tugas i jembatan.doc
TRANSCRIPT
TUGAS I
TUGAS DASAR-DASAR KONSTRUKSI JEMBATAN DAN JALAN
“Jembatan Rangka Batang (Truss Bridge)”
Disusun guna memenuhi tugas dasar-dasar konstruksi jembatan dan jalan
Dosen Pengampu: Eko Suprim Murtiono, S.T . MT
Disusun Oleh:
Puji Ratmasari
K1509033
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN PENDIDIKAN DAN KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN JEMBATAN SECARA UMUM
Sejarah jembatan sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya hubungan
komunikasi / transportasi antara sesama manusia dan antara manusia dengan alam
lingkungannya. Macam dan bentuk serta bahan yang digunakan mengalami perubahan
sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sekali
sampai pada konstruksi yang mutakhir
Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api,
jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain. Jenis jembatan berdasarkan
fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe struktur sekarang ini telah mengalami
perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang
sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir.
B. JENIS – JENIS JEMBATAN SECARA UMUM
Mengingat fungsi dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas jalan yang
dilalui rintangan, maka jembatan dapat dikatakan merupakan bagian dari suatu jalan,
baik jalan raya atau jalan kereta api. Ada beberapa klasifikasi Jembatan terbagi 3:
1. Menurut Kegunaanya
Menurut kegunaannya jembatan dibagi menjadi 6 antara lain:
a. Jembatan jalan raya (highway brigde)
b. Jembatan pejalan kaki (foot path)
c. Jembatan kereta api (railway brigde)
d. jembatan jalan air
e. jembatan jalan pipa
f. jembatan penyebrangan
2. Menurut Jenis Materialnya
Menurut materialnya jembatan dibagi menjadi 5 antara lain:
a. Jembatan jalan raya (highway brigde)
b. Jembatan kayu
c. jembatan baja
d. jembatan beton bertulang dan pratekan
e. jembatan komposit
3. Menurut sistim struktur
Menurut sistem struktur pembentuknya jembatan dibagi menjadi 10 antara lain:
a. Jembatan dengan tumpuan sederhana (simply supported bridge)
b. Jembatan menerus (continuous bridge)
c. Jembatan kantilever (cantilever bridge)
d. Jembatan integral (integral bridge)
e. Jembatan semi integral (semi integral bridge)
f. Jembatan pelengkung tiga sendi (arches bridge)
g. Jembatan rangka (trusses bridge)
h. Jembatan gantung (suspension bridge)
i. Jembatan kable (cabled-stayed bridge)
j. Jembatan urung-urung (culverts bridge)
C. BAGIAN-BAGIAN DARI KONSTURKSI JEMBATAN
1. Superstrucutre ( Konsturksi Bagian Atas )
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung
yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas
kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi : :
a. Trotoar
Sandaran dan tiang sandaran
Peninggian trotoar (Kerb)
Slab lantai trotoar.
b. Hand Rail
c. Deck Slab
d. Steel Girder
e. Balok Gelagar
f. Ikatan Pengaku (Ikatan angin, Ikatan rem, Ikatan tumbukan)
g. Perletakan (Rod dan Sendi) tidakk semua jembatan memiliki Rol dan Sendi
2. Substructure ( Konsturksi Bagaian Bawah ), terdiri dari :
a. Pile Cap
b. Abutment
c. Pier ( Pilar )
d. Wingwall
3. Foundation ( Pondasi ), diantaranya :
a. Bored Pile Foundation ( Pondasi Tiang bor)
b. Pondasi Tiang Pancang
BAB II
PEMBAHASAN
(Jembatan Rangka Batang/Truss )
A. PENGERTIAN JEMBATAN RANGKA BATANG
Jembatan rangka batang (truss bridge) adalah jembatan yang dibangun dengan
menggunakan 2 rangka utama yang dihubungkan dengan elemen – elemen sudut yang
mendatar sehingga membentuk sebuah struktur berbentuk kotak. Dua rangka utama
tersebut diikat bersama dengan balok-balok melintang dan balok memanjang. Jembatan
rangka batang ini bisa dibuat dengan menggunakan bahan yang keras, seperti kayu, besi,
baja dan beton prategang. Jembatan rangka katu digunakan pada masa-masa lampau,
sementara jembatan rangka batang modern pada umumya menggunakan baja dan beton
prategang. Jembatan rangka batang ini sering digunakan sebagai jembatan untuk jalur
kereta api maupun untuk jalur lalu lintas jalan raya.
B. TIPE-TIPE JEMBATAN RANGKA BATANG
Tipe jembatan rangka batang ini memiliki jumlah yang banyak, karena para ahli yang
mengembangkan ide-ide untuk jembatan ini.
