tugas ips

16
BAB I PENDAHULUAN Globalisasi telah melahirkan persaingan dalam berbagai bidang, termasuk bidang ketenagakerjaan. Kondisi ini menuntut kualitas SDM yang tinggi, sementara mutu pendidikan kita rendah. Prestasi pembelajaran siswa menurut bank dunia, Indonesia terus mendapat prestasi yang rendah dalam uji berstandar internasional atas prestasi siswa, bahkan setelah memperhitungkan kondisi sosial ekonomi. Di tahun 2003, Indonesia mendapat posisi ke-33 dari 45 negara dalam Third International Mathematics Science Study (TIMSS). Di tahun 2006, Program for International Student Assessment (PISA), yang menilai seberapa baik kesiapan siswa berumur 15 tahun dalam menghadapi kehidupan, Indonesia mendapat peringkat 50 dari 57 negara dalam bidang ilmu pengetahuan, membaca dan matematika. Tidak ada pilihan bagi guru kecuali melakukan inovasi pembelajaran karena secara langsung yang melakukan pembelajaran di dalam kelas ialah guru, apa yang terjadi di kelas tergantung dari guru tersebut. Keberhasilan pembelajaran sebagian besar ialah tanggung jawab guru. Berbagai forum diadakan untuk mensosialisasikan gagasan tentang inovasi pembelajaran dengan partisipan atau subjek sasaran para guru. Bahkan, dalam diklat sertifikasi guru, sebagai tindak lanjut penanganan para peserta sertifikasi yang tidak lolos lewat jalur portofolio, inovasi pembelajaran merupakan salah satu mata diklat. Namun, di sisi lain, ada keengganan atau keterpaksaan pada sebagian guru untuk mengikuti perkembangan atau mendalami inovasi pembelajaran. Apa yang mereka tekuni selama ini seolah-olah sudah cukup dan tidak perlu diubah lagi. Padahal, merupakan suatu keharusan bagi guru untuk secara terus-menerus melakukan inovasi dalam rangka meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran, lebih-lebih setelah memasuki era global seperti sekarang Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. “Learning is fun” merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu

Upload: ivo-fatkhan-thoriq

Post on 17-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hdsaj

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS IPS

BAB I

PENDAHULUAN

 

Globalisasi telah melahirkan persaingan dalam berbagai bidang, termasuk bidang ketenagakerjaan. Kondisi ini menuntut kualitas SDM yang tinggi, sementara mutu pendidikan kita rendah. Prestasi pembelajaran siswa menurut bank dunia, Indonesia terus mendapat prestasi yang rendah dalam uji berstandar internasional atas prestasi siswa, bahkan setelah memperhitungkan kondisi sosial ekonomi. Di tahun 2003, Indonesia mendapat posisi ke-33 dari 45 negara dalam Third International Mathematics Science Study (TIMSS). Di tahun 2006, Program for International Student Assessment (PISA), yang menilai seberapa baik kesiapan siswa berumur 15 tahun dalam menghadapi kehidupan, Indonesia mendapat peringkat 50 dari 57 negara dalam bidang ilmu pengetahuan, membaca dan matematika. Tidak ada pilihan bagi guru kecuali melakukan inovasi pembelajaran karena secara langsung yang melakukan pembelajaran di dalam kelas ialah guru, apa yang terjadi di kelas tergantung dari guru tersebut. Keberhasilan pembelajaran sebagian besar ialah tanggung jawab guru.

 Berbagai forum diadakan untuk mensosialisasikan gagasan tentang inovasi  pembelajaran dengan partisipan atau subjek sasaran para guru. Bahkan, dalam diklat sertifikasi guru, sebagai tindak lanjut penanganan  para peserta sertifikasi yang tidak  lolos lewat jalur portofolio, inovasi pembelajaran merupakan salah satu mata diklat. Namun, di sisi lain, ada keengganan atau keterpaksaan pada sebagian guru untuk mengikuti perkembangan atau mendalami inovasi pembelajaran. Apa yang mereka tekuni selama ini seolah-olah sudah cukup dan tidak perlu diubah lagi. Padahal, merupakan suatu keharusan bagi guru untuk secara terus-menerus melakukan inovasi dalam rangka meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran, lebih-lebih setelah memasuki era global seperti sekarang

Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. “Learning is fun” merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik..

Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya pada proses pembelajaran akan lebih fokus.Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

Dalam proses belajar mengajar agar didapatkan suatu hasil yang maksimal maka diperlukan suatu teknik pembelajaran yang efisien dan afektif sehingga tidak mengahabiskan waktu yang lama dan bertele-tele yang kadang hasilnya kurang memuaskan, apalagi untuk siswa didik yang mengikuti program akselerasi yang waktu belajarnya relatif lebih cepat dibanding dengan siswa didik yang duduk di kelas reguler

Page 2: TUGAS IPS

BAB II

PEMBAHASAN

 

Rogers dan Shoemaker (1971) mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru, praktek-praktek baru, atau objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau peserta didik. Pengertian baru disini mengandung makna bukan sekadar baru diketahui oleh pikiran (cognitife), melainkan juga baru karena belum dapat diterima secara luas oleh seluruh peserta didik dalam arti sikap (attitude) dan juga baru dalam pengertian belum diterima dan diterapkan oleh peserta didik. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh pebelajar atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk dari learning how to learn untuk melakukan langkah-langkah belajar, sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.

Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu menfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.

Secara garis besar, pembelajaran inovatif dapat digambarkan sebagai berikut:

Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa

Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’

Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Adapun keunggulan pembelajaran inovatif sebagai berikut:

Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.

Berpikir dan bertindak kreatif.

Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis

Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.

Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.

Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.

Page 3: TUGAS IPS

Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

Kelemahan pembelajaran inovatif sebagai berikut:

Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk diterapkan pada pembelajaran ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.

Dalam dunia pendidikan model pembelajaran selalu berkembang salah satunya adalah pembelajaran inovatif. Pembelajaan ini dilaksanakan untuk memperbaharui proses pembelajaran agar menjadi lebih baik. Selain itu pembelajaran konvensional menurut banyak penelitian tidak sesuai lagi dengan peserta didik sekarang. Maka perlu adanya pembelajaran model baru yang sekarang sedang banyak dilakukan, disosialisasikan pada penataran atau pelatihan guru yaitu pembelajaran berorientasikan PAIKEM. Pembelajaran inovatif salah satu bagian dari PAIKEM. Pembelajaran ini cenderung pada penekanan alat bantu atau segmen-segmen pendukung pembelajaran, misalnya bahan ajar dll.

Pembelajaran konvensional boleh dikatakan hampir tidak pernah dilaksanakan, mengingat konsep pembelajaran sekarang apapun metode dan alat pembelajarannya mengacu pada siswa sebagai subyek pembelajaran. Pembelajaran inovatif ini tidak lepas dari rencana pembelajaran yang  harus sesuai dengan silabus dan RPPnya. Intinya pembelajaran harus terencana  terkendali menurut rencana pembelajaran yang dibuat guru pada awal semester.

Pembelajaran ini diharapkan dapat hasil belajar siswa agar menjadi lebih baik, yaitu dengan bukti fisik nilai siswa. Tetapi pembelajaran sekarang bukan itu intinya. Kurikulum KTSP sekarang lebih menekankan pada prosesnya, bukan hasilnya, artinya bagaimana agar siswa yang semula tidak tahu menjadi mengerti. Ini lebih baik dari pada peningkatan hasil yang dimanipulatif. Terpenting, selama angka-angka masih menjadi indikator, pendidikan indonesia yang baik hanya akan menjadi mimpi.

Peran Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas.Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu, baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.

Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh kemampuan atau kompetensi yang diinginkan. Dalam proses belajar guru menyampaikan pesan berupa ilmu Proses komunikasi akan mencapai tujuan apabila kedua belah pihak-pengirim dan penerima dapat memiliki kesamaan pemahaman terhadap pesan dan informasi yang dikomunikasikan. Aktivitas belajar pada dasarnya merupakan suatu proses yang bersifat individual, namun demikian dalam prosesnya belajar juga terjadi dalam bentuk kelompok atau klasikal. Proses

Page 4: TUGAS IPS

belajar yang sengaja dirancang biasanya memiliki tujuan yang spesifik, yaitu membentuk seseorang agar memiliki kemampuan dan kompetensi tertentu disebut pembelajaran.

