tugas kekasih

Upload: damian-fowler

Post on 14-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA (KB)A. Jumlah Laju Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk kabupaten pandeglang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu indicator penting dalam penentuan kebijakan bidang kependudukan. Berdasarkan hasil sensus tahun 2000, jumlah penduduk kabupaten pendeglang sebanyak 1.011.788 jiwa. Selama periode tahun 1990-2000 rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) menunjukan angka sekitar 2,14 persen pertahun, sedangkan pada periode tahun 2000-2010 rata-rata laju pertumbuhan penduduk 1,3 persen.Meninngkatnya jumlah penduduk akan berdampak pada berbagai masalah kependudukan yang sangat kompleks. Oleh karena itu sasaran pembangunan bidang kependudukan di samping berusaha meningkatkan kualitas sumner daya manusia dalam rangka mencapai kesejehteraan, juga mampu menekan angka laju pertumbuhan penduduk tetap pada batas normal.

TabelJumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Sex RasioDi Kabupaten Pandeglang Tahun 1990-2010TahunPenduduktotalSex ratio

Laki-lakiperempuan

1990434.279424.821859.100102,23

2000518.864492.9241.011.788105,26

2001351.658493.4301.025.088107,75

2002533.526507.3451.040.871105,16

2003553.814528.1981.082.012104,85

2004567.045533.8661.100.911106,21

2005568.156538.6321.106.788105,48

2006577.244547.2531.124.497105,48

2007578.375552.1391.130.514104,75

2008584.503561.5641.146.067104,08

2009588.126560.9381.149.064104,85

2010589.056560.5541.149.610105,08

Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang Rasio jenis kelamin merupakan perbandingan antara penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan, dan bila nilai RJK penduduk di suatu wilayah dia atas 100 maka menunjukan bahwa proporsi penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan penduduk perempuan. 2.2 Persebarab Dan Kepadatan Pendudukpersebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapatkan perhatian karena berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk di kabupaten paser secara geografis dapat dikatakan belum merata yang mengakibatkan terjadinya penumpukan penduduk pada suatu wilayah. Ketidak merataan ini persebaran penduduk di kabupaten pandeglang tahun 2010 secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah. TabelKepadatan Penduduk Pandeglang Menurut Kecamatan Pandeglang Tahun 2010KecamatanLuas(KM2)Jumlah pendudukKepadatan(Jjwa/KM2)

(I)(2)(3)(4)

SUMUR258,5422,75488

CIMANGGU259,7336,634141

CIBALIUNG221,8828,781130

CIBITUNG180,7221,180117

CIKEUSIK322,7651,012158

CIGEULIS176,2133,856192

PANIMBANG132,8448,910368

SOBANG138,8835,034252

MUNJUL75,2522,176295

ANGSANA64,8425,578394

SINDANGRESMI65,2021,259326

PICUNGO56,7435,120619

BOJONGD50,7233,590662

SAKETI54,1342,955794

CISATA32,6523,371716

PAGELARAN42,7633,943794

PATIA45,4827,242599

SUKARESMI57,3033,817590

LABUAN15,6653,8613,439

CARITAD41,8732,035765

APUTLI53,0428,395535

CIKEDAL26,0030,3951,169

MENES22,4135,2741,574

PULOSARI31,3327,486877

MANDALAWANGILI80,1946,805584

CIMANUK23,6438,2471,618

CIPEUCANG21,1628,0331,325

BANJAR30,529,780976

KADUHEJO33,5734,4741,027

MEKARJAYA31,3419,016607

PANDEGLANG16,8541,0392,436

MAJASARI19,5746,1262,357

CADASARI26,2031,4251,199

KARANGTANJUNG19,0732,3641,697

KORONCONGU17,86017,643988

KAB.TANDEGLANGIM.746,891.149.610419

Berbagai kebijakan telah ditempuh pemerintah kabupaten pandeglang untuk mengatasi penyebaran pendududk yang tidak merata, yang paling terkenal adalah dengan melakukan pemekaran kecamatan.Pemekaran kecaatan dilaksanakan dengan mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Selain itu pemekaran merupakan salah satu usaha pemerintah dalam pemerataan program dan hasil-hasil pembangunan. Tingginya tingkat kepadatan penduduk akan berpengaruh pada usaha memperbaiki tingkat kesejahteraan, terutama menyangkut pemenuhan kebutuhan perumahan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Pembangunan yang dilaksanakan di daerah-daerah yang tinggi tingkat kepadatannya harus mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan dapat menciptakan lapakan kerja yang luas bagi penduduk setempat, sehingga tingkat pengangguran ppenduduk dapat ditekan serendah mngkin untuk menghindari dampak social negative yang mungkin muncul. B. Struktur Umur Pertumbuhan penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh tingkat kelaahiran dan besarnya penduduk yang datang. Angka kelahiran yang tinggi akan mengakibatkan komposisi penduduk cenderung pada kelompok usia muda. Keberhasilan pembangunan bidang kependudukan secara umum terlihat pada perubahan komposisi penduduk menurut umur. Semakin rendah proposi penduduk tidak produktif. Komposisi penduduk pandeglang untuk kelompok produktif cukup tinggi, apabila diimbangi dengan kualitas penduduk yang baik, makan akan menjadi sumber daya penting bagi pembangunan di pandeglang.

