tugas kelompok 3( nasionalisme)
TRANSCRIPT
Pendahuluan
Bangsa Indonesia sejak dahulu terkenal sebagai bangsa yang ramah terhadap
bangsa lain. Setiap orang asing yang datang ke bumi Nusantara disambut dengan tangan
terbuka. bahkan terhadap orang atau bangsa asing yang datang dengan maksud jahat.
Keramahan bangsa Indonesia terhadap bangsa atau orang asing terus berlanjut hingga saat
ini, pada saat Bangsa Indonesia telah memasuki era kemerdekaan. Setiap pihak luar/asing
yang datang ke negeri ini disambut dengan baik meskipun kedatangannya membawa misi
terselubung, sebuah misi yang sangat merugikan kedaulatan bangsa Indonesia. Memang
pada saat ini ancaman bangsa atau orang asing terhadap negeri ini bukan lagi dalam
bentuk agresi yang bertujuan untuk menguasai secara de fakto negeri yang terkenal subur
makmur ini, sehingga kita “bangsa Indonesia” sama sekali kehilangan kedaulatan sebagai
sebuah bangsa dan menjadi bangsa jajahan. Pengaruh bangsa asing tersebut datang dan
merasuk ke bumi nusantara secara halus tanpa kita sadari melalui berbagai bentuk
kerjasama yang mereka tawarkan.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai
merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu
dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan
mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan
menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah
dan bermutu rendah.
Kadang memang sikap nasionalisme adalah sikap yang sangat sulit untuk
dipertahankan terutama di kalangan generasi muda,misalnya mahasiswa.Ada banyak hal
yang mempengaruhi hal itu misalnya karena arus globalisasi dan rasa gengsi untuk
melakukan hal-hal yang mungkin sudah dianggap tidak mengikuti zaman modern saat
ini.Kondisi tersebut sudah hamper terjadi di beberapa Negara di dunia tak terkecuali
Indonesia.kekuatan kapitalisme asing semakin merajalela dan memperluas
jaringannya.dalam kaitannya dengan nasionalisme dapat dilihat nahwa Negara hanya
dijadikan sebagai alat penjaga keamanan dan ketertiban sedangkan kemakmuran dan
kesejahteraan dikuasai oleh pihak-pihak asing. Semakin lama hal ini secara tidak langsung
1
dapat menghilangkan rasa nasionalisme bangsa yang dimulai dari masing-masing
individunya.
Melihat penjelasan di atas maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk tidak
secara utuh menghilangkan rasa nasionalisme masayarakat terutama di
Indonesia,misalnya dimulai dari kaum muda atau mahasiswa untuk mulai menyadari kalau
bukan kaum muda siapa lagi orang yang akan mengembalikan nasionalisme yang dulu
sudah dibangun dengan susah payah.
2
Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari bahasa Belanda yaitu National dan bahasa Inggris yaitu
Nation.Secara deskriptif Naionalisme dapat diartikan sebagai salah satu paham atau ajaran
untuk mencintai bangsa sendiri atau kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang
secara potensial dan bersama-sama mencapai,mempertahankan,dan mengabdikan
integritas kemakmuran dan kekuatan bangsa.
Nasionalisme merupakan suatu bentuk ideologi, demikian pendapat James G. Kellas
(1998: 4).2 Sebagai suatu bentuk ideologi, nasionalisme berperan untuk menciptakan
kesadaran rakyat sebagai suatu bangsa serta menjadi acuan dalam bersikap dan bertindak.
Nasionalisme Indonesia pada awalnya muncul sebagai jawaban atas kolonialisme.
Pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah melahirkan semangat solidaritas
sebagai satu komunitas yang mesti bangkit dan hidup menjadi bangsa merdeka. Semangat
tersebut oleh para pejuang kemerdekaan dihidupi tidak hanya dalam batas waktu tertentu,
tetapi terus-menerus hingga kini dan masa mendatang.
Berdirinya Boedi Oetomo (1908) menjadi tanda kebangkitan nasionalisme
Indonesia yang kemudian diikuti organisasi-organisasi nasional lainnya. Jiwa nasionalisme
kaum elit dari hari ke hari semakin meluas dan menguat di hati rakyat. Tekanan ekonomi
yang teramat berat selama pendudukan Jepang memperkuat semangat nasionalisme untuk
mewujudkan Indonesia merdeka.
