktifitas gerak pada masa ini meliputi gerak reflex sederhana,seperti :
a. Gosok-menggosok
b. Menggenggam
c. Membengkok
d. Meluruskan
e. Mengatur sikap.
2.Masa bayi ( Infancy )
Masa bayi adalah masa sejak individu dilahirkan sampai berusia 1 tahun atau 2 tahun.Tingkah laku
meliputi tingkah laku yang disadari serta dikendalikan dengan otot secara bertahap berkembang
kearah cephacaudal-proximodistal yaitu bagian kepala, leher, togok sampai kekaki dan juga dari
togok kebagian samping belakang.Beberapa tingkah laku ini meliputi merangkak, menggulung,
berjalan,serta menggenggam yang disadari.
Pada masa ini gerakan yang terjadi,meliputi:
a. Menggangkat bahu ( 1 Bulan )
b. Menggangkat dada ( 2 Bulan )
c. Duduk dengan bantuan (4 bulan )
d. Duduk di pangkuan ( 5 Bulan )
e. Duduk Sendiri (7 Bulan )
f. Berdiri dengan bantuan (8 Bulan )
g. Berdiri dengan berpegangan ( 9 BUlan )
h. Merangkak ( 10 bulan )
i. Berjalan di bombing (11 bulan )
j. Berdiri sendiri ( 14 Bulan )
k. Berjalan sendiri (15 BUlan )
3.Childhood ( Masa Kanak-Kanak )
Pertumbuhan pada usia kanak- kanak ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dan relative stabil.
Bagaimanapun juga tulangnya masih lemah. Pola gerakannya meliputi:
a. Berjalan kesamping
b. Berlari dengan pelan
c. Berjalan
d. Meloncat kira-kira 40-80 cm
4. Children ( Masa Kecil ) dan Child ( Masa Anak – Anak )
Pada masa ini ,anak kecil perkembangna fisiknya berada pada suatu tingkatan dimana secara
organisme telah memungkinkan untuk melakukan beberapa maam gerakan dasar dengan beberapa
variasinya.
Gerakan berjalan dan memegang yang telah dilakukan pada masa bayi dan dikuasai pada saat anak
kecil.Selain makin dikuasai pada saat anak kecil,hasil ini merupakan hasil dari pengembangan gerkan
berjalan dan memegang :
a. Berjalan
b. Mendaki
c. Meloncat
d. Menyepak
e. Melempar
f. Menangkap
g. Memantulkan bola
\ h. Memukul
i. Berenang
j. Memanjat
Agar seorang anak bias tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuia dengan potensinya perlu
diperhatikan sifat perkembangan dan pertumbuhannya. Sifat tersebut digunakan sebagai upaya
memberikan kondisi yang sesuai dengan kondisi anak-anak dalm melakukan aktifitas sebagai berikut:
1. Aktifitas fisik yang cukup yang memerlukan penggunaan otot - otot besar misalnya
kaki,lengan,bahu.
a. Berlari-lari
b. Memanjat
c. Bergulung-guling
d. Merangkak
2. Permainan kecil
3. Kesempatan mencoba berbuat sesuatu dan meniru gerakan
a. Bermain bola dengan kaki atau tangan dengan cara masing- masing
b. Mengatasi rintangan dengan cara melompat,menerobos,mengintari sesuatu menurut cara masing-
masing.
4. Belajar kerja sama
a. Bermain dengan bola secara kelompok-kelompok
b. Lomba lari
c. Bermain dengan lomba secara berkelompok
d. Senam
Dalam memberikan gerakan,jangan memberikan gerakan yang rumit dan membuat otot
terpaksa,berikanlah gerakan bermain karena anak anak memilik sifat bermain.
5.Prapuberty, Puber serta Adolisence (Masa Puber dan Remja 12- 25 tahun )
Pada masa ini merupakan waktu yangtepat untuk mengikuti beragam pertandingan atau kegiatan
olahraga .Mereka memiliki perhatian, kemauan, motivasi untuk meningkatkan penampilan yang
didapat pada masa kanak-kanak kecil hingga anak-anak.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam masa ini:
1. Aktifitas yang mengunakan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini mereka
diberikan kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam berbagai kegiatan
a. Bentuk aktivitasnya meliputi pengenalan keterampilan olahraga,anak di kenalkan tekhnik
olahraga dan bentuk olahraga.