TabelKomposisi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis KelaminDi Kabupaten Pandeglang Tahun 2010KELOMPOK UMURLAKI-LAKIPEREMPUANJUMLAH%

(1)(2)(3)(4)(5)

0-4625125933712184910.60

5-9677106312613083611.38

10-14706336482813546111.78

15-1960852514831123359.77

20-244614045021911617.93

25-294776248016957788.33

30-344195942203841627.32

35-394261541386840017.31

40-443753635749732856.37

45-493279330562633555.51

50-542619123314495054.31

55-591717714966321432.80

60-641290613381262872.29

65 -6989589799187571.63

70-7467498364151131.31

75+65639019155821.36

JUMLAH5890565605541149610

Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang Seperti ditunjukan pada tabel dibawah komposisi penduduk umur pandeglang belum menunjukan adanya perubahan yang signifikan disbanding tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 angka beban ketergantungan atau beban tanggungan sebesar 58,50 hal ini berarti sekitar 100 penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 58-59 penduduk yang tidak produktif. TabelJumlah Dan Persentase Penduduk Menurut Kelompok UmurDi Kabupaten Pandeglang Tahun 2010Kelompok umurLaki-lakiPerempuanTotal

Anak (0-14)200.855187.291388.146

Produktif (15-64)365.931346.081712.012

Lansia (65+)2227027182 49452

Jumlah 5890565605541149610

Dependency (Ratio) 58.50

Sumber : BPS Kabupaten PandeglangSalah satu potret keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan terlihat pada perubahan komposisi penduduk menurut kelompok umur yang tercermin mlalui angka beban tanggngan. Semakin kecil angka beban tanggungan akan mmberikan kesempatan pada penduduk usia produktif untuk meningkatkan kualitas dirinya dn pendduk pada umumnya. Sebaliknya semakin besar angka beban tanggungan akan menghambat proses pembangunan dlam upaya meningkatkan kualitas SDM baik secara individu maupun kolektif. Salah satu usaha dapat dilakukan untuk memperbaiki besarnya angka beban ketergantungan adalah dengan menekan angka kelahiran. Dan menghindari usia perkawinan muda.

GrafikPersentase Penduduk Menurut Kelompok UmurDi Kabupaten Pandeglang Tahun 2010

C. Keluarga Berencana Dan Usia Perkawinan PertamaPersentase akseptor KB selama du tahun terakhir terlihat mengalami peningkatan, pada tahun 2009 jumlah akseptor KB aktif naik menjadi 140.284 PUS atau 67,90 persen dari 206.613 PUS menjadi akseptor KB aktif, sedangkan pada tahun 2010 jumalah akseptor KB aktif naik menjadi 151.288 PUS atau 69,89 persen dari 216.472 PUS. Diantara banyak cara atau alat kontrasepsi ternyata suntik dan pil merupakan pilihan terbanyak para akseptor KB. Lebih dari 60 persen akseptor KB menggunakan alat kontrasepsi suntik dan sebanyak 22,23 persen menggunakan pil, selebihnya menggunakan alat kontrasepsi IUD, MOP/MOW, IMPLANT dan KONDOM.

TabelPersentase Akseptor KB Aktif Menurut Cara Atau Alat KontrasepsiDikabupaten Pandeglang Tahun 2009-2010CARA/ALAT KONTRASEPSI20092010

JUMLAHPERSENTASEJUMLAHPERSENTASE

(1)(2)(3)(4)(5)