Nasionalisme memiliki pengertian luas dan sempit yang dapat dijelaskan yaitu:
Dalam arti sempit nasionalisme mengandung pengertian perasaan kebagnsaan atau
cinta terhadap bangsanya yang berlebihan dan memandang rendah terhadap
bangsa lain.Misalnya bangsa Jerman pada masa Hitler.
(Jerman di atas segala-galanya di dunia)
Dalam arti luas nasionalisme dapat diartikan sebagai perasaan cinta terhadap
Negara dan bangsanya tetapi tidak memandang rendah bangsa lain.
Misalnya bangsa Indonesia.
3
Nasionalisme Indonesia
Pada kurun waktu 1945- 1950, jiwa nasionalisme diperteguh oleh semangat
mempertahankan kemerdekaan, serta persatuan dan kesatuan Indonesia yang dirongrong
oleh perlawanan kedaerahan dari negara-negara boneka bentukan Belanda. Selain itu,
Indonesia pernah berjaya di belantika dunia internasional. Nasionalisme di Indonesia
dapat dikataan bersifat Nasionalisme-Kebangsaan. Nasionalisme Kebangsaan Indonesia
memiliki keunikan yakni sifat yang tidak antagonis terhadap fakta multi-etnik, multi-
kultur, multi-agama, multi-lingual. Bhinekka Tunggal Ika dan Pancasila mencegah
Nasionalisme Indonesia berubah menjadi Fasisme ala Indonesia.
Sila Ke-Bangsaan mengandung unsur kuat kemanusiaan yang adil dan beradab.
Oleh karenanya tidak akan mungkin meluncur ke arah chauvinisme dan menentang
pikiranpikiran rasialisme". Dengan demikian, Nasionalisme Kebangsaan Indonesia
membuka pintu bagi siapa saja untuk berpartisipasi membangun negara Republik
Indonesia tanpa prejudice rasialis, etnis, agama dan orientasi politik.
Saat ini, ribuan kasus pertikaian komunal yang dilatar-belakangi oleh
ketidakmampuan dalam menerima perbedaan agama dan etnisitas serta ketidak-
konsistenan terhadap penegakan hukum positif merupakan penodaan terhadap semangat
Nasionalisme Kebangsaan Indonesia. Ironisnya, jargon-jargon "nasionalisme" seringkali
dipakai oleh kelompok "juragan-politisi" sebagai alat untuk mendeskreditkan dan
memojokan segolongan warga bangsa dengan memanipulasi sejarah dengan tujuan untuk
menghilangkan `ingatan kolektif sejarah bersama' di mana peran historis segolongan etnis
tertentu dengan sengaja dihapus, merevisi `kedekatan hubungan kebudayaan' yang telah
terjalin berabad-abad, dan membentuk konsepsi yang `tidak-setara' antar berbagai
golongan masyarakat Indonesia.
4
Bentuk-Bentuk Nasionalisme
Nasionalisme Kewarganegaraan: sejenis nasionalisme diamna negara memperoleh
kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya yaitu "kehendak rakyat dan
"perwakilan politik".teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan
mejadi bahan tulisan.
Nasionalisme etnis: sejenis nasionalisme dimana negara memeproleh kebenaran
politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.
Nasionalisme romantik: lanjutan dari nasionalisme etnik dimana negara
memperoleh kebenaran politik secara organik,hasil dari bangsa atau ras.Menurut
semangat romantisme,nasionalisme romantik adalah bergantung kepada
perwujudan budaya budaya etnis yang menepati idealisme romantik;kisah tradisi
yang telah direka untuk konsep nasionalisme.
Nasionalisme budaya:nasioalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik
dari budaya bersama,bukannya"sifat keturunan"seperti warna kuliat,ras dan
sebagainya.
Nasionalisme kenegaraan:variasi nasionalisme kewarganegaraan.Selalu
digabungkan dengan nasionalisme etnis.Perasaan nasionalistik adalah kuat
sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.Kejayaan
suatu negeri selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi.
Nasionalisme agama:sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi
politik dari persamaan agama.Walaupun begitu,lazimnya nasionalisme etnis
dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan.