  Lalu bagaimanakah pembelajaran yang disebut sukses? Smith dan Ragan mengemukakan beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan sebuah proses pembelajaran, antara lain :efektivitas; efisiensi dan daya tarik. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang mampu membawa siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi seperti yang diharapkan. Pembelajaran efisien memiliki makna adanya aktivitas pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan waktu dan sumber daya yang relatif sedikit. Pembelajaran perlu diciptakan agar menjadi sebuah peristiwa yang menarik minat dan motivasi belajar siswa( dalam Pribadi,2011.hal15-16).Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan.

            Secara umum banyak sekali peranan guru yang mesti dilakukan dalam melaksanakan inovasi pembelajaran, namun secara profesional meliputi tugas:

1. Sebagai pengajar

Mengajar berarti memberikan pengajaran dalam bentuk penyampaian pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor) pada diri siswa agar dapat menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi.Pada proses belajar-mengajar akan terjadi interaksi antara guru dengan siswa.Sebagai pengajar yang kompeten seorang guru harus bisa mengubah diri siswa dalam arti luas menumbuhkembangkan keadaan siswa, sehingga pengalaman yang diperoleh siswa dalam ia mengikuti proses pembelajaran dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan diri siswa.

2.  Sebagai pendidik

Mendidik berarti pemberian bimbingan kepada siswa (anak didik) agar potensi yang dimilikinya berkembang seoptimal mungkin dan dapat meneruskan serta mengembangkan nilai-nilai kehidupan. Dalam mencapai tujuan proses belajar-mengajar seorang guru tidak pernah terlepas dari suatu seni atau kiat mendidik. Startegi, pendekatan, siasat atau taktik perlu diciptakan sendiri oleh guru sebagai pendidik berdasarkan pengetahuan, logika dan pengalamannya. Setiap guru pada umumnya memiliki kiat-kiat sendiri yang sudah tentu tidak sama dengan yang lain. Sebab itu kiat sering disebut sebagai seni mendidik.

3.  Sebagai pengembang bahan ajar

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi

Page 5: TUGAS IPS

dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi : (a) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (b) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c) memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar. Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Seoran guru sebagai pengembang bahan ajar harus tahu bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam untuk mendukung inovasi program pembelajaran antara lain :

Ø  Bahan ajar seperti apa yang harus di beli untuk dapat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran

Ø  Bahan ajar seperti apa yang harus dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan spesifik

Ø  Bahan ajar seperti apa yang perlu dibeli dan dimodifikasi sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa

4.   Sebagai pengembang metode pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan proses atau prosedur yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan atau kompetensi. Beberapa metode yang dilakukan oleh guru di ruang kelas antara lain :

Ø  Presentasi

Dalam sebuah persentasi, guru menyajikan, mendramatisa atau menyebarkan informasi kepada siswa .Komunikasi dikendalikan oleh guru dengan interaksi dengan pembelajar. Guru bisa menyelipkan pertanyaan dimana siswa dapat langsung menjawabnya. Sumber informasi bisa berupa buku ajar, situs internet, audio, video.

Ø  Demostrasi

Dalam sebuah demostrasi para siswa melihat contoh nyata atau aktual dari sebuah keterampilan atau prosedur untuk dipelajari. Demostrasi mungkin direkam dan diputar ulang melalui sarana media seperti video. Jika ingin interaksi dua arah atau praktik siswa dengan umpan balik diperlukan instruktur atau tutor yang hadir secara langsung. Belajar langsung di tempat sering kali menggunakan demostrasi  satu-persatu dimana siswa yang berpengalaman memperlihatkan kepada siswa lainnya bagaimana menjalankan sebuah prosedur.

Page 6: TUGAS IPS

Ø  Latihan dan Praktek

Dalam latihan dan praktek para pembelajar di bimbing melewati serangkaian latihan dan pratek yang dirancang untuk menyegarkan kembali atau meningkatkan penguasaan pengetahuan konten spesifik atau sebuah keterampilan baru. Agar efektif latihan dan pratek harus menyertakan umpan balik untuk memperkuat respon yang benar dan memperbaik kesalahan yang mungkin dibuat oleh siswa .

Ø  Tutorial

Dalam tutorial, guru menyajikan konten, mengajukan pertanyaan atau persoalan, meminta respon para siswa, menganalisis tepat dan menyediakan praktik hingga para siswa menunjukan level dasar kompeten. Pmberian tutorial paling sering dilakukan satu lawan satu dan sering digunkan untuk mengajarkan keterampilan dasar, seperti membaca, dan matematika. Perbedaan antara toturial dan latihan dan praktik adalah tutorial memperkenalkan dan mengajarkan materi baru sementara latihan dan praktik fokus pada konten yang diajarkan dalam format lainnya.