Diantaranya adalah:
1. Tipe Warren (Warren Truss)
Tipe jembatan ini dipatenkan oleh James Warren dan Willoughby Theobald
Monzani pada tahun 1848 di Britania Raya. Jembatan rangka batang tipe Warren ini
tidak memiliki batang vertikal pada bentuk rangkanya yang terbentuk segitiga sama
kaki atau segitiga sama sisi. Sebagian batang diagonalnya mengalami gaya tekan
(compression) dan sebagian lainnya mengalami gaya tegangan (tension)
Contoh jembatan dengan tipe Warren adalah Anderson Hill Road Bridge, Adams
Country, Ohio, amerika Serikat. Dibangun pada tahun 1921 dan direhab pada tahun
2007, jembatan ini memiliki panjang total 91,9 feet dan lebar 15,1 feet. Rata-rata
dilalui oleh 400 kendaraan dalam satu harinya.
2. Tipe Pratt (Pratt Truss)
Tipe jembatan rangka batang ini ditemukan oleh Thomas dan Caleb Partt pada
tahun 1844. Jembatan rangka batang tipe Pratt ini memiliki elemen diagonal yang
mengarah ke bawah dan bertemu pada titik tengah batang jembatan bagian bawah.
Contoh jembatan rangka dengan tipe ini adalah Harpersfield Covered bridge,
Ashtabula County, Ohio Amerika Serikat.
3. Tipe Howe (Howe Truss)
Tipe Jembatan rangka batang Howe memiliki elemen diagonal mengarah ke
atas, dan menerima tekanan sedangkan batang vertikalnya menerima tegangan. Tipe
ini merupakan kebalikan dari tipe Pratt, dipatenkan oleh William Howe di
Massachussetts, Amerika Serikat pada tahun 1840.
Contoh jembatan dengan tipe ini adalah Harpersfield Covered Bridge, pada bagian
jembatan yang tertutup di arah selatan.
C. KOMPONEN-KOMPONEN JEMBATAN RANGKA BATANG
Jembatan rangka batang yang diterapkan pada rel kereta api dan memiliki
komponen – komponen sebagai berikut :
1. Lantai Kendaraan
Karena jembatan ini berfungsi untuk lalu lintas kereta api. Sehingga lantai
kendaraannya berupa rel kereta api yang terbuat dari baja dan bantalan rel yang
terbuat dari kayu.
2. Balok Memanjang
Balok memanjang berfungsi untuk menyalurkan beban-beban lantai kendaraan
(beban mati dan beban hidup) ke balok melintang. Pada jembatan rel kereta api
biasanya memiliki dua gelagar memanjang yang terbuat dari profil WF 300 x 130
mm.
3. Balok Melintang
Balok melintang memikul beban-beban melalui gelagar memanjang dan
menyalurkannya ke rangka batang. Pada jembatan rel kereta api dengan rangka batang
terbuka , biasanya gelagar melintangnya terbuat dari plate girder, yakni susunan plat
sedemikian rupa sehingga membentuk profil baru (pada umumnya berbentuk I).
Gelagar melintang tersebut diletakkan segaris dengan batang vertikal rangka batang
induk.
4. Ikatan Angin
Ikatan angin berfungsi untuk menyalurkan gaya angin kepada perletakan.
Beban angin tersebut bekerja di titik-titik simpul. Berhubung jembatan ini adalah
Pada jembatan rangka terbuka, semua beban angin disalurkan ke titik-titik simpul
bagian bawah. Ikatan angin pada rel kerata api dengan rangka terbuka terbuat dari
profil siku 165 x 165 mm dan dibuat berbentuk belah ketupat.
5. Ikatan Tumbuk
Ikatan tumbuk berfungsi sebagai pengaku untuk mengurangi lenturan pada
gelagar memanjang akibat gaya horisontal yang diakibatkan oleh roda kereta api.
Ikatan tumbuk menggunakan baja siku 78 x 78 mm yang diletakkan diantara gelagar
memanjang membentuk ikatan silang.
6. Rangka Batang Induk
a. Rangka diagonal
Rangka batang diagonal pada jembatan ini terbuat dari baja double canal 100 x
85 mm. Masing-masing baja canal tersebut disambung dengan menggunakan
plat dan paku keling di 4 titik dalam satu bentang. Plat dan paku keling
tersebut berfungsi agar beban aksial yang bekerja pada batang tersebut terbagi
dua merata ke masing-masing baja canal.
b. Rangka vertikal
Rangka vertikal terbuat dari baja WF 190 x 190 mm dengan penebalan pada
bagian badan profil dengan menggunakan plat.
c. Rangka tepi atas
Rangka tepi atas terbuat dari baja double canal 270 x 90 mm. Pada saat
jembatan tersebut menerima beban kereta api, batang tepi atas menerima gaya
aksial tekan. Gaya aksial tekan tersebut paling besar terletak pada tengah
bentang jembatan. Sehingga pada rangka tepi atas bagian tengah bentang
dibuat penebalan profil.