5
Mahasiswa dan Nasionalisme
Mahasiswa sebagai generasi muda bangsa Indonesia diharapkan dapat terus
membangun bangsa.Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan menumbuhkan
kesadaran nasionalisme pada masing-masing pribadi bangsa ini. Pengertian sikap
nasionalisme sendiri adalah sikap cinta tanah air, yang artinya mereka mencintai dan mau
membangun tanah air menjadi lebih baik. Sikap Nasionalisme harus dimiliki oleh setiap
warga Negara, sebab dengan adanya sikap cinta tanah air, mereka dapat menjaga dan
melindungi Negara dari ancaman dalam bentuk apapun. Namun, seperti kita lihat sekarang
ini, tidak banyak mahasiswa yang memiliki kesadaran untuk membela atau menjaga
negaranya.
Contoh-contoh sikap nasionalisme yang dapat dilakukan oleh mahasiswa
1. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan. Sebagai seorang yang terpelajar tentu kita
tahu mana yang boleh dilakukan dan mana yang bertentangan dengan hukum dan juga kita
tahu konsekuensi yang harus kita hadapi jika kita melanggar aturan hukum. Sebagai
seorang mahasiswa marilah kita tingkatkan kesadaran kita akan hukum untuk membantu
melaksanakan ketertiban dunia dan ketertiban Indonesia.
2.Berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional. Semua warga Negara berhak untuk
ikut aktif dalam paembangunan nasional. Pembangunan Negara Indonesia tidak saja
dilakukan oleh pemerintah, tapi semua lapisan masyarakat. Bahkan seorang pelajar pun
dapat ikut melaksanakan pembangunan. Contoh kecil yang dapat kita lakukan untuk
membantu pembangunan Negara adalah dengan ikut pemilu, karena dengan ikut pemilu
kita dapat mimilih seorang pemimpin yang dapat membawa negara ini ke arah yang lebih
baik.
3.Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar. Musibah banjir terjadi dimana-
mana, hal ini disebabkan kurang sadarnya masyarakat dalam hal kebersihan, khususnya
6
dalam hal pembuangan sampah. Pembuangan sampah yang sembarangan dapat
menyebabkan tersumbatnya saluran air atau selokan yang mana hal tersebut dapat
menyebabkan air meluap dan terjadilah banjir. Untuk itu marilah kita tingkatkan
kesadaran kita akan pentingnya pembuangan sampah pada tempatnya. Hal ini dapat kita
mulai dari sekarang dan dapat kita lakukan dari lingkungan sekitar kita baik di rumah,
kampus ataupun di tempat-tempat lainnya.
4.Menciptakan kerukunan umat beragama. Kita sadar bahwa Negara kita terdiri dari
berbagai agama yang dianut warga Negara Indonesia. Tapi hal itu bukanlah alasan untuk
warga Negara untuk tidak saling hidup rukun. Setiap warga Negara dituntut untuk saling
menghormati dan menghargai orang lain walaupun berbeda agama agar tercipta
kehidupan yang rukun dan harmonis.
5.Memelihara nilai–nilai positif (hidup rukun, gotong royong,). Manusia merupakan
mahkluk social yang mana kita tidak dapat hidup secara individu atau tanpa bantuan orang
lain. Dalam hal menciptakan kerukunan dan juga untuk memajukan Negara Indonesia kita
haruslah bekerja sama dan saling bahu membahu. Hal di atas merupakan contoh sikap
nasionalisme yang harus dipunyai setiap warga negara Indonesia khususnya mahasiswa
sebagai generasi pembangun bangsa.
7
Pengaruh Media terhadap Rasa Nasionalisme Bangsa.
Dewasa ini, media, baik cetak maupun elektronik, sudah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat kita. Menurut Metro TV yang mengutip dari
sebuah sumber konsultan rating, pada tahun 2007 saja ada sekitar lima puluh lima juta
pemirsa TV di Indonesia setiap harinya. Belum lagi konsumen media lain seperti koran,
radio dan internet. Konsumsi media yang sangat besar tersebut tentu saja membawa
pengaruh, baik positif maupun negative, terhadap masyarakat.
Dampak positifnya, masyarakat menjadi lebih berpengetahuan dan sadar akan apa
yang terjadi saat ini di seluruh dunia, termasuk di Indonesia itu sendiri. Beragam berita dan
informasi yang disajikan oleh media membuat masyarakat menjadi lebih up to date
terhadap perkembangan dunia. Dengan demikian pengetahuan masyarakat menjadi
bertambah dan masyarakat mempunyai bahan pertimbangan yang memadai dalam
menentukan sikap sehari - hari.