Ø  Diskusi

Diskusi adalah pertukaran gagasan dan opini di antara para siswa dan guru. Strategi ini digunakan dalam tahap pengajaran dan pembelajaran apa pun dan dalam kelompok kecil atau besar. Diskusi merupakan cara  yang bermanfaat dalam menakar pengetahuan, keterampilan dan sikap dari kelompok siswa sebelum mengakhiri tujuan pengajaran. Diskusi bisa dipimpin oleh guru dengan mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan respon dari siswa dimana pertanyaannya harus membuat siswa memikirkan topik atau masalah yang mereka ketahui dan menerapkan pengetahuan tersebut. Pertanyaannya dimulai dengan bagaimana atau kenapa.

Ø  Belajar Kooperatif

Belajar kooperatif merupakan strategi pengelompokan di mana para siswa bekerja sama untuk saling mendapatkan keuntungan dari potensi belajar dari anggota siswa lainnya. Guru bisa menciptakan kelompok kooperatif formal yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan belajar sfesifik akan tercapai. Kelompok formal ini sebaiknya tidak berlangsung lebih lama dari tugas belajar. Pengalaman belajar kooperatif bisa bersifat informal pula. Para siswa mungkin dapat menentukan kebutuhan belajar mereka sendiri dan bekerja sama dengan siswa lain untuk meningkatkan pengalaman belajar mereka.

Ø  Permainan

Permainan memberikan lingkungan kompetitif yang di dalamnya para siswa mengikuti aturan yang telah ditetapkan saat mereka berusaha mencapai tujuan pendidikan yang menantang. Ini merupakan teknik yang sangat memotivasi, terutama untuk konten yang membosankan dan repetitif. Permainan mungkin melibatkan satu siswa atau satu kelompok siswa. Dengan melakukan permainan, para siswa mulai mengenali pola yang ada dalam situasi tertentu. Permainan bisa menantang dan menyenangkan untuk dimainkan. Permainan bisa memberikan pengalaman belajar yang beraneka ragam.

Ø  Simulasi

Simulasi melibatkan para siswa menghadapi situasi kehidupan nyata dalam versi di perkecil. Simulasi memungkinkan praktik realistik tampa mengeluarkan biaya dan resiko. Simulasi mungkin melibatkan dialog peserta, manipulasi materi dan perlengkapan atau interaksi dengan komputer.

Page 7: TUGAS IPS

Simulasi dapat digunakan untuk seluruh kelas atau kelompok kecil yang bekerja sama. Misal kita ingin menjelasakan tentang proses pembakaran pada mobil kita bisa membawa model mobil mainan dan menjelaskan pada siswa tentang simulasi mesin mobil dan siswa dapat memahami konsep yang sedang disajikan dan melindungi mereka dari bahaya menyalakan mesin yang sesungguhnya.

Ø  Penemuan

Strategi penemuan menggunakan pendekatan induktif atau penyelidikan,, untuk belajar. Strategi ini menyajikan masalah untuk diselesaikan melalui percobaan dan kesalahan (trial and error). Tujuan strategi penemuan adalah untuk memacu pemahaman konten yang lebih mendalam melalui keterlibatan dengan konten tersebut. Aturan atau prosedur yang ditemukan para siswa mungkin berasal dari percobaan sebelumya, berdasarkan informasi dari buku referensi atau dari situs internet.Dalam mendesai program pembelajaran yang inovatif. Teori belajar dapat digunakan sebagai  panduan untuk mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.Teori belajar yang banyak dikenal antara lain :

A.Teori Belajar Behavioristik

Menurut teori ini belajar adalah pemberian tanggapan atau respon terhadap stimulus yang dihadirkan. Belajar dapat dianggap efektif apabila individu mampu memperlihatkan sebuah perilaku baru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Faktor lain yang dianggap penting adalah penguatan. Penguatan berfungsi meningkatkan kemungkinan timbulnya respon yang diharapkan. Tokoh-tokoh dalam teori belajar behavioristik antara lain Thorndike, Pablo, Skinner.