PIL31.07422,1533.63522.23

AKDR/IUD6-5574,677-3404.85

Suntik85.71461,1091.04660.18

Susuk KB/ Norplant12.8049,13 14.2829.44

Tubektomi2.2141,582.1841.44

Vasektomi1.3360,951.5881.05

Kondom5850,421.2130.80

Tradisional/Lainnya010,000.000.00

Total 140.284 100,00151.288100.00

Jumlah PUS206.613216.472

% Akseptor KB Aktif67,9069.89

Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan PA dan KB Kabupaten Pandeglang Tabel diatas menunjukan bahwa alat kontrasepsi suntik menurun persentase penggunanya disbanding tahun 2009, yaitu dari sebesar 61,10 persen menjadi 60,18 persen pada tahun 2010. Walaupun penggunaannya menurun namun kontrasepsi suntik tetap menjadi pilihan utama para akseptor KB. Sehingga sebagian besar aksepror KB lebih memilih cara suntik dan pil dikarenakan harganya relative murah, mudah diperoleh, praktis dan factor resikonya relative lebih kecil dari menggunakan alat kontrasepsi lainnya. Pendewasaan ini kawin merupakan komponen vital yang turun menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kebahagiaan keluarga termasuk juga kesehatan ibu. Pemerintah harus lebih serius dalam memberikan penyuluhan tentang usia perkawinan pertama, seiring dengan masih besarnya kecenderungan masyarakat kabupaten pandeglang yang melangsungkan perkawinan pada usia muda.Berdasarkan grafik dibawah pada tahun 2008 dari jumlah perempuan yang pernah kawin persentase perempuan yang melangsungkan perkawinan pertamanya pada usia kurang dari 16 tahun tercatat 31,28 persen. Tetapi pada tahun 2009 naik menjadi 38,31 persen walaupun pada tahun 2010 sempat mengalami penurunan hingga mencapai 35,54 persen angka ini tergolong tinggi dan dapat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan.GrafikDistribusi Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 10 Tahun KeatasMenurut Umur Perkawinan Pertama, Tahun 2008-2010

Kondisi yang sama juga terjadi pada usia perkawinan pertama. Pada tahun 2008 rata-rata usia perkawinan pertama penduduk pandeglang berkisar pada tahun 18,26. Tetapi pada tahun 2009 turun menjadi 17,66 tahun sedangkan pada tahun 2010 yaitu usia 17,87 tahun. Dapat disimpulkan bahwa kondisi usia perkawinan pertama perempuan dikabupaten pandeglang pada tahun 2010 belum mencapai program pemerintah. Dalam program pemerintah tertuang bahwa usia perkawinan pertama seorang perempuan minimal 20 tahun. Bahkan badan keendudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN) menargetkan usia perkawinan pertama seorang perempuan minimal 21 tahun sedangkan kondisi di kabupaten pandeglang pada tahun 2010 secara rata-rata usia perkawinan pertama seorang perempuan baru mencapai 17,87 tahun. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius mengingat perkawinan pada usia muda cukup beresiko bagi kesehatan perempuan.Dampak lain yang dapat ditimbulkan dari usia perkawinan yang terlau uda adalah belum matangnya kondisi mental dan emosional seorang perempuan sehingga lebih rentan terhadap perceraian, selain itu wanita yang melangsungkan erkawinan pada usia muda akan memiliki masa fertilitas yang lebih panjang. Dengan bertambah panjang masa fertilitas seorang ibu maka dapat bertingginya laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah karena paluang untuk mempunyai anak lebih banyak.

TARAP KESEJAHTERAAN DAN POLA KONSUMSIA. Jumlah dan Persentase Penduduk MiskinBerbicara masalah kepemimpinan atau tepatnya penduduk miskin seolah tidak ada habisnya. Penduduk miskin nampaknya sudah menjadi ciri khas atau tragde mark bagi Negara miskindan berkembang atau lebih kenal sebagai Negara dunia ketiga, dimana Indonesia termasuk salah satu diantaranya.Kemiskinan di Negara berkembang seperti Indonesia pada umumnya mengarah pada nega kemiskinan absolut, yaitu ketidak mampuan seseorang untuk mencapai standar hidup minimal tertentu yang telah ditetapkan. Walaupun pemerintahan telah banyak menggulirkan berbagai program yang menitik beratkan pada pengentasan kemiskinan, namun masih ada beberapa yang dianggap belum tepat sasaran, bahkan gagal dalam mengetaskan kemiskinan. Beberapa program dianggap belum menyentuh masalah mendasar yang terjadi pada masyarakat sehingga hasilnya tidak efektif. Selain itu yang ada juga dinilai masih bersifat reaktif, jangka pendek dan parsial. TabelJumlah Dan Persentase Penduduk MiskinD Kabupaten Pandeglang Tahun 2993-2010Tahun PendudukMiskin (Jiwa)PersentasePenduduk MiskinGarisKemiskinan (Rp/kapita/bulan)

(I)(2) (3)(4)