Akan tetapi, seiring dengan dampak positifnya, muncul pula dampak negative dari
konsumsi masyarakat terhadap media. Masyarakat sering kali menelan mentah – mentah
semua konten yang disajikan oleh media tanpa menyaring dan menelaahnya terlebih
dahulu. Bisa dibayangkan apa yang mejadi opini public jika media memberikan konten -
konten yang salah.
Contoh tentang opini masyarakat yang sangat mudah tergiring oleh konten pemberitaan
media massa, seperti kasus Sri Mulyani dan Bank Century sehingga berbuntut
pengunduran dirinya sebagai menteri, dan lain - lain. Masyarakat Indonesia cenderung
mengikuti pendapat mayoritas, atau dikenal dengan istilah group think, dalam menentukan
sikap. Budaya ikut - ikutan ini pun ikut terbawa cara dan perilaku masyarakat dalam
berbangsa dan bernegara.
Seperti yang kita ketahui, nasionalisme bangsa Indonesia pun sering kali “angin -
anginan”. Mereka yang tadinya acuh tak acuh terhadap bangsa ini dapat menjadi sangat
8
nasionalis, bahkan sampai siap mati demi Negara, ketika datang pemberitaan yang
menyulut emosi.
Beberapa tahun silam, batik tidak begitu popular di kalangan masyarakat.
Masyarakat lebih suka mengenakan pakaian lain yang dianggap lebih modern, seperti kaos
dan kemeja. Akan tetapi, selera masyarakat itu berubah drastic ketika Negara tetangga kita,
Malaysia, mengklaim batik sebagai produk karya bangsa mereka. Banyak sekali masyarakat
kita yang mengecam, terbawa emosi, menghujat bahkan sampai siap mengganyang
Malaysia. Hal ini bukan terjadi dalam kasus batik saja, tetapi juga pada sejumlah kasus,
seperti Sipadan- Ligitan, Reog Ponorogo, sengketa perbatasan, dan lain - lain.
Memang, adalah hal yang baik jika kita mempunyai nasionalisme yang tinggi. Akan
tetapi jika nasionalisme itu terjadi hanya karena pengaruh media, alangkah mudahnya
nasionalisme itu disalah gunakan. Demikian juga dengan hal - hal lain yang menyangkut
pembentukan opini public oleh media. Alangkah beresikonya jika public menelan begitu
saja pemberitaan dari media sebagai suatu kebenaran, tanpa menguji dan menelaahnya
terlebih dahulu. Betapa kita mudah diarahkan dan dipecah belah, atau diperalat untuk
mencapai kepentingan orang - orang atau kelompok - kelompok tertentu.
9
Kurangnya Rasa Nasionalisme dalam Kehidupan Masyarakat
dan Mahasiswa.
Jiwa Nasionalisme masayarakat ataupun mahasiswa Indonesia saat ini sangat
berkurang karena, sekarang banyak pemuda yang acuh tak acuh terhadap kegiatan
kenegaraan seperti acara 17 Agustus , Sumpah pemuda, bahkan upacara Bender Merah
putih. Mereka bahkan lebih senang untuk bertamasya, berpesta pora dan lainya. Jiwa
nasionalisme tersebut berkurang di karenakan seringnya mereka acuh terhadap kegiatan
di sekeliling mereka. Sebenarnya , mereka dapat di kendalikan agar mereka tidak
melupakan semangat para pejuang Indonesia yang rela mempertaruhkan tumpah darah
mereka demi negara kesatuan Indonesia.Tetapi apa yang sekarang di perbuat pemuda-
pemudi Indonesia , mereka bahkan seolah-olah tidak peduli kepada bangsa dan negara ini.
Kalau kita lihat zaman perjuangan dahulu, begitu gigihya para pejuang kita demi kita
semua, Akan tetapi kita sekarang malah santai-santai saja. Padahal dunia terus
mengeluarkan IPTEK yang lebih canggih. Jika kita sekarang santai-santai saja bagaimana
jika kita semakin tertinggal.Budaya kita diambil oleh Bangsa lain, bangsa kita di anggap
bangsa yang pasif, tidak mau melakukan perubahan. Pada zaman Reformasi adalah simbol
bahwa bangsa Indonesia akan mencanangkan prubahan besar-besaran.
Tetapi malah sebaliknya kita malah tertinggal oleh bangsa yang dahulu tertinggal oleh kita.