-Bermain dengan menggunakan media bola,misalnya bermain voli kita sebagai pendidik,kita
ajarkan bagaimana bermain bola dan tekhniknya.
b. Berlatih dengan situasi berulang-ulang ( drill )
-Menyepak bola dengan sasaran tertentu secara berulang-ulang.
-Melempar bola atau shooting dengan menggunakan sasaran tertentu secara berulang ulang.
2. Aktifitas dengan perkembangan fisik.
Program latihanuntuk pengembangan fisik
- Squat jump ( Meningkatkan kekuatan kaki )
- Push up ( Meningkatkan kekuatan tangan )
- Sit up ( Meningkatkan kekuatan perut )
- Back up ( Meningkatkan kekuatan punggung )
3. Latihan relaksasi
a. Peregangan otot – otot
b. Pengendoran otot –otot
4. Menuju prestasi dengan cara dibina dan masuk club karena pada masa ini adalah masa keemasan
untuk berprestasi.
6.Adult
Perkembangan gerak orang dewasa merupakan periode penigkatan yang terhenti. Peningkatan
kemapuan fisik orang dewasa bukan lagi merupakan peningkatan yang ditunjang oleh pertumbuhan
yang menyertai bertambahnya usia. Masa dewasa sekitar 30-45 tahun.
Aktivitas untuk orang dewasa adalah:
a. Olahraga untuk menyehatkan jantung contoh jogging.
b. Pada masa umur 30an lakukankah kegiatan olahraga minimal seminggu sekali.
7.Old Age dan Middle Age
Pertambahan umur secara berkelompok umur 45 tahun atau lebih adalah menua. Bentuk olahraganya
meliputi :
a. Jogging pagi atau jalan pagi
b. Senam jantung sehat
c. Sering bergerak sehingga tidak terjadi penyumbatan pembuluh darah.
8.Oldest Age
Pada masa ini aktivitas olahraga sangat menurun ,adapaun bentuk aktifitas untuk masa ini sangat
tua,ini.:
a. Melakukan gerakan mudah contohnya berjalan
b. Senam jantung sehat (kalau memungkinkan)
F. PERKEMBANGAN PERSEPSI GERAK
Perkembangan persepsi gerak adalah perubahan dan perbaikan kapasitas anak untuk menerima dan
merespom rangsangan sejalan dengan peningkatan kapsitas pesepsi anak.
Melalui tiga jenis reseptor ( modalitas ) yang bertindak menyediakan informasi mengenai lingkungan,
tubuhnya sendiri serta keterkaitannya dengan yang lain.Persepsi tidak dapat dilihat secara terpisah
atau secara berdiri sendiri dari domain kognitif maupun psikomotorik. Perkembangan persepsi dapat
diartikan sebagai perubahan atau peningkatan kapasitas anak dalam menerima dan menanggapi
stimulus sebagai suatu bentuk fungsional anak.
G.KOMPONEN SISTEM PERSEPSI MOTORIK
Persepsi Kinestetik adalah kesadaran gerak dan posisi tubuh.Setiap saat tubuh bergerak, informasi
sensoriK akan dikirimkan ke serebral korteks,apabila informasi yang datang berhubungan dengan
posisi badan.
Konsep tubuh meliputi:
1. Kesadaran bagian tubuh serta hubungannya dengan satu sama lain
2. Kesadaran atau kemampuan dan keterbatasan setiap bagian tubuh
3. Pengetahuan tentang bagaimana melakukan gerakan efisien
H.HUBUNGAN APLIKASI PERKEMBANGAN MOTORIK PADA PENJAS
Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan untuk dalam pendidikan
sendiri Pendidikan jasmani tidak dapat dianggap sebagi suatu hal yang tidak penting karena pada
dasarnya seorang anak yang telah diajarkan penjas memiliki perkembangan motorik yang lebih
optimal karena mereka yang mengenal penjas lebih mengerti akan bagimana cara mengolah tubuh dan
mengembangkan diri dengan Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas
jasmani dan olahraga yang terpilih serta dapat Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan
psikis yang lebih baik.
Menurut dr. Karel A.L. Staa, M.D olah raga memberi manfaat bagi perkembangan motorik anak.
Selain untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga amat baik untuk perkembangan otak serta
psikologis anak.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perkembangan motorika anak ialah.
Mengikutkan anak pada kelompok olahraga akan meningkatkan kesehatan fisik, psikologis serta
psikososialnya. Anak menjadi senang mendapat stimulasi kreativitas yang baik untuk
perkembangannya.
Memberikan keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa
dipelajari dan dilatih di masa-masa awal perkembangan dan tujuan pendidikan fisik untuk anak-anak
yang masih kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang
(CRI, 1997).
