tugas instansi pak hartono.docx
DESCRIPTION
Tugas InstansiTRANSCRIPT
TUGAS MATAKULIAH
PENGELOLAAN INFORMASI PESISIR DAN KELAUTAN
( GKP 2302 )
Disusun oleh:
Nama: Luthfan Prima Zul Fahmi
NIM: 11/316636/GE/07200
Prodi: Kartografi dan Penginderaan Jauh
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
TUGAS
1. Pelajari karakteristik lembaga pemerintah dan swasta yang mengelola data spasial kelautan, yang menggunakan teknologi informasi geografi.
2. Tulis ringkasannya, terutama kompetensi dan produk utamanya.
3. Sebagai ahli teknologi informasi geografi, ide pekerjaan/proyek/masukan apakah yang dapat saudara sumbangkan untuk membantu penyelesaian tugas mereka.
JAWAB:
DISHISDROS
VisiMenjadi Lembaga Hidrografi yang mampu memberikan informasi dan pelayanan survei dan pemetaan yang akurat bagi kepentingan pertahanan, militer dan publik yang diperlukan untuk mengamankan dan mensukseskan pembangunan nasional.
Misi
Mendukung data dan informasi atas dan bawah permukaan laut untuk kepentingan pertahanan dan militer.
Meningkatkan kualitas produk Dishidros dengan mengacu pada standar dan aturan internasional sebagai upaya terjaminnya keselamatan bernavigasi di laut.
Kontribusi terhadap terpeliharanya lingkungan laut, penetapan batas Negara dan batas wilayah laut.
Terpeliharanya data dan informasi Hidro-Oseanografi yang mutakhir, berkualitas dan terpadu.
Sejarah Dishidros
Peraturan Pemerintah RI Nomor : 23 tahun 1951 tentang pembentukan Bagian Hidrografi Angkatan Laut dan Bagian Hidrografi Jawatan Pelayaran. Keputusan Presiden RI Nomor : 164 tahun 1960 tentang Penggabungan Pejabatan Hidrografi Jawatan Pelayaran ke dalam Jawatan Hidrografi Angkatan Laut Jawatan Hidrografi Angkatan Laut (Janhidral).
Keputusan Kasal Nomor : KEP/20/VII/1997, tanggal 31 Juli 1997 tentang organisasi dan prosedur Dishidros, menetapkan bahwa Dishidros bertugas membina dan melaksanakan fungsi hidro-oseanografi untuk kepentingan TNI maupun untuk kepentingan umum.
Dishidros atas nama Pemerintah RI menjadi anggota IHO (International Hidrographic Organisation) ke 64 pada tanggal 18 Oktober 1951, dengan keanggotaan ini peta dan informasi yang dihasilkan/diterbitkan oleh Dishidros mempunyai standar kualitas internasional.
Produk Dishidros
Peta-peta :
a. Peta Laut
Peta Navigasi
Peta Pariwisata
Peta Garis Pangkal
Peta ALKI
Peta GEBCO
Peta Arung Samudra
Peta Pelabuhan Khusus
Peta ZEE
Peta Batimetri
ENC (Electronic Navigational Chart)
b. Peta Tematik
Peta Magnetik
Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN), kerjasama dengan Bakosurtanal.
c. Peta Khusus
Buku-buku
Almanak Nautika
Arus Pasang Surut
Daftar Ilmu Pelayaran
Kepanduan Bahari
Daftar Kerangka Kapal
Buku Pelampung dan Perambuan
Pasang Surut
Daftar Suar Indonesia
Berita Pelaut Indonesia
Daftar Ranjau
Informasi Pelabuhan Indonesia
Serta buku-buku nautika lainnya.
BROK PRANCAK (Balai Penelitian dan Observasi Laut)
Sejarah BPOL
Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL)berlokasi di Perancak, Jembrana, Bali. Pemilihan lokasi ini sebagaicenter of excellentkelautan Idonesia karena letak geografis yang berada di tengah Indonesia dan memiliki lahan yang luas sehingga memungkinkan ketersediaan lahan apabila pembangunan fisik terus berlanjut. Kondisi alam yang masih terjaga dan berdekatan dengan muara dan laut (Samudera Hindia) menjadikan lokasi ini cocok sebagai marine station atau marine research institute. Selain itu lokasi ini memiliki nilai historis yang tinggi karena dikenal sebagai tempat pertama kali berlabuhnya Majapahit dan sebagai jalur penyebaran agama Islam di Pulau Bali oleh masyarakat Melayu Malaysia.
Lokasi Balai Penelitian dan Observasi Laut
Muara Perancak
Balai ini adalah salah satu wadah pelaksanaan kegiatan kegiatan the Southeast Asia Center for Ocean Research and Monitoring (SEACORM). Perjalanan historis lahan Perancak jika disimak secara menyeluruh menggambarkan keunikan tersendiri. Salah satunya adalah bagaimana upaya upaya yang dilakukan untuk merubah (convert) tata guna lahan yang awalnya merupakan lahan budidaya tambak, menjadi suatu kawasan riset terapan dan observasi kelautan yang handal berskala global. Hal tersebut bermula pada bulan Oktober 2002 (Raker BRKP DKP) ketika lahan tersebut diserahterimakan dari Pusat Riset Perikanan Budidaya ke Pusat Riset Teknologi Kelautan BRKP.
Peresmian oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Freddy Numberi 2005
Pada Tahun Anggaran 2003 Bagian Proyek Inventarisasi untuk pertama kali dilaksanakan di Perancak yang pada saat itu bernama Laboratorium Alam'. Dua tahap pengembangan sarana dan infrastruktur riset dan observasi kelautan dilaksanakan pada tahun 2003 dan 2004 menginduk pada Pusat Riset Teknologi Kelautan. Sejak terbentuknya Instalasi Observasi Kelautan dan Tambak Penelitian tahun 2005, SEACORM telah cukup aktif melaksanakan program kerjanya yang meliputi kegiatan riset, diseminasi, kerjasama maupun pengembangan kelembagaan. Instalasi Observasi Kelautan merupakan cikal berkembangnya institusi penelitian ini menjadi Balai.
BROK - 2004
BROK - 2005
Pengesahan Balai Riset dan Observasi Kelautan melalui Peraturan Menteri pada bulan Agustus 2005 merupakan suatu momentum khusus yang dijadikan motivator dari keseluruhan aspek riset yang dapat dilakukan.Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR.PER10/MEN/2005Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset dan Observasi Kelautan menyatakan, diantaranya, bahwa BROK merupakanUnit Pelaksana Teknis (UPT)yang bertanggung jawab langsung kepada Pusat Riset Teknologi Kelautan (PRTK) BRKP.
BROK - 2007
Produk BPOL
Peta PDPI
Peta Data Satelit
Peta Turtle Tracking
Dll
Masukan untuk DISHIDROS
DISHIDROS sebagai lembaga yang mengkaji wilayah laut di Indonesia sebaiknya meningkatkan kualitas dalam bidang pemetaan kelautan. Misalkan membuat pemetaan sumberdaya alam di dalam laut. Mengingat masih banyak sumberdaya alam laut yang belum terekspos. Pemetaan kelautan juga dibuta dalam periode tertentu, seperti dalam 1 dasawarsa atau yang lainnya, untuk mengupdate sumberdaya alam di Indonesia ini agar tetap dapat memantau ketersediaan sumberdaya laut.
Masukan untuk BPOL
Sebaiknya BPOL memantau satwa diseluruh Indonesia, bukan hanya disekitar Pulau Bali, mengingat satwa Indonesia yang beragam dan tersebar di seluruh wilayah Kepulauan Indonesia.