7. Pengaku/Stiffner
Pada jembatan rangka terbuka tidak memiliki ikatan angin atas. Portal akhir
dari jembatan rangka terbuka dibentuk oleh batang tepi rangka batang induk dengan
balok melintang. Dengan demikian, hubungan antara rangka vertikal dengan balok
melintang harus dibuat sekaku mungkin. Untuk itu dibuat pengaku/stiffner untuk
menjaga kekakuan melintang dari jembatan tersebut. Pengaku pada jembatan ini
tersusun dari plat dan profil baja double siku 85 x 95 mm.
8. Sambungan
Sambungan berfungsi sebagai penyaluran beban dari batang yang satu ke
batang yang lain. Secara umum, jembatan ini menggunakan plat dan paku keling
sebagai sambungannya.
Penggunaan plat sebagai sambungan dapat mengakibatkan sobek pada plat (akibat
gaya tarik) dan tekuk (akibat gaya tekan), sedangkan paku keling atau baut dapat
mengakibatkan putus pada baut (akibat gaya tekan atau tarik).
a. Sambungan ikatan angin dan ikatan tumbuk
Sambungan ikatan angin terdiri dari plat dan paku keling. Sedangkan
sambungan ikatan tumbuk terditi dari baja siku dan paku keling.
b. Sambungan balok memanjang-balok melintang
Terdiri dari baja siku dan paku keling dimana sisi yang satu dari baja siku
disambung pada sisi badan profil balok memanjang dan sisi yang lain dari
baja siku tersebut disambung ke sisi badan profil balok melintang.
c. Sambungan balok melintang-rangka batang utama
Menggunakan baja siku dan paku keling dimana sisi yang satu dari baja
siku disambung ke badan dari balok melintang dan sisi yang lain
disambung ke batang vertikal dari rangka batang utama.
d. Sambungan rangka vertikal-rangka tepi bawah
Sambungan ini menggunakan profil double siku dan paku keling dimana
profil doublu siku tersebut diletakkan di luar dari profil rangka tepi bawah
(double canal) dan kemudian disambung dengan paku keling sampai ke
rangka vertikal.
e. Sambungan titik simpul atas
Pada sambungan titik simpul atas, batang-batang yang disambung adalah
batang diagonal, batang vertikal, dan batang tepi atas. Secara keseluruhan
batang-batang tersebut disambung dengan menggunakan plat dan paku
keling. Namun pada batang diagonal dan batang tepi atas (menggunakan
profil double canal) menggunakan profil baja siku dan paku keling juga
sebagai sambungan ke plat simpul. Profil baja siku tersebut digunakan
untuk menyalurkan yang berada pada flens dari batang diagonal tersebut.
9. Perletakan
Perletakan berfungsi untuk menyalurkan beban jembatan keseluruhan ke pilar
atau kepala jembatan. Perletakan yang ada harus sesuai antara perencanaan dengan
kenyataan di lapangan. Apabila pelaksanaan perletakan tidak sesuai dengan
perencanaan maka pada rangka utama akan timbul gaya-gaya ekstra yang cukup
besar. Gaya-gaya ekstra tersebut mengakibatkan penambahan atau pengurangan gaya-
gaya batang. Bahkan mungkin saya batang tarik berubah menjadi batang tekan atau
sebaliknya.
Pada jembatan ini, menggunakan sendi-rol sebagai perletakan yang terbuat dari baja.
Perletakan rol
Perletakan sendi
BAB III
PENUTUP
A. Kelebihan Jembatan Rangka Batang
Gaya batang utama merupakan gaya aksial. Dengan sistem badan terbuka (open
web) pada rangka batang dimungkinkan menggunakan tinggi maksimal dibandingkan
dengan jembatan balok tanpa rongga. Gaya batang utama merupakan gaya aksial, dengan
sistem badan terbuka (open web) pada rangka batang dimungkinkan menggunakan tinggi
maksimal dibandingkan dengan jembatan balok tanpa rongga.
B. Kelemahan Jembatan Rangka batang
Efisiensi rangka batang tergantung dari panjang bentangnya, artinya jika jembatan
rangka batang dibuat semakin panjang,maka ukuran dari rangka batang itu sendiri juga
harus diperbesar atau dibuat lebih tinggi dengan sudut yang lebih besar untuk menjaga
kekakuannya, sampai rangka batang itu mencapai titik dimana berat sendiri jembatan
terlalu besar ,sehingga rangka batang tidak mampu lagi mendukung beban tersebut.