Kegiatan olahraga di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi
perkembangan otot (CRI, 1997)
Selain berbagai kegiatan jasmani diatas ,ada hal lain yang dapat mempengaruhi perkembangan
motorik anak adalah gizi anak. Banyak penelitian yang menerangkan tentang pengaruh gizi terhadap
kecerdasan serta perkembangan motorik kasar. Levitsky dan Strupp pada penelitiannya terhadap tikus
mengungkapkan bahwa kurang gizi menyebabkan functional isolationism ‘isolasi diri’ yaitu
mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang banyak (conserve energy) dengan
mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas, perilaku eksploratori, perhatian, dan motivasi.
Aplikasi teori ini kepada manusia adalah bahwa pada keadaan kurang energi dan potein (KEP), anak
menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan
kegiatan eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan
anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama. Model functional
isolationism yang dilukiskan ini sama dengan teori sebelumnya bahwa aspek-aspek essensial dan
universal untuk perkembangan kognitif ditekan oleh mekanisme penurunan aktivitas pada keadaan
kurang gizi.
I. TEKNIK LATIHAN PERKEMBANGAN GERAK
Semua pembelajaran memerlukan beberapa bentuk latihan. Konsep dari keterampilan sendiri sudah
didasarkan pada asumsi bahwa latihan mendahului penguasaan tugas. Latihan keterampilan gerak
dapat terjadi pada waktu yang berbeda dan tempat, di bawah kondisi yang berbeda-beda. Kadang-
kadang latihan dapat terjadi hampir tidak disengaja, tetapi kadang latihan juga benar-benar
direncanakan secara matang. Namun secara umum, bentuk latihan dapat dibedakan antara latihan
yang berbentuk latihan motorik dan fisik (physical rehearsal) serta latihan yang berbentuk latihan
mental (mental rehearsal).
1. Teknik Latihan Fisik dan Motorik
Siapapun menyatakan bahwa practice makes perfect mengetahui bahwa penguasaan keterampilan
memerlukan pengulangan. Akan tetapi, pengulangan sendiri tidak menjamin meningkatnya
penguasaan keterampilan tetapi hanya memperkuat pembentukan perilaku permanen. Oleh karena itu,
di jaman mutakhir ini, adagium lama tersebut akan lebih tepat berbunyi latihan yang dirancang efektif
membuat sempurna (Effectively designed practice makes perfect). Dalam bagian ini akan di bahas
beberapa teknik latihan fisik, di antaranya latihan simulator dan latihan gerak lamban.
• Latihan Simulator
Simulator adalah alat latihan yang meniru keadaan tertentu dari tugas yang menyerupai gerak
sebenarnya. Simulator sering berupa alat yang rumit, canggih, dan mahal, seperti alat yang digunakan
untuk melatih pilot. Tetapi simulator juga tidak selalu rumit. Banyak perlengkapan yang malahan
dapat dibuat sendiri oleh guru atau pelatih, sebagai alat bantu tambahan. Simulator dapat menjadi
bagian penting dari program pengajaran, terutama ketika tugas gerak yang dipelajari berbiaya mahal
dan berbahaya (misalnya belajar menerbangkan pesawat tempur), ketika ketersediaan fasilitas amat
terbatas (misalnya memasukkan bola ke green di lapangan golf), atau ketika latihan yang normal tidak
memungkinkan (misalnya ketika pitcher softball sudah kelelahan, mesin pitching dapat digunakan
untuk latihan memukul).
• Latihan Gerakan Lamban
Satu metode untuk menyederhanakan latihan dari keterampilan target adalah latihan gerakan lamban.
Pertanyaan penting untuk ditanyakan di sini adalah apakah versi gerakan lamban dari keterampilan
target benar-benar sama dengan versi kecepatan normal? Tentu saja, kekhususan dari gagasan
pembelajaran akan menyatakan bahwa gerakan lamban anat berbeda jauh dengan versi kecepatan
normal. Akan tetapi, dari perspektif program gerak yang digeneralisasi, latihan gerakan lamban akan
menghasilkan beberapa manfaat. Satu parameter dari program gerak yang digeneralisasi adalah
kecepatan umum, nilai yang dapat divariasikan oleh pelaku bergantung pada seberapa lamban dan
cepat mereka memutuskan untuk melakukan pola geraknya. Jika pelaku memperlambat gerakannya
sedikit, mereka akan menggunakan program gerakan yang digeneralisasi seperti ketika mereka
melakukannya untuk kecepatan yang lebih tinggi. Latihan gerakan lamban karenanya tetap
bermanfaat pada latihan di tahap-tahap awal pembelajaran. Dengan melatih gerakan lamban, mereka
harus dapat mengontrol gerakan mereka secara lebih efektif, sehingga mengurangi kesalahan dalam
pola gerak fundamentalnya.