B.Teori belajar Kognitif

Menurut Woolfolk(dalam Pribadi,2011)  bahwa teori belajar kognitif sebagai pendekatan umum yang memandang belajar sebagai proses mental aktif untuk memperoleh, mengingat dan menggunakan informasi dan pengetahuan. Dalam menempuh proses pembelajaran siswa tidak hanya sekadar bersifat pasif dalam menerima pengetahuan. Siswa mencari informasi untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan menyusun pengetahuan tersebut untuk memperoleh sebuah pemahaman baru. Teori belajar kognitif dianut oleh pakar-pakar, seperti Piaget, Bruner, dan Ausubel.

C. Teori Belajar Konstruktivistik

Teori belajar konstruktivistik berasal dari filsafat konstruktivisme yang  pada awalnya digagas oleh Mark Baldwin (Sanjaya, 2007). Menurut teori kontruktivistik, pengetahuan merupakan konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan, dengan demikian, secara terus-menerus mengalami reorganisasi karena adanya-pemahaman-pemahaman baru. Jadi, pengetahuan, menurut teori kontruktivisik tidak dapat dipindahkan  dari pikiran seseorang yang telah memilikinya (guru) ke pikiran orang lain yang belum memilikinya (siswa). Belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan yang dilakukan oleh siswa. Dengan demikian, kendali belajar dapat dikatakan sepenuhnya ada pada siswa. Sementara itu, tugas guru adalah menata lingkungan sehingga memberi peluang optimal bagi terjadinya proses belajar dan membantu agar proses rekonstruksi pengetahuan berjalan lancar. Sebelum aktivitas belajar dimulai, siswa sesungguhnya telah memiliki kemampuan awal. Kemampuan awal itu akan mendasari proses rekonstruksi pengetahuan baru. Oleh karena itu, sesederhana  apa pun kemampuan awal  itu, kemampuan itu harus dijadikan dasar pembelajaran.

Page 8: TUGAS IPS

D. Teori belajar humanistik

Teori belajar humanistik menggunakan motivasi yang menekankan pada kebebasan personal, penentuan pilihan determinasi diri dan pertumbuhan individu.Menurut teori ini bahwa peristiwa belajar yang ada saat ini lebih banyak ditekankan pada aspek kognitif semata, aspek afektif dan psikomotor menjadi terabaikan. Setiap anak merupakan invidu yang unik, memiliki perasaan dan gagasan orisinal dan tugas pendidik adalah membantu individu agar berkembang secara sehat dan sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

5.  Sebagai pengembang strategi-strategi pembelajaran

Startegi pembelajaran yaitu cara-cara spesifik yang dapat dilakukan oleh indidu untuk membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran atau standar kompetensi. Guru perlu melakukan upaya kreaktif dalam menggunakan strategi pembelajaran. Sebagai pengembang strategi-strategi pembelajaran, guru harus tahu upaya atau strategi apa yang harus dilakukan untuk menarik dan memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan. Ketika mengindetifikasi strategi pembelajaran, guru harus memilih dua jenis : strategi yang berpusat pada guru dan strategi yang berpusat pada siswa. Strategi guru adalah kegiatan mengajar mata pelajaran, misal menyajikan sebuah konsep dengan menampilkan sebuah video atau membaca atau menunjukan bagaimana menkonjugasi sebuah kata kerja. Startegi yang berpusat pada siswa merupakan kegiatan yang melibatkan siswa dalam belajar aktif ,seperti membahas kelebihan dan kekurangan sebuah topik, melaksanakan pencarian internet, membaca sebuah artikel koran. Pertimbangan utama ketika memilih startegi pembelajaran adalah bahwa strategi tersebut sebaiknya menyebabkan siswa mencapai standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu, pertimbangkan pula gaya belajar dan motivasi siswa saat guru dalam memilih startegi untuk memastikan dengan lebih baik, bahawa seorang guru dapat memenuhi kebutuhan yang beragam dari pada siswa