1993120.05013,3520.158

1996111.57711,9432.159

1999180.70018,7075.500

2000198.98319,8084.725

2001178.63615,61 98.350

2002157.291 15,11105.402

2003 166.60015,40124.303

2004151.50013,77133.300

2005153.73313,89135.943

2006177.89515,82144.543

2007176.81215,64151.763

2008165.24214,49162.059

2009138.00312,01190.256

2010127.80011,14202.483

Sumber : Susenas tahun 1993-2010Jika memperhatikan penduduk miskin dipandeglang empat tahun terakhir, terlihat kecenderungan menurun jumlanya. Jika pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin di pandeglang sekitar 177.895 jiwa atau sebesar 15,82 persen dari jumlah penduduk pandeglang, maka pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin menjadi sebanyak 127.800 jiwa atau sebesar 11,14 persen. Penurunan ini selain akaibat dari perbaikan perekonomian regional juga tidak lepas dari dampak digulirkannya berbagai program untuk mengentaskan kemiskinan. Perkembangannya lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini. GrafikJumlah Penduduk Miskin Dan Nilai Garis KemiskinanDi Kabupaten Pandeglang Tahun 2000-2010

Nilai garis kemiskinan selalu berubah-rubah dan sangat rentan terhadap perubahan harga. Tingkat inflasi yang tinggi akibat kondisi perekonomian yang mengalami perubahan harga. Tingkan inflasi yang tinggi akibat kondisi perekonomian yang mengalami perlambatan dapat membuat nilai garis kemiskinan meningkat, akibatnya jumalah penduduk miskin akan bertambah secara otomatis. Penduduk yang pendapatannya berada sedikit diatas nilai garis kemiskinan merupakan kelompok penduduk yang sangat beresiko tinggi untuk tergolong sebagai penduduk miskin. Atas dasar hal tersebut pemerintah dinegara manapun selalu berusaha menjaga tingkat inflasi menjadi serendah mungkin. Melalui tabel diatas kita dapat melihat ketika inflasi meninggi akibat krisis ekonomi pada tahun 2000-2010 sementara pendapatan penduduk cenderung tetap atau bahkan berkurang akibat banyaknya pengangguran maka persentase penduduk miskin akan meningkat drastis. B. Pola Konsumsi Pola konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indicator kesejahteraan rumah tangga atau keluarga. Selama ini berkembang pengertian bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga dapat memberi gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebut. Rumah tangga dan proposi pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi makanan mengindikasikan rumah tangga yang berpenghasilan rendah. Makin tinggi tingkat penghasilan rumah tangga makin kecil proporsi pengeluaran makanan terhada seluruh pengeluaran rumah tangga. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa rumah tangga atau keluarga akan semakin sejahtera bila persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non makanan. TabelPengeluaran Rata-Rata Perkapita PerblanPenduduk Kabupaten Pandeglang Tahun 2009-2010KonsumsiPengeluaran (Rp)Persen

2009201020092010

(2) (3) (4) (5)

Makanan241.517218.73166,2566,51

Padi-padian53.90052.13914,7815,39

Tembakau/Sirih35.17135.3239,6510,74

Lam-lain152.446131.26941,8240,38

Bukan Makanan123.028110.16133,7533,49

Perumahan58.82352.25216,1415,88

Barang dan jasa17.66322.1204,856,72

Pendidikan10.37210.7802,853,28

Lain-lain36.170125.0099,9107,61

Total364.545328.892100,00100,00

Sumber : Susenas Tahun 2009-2010 Pada tabel diatas dijelaskan data pengeluaran rata-rata perkapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan penduduk pandeglang tahun 2009 dan 2010. Terlihat bahwa selama periode tersebut rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk pandeglang turun sebesar 9,78 persen dari Rp. 364.545,- menjadi Rp. 328.892,_. Penurunan tersebut diakibatkan oleh turunnya porsi pengeluaran penduduk untuk konsumsi bukan makanan dari 33,75 % di tahun 2009 menjadi 33,49 % di tahun 2010. Sementara konsumsi makanan secara persentase mengalami kenaikan dbanding tahun 2009 dari 66,25 % menjadi 66,51 %.Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa than 2009-2010 terjadi kecenderungan bahwa konsumsi makanan masih menjadi prioritas penduduk pandeglang dalam membelanjakan penghasilannya. Pengeluaran konsumsi makanan adalah untuk padi-padi dan tembakau atau sirih . sedangkan dari konsumsi bukan makanan pengeluaran terbesar adalah untuk konsumsi perumahan seerta batrang atau jasa.Terdapat satu fakta menarik terkait pola konsumsi penduduk pandeglang yaitu nilai pengeluaran untuk rokok jauh lebih besar dibandingkan pengeluaran untuk pendidikan maupun kesehatan. Hal ini cukup ironis mengingat seringkali ketidakmamuan orang tua untuk menyekolahkan anak dan menggunakan jasa pelayanan keehatan yang baik dikaitkan dengan ketidakmampuan mereka dalam hal keuangan.