Namun demikian, guru perlu berhati-hati dalam menyarankan gerakan lamban ini agar tidak terlalu
lamban. Jika pelaku memperlambat gerakannya terlalu banyak (misalnya, gerakan melempar yang
berlangsung sampai 20 ms), pelaku sebenarnya mengubah dinamika esensial dari gerakannya. Jika
pelaku terbiasa dengan gerakan lamban, mereka akan mengabaikan penggunaan program kecepatan
normal.
2. Teknik Latihan Mental (Mental Rehearsal)
Dalam khasanah pembelajaran gerak, kini muncul kesadaran bahwa upaya penguasaan keterampilan
tidak hanya difokuskan pada pembelajaran geraknya saja, melainkan disadari perlunya menyisihkan
waktu untuk latihan mental (mental rehearsal). Latihan mental adalah proses latihan dengan cara
memikirkan atau membayangkan secara mental aspek tertentu dari keterampilan yang sedang
dipelajari, tanpa terlibat dalam segala macam gerak sesungguhnya. Dalam khasanah pelatihan kita,
praktek pelatihan mental sering juga disebut latihan nir-gerak atau nir-motorik. Pertanyaan yang
muncul adalah, benarkah latihan mental dapat menyumbang pada pembelajarn gerak? Hingga
beberapa tahun lalu, para ilmuwan dalam wilayah pembelajaran gerak masih meragukan bahwa
penguasaan keterampilan dapat ditingkatkan melalui latihan mental. Pemahaman mereka tentang
latihan dan pembelajaran terfokus pada kepercayaan bahwa aksi fisikal yang nyata adalah factor yang
esensial dalam pembelajaran gerak. Sulit dipahami oleh para ahli bahwa pembelajaran dapat terjadi
jika tidak ada gerakan aktual di dalamnya, terlibatnya anak dalam praktik yang aktif, atau hadirnya
umpan balik yang dihasilkan dari gerakan (movement-produced feedback) yang memberi tanda
adanya kesalahan.
Bukti-bukti yang melimpah dan pengalaman langsung dari para pelatih barangkali telah menjelaskan
bahwa latihan fisik atau gerak sifatnya lebih superior daripada latihan mental ketika menjalankan
pembelajaran keterampilan gerak. Akan tetapi, dalam beberapa hal, latihan mental telah menghasilkan
hasil hampir sebaik dari latihan motorik sendiri, terutama jika dijadikan porsi pelengkap dari latihan
gerak dan latihan fisik. Apalagi sifatnya yang sangat fleksibel, bahkan ketika para atlet sedang cedera
sekalipun di mana latihan teknik dan fisik sedang tidak mungkin dilakukan. Selama latihan mental,
anak atau atlet dapat diingatkan kepada aspek prosedural atau aspek simbolik dari keterampilan
(misalnya, urutan langkah dalam rangkaian dansa atau gerakan stroke dalam permainan raket),
sehingga ini disebut praktik mental (mental practice), atau mereka membayangkan dirinya seperti
benar-benar sedang memenangkan pertandingan, yang kadang disebut secara khusus sebagai
pembayangan mental (mental imagery). Kita akan coba membahas kedua bentuk latihan tersebut di
bagian berikutnya.
• Praktik Mental
Teori awal dari latihan mental dirumuskan oleh Sackett (1934), yang mengusulkan bahwa jenis
latihan nir-gerak ini memudahkan pembentukan elemen simbolik dari keterampilan. Misalnya,
seorang perenang pemula dapat mengingatkan gerakan menarik dan gerak memasukkan tangan
sebagai bagian dari gerakan lengannya. Elemen kognitif ini awalnya hanya dianggap penting selama
masa-masa awal tahapan pembelajaran (dikenal dengan tahap verbal-cognitive stage). Akan tetapi
ketika Feltz dan Landers (1983) melakukan review pada berbagai literatur (penelitian literatur),
mereka menemukan bahwa tanpa memperhatikan tahapan keterampilan pelaku, praktik mental
ternyata lebih efektif untuk tugas-tugas yang berisi banyak komponen simbolik kognitif. Hal ini
menjadi masuk akal manakala kita mempertimbangkan jenis aktivitas mental yang berlangsung ketika
orang memikirkan tentang memproduksi gerakan yang efektif. Terutama strategi, fokus gerakan, dan
informasi pengajaran umum, semuanya merupakan bagian dari kategori ‗elemen simbolik kognitif‘
dari keterampilan. Dan semuanya akan menjadi hal yang dapat dilakukan oleh semua anak untuk
dipraktekkan secara mental tanpa kesulitan.