6.  Sebagai pengembang media pembelajaran

Media adalah sarana pembelajaran yang dapat digunakan untuk memfasilitasi aktivitas belajar. Ragam media yang dapat digunakan dapat diklasifikasi sebagai teks, audio, video, komputer dan jaringan intenet. Pemilihan media pembelajaran perlu dilakukan secara cermat. Setiap jenis media pembelajaran memiliki kekuatan dan juga kelemahan yang perlu dipertimbangkan sebelum diplih dan diimplementasikan dalam aktivitas pembelajaran. Guru sebagai pengembang media pembelajaran harus tahu mengombinasikan media yang diperlukan dalam menyelenggarakan program pembelajaran(kombinasi media yang dipilih tentunya harus dapat menunjang efektifitas pada sekolah tempat aktivitas pembelajaran berlangsung. Guru dalam memilih media harus mempunyai inovasi dalam pemanfaatan teknologi. Teknologi dan media yang dissesuaikan dan dirancang secar khusus bisa memberikan kontribusi bagi pengajaran yang efektif dari seluruh siswa dan bisa membantu siswa mencapai potensi tertinggi mereka. Teknologi bantuan dapat dikelompokkan menjadi : teknologi rendah yang tidak memerlukan listrik, contohnya,kaca pembesar untuk memperbesar bahan; teknologi menengah yang memerlukan listrik, misalnya, telivisi, radio,video; teknologi tinggi melibatkan penggunaan komputer. Dalam pemanfaatan komputer guru bisa menggunakan pengajaran yang menggunakan situs atau web secara online.

Page 9: TUGAS IPS

7.  Sebagai penilai pembelajaran

      Evaluasi adalah proses yang dilakukan oleh seorang untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu. Evaluasi ada dua yaitu evaluasi hasil belajar dan evaluasi program. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat dinilai dengan menggunakan tes dan penilaian. Ada dua kategori tes yang dapat digunakan yaitu tes obejektif dan essai. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terkait dengan aspek kognitif. Untuk mengukur aspek-aspek hasil belajar yang lain diperlukan beberapa jenis penilaian dan instrument pengukuran yang disebut dengan istilah penilaian alternatif. Evaluasi program adalah sebagai proses pengumpulan dan analisis data yang hasilnya dapat digunakan untuk membuat sebuah keputusan. Evaluasi program ada 2 yaitu evaluasi sumatif bertujuan untuk menilai efisiensi dan daya tarik program setelah program tersebut dimplementasikan dalam situasi yang telah ditentukan serta evaluasi formatif yang bertujuan untuk mengembangkan program pembelajaran agar dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk menunjang atau memfasilitasi berlangsungnya proses pembelajaran. Seorang guru sebagai pengembang evaluasi, melakukan evaluasi  program pembelajaran bertujuan untuk mengetahu beberapa hal yaitu :

Ø Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan

Ø Peningkatan kompetensi dalam diri siswa  yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran

Ø Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.

Beberapa pertanyaan yang dikemukan oleh guru sebagai perancang program pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi yaitu :

Ø Apakah siswa menyukai program pembelajaran

Ø Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa  dalam mengikuti program pembelajaran

Ø Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi pembelajaran

Ø Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dipelajari

Page 10: TUGAS IPS

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN

Dengan multi peran guru, baik sebagai pendidik, pengajar, pengembang (bahan ajar, media, metode) dan sebagai penilai hasil belajar ataupun program pembelajaran maka dituntut berbagai kemampuan dan keterampilan dalam menjalankan tugas, karena keberhasilan pendidikan sangat ditentukan dengan kinerja guru sebagai praktisi terdepan dalam pendidikan.Perkembangan zaman memberi isyarat bahwa guru harus mampu bersikap dinamis dan sekaligus pembaharu (inovator) dalam bidang pendidikan. Dari paparan diatas tentang teori belajar dari beberapa tokoh dan metode, media dan strategi-strategi pembelajaran, guru dapat mengkajinya dan menerapkan dalam pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas sehingga menciptakan inovasi yang baru dalam pembelajaran.

Page 11: TUGAS IPS

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.

Prawiradilaga, Dewi S.(2012). Wawasan Tekonologi Pendidikan. Jakarta:Kencana Prenada Media Group

Pribadi Media A.(2011). Model Assure Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta:Dian Rakyat.

Pribadi, Benny A.(2011). Model Desain Sistim Pembelajaran. akarta:Dian Rakyat

Smaldino,Sharon E., Deborah L/Lowther, dan James D.Russel.(2011). Instructional Technologi & Media for Learning(edisi kesembilan). Terjemahan.Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Undang-undang No.14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta:CV Novindo Pustaka Mandiri

Undang-undang No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Nuasa Aulia

Uno, Hamzah. 2009. Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara: Jakarta