Contohnya Malaysia dan Singapur. Seharusnya kita bekerja keras untuk memperbaiki
bangsa ini agar bangsa ini tidak semakin tertinggal dan di lecehkan bangsa lain. Kita harus
membereskan infrastruktur dan suprastuktur di negara kita.
10
Pudarnya Nasionalisme Terhadap Bahasa Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia” Begitulah salah satu butir sumpah para pemuda bangsa. Rasa nasionalis masih
mengalir deras di dalam jiwa para pemuda Indonesia saat itu. Mereka tentu membuat
sumpah bukan tidak memiliki tujuan. Tujuan mereka kepada generasi penerus terhadap
bahasa Indonesia terpapar jelas pada butir ketiga Sumpah Pemuda. Pengharapan mereka
bahwa anak-anak penerus bangsa dapat mengingat bahasa mereka sebagai identitas dan
ciri khas Bangsa Indonesia. Sayang sekali, cita-cita yang terlampau tinggi digantungkan
oleh pemuda saat itu tidak dapat digapai oleh pemuda sekarang. Harapan bahwa bahasa
Indonesia akan terus dijunjung sebagai bahasa persatuan mulai memudar. Berbagai faktor
mempengaruhi memudarnya keteguhan pemuda untuk tetap menjaga kelestarian bahasa
Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
o Faktor pertama karena pengaruh globalisasi. Globalisasi membuat pemuda bimbang
dalam menggunakan bahasa. Jika pemuda belajar menggunakan bahasa yang
terbawa oleh globalisasi, yaitu bahasa Inggris, maka suatu saat bahasa Indonesia
akan terbengkalai. Tuntutan dunia internasional yang mengharuskan penggunaan
bahasa universal (yaitu bahasa Inggris) yang bertujuan agar komunikasi antara
bangsa yang berbeda lebih mudah justru membawa dampak negatif, yaitu
terlupakannya bahasa induk sebagai ciri khas suatu bangsa. Oleh karena itu, hati
para pemuda mulai goyah untuk mempertahankan karakter bangsanya.
o Kedua, mengapa penggunaan bahasa Indonesia di negeri sendiri tidak sempurna?
Hal ini disebabkan karena banyaknya suku bangsa yang mempengaruhi bahasa
Indonesia yang datang di tanah mereka. Bahasa daerah yang kental dan mendarah
daging sedikit merusak penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
o Ketiga adalah faktor gengsi. Pemuda sekarang gengsinya sangat tinggi, istilahnya
“gengsi gede-gedean”. Hal ini berhubungan dengan dampak globalisasi terhadap
bahasa. Masyarakat yang mulai beradaptasi dengan bahasa internasional akan
11
membawa hal itu ke kehidupan sehari-harinya, misalnya di lingkungan sekolah.
Seseorang yang selalu menggunakan bahasa Inggris ketika berbicara
membangkitkan gairah yang lainnya untuk mengadu “gengsi” mereka. Orang lain
yang merasa tersaingi karena bahasa Inggris itu akan turut mempelajari dan
mendalami bahasa Inggris hanya demi gengsi antar orang. Kemudian muncullah
budaya baru yang disebut budaya yang kebarat-baratan. Pada akhirnya, bahasa
Indonesia lagi yang menjadi korban.
o Keempat, kurangnya praktek dari guru bahasa Indonesia. Di kelas, guru bahasa
Indonesia selalu membawa materi yang berisi teori-teori dalam penggunaan bahasa
Indonesia. Mereka menjelaskan dengan sangat rinci tentang bagaimana bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Tapi, sampai saat ini masih jarang guru yang ketika
mengajar menyuruh muridnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
tanpa mengikuti pengaruh bahasa daerah.
12
Upaya Untuk Menumbuhkan Kembali Nasionalisme di
Kalangan Pemuda
Peran Keluaga
a) memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme terhadap bangsa
b) memberikan contoh atau teladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada
bangsa,
c) memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan sekitar
d) selalu menggunakan produk dalam negeri.
Peran Pendidikan
a) memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan juga
bela Negara.
b) menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan
mengadakan upacara setiap hari senin.
c) memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap hal-hal
negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.
Peran Pemerintah
a) Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan
patrotisme, seperti seminar dan pameran kebudayaan.
b) Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap hari jum’at. Hal ini
dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan
dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.
c) Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk membangun Indonesia
agar lebih baik lagi.
13
14