Praktek mental dari elemen kognitif, simbolik dan prosedural dari suatu tugas tidak memerlukan alat
apapun dan memungkinkan sekelompok besar anak untuk terlibat dalam waktu yang bersamaan.
Terdapat bukti yang mencukupi bahwa untuk atlet yang belum berpengalaman, mengganti-ganti
antara praktik mental dengan praktik gerak merupakan strategi efektif untuk meningkatkan
penampilan gerak. Guru atau pelatih yang cerdas akan dapat menemukan cara untuk
mengkombinasikan kedua jenis latihan tersebut untuk menambah peningkatan penampilan yang
maksimal.
• Pembayangan Mental
Jenis khusus dari latihan mental sering disebut sebagai pembayangan mental (mental imagery).
Selama pembayangan mental, anak atau atlet berusaha untuk melihat dan merasakan dirinya seperti
benar-benar sedang melakukan keterampilan. Pembayangan dapat terjadi dalam bentuk perspektif
internal (cara gerakan dan lingkungan gerak dialami langsung ketika atlet beraksi di lapangan) atau
dalam bentuk perspektif eksternal (cara gerakan yang divideokan dan diputar ulang untuk dilihat anak
atau atlet yang bersangkutan). Perspektif mana yang bekerja baik akan sangat bergantung pada jenis
keterampilan yang dipelajari, meskipun jenlas pula bahwa hal itu juga bergantung pada pilihan pribadi
si atlet. Misalnya, atlet yang membayangkan tembakan lemparan bebas dalam baske dapat mengambil
manfaat dari perspektif internal, dan seorang peloncat indah atau pesenam dapat mengambil manfaat
dari perspektif eksternal, terutama jika dirinya membayangkan sebuah salto yang sulit. Pembayangan
yang paling efektif, tanpa melihat perspektif mana yang dipakai, adalah yang menstimulasi baik
penglihatan maupun perasaan (kadang termasuk suara dan penciuman) dari gerakan aktualnya.
Dukungan yang sangat awal tentang hubungan antara pikiran (mind) dan gerakan (movement) selama
pembayangan mental, datang dari Jacobson (1930). Dia mengamati bahwa ketika atlet
membayangkan gerakan secara mental, aktivitas elektris yang lemah dalam EMG terjadi dalam
perototan yang terlibat, meskipun aktivitasnya jauh lebih kecil dalam ukurannya daripada yang
diperlukan ketika harus menghasilkan aksi sebenarnya. Jadi, Jacobson menyarankan bahwa, ketika
atlet membayangkan dirinya bergerak, sebuah rencana aksi disalurkan oleh sistem syaraf pusat ke
arah otot, memberikan
sebuah bentuk -latihan tanpa hadirnya gerakan tubuh sebenarnya. Penjelasan yang lebih mutakhir
tentang manfaat pembayangan diusulkan oleh MacKay (1981). Menurut MacKay, unit-unit otot -
dipancing untuk beraksi selama pembayangan mental, dan batas-batas manfaat dari pemancingan
penampilan fisik berikutnya tersebut bergantung pada jumlah latihan fisik yang sudah dilakukan pada
keterampilan yang dipelajari. Pandangan ini menerima dukungan yang kuat dari studi dalam wilayah
psikologi olahraga, yang menunjukkan bahwa atlet tingkat tinggi memperoleh manfaat yang lebih
besar dari latihan mental daripada atlet yang pemula (Vealey & Breenleaf, 1998). Barangkali,
pembayangan mental terhadap komponen otot dan proprioceptive tugas yang dipelajari terjadi lebih
efektif ketika pelakunya lebih familiar dengan komponen-komponen tersebut. Menurut pandangan
MacKay, pemancingan terhadap unit-unit otot selama pembayangan mental akan menjadi lebih efektif
ketika atlet menjadi lebih mengenal properti fisikal dari tugas yang dipelajari.
BABIII
KESIMPULAN
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik
terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan
senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka,
melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-
bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari
satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya.